Beranda / Romansa / SUMMER TRIANGLE / Perhatian Altair

Share

Perhatian Altair

Penulis: Reira.97
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-16 22:07:57

“Aquila, kau ingin makan sesuatu?” tanya Altair setelah sampai di apartemen mereka.

“Aku ingin langsung istirahat saja kak.” jawab Aquila lemah. Ia masih merasa pusing, badanpun masih terasa berat. Altair hanya mengangguk, ia memapah Aquila ke kamarnya. Terlihat sekali raut lelah di wajah gadis itu. Altair menidurkan Aquila pelan, menyelimutinya sampai sebatas dada, tidak lupa mengelus surainya lembut.

“Tidurlah!” ucap Altair sembari mengusap-usap kuping Aquila pelan. Matanya menatap Aquila lekat. Gadis itu menuruti perkataan pria di sampingnya, ia mencoba memejamkan mata. Aquila yang begitu merasa nyaman akan perlakuan Altair langsung terbawa ke alam mimpi. Ia tidak pernah diperlakukan selembut ini oleh orang lain. Yakin Aquila telah tertidur Altair keluar menuju balkon lalu meraih handphonenya untuk menghubungi seseorang.

“Halo Tsuyu, bisakah kau ke apartemenku sekarang? Temanku sakit.” Pinta Altair kepada temannya yang seorang dokter.

“Baik, aku tunggu.” Lanjutnya setelah mendapat jawaban dari seberang sana. Altair duduk di kursi yang terdapat di balkon, melirik meja ada sebungkus rokok yang belum jadi ia nikmati dulu. Mengeluarkan sebatang lalu membakarnya, ia hisap benda yang mengandung zat adiktif itu, menghembuskannya pelan.

“What’s wrong with me huh.” Altair berujar lirih pada dirinya sendiri. Sudah lama dia tidak merasakan debaran halus karena seseorang dan kini debaran halus itu selalu datang setiap kali ia menatap wajah Aquila. Tapi ia tak berani menyimpulkan perasaannya saat ini. Ini salah pikirnya. Sebelumnya dia meminta gadis itu untuk menunggu hingga ia yakin akan perasaanya sendiri, tetapi bukankah ini juga kejam untuk Aquila jika ternyata Aquila ada perasaan untuknya.

“Bodoh sekali, tentu saja Aquila menganggapku kakak.” ucap Altair pada dirinya sendiri.

Suara bel pintu membuyarkan lamunan Altair, segera ia matikan rokoknya yang memang tinggal sedikit dan bergegas membukakan pintu.

“Altair oppa, apa kabar? Siapa yang sakit?” tanya wanita bernama Tsuyu begitu pintu dibuka. Wanita keturunan Jepang-Korea itu adalah teman Altair di sekolah menengah atas yang kini berprofesi sebagai dokter. Otak jeniusnya menghantarkan dia meraih mimpinya di usia yang terbilang masih muda.

“Sahabatku, dia demam dan tadi siang sempat pingsan.” jelas Altair. Ia mempersilahkan Tsuyu masuk, lalu menghantarnya ke kamar Aquila. Mengetuknya pelan, saat Altair membuka pintunya ternyata Aquila sudah bangun, gadis itu bersandar pada ujung sofa, pandangannya kosong menerawang jauh entah kemana.

“Aquila.. ini Tsuyu teman lamaku, dia seorang dokter dan dia yang akan memeriksamu.” ucap Altair lembut, mencoba mengambil atensi Aquila dari lamunannya. Dengan cepat Aquila menoleh ke arah sumber suara.

“Dan Tsuyu, kenalkan ini Aquila.” Lanjut Altair.

Aquila dan Tsuyu saling membungkukkan badan sebagai tanda salam, setelahnya Tsuyu mulai memeriksa Aquila sedangkan Altair memutuskan pergi ke dapur untuk membuatkan minum untuk teman lamanya itu.

.

Selang tak berapa lama Tsuyu menghampiri Altair yang tengah duduk sendirian di dapur, “bagaimana keadaannya?” tanya Altair begitu melihat Tsuyu.

