"Chare. Ini waktunya," ucap Mr. Magnanime. Charity berdiri dengan gugup menghampiri Mr. Magnanime. Membenarkan gaun putih panjangnya, rambutnya juga ia rapikan walaupun keadaannya tergerai tapi setidaknya rapi. Charity yakin mereka menyadari kegugupannya, Charity mengambil lengan Mr. Magnanime dan berjalan berdampingan. Mr. Magnanime meremas tangan menenangkan hanya membalasnya dengan senyuman.
Sampai pintu gereja terbuka Charity melangkah dengan gugup, dilihat Greed berdiri dengan balutan tuxedo. Dia terlihat tampan seperti biasanya, senyum hangatnya membuat Charity bertambah gugup. Ia tidak dapat melirik siapa pun, yang ia lihat hanya Greed.Humility hanya menyembunyikan kekagetannya saat dia tahu yang menikah adalah gadis remaja, terlihat di mata Humility kalau sahabat Pride—Greed—begitu mencintai gadis yang ada di hadapannya, dalam hati Humility berandai-andai mengenai hal itu. Dalam bayangannya dia memikirkan Pride lah yang ada di sampingnya me"Kau bisa mengetahui aku 'lain' bagaimana bisa kau mengetahuinya?""Aku hanya tahu," jawab Charity jujur. Diliriknya Humility yang seperti boneka di sampingnya, pandangan mata Humility itu seperti tak hidup, hanya 1 atau 2 persen yang ada di dalamnya, dia kurang bahagia dia seperti kehilangan seseorang yang dia percayai."Humility," panggil Charity entah kenapa."Ya?""Jika kau tidak memercayai seseorang ... percayai lah dirimu sendiri. Wajahmu terlalu bisa dibaca!" ingat Charity padanya. Sementara Greed dia malah merengkuh dari belakang dan dagunya berada di bahu Charity."Kamu terlihat peduli pada mereka," bisik Greed tidak suka."Aku tidak heran kalau kau cemburu.""Itu karena aku sangat-sangat mencintaimu," belanya. Charity merotasi bola mata malas lalu suara heboh Avarice memenuhi telinga, Avarice berlari menuju mereka dan diikuti sahabat-sahabatnya."Yo yo yo kak Lust," suara Avarice yang s
Beberapa bulan kemudian ....Charity terbangun saat seseorang tengah mengecupinya berkali-kali.Dibuka matanya perlahan dan mendapati Greed yang tersenyum lebar."Morning, Hubby!" sapanya lalu mengecup bibir si empu, Greed turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.Charity melirik jam yang ada di samping tempat tidur dan segera bangkit menuju dapur untuk menyiapkan roti sebagai sarapannya.Hari ini hari Greed pertama bekerja karena mereka melewati 3 bulan untuk bulan madu, Greed yang menyarankannya. Selesai menyiapinya, Charity menuju kamar untuk mandi, sebelum mandi menyiapkan setelan baju yang akan Greed kenakan. Greed keluar dari kamar mandi dan Charity segera masuk."Itu pakaianmu," ucapnya menunjuk baju yang ada di atas kasur.Selesai mandi Charity mendapati Greed yang sudah memulai sarapannya, dia menatap dari atas ke bawah lalu kembali ke mata Charity."Kau ikut aku ke kantor, Chare!" tita
Saat diperiksa dokter terlihat terkejut dan segera menyuruh Greed menemuinya, entah apa yang dokter bicarakan Greed datang dengan wajah yang bersalah. Dia seperti menyalahkan dirinya atas sesuatu."Aku hamil lagi ya, Greed?" tanyanya agak bercanda namun Greed mengabaikan. Dia merengkuh Charity yang masih terbaring, dibenamkannya wajahnya pada tengkuk leher, air matanya terasa membasahi bahu Charity."Greed?""Maafkan aku," katanya. Charity semakin heran."Chare!" panggil Greed yang sudah melepaskan rengkuhannya, air mata membasahi kedua pipi Greed membuatnya tergerak untuk menghapusnya."Berjanji kau tidak akan meninggalkanku?"Charity semakin tidak paham? Apa ia terkena penyakit mematikan?"Iya.""Berjanji akan melakukan apa pun yang aku ucapkan.""Ada apa, Greed?""Kabar baiknya kita akan punya baby, kabar buruknya kita akan menghilangkannya," kata Greed. Charity mencerna
