Beranda / Romansa / Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam / Episode 5: Cinta yang Tak Pernah Pudar

Share

Episode 5: Cinta yang Tak Pernah Pudar

Penulis: Gitgut
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-10 17:23:42

Sebelum semua kekacauan ini terjadi, sebelum ada Anisa dalam hidup Bagas, ada seseorang yang selalu ada di sisinya—Rina.

Mereka bertemu saat masih duduk di bangku kuliah. Bagas, sebagai mahasiswa teknik yang sibuk, sering menghabiskan waktunya dengan Rina yang kala itu mengambil jurusan yang sama. Mereka berbagi banyak hal, mulai dari tugas kuliah, proyek penelitian, hingga mimpi-mimpi masa depan. Rina selalu merasa nyaman berada di sisi Bagas, dan perlahan, perasaan itu berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.

Namun, Rina tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya. Bagas adalah pria yang memiliki prinsip, dan Rina takut jika ia mengungkapkan isi hatinya, persahabatan mereka akan hancur. Maka, ia memilih diam, berharap bahwa suatu hari Bagas akan menyadari sendiri perasaannya.

Hingga suatu hari, Anisa datang ke dalam kehidupan Bagas.

Anisa adalah seorang mahasiswi bisnis yang ceria dan penuh semangat. Berbeda dengan Rina yang selalu serius dan berpikir logis, Anisa membawa warna baru dalam hidup Bagas. Ia adalah seseorang yang spontan, penuh kejutan, dan selalu bisa membuat Bagas tertawa.

Awalnya, Rina tidak menganggap Anisa sebagai ancaman. Namun, semakin sering ia melihat Bagas tersenyum karena Anisa, semakin ia merasa kehilangan. Bagas yang biasanya lebih suka menghabiskan waktu dengan Rina, kini mulai sering mencari Anisa. Rina menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Bagas jatuh cinta.

Sakit. Itulah yang dirasakan Rina.

Suatu malam, di sebuah kafe tempat mereka biasa berkumpul, Rina memberanikan diri untuk bertanya kepada Bagas.

"Bagas, menurutmu Anisa itu seperti apa?"

Bagas tersenyum kecil. "Dia berbeda. Aku nggak tahu gimana menjelaskannya, tapi setiap kali aku sama dia, rasanya ringan."

Jawaban itu seperti pisau yang menusuk hati Rina. Ia menunduk, menyembunyikan kekecewaannya. Bagas tidak pernah berbicara seperti itu tentang dirinya.

Rina bisa saja mengatakan perasaannya saat itu juga, tapi apa gunanya? Bagas sudah jatuh cinta, dan sayangnya, bukan padanya.

Seiring berjalannya waktu, Bagas dan Anisa semakin dekat. Rina mencoba menerima kenyataan bahwa ia hanya seorang sahabat. Namun, jauh di dalam hatinya, perasaan itu tidak pernah benar-benar hilang.

Ketika akhirnya Bagas menikah dengan Anisa, Rina berpura-pura bahagia. Ia datang ke pernikahan mereka dengan senyum yang dibuat-buat, memberi selamat dengan suara yang terdengar normal, tetapi hatinya remuk. Ia berharap waktu akan menyembuhkan perasaannya, tetapi semakin ia melihat kehidupan Bagas bersama Anisa, semakin ia merasa tidak bisa melupakan Bagas.

Maka, ketika kesempatan untuk kembali mendekati Bagas muncul, Rina tidak bisa menolaknya.

Bukan karena ia ingin menghancurkan rumah tangga Bagas, tetapi karena ia tidak pernah bisa benar-benar melepaskan perasaannya. Ia hanya ingin Bagas tahu, bahwa sejak dulu hingga sekarang, ia masih mencintainya.

Namun, dalam hati kecilnya, Rina tahu bahwa ia tidak sekadar ingin mengungkapkan perasaannya. Ada harapan yang tumbuh—harapan bahwa mungkin Bagas masih menyisakan ruang kecil untuknya. Rina mulai mencari cara untuk lebih sering bertemu Bagas, mulai dari menawarkan bantuan dalam proyek kerja, hingga pura-pura membutuhkan nasihatnya.

