Lembah Ajaib IIKarena kedatangan makhluk besar berleher panjang itu, Sunan Zunungga kaget secara spontan hingga tak sengaja melepaskan pegangannya yang licin pada sebuah celah cadas yang tajam. Tangannya masih berusaha menggapai bagian-bagian kasar dari karang tetapi pegangan itu tak cukup kuat menahan tubuhnya, hingga akhirnya jari-jari yang bergesekan itu terlepas.Sunan Zunungga terjatuh ke dasar jurang!Ketinggian itu masih berkisar antara dua puluh atau tiga puluh depa ke bawah. Sehingga jika tubuh kasar terjatuh akan sangat berakibat fatal.Minimal dengan tubuh remuk atau tulang-tulang yang hancur. Terlebih, di dasarnya adalah pelataran batu-batu yang membentuk lantai alami dengan tinggi rendah yang tak rata.Histeris!Tentu saja! Saat ini seluruh Ashokans muda berteriak menyaksikan Nanzu yang terjatuh bebas seperti kelapa yang dipetik dan dilemparkan dari ketinggian.Sebagian memalingkan wajah karena tak sanggup jika harus melihat tubuh temannya yang hancur! Karena semenjak
Peta Bintang PutihJauh di masa sebelum penaklukan dimensi Tredor oleh bangsa Lor.Dahulu kala, di zaman leluhur dimensi Tredor.Langkah kaki kecil itu terseret pelan namun pasti. Merayap tanah-tanah kecoklatan di antara tingginya hutan kecil semak belukar. Perjalanan itu menuju puncak gunung Bertha. Seorang liliput laki-laki berusia setengah baya dengan tampilan kharismatik oleh hiasan jenggot panjangnya yang menjurai, mensegerakan langkah tanpa menghiraukan apapun.Tujuannya adalah menyerahkan undangan pertemuan para perwakilan dimensi kepada ketua suku bangsa Tredor waktu itu. Pertemuan itu sendiri diadakan setiap seribu tahun sekali, yang dihadiri oleh setiap perwakilan dimensi yang tersebar di seantero portal galaksi para dewa.Dimensi Tredor bukanlah dimensi yang terpisah dan hidup terasing. Ternyata di balik ini, justru merupakan gerbang utama portal-portal tersembunyi lainnya.Dan salah satu yang terdekat adalah portal menuju dimensi ungu.Portal ini didiami oleh peri-peri s
Peta Bintang Putih IISaat ini gadis liliput itu, Cabi, berada di atas sebuah pembaringan terbuat dari batu pualam putih. Rupanya sewaktu tubuh kasarnya menjejakkan diri di perbatasan portal dimensi Ashok waktu itu, ia kehilangan kesadaran. Traumatik!Cabi, hanyalah seorang gadis liliput yang baru menginjak usia remaja. Tetapi dalam semalam seolah seluruh dunianya terbalik dan runtuh. Begitu saja… tanpa ada penjelasan, tanpa bisa terulang. Tampak di hadapan gadis liliput suku Tredor ini, Tabib tua dimensi Ashok sedang berusaha menyadarkan dirinya. Kekuatan Agra anggrek hitam 7000 tahun yang dimiliki Tabib tua, mengeluarkan cahaya penyembuh ke dalam setiap celah kulit gadis itu.Tetua Utara dan beberapa Asta penjaga senior yang menyaksikan hal ini hanya bisa menunggu. Menunggu hingga gadis ini siuman kembali dan menceritakan segala sesuatunya.“Bagaimana keadaannya, Tabib Tua?” Tetua Utara mengungkapkan rasa penasarannya terhadap kondisi Cabi saat ini.“Hemmm, secara fisik, tubuh g
Kastil Bintang Saat ini di Kastil Coral. Setelah penaklukan di dimensi Tredor, Hans Muda dan pasukannya telah kembali ke dinasti asal mereka. Kastil Coral yang sepi dalam beberapa waktu kini menjadi ramai kembali. Pesta dan perayaan akan diadakan setiap kali bangsa mereka berhasil menundukkan wilayah lainnya dan membawa pulang barang-barang berharga ke dalam ruang penyimpanan istana. Selain memiliki ruang penyimpanan khusus harta karun hasil rampasan perang, di Kastil Coral ternyata juga menyimpan banyak ruang rahasia dan ruangan penting lainnya. Masih dalam wilayah Kastil Coral, Hans muda sengaja membangun sebuah istana tersendiri sebagai bentuk kasih sayang terhadap putrinya, Sophia. Kastil Bintang! Dalam Kastil ini tersimpan banyak sekali harta karun hasil penaklukan dari banyak wilayah. Sophia, sebagaimana halnya putri dari seorang sang penakluk, memiliki sifat manja dan kejam. Dan salah satu kesukaannya adalah mengkoleksi banyak benda yang unik, tak peduli itu benda
