Share

Bab 7

Author: Yuki_03
Aku juga tidak ingin berdebat dengannya, hanya mengangguk sedikit. "Benar, aku yang bodoh ini memang nggak ngerti kisah cinta romantis! Tapi, kalau kalian memang cinta sejati ...."

"Aaron, tampar dia seratus kali! Aku mau lihat seberapa kuat cinta kalian!"

Aaron sudah ketakutan sejak dikepung beberapa pria bertubuh besar, tubuhnya gemetar hebat. Harus diakui bahwa pemuda ini memang tampan dan menarik.

Namun, dengan lengan dan kakinya yang kurus, aku bisa membuatnya menangis dengan satu pukulan saja!

"Kak, aku salah, maafkan aku ...." Aaron diseret secara paksa hingga berlutut di lantai sambil memohon belas kasihan.

Aku melirik Cecil. "Ini cinta sejati yang kamu pilih dengan sangat hati-hati?"

Cecil mengerutkan alis, memandangku dengan penuh kemarahan. "Lampiaskan saja amarahmu kepadaku! Kenapa harus menyusahkan dia? Aaron, jangan takut. Dia nggak akan menyakiti kita!"

Aku tertawa sambil menarik rambut Aaron untuk memaksanya menatapku, lalu terkekeh-kekeh dingin. "Cecil benar, aku meman
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 8

    Wajah Cecil memerah, lalu memucat.Ketika aku kembali ke rumah, aku melihat Cecil dan Erina sedang bertengkar dan saling cakar. Keduanya saling melontarkan makian, menyebutkan berbagai kata-kata keji yang bahkan belum pernah kudengar sebelumnya.Aku menuangkan segelas anggur merah untuk diriku sendiri, duduk santai di sofa, menikmati pemandangan itu seperti menonton pertunjukan monyet."Erina, selama kamu bisa membuat Cecil berhenti memperjuangkan harta, seluruh uang itu akan menjadi milikmu!""Cecil, jangan salahkan aku yang nggak punya belas kasihan. Kalau kamu mau laporin Aaron atas tuduhan pemerkosaan, aku bisa memberimu satu kesempatan lagi ...."Melihat dua sahabat yang dulunya akrab bak saudara kini saling menyerang seperti wanita jalang, aku tidak merasakan apa-apa di hatiku.Saat tidak punya uang, hidup penuh dengan kekacauan. Namun setelah punya uang, masalah yang muncul ternyata tidak kalah rumit.Setelah mereka lelah bertengkar, aku berdiri untuk mengusir mereka. "Sudah! Ja

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 9

    "Lebih baik kamu jangan menyakitinya, atau aku akan langsung melapor ke polisi. Kita akan sama-sama hancur!"Aku tersenyum sambil menggeleng. "Kamu bicara apa? Aku sama sekali nggak ngerti."Ekspresi Cecil berubah drastis. "Tandi, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Aku sampai rela pergi tanpa membawa apa pun, tapi kamu masih nggak mau melepaskannya?"Begitu dia selesai bicara, sekelompok orang datang dengan tergesa-gesa. "Putriku yang malang, apa Tandi yang memukulmu sampai seperti ini?""Tandi, kamu ini manusia atau bukan? Kenapa kamu memperlakukan adikku seperti ini?""Kamu masih berani memintanya pergi tanpa membawa sepeser pun? Yang seharusnya pergi tanpa apa pun itu kamu! Rumah, mobil, tabungan ... semuanya seharusnya jadi milik Cecil!"Melihat keluarganya datang, Cecil juga terkejut. Sekelompok orang dengan penuh amarah itu tampak melipat lengan baju mereka, bersiap-siap untuk mengeroyokku.Di mata mereka, aku adalah pria berengsek yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yan

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 10

    "Aku peringatkan kamu, segera lepaskan dia. Kalau nggak, jangan salahkan kami bersikap kasar!"Kerabat Cecil juga beramai-ramai membujukku agar tidak melakukan hal bodoh.Aku kembali menghela napas. "Jujur saja, aku memang tahu dia di mana. Tapi, aku nggak bisa kasih tahu. Tapi, sumpah, aku benaran nggak menculiknya."Cecil berteriak dengan penuh kebencian, "Kenapa nggak bisa kasih tahu? Kalau bukan kamu yang menangkapnya, setidaknya kasih tahu kamu dia sebenarnya di mana!"Aku tersenyum getir, merasa tak berdaya. "Cecil, andai saja kamu memercayaiku dan memahamiku sedikit, nggak mungkin ada kesalahpahaman seperti ini! Kita berdua juga nggak akan sampai pada titik ini. Sekarang, kamu memaksaku untuk mengatakannya, semoga kamu nggak nyesal!"Cecil berkata dengan tegas, "Aku nggak akan nyesal! Aku justru sangat memahamimu, makanya aku yakin pasti kamu, si pengecut tak tahu malu ini, yang telah menangkapnya ...."Sebelum dia selesai bicara, aku kembali menekan remot dan video di layar ber