Bagas sendiri awalnya tidak menyadari perubahan ini. Ia masih menganggap Rina sebagai sahabat baiknya. Tapi tanpa ia sadari, kehadiran Rina mulai memengaruhi pikirannya. Rina mengingatkan Bagas akan masa-masa di mana hidupnya lebih sederhana, tanpa beban rumah tangga dan konflik dengan keluarga. Ada kehangatan yang ia rasakan setiap kali berbicara dengan Rina.

Sementara itu, Anisa mulai merasakan perubahan sikap suaminya. Bagas menjadi lebih sering sibuk dengan pekerjaannya, lebih sering keluar tanpa memberi tahu. Anisa mulai curiga, tetapi ia berusaha berpikir positif. Namun, naluri seorang istri tidak bisa dibohongi.

Suatu malam, ketika Anisa sedang berselancar di media sosial, ia melihat sesuatu yang membuat hatinya mencelos. Bagas memberikan tanda suka pada salah satu unggahan Rina. Hal yang terlihat sepele, tetapi bagi Anisa, ini adalah alarm bahaya. Sejak menikah, Bagas hampir tidak pernah aktif di media sosial, apalagi memberikan tanda suka pada unggahan wanita lain.

Anisa berusaha mengabaikannya, berpikir bahwa ia hanya terlalu sensitif. Namun, ketika keesokan harinya ia mendengar Bagas berbicara dengan Rina di telepon dengan suara yang terdengar begitu akrab, ia tidak bisa lagi menahan emosinya.

"Bagas, sebenarnya ada apa antara kamu dan Rina?" tanyanya langsung saat Bagas menutup telepon.

Bagas terkejut dengan pertanyaan itu. "Nggak ada apa-apa, Nis. Rina cuma teman lama. Kita sudah kenal sejak kuliah, kamu juga tahu itu."

"Tapi kenapa akhir-akhir ini kamu sering berhubungan dengannya? Kenapa kamu lebih sering cerita sama dia daripada sama aku?" suara Anisa bergetar.

Bagas menghela napas panjang. "Nis, kamu terlalu berlebihan. Aku cuma ngobrol biasa. Kamu juga punya teman cowok, aku nggak pernah mempermasalahkannya, kan?"

Kata-kata Bagas membuat hati Anisa semakin sakit. Bukannya meyakinkan, suaminya justru membalikkan keadaan. Ia merasa seperti orang yang cemburu buta, padahal ia hanya ingin memastikan bahwa rumah tangga mereka tetap aman.

Di sisi lain, Rina mulai merasakan bahwa usahanya mendekati Bagas mulai membuahkan hasil. Ia melihat bagaimana Bagas lebih sering tersenyum ketika bersamanya, bagaimana Bagas mulai kembali bercerita tentang masalah-masalah yang ia hadapi. Hal itu membuat harapan Rina semakin besar.

Tetapi, apakah perasaan itu cukup untuk mengubah keadaan? Ataukah Rina hanya sedang menggali luka yang akan semakin dalam?


Apakah Anisa akan tetap diam atau mulai mencari tahu lebih dalam? Bagaimana reaksi Bagas ketika ia dihadapkan pada pilihan antara istri dan sahabat lamanya? Akankah kehadiran Rina menjadi pemicu kehancuran rumah tangga Bagas dan Anisa? Konflik semakin menegang! Jangan lewatkan episode berikutnya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 6: Cinta yang Diuji Waktu

    Sebelum badai ini datang, sebelum keraguan dan kesalahpahaman melukai hati mereka, Bagas dan Anisa pernah berbagi kisah cinta yang begitu manis. Perjalanan mereka penuh dengan tawa, harapan, dan janji-janji indah yang mereka ucapkan satu sama lain.Pertemuan pertama mereka terjadi di sebuah seminar kewirausahaan. Anisa yang penuh semangat datang untuk mencari inspirasi, sementara Bagas yang saat itu bekerja di salah satu perusahaan besar, datang sebagai peserta yang sekadar ingin mencari jaringan. Tanpa sengaja, mereka duduk bersebelahan.Saat sesi diskusi dimulai, Anisa dengan antusias mengutarakan pendapatnya tentang bagaimana usaha kecil harus berani berinovasi agar bisa bersaing dengan perusahaan besar. Bagas yang awalnya tidak begitu memperhatikan, tiba-tiba tertarik dengan cara Anisa berbicara. Ia begitu percaya diri, penuh optimisme, dan bersemangat.Ketika seminar berakhir, Bagas mendekati Anisa. "Kamu punya pemikiran yang menarik. Punya usaha sendiri?" tanyanya.Anisa terseny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 7: Di Persimpangan Jalan