“Dia kelelahan dan dehidrasi, sebaiknya kau harus membuatnya istirahat!” jawab wanita itu.

“I will!”  Altair berucap mantap.

“Aku juga sudah menyiapkan vitamin untuknya, sudah aku letakkan di meja nakas, kau harus memantau Aquila agar meminumnya dan aku akan resepkan obatnya.” Altair menganggukkan kepala tanda mengerti.

“Who is she?” Tsuyu menyesap teh yang Altair berikan padanya.

“Dia teman Arata yang kebetulan tinggal di sini.” jawab Altair ragu yang hanya ditanggapi Tsuyu dengan ‘oh’ ria. Tsuyu tahu betul tatapan yang Altair berikan pada gadis itu bukanlah tatapan seorang teman.

“Oppa.. dia sudah kembali ke Korea minggu lalu.” ucap Tsuyu serius.

“Itu sudah tidak ada hubungannya denganku.” Altair berujar santai, ia menyesap kopinya.

“Dia ingin kembali padamu!”

“Setelah semua yang dia lakukan?” Suara rendah Altair mengintimidasi wanita di depannya.

“I’m so sorry!” jawab Tsuyu pada akhirnya.

No need, bukan salahmu.”

“Baiklah sepertinya aku harus kembali ke rumah sakit sekarang, ini resep untuk Aquila, kau bisa membelinya di apotek” Tsuyu menyerahkan resep pada Altair.

“Thanks, i will treat you later!” Altair tersenyum ramah.

Anytime, jika Aquila belum membaik setelah meminum obat yang aku resepkan segera bawa dia ke rumah sakit, okey?” Altair menganggukkan kepala tanda mengerti.

“Biar aku antar, aku juga harus membeli ini!” Altair berucap sambil menunjukkan kertas resep yang tadi Tsuyu berikan padanya, wanita itu tersenyum.

Baru saja mereka akan membuka pintu, pintu itu sudah terbuka dari luar, “sayang, aku pulang!” seru seseorang dari arah luar.

“Naoki?” gumamTsuyu. Wanita itu kaget melihat Naoki yang datang. Mereka bertatapan untuk beberapa saat.

“Berhentilah memanggilku sayang!” Altair menjentik dahi Naoki keras, ia dan Tsuyu tertawa melihat respon lucu yang Naoki berikan. Pria itu memegangi dahinya seakan kesakitan, “masuklah, aku mau keluar sebentar.” ucap Altair pada Naoki.

“Tidak, aku harus pulang. Ini file yang harus kau tanda tangani, tadi aku sudah menyelesaikan semuanya dengan Ryota.” Naoki menyerahkan beberapa map yang berisi file-file hasil meeting mereka tadi sore.

“Thanks a lot!” Altair menerima map itu, ia benar-benar bersyukur karena mempunyai sahabat seperti Naoki dan Ryota. Ia hanya meminta mereka untuk menghantarkan pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan tadi tapi mereka sudah menyelesaikan bagiannya.

“Oh iya.. seingatku apartemenmu searah dengan rumah sakit tempat Tsuyu bekerja, bisakah kau menghantarkannya? Aku takut meninggalkan Aquila sendirian.” Tsuyu dan Naoki menatap Altair penuh tanya.

“Apa?” Altair berucap santai, “sekali lagi terima kasih, sayang!” Altair mencubit pipi Naoki lalu melemparkan senyum menyebalkan. Altair masuk kembali ke apartemennya setelah sebelumnya menutup pintu dan meninggalkan Naoki dan Tsuyu di luar.

“Dasar anak itu.” Naoki menggaruk lehernya yang tidak gatal, ia salah tingkah ditinggalkan berdua dengan Tsuyu. Tsuyu tersenyum lembut melihat tingkah Naoki, “ayo biar aku antar ke rumah sakit.” Naoki menawarkan diri.

“Terima kasih, kalau begitu ayo.” jawab Tsuyu ramah.

