Share

Keluarga Adiwijaya

Sementara di ruang keluarga rumah utama keluarga Adiwijaya, nyonya besar sedang memarahi anak bungsu keluarga itu. Dia khawatir anak bungsunya itu tidak ada niat untuk menikah apadahal umurnya sudah cukup matang untung berkeluarga.

Bahkan keluarga itu sempat curiga kalau anaknya itu ada kelainanan, yaitu menyukai sesama jenis karena selama ini tidak pernah memperkenalkan teman wanitanya sekalipun.

Keluarga Adiwijaya mempunya dua anak laki-laki, yang sulung Arlen Adiwijaya dan Daren Adiwijaya. Anak sulung mereka sudah menikah dan dari perikahan anak sulungnya itu mereka mempunyai cucu perempuan yang masih balita berumur satu setengah tahun.

Keluarga Adiwijaya adalah salah satu keluarga yang mempunyai perusahaan besar yang sangat berpengaruh di Jakarta dan bahkan sudah membuka cabang di beberapa kota lain sampai ke luar negeri.

”Daren, kamu sebenarnya dengar nggak sih mama lagi bicara?  Umur papa sama mama kamu ini sudah nggak muda lagi, sudah mau menginjak 65 tahunan. Sampai kapan lagi sih kami menunggu kamu buat? Kamu itu juga bukan anak remaja lagi?” kata nyonya Adiwijaya merasa resah dengan tingkah anaknya itu yang sepertinya tidak serius mendengarkannya berbicara.

“Iya ma, Daren tahu. Daren juga dengar kok ma” jawab Daren yang bosan mendengarkan ocehan mamanya itu. Setiap dia pulang kerumah utama di mana kedua orangtuanya tinggal, selalu dia akan mendengarakan pertanyaan yang sama. Sudah bosan dia mendengar mama mengoceh dari tadi.

“Daren, mama tidak memintamu langsung menikah sekarang. Setidaknya kamu seriuslah berpacaran dengan seseorang. Selama ini mama atau papamu tidak pernah melihatmu memperkenalkan seorang wanita kepada kami”.

Mamanya Daren juga sebenarnya sudah bosan mengajukan pertanyaan yang dan berulang kali kepada anaknya itu.

“Ma. Jika mama ngomong seperti itu, kesannya mama menyuruh aku berpacaran dengan siapapun walaupun tidak dengan sepenuh hati” kata Daren sambil tersenyum ke arah mamanya. Dia berpikir bahwa saat ini mamanya sudah sangat ingin melihatnya menikah.

“Mama tidak bermaksud seperti itu. Mama juga ingin melihat kamu menikah dengan seorang wanita yang memang benar-benar cocok denganmu.”

“Maka dari itu ma, biarkan Daren yang mengurusnya sendiri. Mama tidak perlu cemas memikirkan Daren kapan akan menikah." Daren mencoba meyakinkan mamanya.

“Huuufff, kamu selalu aja bilang begitu. Tapi sampai sekarang mana hasilnya Daren? Nggak ada tuuuh” tanya mama Daren sambil pura-pura menunjukkan wajah kesalnya.

“Mama tidak bisa langi membiarkan ini. Mama akan turun tangan langsung supaya kamu tidak banyak alasan lagi. Kalau mama membiarkan ini lagi, bisa-bisa nama baik mama akan tercoreng dihadapan teman-teman mama. Nih… sekarang kamu lihat ini” kata mama Daren sambil mengeluarkan beberapa foto-foto gadis ke hadapan Daren.

“Ma, Daren kan sudah bilang mama tidak perlu sampai melakukan hal seperti ini. Daren bisa mengurusnya sendiri."

Daren kaget melihat mamanya ternyata sudah punya persiapan. Dan saat ini Daren tidak bisa kabur lagi karena di hadapannya sekarang sudah terpampang jelas beberapa foto para gadis-gadis yang akan dijodohkan dengannya.

“Kamu mau bikin alasan apa lagi sekarang? Kamu seperti jangkrik aja kerjaannya pengen kabur. Sekarang kamu tinggal memilih, mama sudah bantu kamu buat nyari calon menatu mama. Mereka itu sebagian anak dari teman mama dan ada juga anak dari teman bisnis abang kamu."

Nyonya Wijaya sangat khawatir jangan sampai anaknya itu adalah penyuka sesam jenis saking tidak pernah melihat menjalin hubungan dengan wanita mana pun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status