    Konflik dalam rumah tangga Bagas dan Anisa semakin memanas. Kesalahpahaman yang sebelumnya hanya berupa kecurigaan kini berkembang menjadi api yang membakar kepercayaan di antara mereka. Rina, yang semakin berani menunjukkan perasaannya, menjadi duri dalam daging yang memisahkan mereka perlahan-lahan.Suatu malam, saat Anisa sedang membereskan dapur setelah makan malam yang penuh kecanggungan, ponsel Bagas bergetar di meja makan. Sebuah pesan dari Rina muncul di layar: “Bagas, aku butuh bicara. Aku nggak bisa lagi memendam perasaan ini sendirian.” Anisa yang melihatnya hanya bisa terdiam. Tangannya mengepal, hatinya terasa semakin remuk. Ia tahu, ada sesuatu yang tidak beres.Bagas yang baru keluar dari kamar mandi melihat Anisa menatap layar ponselnya. "Kamu baca chat aku?" tanyanya dengan nada kaget.Anisa mengangkat kepala, matanya penuh kemarahan yang selama ini ia pendam. "Aku harus baca, Bagas? Apa lagi yang harus aku tunggu?"Bagas menghela napas, mengambil ponselnya, dan memba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 8: Kesadaran yang Terlambat

    Bagas duduk termenung di ruang tamu rumah mereka yang kini terasa kosong. Anisa sudah pergi, membawa serta seluruh harapan yang pernah mereka bangun bersama. Perasaan bersalah menyesakkan dadanya, membuatnya sadar bahwa selama ini, ia telah lalai sebagai suami. Anisa telah memperingatkannya berkali-kali, tetapi ia tidak pernah benar-benar mendengarkan.Setelah beberapa saat dalam kebingungan, Bagas bergegas keluar rumah. Ia harus menemukan Anisa, harus bicara dengannya. Namun, setelah menanyakan ke beberapa teman dekat dan bahkan keluarganya sendiri, tak ada yang tahu ke mana Anisa pergi. Bagas mencoba menghubungi ponselnya berkali-kali, tetapi selalu masuk ke kotak suara.Akhirnya, Bagas memutuskan untuk mendatangi rumah keluarga Anisa. Begitu sampai, ia disambut oleh Ardan, kakak Anisa, dengan tatapan dingin dan penuh kebencian."Apa yang kamu lakukan di sini, Bagas?" suara Ardan terdengar tajam."Aku ingin bertemu Anisa. Aku ingin bicara dengannya," jawab Bagas lirih.Ardan tertawa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 9: Perjuangan yang Terjal

    Bagas merasa dunia seakan runtuh setelah Anisa benar-benar pergi dari rumah mereka. Setiap sudut rumah terasa hampa, sepi tanpa kehadiran istrinya. Ia mencoba menghubungi Anisa berkali-kali, tetapi tak ada satupun panggilan yang dijawab. Pesan yang ia kirim juga hanya berakhir dengan tanda centang tanpa balasan.Bagas akhirnya memberanikan diri untuk datang ke rumah keluarga Anisa. Namun, begitu ia sampai di depan gerbang rumah megah itu, seorang satpam langsung menghadangnya."Maaf, Mas Bagas. Saya diminta Pak Prasetyo untuk tidak mengizinkan Anda masuk," ujar satpam dengan nada sopan namun tegas.Bagas menghela napas panjang. Ia tahu, ini pasti ulah ayah Anisa."Pak Pras ada di rumah? Saya ingin bicara," ujar Bagas.Satpam itu tampak ragu, namun sebelum ia sempat menjawab, pintu rumah terbuka dan sosok tinggi tegap muncul dari dalam. Ardan, kakak Anisa, melangkah keluar dengan tatapan tajam."Pulang, Bagas. Kamu nggak punya tempat di sini," ucap Ardan dingin."Aku cuma mau bicara sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 11: Serangan Balik Anisa