Altair yang sebenarnya masih berdiri di balik pintu keluar setelah yakin Naoki dan Tsuyu sudah meninggalkan apartemennya. Altair melakukan itu bukan tanpa alasan, ia tahu sejak dulu Naoki menyukai Tsuyu tetapi Naoki tidak berani mengambil langkah untuk mendekati wanita itu sampai akhirnya Tsuyu menjalin hubungan dengan orang lain. Sekarang setelah Altair tahuTsuyu sudah putus dengan kekasihnya mencoba mendekatkan sahabatnya dengan wanita anggun itu karena sampai sekarang pun ia yakin Naoki masih menyukai Tsuyu.

Altair berjalan pelan menuju apotek yang terletak di seberang apartemen sambil sesekali mengecek smarthphonenya, di lobi apartemen ia bertabrakan dengan seorang pria asing. Dengan segera ia meminta maaf karena lalai berjalan sambil membuka telepon.

“Sumimasendeshita!” ucapnya sembari membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

“Iie, nandemonai.” jawab pemuda asing itu. Pria itu memperhatikan Altair untuk beberapa saat.

“Kalau begitu saya permisi.” ucap Altair yang merasa risih karena pria itu memperhatikannya.

“Ah.. kau penghuni di sini?” tanya pria itu, membuat Altair semakin risih. Altair tidak begitu suka berinteraksi dengan orang baru kecuali untuk urusan pekerjaan.

“Iya.” jawab Altair pendek, ia ingin segera mengakhiri obrolannya.

“Aku penghuni baru apartemen ini, namaku Aki. Salam kenal!” Pria itu mengulurkan tangannya, tanpa menunggu lama Altair menerima jabatan tangan itu.

“Altair.”

“Kau tinggal di lantai berapa? Aku lantai enam.” jelas pria asing itu tanpa diminta.

“Delapan, maaf aku sedang terburu-buru!” Tanpa basa-basi Altair meninggalkan pria yang bernama Aki sebelum pria itu berhasil menjawab ucapannya.

“Hmm.. aku tidak tahu kenapa kau bisa jatuh cinta dengan pria dingin seperti dia, Aquila.” gumam Aki. Ia sadar Altair adalah orang yang dulu melihat dirinya dan Aquila berciuman.

***

“Ohayou..!” sapa Aquila pada Altair yang terlihat tengah sibuk di dapur.

“Ohayou.. Kau sudah baikan?” jawab Altair, ia menghentikan aktivitasnya untuk melihat Aquila sejenak.

“Ya, berkat obat dari kak Tsuyu dan perawatan dari perawat pribadiku.” Aquila tertawa kecil.

“I’m glad to hear that!” Aquila mendekati Altair yang terlihat tengah membuat bubur, ia sangat cekatan membuatnya.

“Kak.. siapa yang mengajarimu memasak? Masakanmu selalu enak.”

My mom, dia bilang memasak itu salah satu ketrampilan yang harus kita kuasai tak peduli kamu seorang wanita ataupun seorang pria.” jelas Altair. Ia menghidangkan semangkuk bubur hangat untuk Aquila dan semangkuk untuk dirinya.

“Ibumu pasti orang yang sangat pengertian ya.” Ada nada sedih dalam ucapannya.

“Kapan-kapan kau akan aku kenalkan dengannya dan memintanya untuk mengajarimu memasak.” Altair tahu Aquila sedikit iri mendengar dia berbicara tentang ibunya. Aquila tumbuh dengan sang nenek dan yang Altair tahu hubungan Aquila dengan ibunya tidak begitu dekat.

“Umm.. terima kasih!” ucap Aquila pelan. Mereka berdua menikmati hidangan yang sudah Altair siapkan.

“Aquila.. hari ini aku harus bekerja, kau tidak apa-apakan sendiri?” Aquila tersenyum mendengar ucapan pria yang kini duduk dihadapannya.

“Kak.. aku baik-baik saja.” ucap Aquila meyakinkan Altair, hatinya menghangat mendapat perhatian yang begitu besar dari pria itu. Altair tersenyum. Sepertinya dia terlalu mengkhawatirkan gadis manis ini.