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 1

    Seberapa nikmatnya seorang pria ketika punya uang? Dulu, istriku sering memarahi aku karena dianggap tidak berguna. Sekarang, demi mempertahankan hatiku, dia bahkan mengirim sahabat cantiknya ke kamarku. Dua wanita itu hampir membuatku kehabisan tenaga .…....Tahun lalu aku dipecat dari perusahaan dan istriku bahkan sempat meminta cerai. Dengan tekad bulat, aku meminjam uang untuk mencoba bisnis sayuran. Siapa sangka, dalam beberapa bulan saja, aku berhasil menghasilkan miliaran rupiah.Menjelang akhir tahun, ketika kembang api menghiasi langit, aku kembali meraup keuntungan besar. Sikap istriku yang sebelumnya dingin, kini berubah total. Sekarang, dia selalu memperhatikanku dengan penuh perhatian.Beberapa hari yang lalu, dia bahkan mengundang sahabatnya yang bertubuh ramping dan berkaki panjang, Erina, untuk tinggal di rumah kami. Setiap hari, aku dimanjakan dengan pemandangan indah.Istriku, Cecil, memang sudah cantik. Kulitnya putih, tubuhnya langsing, dan sangat menawan. Tapi sah

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 2

    Tubuh Erina yang basah kuyup menempel erat di tubuhku.Merasakan lekuk tubuhnya yang harum dan lembut, detak jantungku semakin berpacu. Aku mencoba mengangkat tanganku untuk mendorongnya menjauh karena khawatir akan membuatnya merasa tidak nyaman."Ada ular ... ular! Kak Tandi, aku takut sekali ...."Erina terlihat ketakutan saat memelukku. Tubuhnya terasa sangat lembut. Aku menelan ludah dengan susah payah."Di mana? Di mana ularnya? Jangan takut, ada aku di sini!"Aku berusaha keras mengenyahkan pikiran-pikiran yang kacau di dalam hatiku, sambil mencoba menenangkan dia dan memeriksa setiap sudut kamar mandi."Hah ... Erina, kamu salah lihat. Itu cuma pipa air!"Ternyata hanya alarm palsu.Sisa pipa fleksibel yang sebelumnya kugunakan untuk memperbaiki saluran air, entah bagaimana jatuh dari lemari. Namun, karena Erina terlalu takut, dia tetap memelukku erat dan tidak mau melepaskan. Perasaanku campur aduk antara kesulitan menahan diri dan sedikit menikmati situasi ini."Uhuk ... Erin

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 3

    "Erina, kamu benar-benar sudah terlalu banyak minum! Jangan sentuh aku sembarangan, aku bukan orang seperti itu!"Aku menarik napas dalam-dalam dan menolak Erina dengan tegas, lalu segera lari kembali ke kamar untuk menjawab telepon. Begitu tombol panggil kutekan, suara ribut dari seberang langsung terdengar."Menantuku yang baik, kirimkan aku uang .... Dua kartu! Aku ambil!" Aku mengernyitkan dahi. Mertuaku main kartu lagi?"Baik, Bu, akan segera kutransfer!"Di seberang telepon, aku bisa mendengar mertuaku memamerkanku dengan bangga kepada teman-temannya dan mengatakan menantunya sekarang sudah sukses.Namun tiba-tiba, seseorang di latar belakang bergumam, "Orang kaya memang beda, lihat saja putrimu, sampai sibuk sekali nggak sempat pulang untuk menjengukmu ...."Sebelum kalimat itu selesai, mertuaku buru-buru menutup telepon. Aku tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres. Bukankah Cecil bilang dia pulang ke rumah orang tuanya? Kenapa ada yang mengatakan dia tidak sempat pulang?