    Bagas mulai mendapatkan celah untuk kembali mendekati Anisa. Namun, ia tidak menyangka bahwa Rina masih memiliki rencana terakhir yang bisa menghancurkan semuanya dalam sekejap. Rina tahu bahwa waktunya tidak banyak, jika ia tidak bertindak sekarang, maka Bagas akan kembali ke pelukan Anisa dan semua usahanya akan sia-sia.Sementara itu, Anisa yang selama ini hanya diam dan terluka, akhirnya mulai menemukan bukti tentang kebusukan Rina. Ia mengetahui bahwa Rina-lah dalang di balik semua kesalahpahaman yang terjadi di rumah tangganya. Tidak hanya itu, Anisa juga menemukan bahwa Rina memiliki akun media sosial rahasia yang digunakannya untuk menjelek-jelekkan keluarga mertua Anisa, termasuk ipar-iparnya sendiri.Dengan bukti yang ia kumpulkan, Anisa menyusun rencana balas dendam. Ia tidak akan tinggal diam lagi. Kali ini, ia akan membuktikan bahwa dirinya bukan wanita lemah yang bisa diinjak-injak.Di sisi lain, Bagas mulai merasa ada yang aneh dengan sikap Rina. Rina semakin agresif da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 12: Melepaskan dengan Keikhlasan

    Bagas duduk di dalam mobilnya, memandangi rumah yang pernah ia tinggali bersama Anisa. Sudah dua bulan sejak kebenaran tentang Rina terungkap dan semua orang melihat siapa dia sebenarnya. Namun, meskipun kebohongan Rina telah hancur, hubungan Bagas dan Anisa tak bisa kembali seperti dulu.Setelah semua drama dan pertengkaran, Anisa memilih untuk pergi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran beasiswa S2 di luar negeri dan memperluas bisnis kulinernya yang kini berkembang pesat. Kepergiannya membawa luka yang dalam bagi Bagas, tetapi ia tahu bahwa ini adalah keputusan terbaik untuk mereka berdua.Sementara itu, Rina menghilang tanpa jejak. Setelah semua kebohongannya terbongkar, ia tak bisa menghadapi kenyataan dan memutuskan untuk meninggalkan kota tanpa kabar. Tak ada yang tahu ke mana ia pergi, dan sejujurnya, tak ada yang benar-benar peduli.Ibunda Bagas dan adik-adiknya juga harus menerima akibat dari perbuatan mereka. Bagas, yang kini sadar akan kesalahan mereka semua, akhirnya meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 13: Cinta yang Tak Pernah Mati

    Tiga tahun telah berlalu sejak perpisahan mereka. Anisa kini telah menyelesaikan studinya di luar negeri dan kembali ke Indonesia sebagai seorang wanita yang lebih kuat dan mandiri. Bisnis kulinernya berkembang pesat, dan ia kini memiliki beberapa cabang restoran di berbagai kota. Namun, di balik semua kesuksesannya, ada satu bagian dari dirinya yang masih terasa kosong—hatinya yang pernah ia berikan sepenuhnya kepada Bagas.Bagas, di sisi lain, telah mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Ibunya telah meninggal dunia setelah menderita penyakit yang selama ini tak disadari oleh keluarganya. Kepergian ibunya menjadi pukulan besar baginya, tetapi juga menjadi titik balik yang membuatnya sadar bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dibiarkan dipenuhi dengan penyesalan. Kedua adiknya kini telah menikah dan memiliki kehidupan masing-masing. Namun, ada satu hal yang masih mengganjal di hati Bagas—Anisa.Setelah bertahun-tahun terpisah, Bagas akhirnya memberanikan diri untuk mencari Anisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 14: Kehidupan Setelah Bersama