“Ya sudah kakak siap-siap saja, aku yang akan membereskan!” Aquila menghentikan Altair yang bersiap membereskan sisa makan mereka, “jika kau yang memasak, aku yang akan membereskan sisanya jika aku yang memasak, kakak yang akan membereskan sisanya, bagaimana?” tawar Aquila.

“Baiklah, kalau begitu tolong ya.” Altair berucap ramah.

Setelah Altair menyelesaikan sarapannya ia bergegas bersiap untuk bekerja. Baru saja dia akan memasuki kamar mandi, smartphonenya berbunyi.

“Ya, ada apa Ryota?”

“Altair.. cepat datang ke kantor!” seru Ryota dengan nada serius dari seberang sana.

Bab terkait

  • SUMMER TRIANGLE   Awal Masalah

    Altair bersiap secepat yang dia bisa, dari ucapa Ryota pasti ada hal penting yang terjadi di kantor. Tentu Altair tidak ingin sesuatu terjadi pada perusahaan yang dia dan sahabatnya bangun dengan susah payah.Selesai bersiap Altair menghampiri Aquila yang masih berada di dapur, gadis itu terlihat tengah menyesap teh chamomile kesukaannya, “Aquila, aku berangkat ya.” Altair berucap cepat.“Tunggu, aku sudah menyiapkan bento untukmu.” Aquila mengejar Altair yang sedikit lagi mencapai pintu. Ia menyerahkan bungkusan makan siang yang ia siapkan saat menunggu Altair bersiap tadi.“Thanks! Ittekimasu!” ucap Altair, ia menerima bento dari Aquila.“Itterashai!” jawab Aquila, ia perhatikan punggung lebar Altair yang mulai menjauh.Dengan kecepatan tinggi Altair melajukan mobil Audi hitamnya menuju kantor,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • SUMMER TRIANGLE   Segitiga Musim Panas

    “Tadaima!” ucap Altair seraya membuka pintu apartemennya setelah pulang dari kantor. Penasaran karena tidak ada jawaban dari Aquila ia lirik jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul sembilan malam, tidak mungkinkan gadis itu sudah tidur seawal ini.“Aquila?” Panggilnya lagi.“Kak Altair.. okaeri!” Aquila keluar dari arah dapur dengan celemek yang terpasang.“Maaf aku tidak dengar, aku sedang fokus memasak.” Jelas Aquila. Altair berjalan mendekatinya.“Memangnya sudah sembuh? Kita bisa membeli makanan saja agar kau tidak perlu repot seperti ini.” ucap Altair lembut. Ia usap-usap kepala Aquila pelan.“Kak.. aku pingsan karena kelelahan, bukan karena penyakit mematikan jadi berhentilah terlalu mengkhawatirkanku.” Aquila berkata lembut. Altair hanya mengangguk-anggukkan kepala.“Sudahlah lebih baik k

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • SUMMER TRIANGLE   Orihime Yamada

    Hari berganti, Aquila sudah sembuh dari sakitnya dan sekarang dia sudah tidak bekerja fulltime di kafe lagi, Altair benar-benar melarangnya sejak insiden Aquila jatuh pingsan karena kelelahan. Altair yang akan membiayai kuliah Aquila. Tentu saja Aquila menolak pada awalnya. Dia tidak mau merepotkan siapapun, selagi dia masih bisa bekerja dia akan bekerja hingga akhirnya Altair memberikan penawaran yang menurut gadis itu masuk akal. Setelah Aquila lulus kuliah dia harus bekerja untuk perusahaan Altair sebagai cara untuk membayar biaya hidup dan biaya kuliah Aquila yang sudah Altair keluarkan. Sebenarnya Altair tidak mempermasalahkan uang yang harus ia keluarkan untuk Aquila tapi mengingat gadis manis itu tidak akan menerima bantuan nya secara cuma-cuma akhirnya dia memberikan penawaran tersebut. Hubungan mereka berdua pun semakin dekat. Sudah tidak ada lagi rasa canggung di antara mereka. Keduanya sudah seperti kakak beradi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • SUMMER TRIANGLE   Milikku