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 4

    Melihat pesan itu, tubuhku gemetar hebat.Aaron Carter? Itu adalah nama lengkap Aaron. Bukankah dia sepupu jauh Cecil? Kenapa mereka berdua pergi berlibur bersama, bahkan tinggal di kamar yang sama?Dalam sekejap, aku benar-benar ingin menangkap istriku dan menanyakannya dengan tegas. Namun, Cecil masih menunjukkan wajah ketus padaku. Dia pergi bersama Erina ke kamar tamu dan mengatakan aku harus tidur sendiri malam ini.Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan amarah yang membara di hatiku."Terus selidiki! Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua, sampai jelas semuanya!"Setelah itu, aku mengetuk pintu kamar tamu dengan hati-hati. Namun, Cecil sama sekali tidak mau membuka pintu. Bahkan Erina mencoba menenangkan dengan menyarankan agar kami masing-masing mendinginkan kepala dulu malam ini.Aku mengerutkan alisku. "Baiklah, aku akan tidur dulu. Sayang, jangan marah lagi. Besok aku belikan kamu tas baru!"Setelah menenangkannya, aku dengan diam-diam masuk ke rua

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 5

    Keesokan paginya, aku memberikan Cecil sebuah kartu."Sayang, jangan marah lagi, ya! Ini uangnya, belikan sesuatu untuk Aaron sebagai permintaan maaf. Sisanya, pakailah sesukamu, beli beberapa tas untuk meredakan amarahmu!"Cecil menerima kartu itu dengan ekspresi dingin dan mendengus. "Kalau lain kali kamu begini lagi, aku nggak akan memaafkanmu!"Seperti yang sudah kuduga, setelah berdandan, Cecil pergi keluar dengan wajah penuh kebahagiaan, mungkin untuk bertemu dengan berondongnya. Sementara itu, aku memutuskan untuk tidak menghindari Erina lagi. Aku tetap tinggal di rumah bersamanya.Erina yang terlihat sedikit bingung, bertanya kepadaku, "Kak Tandi, hari ini kamu nggak pergi kerja?"Aku menaikkan alisku ke arah Erina sambil tersenyum, "Kerja apa? Mana ada yang lebih penting daripada kamu?"Erina terlihat terkejut sejenak, lalu menatapku dengan mata yang sedikit malu-malu. "Kak, apa maksudmu?"Aku tertawa dan berkata, "Sudahlah, aku nggak mau berpura-pura lagi. Aku jujur saja sama

Latest chapter

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 10

    "Aku peringatkan kamu, segera lepaskan dia. Kalau nggak, jangan salahkan kami bersikap kasar!"Kerabat Cecil juga beramai-ramai membujukku agar tidak melakukan hal bodoh.Aku kembali menghela napas. "Jujur saja, aku memang tahu dia di mana. Tapi, aku nggak bisa kasih tahu. Tapi, sumpah, aku benaran nggak menculiknya."Cecil berteriak dengan penuh kebencian, "Kenapa nggak bisa kasih tahu? Kalau bukan kamu yang menangkapnya, setidaknya kasih tahu kamu dia sebenarnya di mana!"Aku tersenyum getir, merasa tak berdaya. "Cecil, andai saja kamu memercayaiku dan memahamiku sedikit, nggak mungkin ada kesalahpahaman seperti ini! Kita berdua juga nggak akan sampai pada titik ini. Sekarang, kamu memaksaku untuk mengatakannya, semoga kamu nggak nyesal!"Cecil berkata dengan tegas, "Aku nggak akan nyesal! Aku justru sangat memahamimu, makanya aku yakin pasti kamu, si pengecut tak tahu malu ini, yang telah menangkapnya ...."Sebelum dia selesai bicara, aku kembali menekan remot dan video di layar ber

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 9

    "Lebih baik kamu jangan menyakitinya, atau aku akan langsung melapor ke polisi. Kita akan sama-sama hancur!"Aku tersenyum sambil menggeleng. "Kamu bicara apa? Aku sama sekali nggak ngerti."Ekspresi Cecil berubah drastis. "Tandi, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Aku sampai rela pergi tanpa membawa apa pun, tapi kamu masih nggak mau melepaskannya?"Begitu dia selesai bicara, sekelompok orang datang dengan tergesa-gesa. "Putriku yang malang, apa Tandi yang memukulmu sampai seperti ini?""Tandi, kamu ini manusia atau bukan? Kenapa kamu memperlakukan adikku seperti ini?""Kamu masih berani memintanya pergi tanpa membawa sepeser pun? Yang seharusnya pergi tanpa apa pun itu kamu! Rumah, mobil, tabungan ... semuanya seharusnya jadi milik Cecil!"Melihat keluarganya datang, Cecil juga terkejut. Sekelompok orang dengan penuh amarah itu tampak melipat lengan baju mereka, bersiap-siap untuk mengeroyokku.Di mata mereka, aku adalah pria berengsek yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yan