    Kini, kehidupan Bagas dan Anisa dipenuhi kebahagiaan bersama anak-anak mereka. Hari-hari mereka diisi dengan tawa, kehangatan, dan cinta yang semakin kuat. Bagas menjadi seorang ayah yang penuh perhatian, selalu membantu Anisa dalam mengurus anak-anak mereka.Suatu hari, mereka sekeluarga pergi berlibur ke pantai. Anak-anak mereka berlari-lari di pasir, sementara Bagas dan Anisa duduk di bawah payung, menikmati pemandangan laut."Dulu, aku tidak pernah membayangkan kita bisa sebahagia ini," ujar Anisa sambil tersenyum.Bagas meraih tangan Anisa. "Aku juga. Aku bersyukur kita diberi kesempatan kedua. Aku janji akan selalu menjagamu dan anak-anak kita."Malam itu, setelah anak-anak mereka tertidur, Anisa dan Bagas duduk di balkon rumah mereka, menikmati secangkir teh hangat. Bagas memeluk Anisa erat, mencium keningnya dengan penuh kasih."Terima kasih telah bertahan denganku," bisik Bagas.Anisa tersenyum, menatap suaminya dengan penuh cinta. "Kita sudah melalui banyak hal. Yang penting

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 21 : Konflik Rumah Tangga

    Matahari baru saja naik ketika Anisa kembali mendapati dapur rumahnya sudah dipenuhi suara. Ibu mertua sudah lebih dulu sibuk di sana, membongkar isi lemari, memindahkan bumbu dapur ke tempat yang menurutnya "lebih rapi"."Nis, kamu ini naruh garam kok deket kompor sih, nanti bisa lembap, nggak bisa dipakai. Harusnya disimpan di atas, kayak di rumah Ibu," ucapnya sambil menggeleng.Anisa yang baru saja selesai memandikan Rafka dan Rayan, hanya bisa menarik napas dalam. Ini sudah hari ketujuh ibu mertuanya tinggal di rumah mereka dan setiap hari selalu ada saja yang dikomentari. Dari cara Anisa menyusun bumbu dapur, cara menyapu, bahkan sampai pola tidur anak-anak."Maaf ya, Bu. Nisa biasa naruhnya di situ biar gampang pas masak," jawab Anisa pelan."Ya kalau semua serba gampang, kapan majunya? Rumah tangga tuh harus disiplin. Liat tuh anak-anak belum bisa ngomong jelas, kamu kasih makannya apa sih?"Anisa menahan emosi. Ia tahu anak-anaknya berkembang sesuai usia, tapi komentar sepert

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 20 : Setahun Setelah Rujuk

    Setelah melewati berbagai badai, ternyata perpisahanlah yang justru membuat mereka saling menemukan kembali. Mereka akhirnya menyadari, bahwa hidup tanpa satu sama lain hanyalah kehampaan yang menyakitkan.Bagas menyadari betapa sikapnya dahulu sangat pengecut—membiarkan kesalahpahaman terus tumbuh hingga merusak rumah tangga mereka. Namun, penyesalan itu kini telah ditebus dengan ketulusan dan usaha nyata.Sejak mereka kembali bersama, Bagas tak lagi membiarkan kesalahan yang sama terulang. Ia belajar untuk lebih banyak berkomunikasi, lebih berinisiatif dalam mengurus rumah tangga, dan yang terpenting—lebih peka terhadap perasaan Anisa.Kini, ia tidak hanya menjadi suami, tetapi juga sahabat dan partner sejati bagi Anisa. Karena bagi Bagas, cinta sejati bukan hanya tentang bersama saat bahagia, tetapi juga tentang memperjuangkan satu sama lain saat segalanya terasa tak mudah.Satu tahun telah berlalu sejak Bagas dan Anisa memulai kembali kehidupan rumah tangga mereka. Kini, rumah kec

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 19: Awal Perjalanan Pernikahan