    “Would you like to be mine?” tanya Altair. Ia genggam kedua tangan Aquila erat sembari memaku sepasang manik coklat madu itu.“Absolutely, yes!” Mendengar jawaban yang diberikan Aquila, Altair segera menarik tangan gadis itu hingga terjatuh di pangkuannya. Memeluknya erat, menyesap aroma jasmine yang menguar dari tubuh Aquila. Aquila melakukan hal yang sama, ia memeluk erat pria tampan beraroma mint yang baru saja sah menjadi kekasihnya.Lama keduanya saling berpelukan, mencurahkan segala perasaan yang sudah mereka tahan beberapa bulan yang lalu.“Arigatou.. hontou ni arigatou!” Altair berucap lembut, “terima kasih karena sudah hadir di hidupku.” Lanjutnya.“Un.. terima kasih karena telah ‘menemukanku’!” balas Aquila.Altair yang pertama melepaskan pelukannya, ia i

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • SUMMER TRIANGLE   Ucapan Tuan Minami

    Pagi menjelang. Ryota, Arata dan Naoki masih tertidur di sofa panjang apartemen Altair sementara sang empunya tengah menikmati segelas kopi hitam di balkon depan. Menikmati udara pagi yang begitu segar, pria itu sudah lupa kapan terakhir kali ia menikmati udara pagi seperti sekarang ini.Menyesap kopinya santai, menikmati segala rasa yang terkandung di minuman berwarna hitam pekat itu. Ada rasa manis juga pahit yang menyapa indra pengecapnya bersamaan, mau tidak mau ia harus meneguknya. Seperti kehidupan. Kau tidak bisa memilih untuk selalu merasakan bahagia dan membuang pahitnya, suka tidak suka kau dipaksa menelan ke duanya untuk menyeimbangkan rasa.Beberapa kali pria tampan itu mengambil nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dari ufuk timur bisa ia lihat matahari yang masih malu-malu menampakkan diri, sebagian sinarnya menerobos awan yang menghalangi. Bisa Altair lihat juga beberapa burung berterbangan untuk memulai aktivitas

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • SUMMER TRIANGLE   Kebenaran

    Hari sudah menjelang sore saat Aquila sampai di tempatnya bekerja. Beberapa rekan kerjanya menoleh ke arah gadis cantik itu heran, bagaimana tidak, Aquila datang menggunakan mobil mewah keluaran terbaru yang tak mungkin bisa dimiliki oleh pekerja paruh waktu seperti mereka. Aquila sendiri memilih tak ambil pusing dengan tatapan yang dilayangkan oleh teman-temannya, ia berjalan menuju ruang ganti karyawan.“Sepertinya ada yang punya pekerjaan sampingan lain.” sindir salah satu rekan yang Aquila tahu tidak menyukainya. Gadis manis itu tidak menjawab, ia sibuk untuk mengganti pakaiannya.“Di mana kau mencari pria kaya untuk menunjang finansialmu?” tanya rekannya yang sedikit meninggikan suara karena tak juga mendapat respon dari Aquila, “hei.. aku berbicara padamu, Aquila!” seru temannya.Aquila menoleh, “aku tidak mencari pria kaya untuk menunjang finansialku.” balas Aquila.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • SUMMER TRIANGLE   Permintaan Maaf Altair

    Tadaima!” Altair memasuki rumahnya.Gelap yang pertama menyapa indra penglihatan pria tinggi itu. Dinyalakannya saklar yang terletak tidak jauh dari pintu. Melihat kondisi rumah yang masih gelap tentu kekasihnya belum pulang, ia lirik jam yang melingkar di lengannya masih menunjukkan pukul setengah satu. Usai makan malam tadi ia dan kedua sahabatnya menikmati wine sebentar sambil berbincang-bincang ringan, setelahnya Ryota dan Naoki menghantarnya pulang.Ia duduk di ruang tengah, menyalakan benda elektronik yang berjarak beberapa meter darinya. Mencari siaran yang menarik menurutnya, tidak ada yang menarik akhirnya pria itu lebih memilih untuk menonton film yang sudah lama belum sempat ia tonton.Setelah menunggu hampir dua jam akhirnya yang ditunggu pulang juga. “Tadaima!” ucap gadis itu terdengar lembut di telinga Altair.“Okaeri, Aquila!&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • SUMMER TRIANGLE   Undangan Tuan Minami