Panca AshokansGenks:)) Maaf ya, di bab sebelumnya, edisi Kastil Bintang, othor terdapat salah penulisan kata, yang memberi perintah Nek Hanbak itu Manik Coban, bukan Manik Canta ya. Maafin othornya lagi gabut, hihi. Jadi, Manik Canta itu sebenarnya adalah kakek buyut si Manik Coban ini. Dengan kata lain, Manik Canta itu salah satu leluhur bangsa Lor. Ras pertama yang terlahir dari perpaduan bangsa Coron bertanduk dan suku vampir penghisap darah. Sekarang kita kembali kepada lanjutan cerita ya, Genks :))Nek Hanbak yang menghilang dari Kastil Bintang setelah mendapatkan kepala rusa tanduk perak. Segera menemui Manik Coban di tempat persembunyiannya. Langkah tua itu sedikit tertatih, karena untuk membuka sistem pertahanan sihir di penjara kaca elektrik Kastil Bintang sangatlah menguras energi internalnya. Tetapi, hal ini sebanding dengan pencapaian besar yang telah ia dapatkan! “Tuan...tuan…. Aku berhasil mendapatkannya!” Dengan tergopoh Nek Hanbak memasuki lorong gua yang tandus
Pencarian Kucul RinciSetelah kejadian yang melelahkan dan penuh drama itu...Tampak di depan, sabana hijau terbentang sejauh mata memandang. Beberapa kawanan anak rusa dan kelinci liar berlompatan dengan mata nakal. Mengunyah patahan-patahan rumput dengan geraham kasarnya. Langkah keempat Ashokans muda mulai bergerak naik. Melaju cepat setengah berlari ke tempat terakhir drama pengejaran itu dimulai.Namun, tak ada tampak tanda-tanda sedikitpun dari salah satu saudara kelompok mereka, Kucul Rinci!Dengan nafas terengah-tengah dan rasa cemas yang menyelinap ke titik jiwa, mereka berulang-ulang memutari tempat yang sama tapi tetap saja tak menunjukkan hasil.Jikapun seandainya tubuh Kucul Rinci terlindas kaki-kaki kasar para makhluk purba itu pasti setidaknya akan meninggalkan jejak!Entahlah… Hanya kebingungan yang melanda keempat Ashokans muda saat ini.“Nanzu, bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?”“Entahlah, Keke Tuba, aku sendiri masih bingung harus berbuat apa. Tapi kita
Agra PertamaDi hadapan Kucul Rinci, seekor burung merak bermahkota biru mengepakkan sayapnya. Dari hembusan kepak tersebut juga memendarkan warna biru bercahaya. Auranya memancar setengah pekat keunguan berwarna nila. Agra merak biru berusia 3000 tahun!Tanpa diduga, ketakutan yang menjelma di depan Kucul Rinci bukanlah naga atau hantu. Melainkan seekor makhluk mistik pendamping!Tak percaya dengan penglihatannya saat ini, Kucul Rinci menampar pipi kirinya hingga kemerahan.“Awww… ternyata aku benar-benar sedang tak bermimpi!”Agra merak biru itu hanya berjarak setengah depa dari dirinya. Tak terlihat liar tapi juga tak nampak jinak! Matanya memperhatikan Kucul Rinci yang lebih mirip penghuni gua dengan pandangan mencibir.“Burung cantik, kemarilah….” Dengan konyolnya Kucul Rinci mencoba memeluk burung bercahaya itu tapi tindakan ini hanya membuatnya terjerambab jatuh ke permukaan tanah keras di depannya.Seolah mengejek merak biru berpaling dan masih mengepakkan sayapnya dengan ang
Agra KeduaPada dasarnya, sewaktu pelatihan Biak Peri di benteng perbatasan, para Ashokans telah dibekali pedoman mengenai hal-hal penting apa saja yang harus dilakukan selama berada di Ranting Sembah. Termasuk pengenalan hutan dan cara-cara dalam menaklukkan para makhluk mistik. Tetapi yang menjadi persoalan, panduan yang tertuang dalam buku dasar itu hanya garis besar saja. Tidak secara sempurna dan menyeluruh menjelaskan metode sebenarnya dalam menaklukkan Agra.Bahkan, cara menaklukkan makhluk mistik pemangsa yang dimaksud lebih bersifat defensif. Lebih kepada cara bagaimana mempertahankan diri. Karena alasan ini pulalah, sewaktu Kucul Rinci berhadapan langsung dengan Agra merak biru, dirinya menjadi sangat kebingungan. Satu-satunya alasan utama kenapa tidak ada petunjuk yang jelas selama pelatihan adalah karena pengalaman menaklukkan Agra berbeda-beda antara Ashokans satu dengan lainnya. Jadi, tak ada petunjuk baku mengenai hal tersebut dalam literatur dimensi. Setelah mera