    Setelah melewati begitu banyak rintangan, akhirnya Bagas dan Anisa mendapatkan restu dari keluarga Anisa. Perjuangan panjang mereka terbayar ketika pada suatu hari yang penuh kebahagiaan, mereka mengikat janji suci dalam sebuah pernikahan sederhana namun penuh makna. Tidak ada pesta megah, tidak ada gaun pengantin yang berlebihan, hanya mereka, keluarga, dan sahabat terdekat yang hadir untuk menyaksikan perayaan cinta mereka.Malam pertama setelah pernikahan, mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Anisa yang terbiasa dengan kehidupan mewah awalnya merasa canggung dengan kondisi sederhana ini, tetapi senyum dan pelukan hangat Bagas membuatnya merasa tenang."Maaf ya, Nis. Aku belum bisa memberimu rumah yang besar dan mewah seperti rumah orang tuamu," ujar Bagas dengan nada sedikit bersalah.Anisa tersenyum dan menggenggam tangan suaminya. "Aku menikah denganmu karena aku mencintaimu, bukan karena harta. Selama kita bersama, semua itu tidak masalah."Sejak saat

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 18: Antara Cinta dan Restu

    Hari-hari berlalu, dan tanpa disadari, Rina semakin menjauh dari kehidupan Bagas. Ia tidak lagi sesering dulu menghubungi atau menemani Bagas seperti sebelumnya. Setiap kali melihat Bagas dan Anisa bersama, hatinya terasa semakin sakit. Ia tahu bahwa ia harus merelakan perasaannya, tetapi semakin ia mencoba, semakin perih luka yang ia rasakan.Di sisi lain, hubungan Bagas dan Anisa semakin dalam. Mereka semakin sering menghabiskan waktu bersama, berbagi impian, dan merancang masa depan mereka. Bagas yang dulu dikenal sebagai pria cuek, kini berubah menjadi sosok yang penuh perhatian. Ia tak segan mengantar dan menjemput Anisa kuliah, membawakan makanan saat Anisa sibuk dengan tugasnya, dan selalu memastikan bahwa gadis itu merasa bahagia di sampingnya.Namun, kebahagiaan mereka tidak serta-merta tanpa rintangan.Suatu hari, setelah mereka menyelesaikan skripsi dan bersiap untuk wisuda, Bagas mengungkapkan niatnya untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius."Nis, aku in

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 17: Persahabatan yang Tak Tergantikan

    Sebelum kehadiran Anisa dalam hidup Bagas, ada satu sosok yang selalu berada di sisinya: Rina. Mereka telah bersahabat sejak tahun pertama kuliah, melalui berbagai suka dan duka bersama. Rina adalah orang yang selalu memahami Bagas lebih dari siapa pun. Ia adalah tempat Bagas berbagi cerita, tempatnya bersandar ketika dunia terasa terlalu berat.Mereka pertama kali bertemu saat ospek fakultas. Bagas, yang dikenal pendiam dan tidak banyak bergaul, duduk di sudut ruangan dengan wajah datar tanpa ekspresi. Sementara itu, Rina adalah gadis yang ceria dan penuh semangat. Ia tidak suka melihat orang sendirian, apalagi di lingkungan baru seperti ini."Hey, boleh aku duduk di sini?" tanya Rina, tanpa menunggu jawaban langsung duduk di samping Bagas.Bagas hanya mengangguk, lalu kembali fokus pada ponselnya. Rina tidak menyerah begitu saja. Ia terus berbicara, mulai dari menanyakan jurusan Bagas, asal kota, hingga hal-hal kecil seperti makanan favoritnya. Meskipun Bagas awalnya cuek, lama-lama

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 16: Romansa Masa Pacaran

    Setelah mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain, hubungan Bagas dan Anisa semakin erat. Bagas yang dulunya pendiam dan tidak terlalu peka terhadap hal-hal romantis, perlahan berubah menjadi sosok yang sangat perhatian terhadap Anisa. Tak butuh waktu lama, ia pun mendapatkan julukan 'bucin' dari teman-temannya karena tingkah lakunya yang selalu berusaha menyenangkan Anisa.Suatu hari, saat Bagas sedang sibuk dengan tugas kuliahnya di kantin, Anisa datang menghampirinya dengan senyum ceria."Gas, aku lapar," rengek Anisa sambil menarik kursi di hadapan Bagas.Bagas langsung menutup laptopnya dan menatap Anisa dengan penuh perhatian. "Mau makan apa? Aku beliin deh."Anisa tertawa kecil. "Nggak usah repot-repot, aku bisa beli sendiri kok.""Nggak boleh. Pacar aku nggak boleh kelaparan," kata Bagas sambil berdiri dan langsung menuju stand makanan untuk membelikan Anisa makanan favoritnya.Tak lama kemudian, Bagas kembali dengan sepiring nasi goreng dan segelas es teh manis. Anisa mena