    “Selamat pagi Altair san.” sapa sekretarisnya begitu ia sampai di kantor.“Pagi.” jawab Altair singkat.Pria tinggi itu mengedarkan pandangan nya untuk mencari sosok Ryota dan Naoki yang belum terlihat. Melihat jam yang sudah pukul delapan biasanya kedua sahabatnya ini sudah sibuk dengan laptop masing-masing. Tak menemukan orang yang dicari Altair memutuskan untuk mulai bekerja sendiri, dibukanya laptop yang tadi ia bawa lalu mengecek e-mail yang masuk satu persatu. Matanya tertuju pada salah satu alamat e-mail yang tidak asing untuknya, tanpa menunggu lama ia langsung membuka e-mail tersebut.From : minami.ceo@minamicorp.comTo : sato.altair@northstarcorp.comAku ingin mengajakmu makan siang bersama. Aku tunggu di Uncle Roger resto.Padat, jelas, singkat email yang dikirim oleh ayah ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04

Bab terbaru

  • SUMMER TRIANGLE   Kemarahan Orihime

    Altair melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruangan pribadinya usai sampai di kantor. Wajahnya yang tampan tak berhenti mengulas senyum simpul. Rasa bahagia yang meluap masih tertinggal dari kegiatannya bersama Aquila kemarin. Founder dari North Star Corporation itu bahkan menyapa setiap pegawai yang berpapasan dengannya, hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya dan hal itu cukup menggugah rasa penasaran di benak karyawan, kira-kira apa yang sudah terjadi dengan bos mereka yang sangat dingin hingga mau menyapa mereka sebelum mereka menemukan noda merah ke unguan yang memenuhi leher pucat pria menawan yang merupakan atasan mereka. Ah sepertinya bosnya tengah jatuh cinta.“Selamat pagi Ryota.. Naoki..!” serunya begitu melihat kedua sahabatnya itu sudah mulai anteng dengan laptop masing-masing.Keduanya menatap Altair aneh, “Aquila salah memberimu obat?” sindir Ryota.“Nope.. dia memberiku ob

  • SUMMER TRIANGLE   Lagi

    Pukul tujuh tepat Aquila keluar kamar untuk membuatkan sarapan untuk kekasihnya dan sahabatnya, ia menggunakan sweater dengan model turtle neck untuk menutupi tanda cinta yang semalam kekasihnya bubuhkan di seluruh lehernya, ia tak ingin para sahabatnya melihat itu. Seulas senyum menghiasi wajahnya, wanita cantik itu masih merasakan kebahagiaan yang meluap yang tertinggal di hatinya usai kegiatan yang mereka lakukan semalam.Sebenarnya mereka melakukan kegiatan itu lagi usai Altair mengisi kembali tenaganya, pria tinggi itu berhasil membuatnya keluar sebanyak empat kali, sementara Altair keluar dua kali. Aquila tidak tahu kekasihnya itu benar-benar lihai membuatnya terbang bersama kupu-kupu di dalam perutnya.Arata datang menghampirinya saat wanita cantik itu tengah menghidangkan enam porsi sandwich, dua cangkir kopi susu dan empat cangkir kopi hitam di atas meja makan.“Aquila, kau sakit?” tanya Arata cemas