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 8

    Wajah Cecil memerah, lalu memucat.Ketika aku kembali ke rumah, aku melihat Cecil dan Erina sedang bertengkar dan saling cakar. Keduanya saling melontarkan makian, menyebutkan berbagai kata-kata keji yang bahkan belum pernah kudengar sebelumnya.Aku menuangkan segelas anggur merah untuk diriku sendiri, duduk santai di sofa, menikmati pemandangan itu seperti menonton pertunjukan monyet."Erina, selama kamu bisa membuat Cecil berhenti memperjuangkan harta, seluruh uang itu akan menjadi milikmu!""Cecil, jangan salahkan aku yang nggak punya belas kasihan. Kalau kamu mau laporin Aaron atas tuduhan pemerkosaan, aku bisa memberimu satu kesempatan lagi ...."Melihat dua sahabat yang dulunya akrab bak saudara kini saling menyerang seperti wanita jalang, aku tidak merasakan apa-apa di hatiku.Saat tidak punya uang, hidup penuh dengan kekacauan. Namun setelah punya uang, masalah yang muncul ternyata tidak kalah rumit.Setelah mereka lelah bertengkar, aku berdiri untuk mengusir mereka. "Sudah! Ja

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 7

    Aku juga tidak ingin berdebat dengannya, hanya mengangguk sedikit. "Benar, aku yang bodoh ini memang nggak ngerti kisah cinta romantis! Tapi, kalau kalian memang cinta sejati ....""Aaron, tampar dia seratus kali! Aku mau lihat seberapa kuat cinta kalian!"Aaron sudah ketakutan sejak dikepung beberapa pria bertubuh besar, tubuhnya gemetar hebat. Harus diakui bahwa pemuda ini memang tampan dan menarik.Namun, dengan lengan dan kakinya yang kurus, aku bisa membuatnya menangis dengan satu pukulan saja!"Kak, aku salah, maafkan aku ...." Aaron diseret secara paksa hingga berlutut di lantai sambil memohon belas kasihan.Aku melirik Cecil. "Ini cinta sejati yang kamu pilih dengan sangat hati-hati?"Cecil mengerutkan alis, memandangku dengan penuh kemarahan. "Lampiaskan saja amarahmu kepadaku! Kenapa harus menyusahkan dia? Aaron, jangan takut. Dia nggak akan menyakiti kita!"Aku tertawa sambil menarik rambut Aaron untuk memaksanya menatapku, lalu terkekeh-kekeh dingin. "Cecil benar, aku meman

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 6

    Tiba-tiba, aku menerima telepon."Erina, aku ada urusan bisnis yang mendesak yang harus segera ditangani. Kamu tunggu saja di rumah. Setelah aku cerai dengan jalang itu, kamu akan menjadi istriku!"Setelah menerima telepon, aku langsung mengemudi ke sebuah hotel. Wanita berumur 30 tahun seperti serigala ganas, ungkapan itu memang benar adanya!Cecil si jalang itu ternyata tidak bisa menahan diri. Setelah berkumpul dengan Aaron, mereka memesan kamar di hotel. Namun, dia tidak tahu semua gerak-geriknya ada dalam kendaliku!Bukan berarti aku terlalu curiga. Jika dibandingkan dengan para orang kaya yang sebenarnya, aku masih jauh dari mereka. Tanpa kecerdasan, bagaimana aku bisa bersaing dengan para orang licik di dunia bisnis?Hal semacam ini sangatlah sederhana. Asalkan rela mengeluarkan uang, pasangan mesum ini tak akan bisa lolos dari genggamanku!Dengan tergesa-gesa, aku tiba di tempat tujuan. Orang yang kutugaskan telah menunggu di depan pintu kamar."Kak Tandi, gimana rencananya? Ma