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 10: Kebenaran yang Terungkap

    Bagas masih berjuang mati-matian untuk memperbaiki kesalahannya, tetapi jalan yang ia tempuh tidaklah mudah. Keluarga Anisa, terutama ayah dan kakaknya, tetap menjadi tembok besar yang menghalanginya untuk bertemu dengan istrinya. Sejak Anisa pergi dari rumah, ia benar-benar kehilangan separuh jiwanya. Bagas sudah mencoba berbagai cara untuk membujuk Anisa agar mau berbicara dengannya, tetapi semuanya sia-sia. Setiap kali ia datang ke rumah keluarga Anisa, ia selalu diusir.“Kamu pikir semudah itu? Setelah semua yang kamu lakukan ke Anisa?” kata Ardan dingin, berdiri tegap di depan pintu rumah orang tuanya.“Aku tahu aku salah, Dan. Aku tahu aku bodoh. Aku cuma mau bicara sama Anisa,” pinta Bagas dengan nada putus asa.“Anisa sudah cukup menderita. Pergilah, Bagas.”Bagas hanya bisa menggertakkan giginya dan pergi dengan langkah berat. Ia sadar, kepercayaan yang hancur tidak bisa diperbaiki dalam semalam.Sementara itu, Rina yang merasa posisinya mulai terancam mulai merancang strateg

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 15: Awal Mula Cinta

    Dulu, sebelum badai konflik dan perpisahan menghampiri, sebelum mereka diuji dengan berbagai cobaan yang hampir merenggut segalanya, ada masa di mana Bagas dan Anisa hanyalah dua mahasiswa yang sedang meniti mimpi. Takdir mempertemukan mereka di sebuah kampus ternama di Jakarta, dalam suasana yang penuh dengan semangat muda dan ambisi.Pertemuan pertama mereka terjadi di perpustakaan kampus. Bagas, mahasiswa teknik yang lebih sering bergelut dengan buku-buku perhitungan, sedang sibuk mencari referensi untuk tugasnya. Anisa, mahasiswa jurusan bisnis yang ceria dan penuh semangat, juga sedang mencari bahan bacaan untuk makalahnya. Saat itu, tanpa sengaja, mereka meraih buku yang sama."Eh, maaf!" ujar Anisa sambil tersenyum, menarik tangannya kembali.Bagas yang sedikit kaku hanya mengangguk. "Kamu mau ambil ini duluan?"Anisa tertawa kecil. "Kamu butuh untuk tugasmu, kan? Aku juga. Gimana kalau kita baca bareng aja? Kita bisa saling berbagi catatan."Bagas mengernyit, tak menyangka ada

  • Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam   Episode 14: Kehidupan Setelah Bersama

    Kini, kehidupan Bagas dan Anisa dipenuhi kebahagiaan bersama anak-anak mereka. Hari-hari mereka diisi dengan tawa, kehangatan, dan cinta yang semakin kuat. Bagas menjadi seorang ayah yang penuh perhatian, selalu membantu Anisa dalam mengurus anak-anak mereka.Suatu hari, mereka sekeluarga pergi berlibur ke pantai. Anak-anak mereka berlari-lari di pasir, sementara Bagas dan Anisa duduk di bawah payung, menikmati pemandangan laut."Dulu, aku tidak pernah membayangkan kita bisa sebahagia ini," ujar Anisa sambil tersenyum.Bagas meraih tangan Anisa. "Aku juga. Aku bersyukur kita diberi kesempatan kedua. Aku janji akan selalu menjagamu dan anak-anak kita."Malam itu, setelah anak-anak mereka tertidur, Anisa dan Bagas duduk di balkon rumah mereka, menikmati secangkir teh hangat. Bagas memeluk Anisa erat, mencium keningnya dengan penuh kasih."Terima kasih telah bertahan denganku," bisik Bagas.Anisa tersenyum, menatap suaminya dengan penuh cinta. "Kita sudah melalui banyak hal. Yang penting

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status