[Dan Avarice ... datanglah ke tempat kami, kami akan mengadakan pesta ... mom, dad, papa, mama akan datang, Envy juga, kakak juga dalam perjalanan ke sini. Dan oh iya kau orang terakhir yang kami beritahu. Ketiga sahabatmu sudah tahu jadi kututup teleponnya.]Klik ....Greed menatap Charity lalu mengecupnya"Aku selalu suka bibirmu, lembut dan manis," kata Greed membuat Charity sedikit malu. Mereka kembali ke aktivitas semula. Dan ingatkan Charity untuk tidak membuat Greed menangis karena demi apa pun dia seperti anak kecil.***Bulan ke dua kehamilan ...."Kau butuh sesuatu? Biar kuambilkan."Charity masih bisa memakluminya.***Bulan ke tiga ...."Dokter periksa menyeluruh, apa dia baik-baik saja? Dia baru saja terjatuh di kasur."Charity akan gila jika Greed semakin posesif ... Demi Tuhan Charity hanya terjatuh dan tubuh Charity menghempas kasur. Ck.
"Si kembar terlihat sedang menyusu pada kakakku, aku bersyukur ia masih memiliki ASI jadi si kembar tak kekurangan apa pun," bicara Greed yang setiap membersihkan tubuh Charity menggunakan handuk basah."Kau harus iri saat melihat si kembar mereka sangat mirip denganku, apa itu karena kau sering memarahiku? Mereka hanya mewarisi bibirmu, Charity!" beritahu Greed lagi.Greed duduk di samping Charity menggenggam tangannya erat, memanggil hingga 100 kali namun Charity mengingkarinya, tak ada jawaban hanya ada suara monitor di samping Charity yang menandakan masih ada kehidupan. Beberapa keluarga nampak mengintip dari cela pintu membuat mereka mengiba, beberapa sahabat Greed bahkan tak berani sekedar menghiburnya. Greed tak banyak bicara ... dunianya seolah berhenti. Greed hanya akan tersenyum jika berhadapan dengan si kembar jika tidak Greed kembali murung."Aku membutuhkanmu, bukan hanya aku tapi kedua bayi kita," bisik Greed penuh dengan keputusasaan.
Tentu saja ini perbuatan dari si Sialan tapi tampan Greed!"Morning Princess Zura!" sapa Charity."Sekarang Zura cuci muka terus gosok gigi ya!" suruh Charity. El segera pergi di hadapan Charity."Dan kamu juga, kamu bau banget tau gak!" ketus Charity. Greed mengecup maunya sendiri lalu mendekat merengkuh Charity dari belakang."Ini kan bau semalam, Sayang," bisik Greed membuat Charity menyikut perut Greed.Haruskan pembahasan itu diungkit dan diceritakan lagi. Walau ingin, tetapi Charity terlalu malu untuk mengungkapkannya."Greed!" panggil Charity."Hm ....""Kau harus lebih sering olahraga, perutmu tak sekeras dulu," ucap Charity membuat Greed melepaskan rengkuhannya lalu mengangkat kaosnya tinggi. Greed menekan perutnya menggunakan tangan."Masih ada kok, Chare!""No. Di sini sudah hilang," gumam Charity lalu menekan bagian tubuh Greed yang sedikit berlemak. Greed mendesau dibuatnya."Dasar otak jorok,"