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 5

    Keesokan paginya, aku memberikan Cecil sebuah kartu."Sayang, jangan marah lagi, ya! Ini uangnya, belikan sesuatu untuk Aaron sebagai permintaan maaf. Sisanya, pakailah sesukamu, beli beberapa tas untuk meredakan amarahmu!"Cecil menerima kartu itu dengan ekspresi dingin dan mendengus. "Kalau lain kali kamu begini lagi, aku nggak akan memaafkanmu!"Seperti yang sudah kuduga, setelah berdandan, Cecil pergi keluar dengan wajah penuh kebahagiaan, mungkin untuk bertemu dengan berondongnya. Sementara itu, aku memutuskan untuk tidak menghindari Erina lagi. Aku tetap tinggal di rumah bersamanya.Erina yang terlihat sedikit bingung, bertanya kepadaku, "Kak Tandi, hari ini kamu nggak pergi kerja?"Aku menaikkan alisku ke arah Erina sambil tersenyum, "Kerja apa? Mana ada yang lebih penting daripada kamu?"Erina terlihat terkejut sejenak, lalu menatapku dengan mata yang sedikit malu-malu. "Kak, apa maksudmu?"Aku tertawa dan berkata, "Sudahlah, aku nggak mau berpura-pura lagi. Aku jujur saja sama

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 4

    Melihat pesan itu, tubuhku gemetar hebat.Aaron Carter? Itu adalah nama lengkap Aaron. Bukankah dia sepupu jauh Cecil? Kenapa mereka berdua pergi berlibur bersama, bahkan tinggal di kamar yang sama?Dalam sekejap, aku benar-benar ingin menangkap istriku dan menanyakannya dengan tegas. Namun, Cecil masih menunjukkan wajah ketus padaku. Dia pergi bersama Erina ke kamar tamu dan mengatakan aku harus tidur sendiri malam ini.Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan amarah yang membara di hatiku."Terus selidiki! Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua, sampai jelas semuanya!"Setelah itu, aku mengetuk pintu kamar tamu dengan hati-hati. Namun, Cecil sama sekali tidak mau membuka pintu. Bahkan Erina mencoba menenangkan dengan menyarankan agar kami masing-masing mendinginkan kepala dulu malam ini.Aku mengerutkan alisku. "Baiklah, aku akan tidur dulu. Sayang, jangan marah lagi. Besok aku belikan kamu tas baru!"Setelah menenangkannya, aku dengan diam-diam masuk ke rua

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 3

    "Erina, kamu benar-benar sudah terlalu banyak minum! Jangan sentuh aku sembarangan, aku bukan orang seperti itu!"Aku menarik napas dalam-dalam dan menolak Erina dengan tegas, lalu segera lari kembali ke kamar untuk menjawab telepon. Begitu tombol panggil kutekan, suara ribut dari seberang langsung terdengar."Menantuku yang baik, kirimkan aku uang .... Dua kartu! Aku ambil!" Aku mengernyitkan dahi. Mertuaku main kartu lagi?"Baik, Bu, akan segera kutransfer!"Di seberang telepon, aku bisa mendengar mertuaku memamerkanku dengan bangga kepada teman-temannya dan mengatakan menantunya sekarang sudah sukses.Namun tiba-tiba, seseorang di latar belakang bergumam, "Orang kaya memang beda, lihat saja putrimu, sampai sibuk sekali nggak sempat pulang untuk menjengukmu ...."Sebelum kalimat itu selesai, mertuaku buru-buru menutup telepon. Aku tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres. Bukankah Cecil bilang dia pulang ke rumah orang tuanya? Kenapa ada yang mengatakan dia tidak sempat pulang?

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 2

    Tubuh Erina yang basah kuyup menempel erat di tubuhku.Merasakan lekuk tubuhnya yang harum dan lembut, detak jantungku semakin berpacu. Aku mencoba mengangkat tanganku untuk mendorongnya menjauh karena khawatir akan membuatnya merasa tidak nyaman."Ada ular ... ular! Kak Tandi, aku takut sekali ...."Erina terlihat ketakutan saat memelukku. Tubuhnya terasa sangat lembut. Aku menelan ludah dengan susah payah."Di mana? Di mana ularnya? Jangan takut, ada aku di sini!"Aku berusaha keras mengenyahkan pikiran-pikiran yang kacau di dalam hatiku, sambil mencoba menenangkan dia dan memeriksa setiap sudut kamar mandi."Hah ... Erina, kamu salah lihat. Itu cuma pipa air!"Ternyata hanya alarm palsu.Sisa pipa fleksibel yang sebelumnya kugunakan untuk memperbaiki saluran air, entah bagaimana jatuh dari lemari. Namun, karena Erina terlalu takut, dia tetap memelukku erat dan tidak mau melepaskan. Perasaanku campur aduk antara kesulitan menahan diri dan sedikit menikmati situasi ini."Uhuk ... Erin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status