Seperti biasa, Greed terbangun dari tidur dan di sampingnya ada wanita yang tadi malam menggodanya di Club dan berakhir di ranjang hotel. Greed bangun dan memakai pakaian. Setelahnya, dia merogoh dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang diletakkan di bawah lampu tidur. Tanpa ingin tahu siapa wanita yang tidur dengannya, dia segera pergi menuju di mana mobilnya terparkir.Namanya Greed Ardour, pria lajang—begitulah katanya—yang berusia 27 tahun yang sudah sukses menjadi CEO di perusahaan keluarganya. Greed juga merupakan ketua dari kelompok mafia yang memang sudah ada sebelum Greed dilahirkan, Greed hanya meneruskan apa yang sudah ada sejak dulu.Greed membawa mobil, membelah jalan dengan santai, ini masih pukul 3 dini hari dan dia tidak perlu terburu-buru menuju rumah dan pergi untuk bekerja.Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, akhirnya Greed tiba di rumah yang lebih mirip istana bagi sebagian orang. Beruntung rumah Greed terletak di sekitar hutan
Charity tertawa riang saat berhasil mengalahkan sahabat sepermainannya, Verice mendengus kesal dan kedua temannya yang lain—Candid dan Honor—melakukan hal yang sama seperti Verice."Chare, ini kesekian kalinya kami kalah darimu. Ayolah, apa istimewanya seorang Charity Magnanime?" Candid membuka suara pertama"Ya Candid kau benar!" sambung Honor."Cowok ... ah tepatnya pria dewasa yang kalian kencani saja yang murahan. Aku hanya mengajak mereka minum dan mereka menggodaku habis-habisan," bela Charity masih tertawa. Menaikkan paha kirinya di atas paha satunya sambil mengaduk Americano di depannya dengan sedotan."Kaulah yang menggodanya bodoh!" pekik Verice.Charity menurunkan kedua sudut bibirnya masih mempertahankan egonya. "Kau yakin Verice? Mereka menggodaku. Sungguh."Verice merotasikan bola matanya. "Menjijikan sekali wajahmu itu, Chare.""Haha ... cari pria yang tidak murahan seperti mereka," ingat Charity dan meminum Americano y
Tentu saja ini perbuatan dari si Sialan tapi tampan Greed!"Morning Princess Zura!" sapa Charity."Sekarang Zura cuci muka terus gosok gigi ya!" suruh Charity. El segera pergi di hadapan Charity."Dan kamu juga, kamu bau banget tau gak!" ketus Charity. Greed mengecup maunya sendiri lalu mendekat merengkuh Charity dari belakang."Ini kan bau semalam, Sayang," bisik Greed membuat Charity menyikut perut Greed.Haruskan pembahasan itu diungkit dan diceritakan lagi. Walau ingin, tetapi Charity terlalu malu untuk mengungkapkannya."Greed!" panggil Charity."Hm ....""Kau harus lebih sering olahraga, perutmu tak sekeras dulu," ucap Charity membuat Greed melepaskan rengkuhannya lalu mengangkat kaosnya tinggi. Greed menekan perutnya menggunakan tangan."Masih ada kok, Chare!""No. Di sini sudah hilang," gumam Charity lalu menekan bagian tubuh Greed yang sedikit berlemak. Greed mendesau dibuatnya."Dasar otak jorok,"
"Si kembar terlihat sedang menyusu pada kakakku, aku bersyukur ia masih memiliki ASI jadi si kembar tak kekurangan apa pun," bicara Greed yang setiap membersihkan tubuh Charity menggunakan handuk basah."Kau harus iri saat melihat si kembar mereka sangat mirip denganku, apa itu karena kau sering memarahiku? Mereka hanya mewarisi bibirmu, Charity!" beritahu Greed lagi.Greed duduk di samping Charity menggenggam tangannya erat, memanggil hingga 100 kali namun Charity mengingkarinya, tak ada jawaban hanya ada suara monitor di samping Charity yang menandakan masih ada kehidupan. Beberapa keluarga nampak mengintip dari cela pintu membuat mereka mengiba, beberapa sahabat Greed bahkan tak berani sekedar menghiburnya. Greed tak banyak bicara ... dunianya seolah berhenti. Greed hanya akan tersenyum jika berhadapan dengan si kembar jika tidak Greed kembali murung."Aku membutuhkanmu, bukan hanya aku tapi kedua bayi kita," bisik Greed penuh dengan keputusasaan.
[Dan Avarice ... datanglah ke tempat kami, kami akan mengadakan pesta ... mom, dad, papa, mama akan datang, Envy juga, kakak juga dalam perjalanan ke sini. Dan oh iya kau orang terakhir yang kami beritahu. Ketiga sahabatmu sudah tahu jadi kututup teleponnya.]Klik ....Greed menatap Charity lalu mengecupnya"Aku selalu suka bibirmu, lembut dan manis," kata Greed membuat Charity sedikit malu. Mereka kembali ke aktivitas semula. Dan ingatkan Charity untuk tidak membuat Greed menangis karena demi apa pun dia seperti anak kecil.***Bulan ke dua kehamilan ...."Kau butuh sesuatu? Biar kuambilkan."Charity masih bisa memakluminya.***Bulan ke tiga ...."Dokter periksa menyeluruh, apa dia baik-baik saja? Dia baru saja terjatuh di kasur."Charity akan gila jika Greed semakin posesif ... Demi Tuhan Charity hanya terjatuh dan tubuh Charity menghempas kasur. Ck.
Saat diperiksa dokter terlihat terkejut dan segera menyuruh Greed menemuinya, entah apa yang dokter bicarakan Greed datang dengan wajah yang bersalah. Dia seperti menyalahkan dirinya atas sesuatu."Aku hamil lagi ya, Greed?" tanyanya agak bercanda namun Greed mengabaikan. Dia merengkuh Charity yang masih terbaring, dibenamkannya wajahnya pada tengkuk leher, air matanya terasa membasahi bahu Charity."Greed?""Maafkan aku," katanya. Charity semakin heran."Chare!" panggil Greed yang sudah melepaskan rengkuhannya, air mata membasahi kedua pipi Greed membuatnya tergerak untuk menghapusnya."Berjanji kau tidak akan meninggalkanku?"Charity semakin tidak paham? Apa ia terkena penyakit mematikan?"Iya.""Berjanji akan melakukan apa pun yang aku ucapkan.""Ada apa, Greed?""Kabar baiknya kita akan punya baby, kabar buruknya kita akan menghilangkannya," kata Greed. Charity mencerna
Beberapa bulan kemudian ....Charity terbangun saat seseorang tengah mengecupinya berkali-kali.Dibuka matanya perlahan dan mendapati Greed yang tersenyum lebar."Morning, Hubby!" sapanya lalu mengecup bibir si empu, Greed turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.Charity melirik jam yang ada di samping tempat tidur dan segera bangkit menuju dapur untuk menyiapkan roti sebagai sarapannya.Hari ini hari Greed pertama bekerja karena mereka melewati 3 bulan untuk bulan madu, Greed yang menyarankannya. Selesai menyiapinya, Charity menuju kamar untuk mandi, sebelum mandi menyiapkan setelan baju yang akan Greed kenakan. Greed keluar dari kamar mandi dan Charity segera masuk."Itu pakaianmu," ucapnya menunjuk baju yang ada di atas kasur.Selesai mandi Charity mendapati Greed yang sudah memulai sarapannya, dia menatap dari atas ke bawah lalu kembali ke mata Charity."Kau ikut aku ke kantor, Chare!" tita
"Kau bisa mengetahui aku 'lain' bagaimana bisa kau mengetahuinya?""Aku hanya tahu," jawab Charity jujur. Diliriknya Humility yang seperti boneka di sampingnya, pandangan mata Humility itu seperti tak hidup, hanya 1 atau 2 persen yang ada di dalamnya, dia kurang bahagia dia seperti kehilangan seseorang yang dia percayai."Humility," panggil Charity entah kenapa."Ya?""Jika kau tidak memercayai seseorang ... percayai lah dirimu sendiri. Wajahmu terlalu bisa dibaca!" ingat Charity padanya. Sementara Greed dia malah merengkuh dari belakang dan dagunya berada di bahu Charity."Kamu terlihat peduli pada mereka," bisik Greed tidak suka."Aku tidak heran kalau kau cemburu.""Itu karena aku sangat-sangat mencintaimu," belanya. Charity merotasi bola mata malas lalu suara heboh Avarice memenuhi telinga, Avarice berlari menuju mereka dan diikuti sahabat-sahabatnya."Yo yo yo kak Lust," suara Avarice yang s
"Chare. Ini waktunya," ucap Mr. Magnanime. Charity berdiri dengan gugup menghampiri Mr. Magnanime. Membenarkan gaun putih panjangnya, rambutnya juga ia rapikan walaupun keadaannya tergerai tapi setidaknya rapi. Charity yakin mereka menyadari kegugupannya, Charity mengambil lengan Mr. Magnanime dan berjalan berdampingan. Mr. Magnanime meremas tangan menenangkan hanya membalasnya dengan senyuman.Sampai pintu gereja terbuka Charity melangkah dengan gugup, dilihat Greed berdiri dengan balutan tuxedo. Dia terlihat tampan seperti biasanya, senyum hangatnya membuat Charity bertambah gugup. Ia tidak dapat melirik siapa pun, yang ia lihat hanya Greed.Humility hanya menyembunyikan kekagetannya saat dia tahu yang menikah adalah gadis remaja, terlihat di mata Humility kalau sahabat Pride—Greed—begitu mencintai gadis yang ada di hadapannya, dalam hati Humility berandai-andai mengenai hal itu. Dalam bayangannya dia memikirkan Pride lah yang ada di sampingnya me
Sekarang Chaste dan Lust sudah berada dalam mobil untuk menuju gereja dan dari tadi Lust sibuk sendiri dengan penampilan Chaste, mulai dari rambut yang dikenakan akan bagaimana dan sebagainya. sesekali Lust akan mengecup pipi dan Chaste dengan senang hati menghapusnya dengan tangan."Sabuk pengaman itu penting, Sweety!" ingat Lust berkali-kali padahal Chaste sudah mengenakannya, dia sendiri yang belum."Kau masih marah soal ... eum malam pertama kita?""Tentu saja!" teriak Chaste, dalam hati namun mengabaikannya, ia sedang malas berdebat dengan Lust."Sudah kubilang aku tidak akan meminta maaf, karena aku tidak menyesalinya," ucapnya saat dia sudah mengendarai mobil. Chaste heran dari mana dia dapat mobil ini?"Jangan terlalu memikirkan kekayaanku, kau bisa menghabisinya jika kau ingin," katanya, Chaste mengabaikan Lust lalu menatap ke depan. Lust sesekali mengelus kepala Chaste seolah tindakannya mengatakan 'aku di sini bersama
"Aku tidak akan menasehatimu lagi, Env. Lakukan apa yang menurutmu benar. Tapi ... Ingat rasa sakit itu tak tampak," jelas Greed. Envy menatap Greed lama lalu menghela napas perlahan."Ini!" Greed memberikan undangan pernikahan pada Envy. Envy menaikkan sebelah alisnya."Aku akan menikah. Tentu saja. Memangnya aku akan hidup sendiri terus. Dan tentu saja dia Charity," jelas Greed langsung. Envy terkekeh pelan."Setahuku di sini hanya Lust yang penyuka di bawah umur. Tapi kenapa bisa kau ikut? Bahkan kau baru dan sudah akan menikah? Tidak memikirkan pendapat orang lain dulu?""Aku bukan penyuka di bawah umur. Aku hanya tertarik pada Charity. Camkan itu! Lagi pula, kau juga 'masih' penyuka di bawah umur!""Dan kurasa Pride akan membaik. Humility akan merubahnya," ucap Greed seketika ingat mengenai Humility."Lihat saja Greed. Kurasa Si Sialan itu akan terus mengirimiku gambar mayat dengan dirinya yang berlumuran darah."