  • SUMMER TRIANGLE   Menyatu

    Altair menimbang-nimbang apakah ia harus melanjutkan kegiatan ini atau tidak. Ia tak mau menyakiti kekasihnya lebih lagi. Altair yang tengah bimbang dikejutkan dengan Aquila yang menariknya mendekat setelah tangan gadis itu ia lepaskan tadi. Dengan berani Aquila mengalungkan tangannya di leher Altair dan perlahan menariknya mendekat. Saat sudah cukup dekat gadis cantik itu meraih bibir ranum milik prianya. Altair tidak menolak maupun membalas ciuman Aquila, ia ingin tahu seberapa jauh kekasihnya itu akan mendominasi dirinya.Aquila mencium bibir Altair dengan sangat lembut, mengabsen gigi gerigi kekasihnya seperti yang Altair ajarkan tadi, dengan perlahan melumat bibir merah itu. Puas merasakan bibir kekasihnya gadis manis itu berpindah ke leher jenjang Altair, menciumnya perlahan sebelum ia mengigitnya pelan hingga menimbulkan bercak merah tua yang begitu kontras dengan kulit putih pucat yang dimiliki Altair.Aquila membuat banyak kissmark

  • SUMMER TRIANGLE   Awal

    Pukul sebelas tepat, ke enam nya baru bisa menikmati hidangan yang sudah Aquila siapkan setelah sebelumnya mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan memotong kue. Mereka makan sambil sesekali bersenda gurau guna mencairkan suasana di antara Altair dan Aquila yang mendadak membeku.Namun, itu tak berpengaruh pada Aquila, gadis manis itu tetap asyik dengan pikirannya sendiri. Ia masih merasakan ngilu tiap kali mengingat ada aroma parfum vanilla yang menempel di badan kekasihnya. Bukankah tidak mungkin aroma parfum bisa menempel tanpa ada kontak fisik yang cukup lama?“Sayang, kenapa tidak kau buka saja kado-kadonya?” Altair memberi saran pada Aquila begitu mereka sudah menyelesaikan acara makan malamnya.“Altair benar!” seru Arata mengiyakan ucapan kakak

  • SUMMER TRIANGLE   Curiga

    Altair dan Naoki sampai di kantor pukul setengah sembilan, mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran Kakek Sato dan Orihime yang sudah duduk di ruangan mereka bersama Ryota yang nampak acuh sibuk dengan laptop di depannya.Naoki tampak tidak peduli meskipun jauh di dalam hatinya ia khawatir dengan Altair, pria tampan itu langsung duduk di kursinya sementara Altair menduduk kan dirinya di sofa yang berhadapan dengan kedua tamu tak diundangnya.“Ryota, bisa pesankan kami kopi?” gumam Altair. Ryota mengangguk, ia segera keluar ruangan untuk menyuruh sekretarisnya membuatkan tiga cangkir kopi.“Langsung saja, kedatangan kakek kemari untuk mengantarkan Orihime,” Kepala Keluarga Sato itu menggantung kata-katanya, “dia akan menjadi sekretaris pribadimu mulai hari ini.” Alih-alih merespon ucapan sang kakek Altair hanya menghembuskan nafasnya berat, ia terlalu lelah untuk berdebat dengan sang k

  • SUMMER TRIANGLE   Pancake

    “Hallo Naoki?”“Ada apa kau meneleponku selarut ini?” tanya Naoki dari seberang sana.“Carikan aku mobil sekarang!”“Altair kau gila, ini sudah pukul sebelas malam dan kau meminta mobil?” Naoki tidak percaya sahabatnya meminta mobil selarut ini.“Aku tidak peduli, besok pagi harus ada mobil di parkiran apartemenku.” Altair mematikan panggilannya sepihak. Membuat Naoki bertanya-tanya apa yang terjadi dengan sahabatnya itu.Altair begitu takut ucapan Orihime benar bahwa sang kakek akan menghalalkan segala cara agar dirinya mau dijodohkan dengan Orihime. Meskipun begitu sudut hati Altair tidak percaya

  • SUMMER TRIANGLE   Saran Orihime

    Jam istirahat Altair turun ke lantai dasar untuk menemui Orihime meskipun ia tidak yakin mantan kekasihnya itu masih menunggunya mengingat Orihime adalah orang yang tidak suka menunggu. Namun, tebakan Altair salah, wanita itu masih ada di kafe yang terletak di bagian samping lobi kantornya. Wanita itu terlihat sedang menyesap kopinya sambil melihat pemandangan di luar kafe, sebuah taman kecil yang didesain sebagai area hijau kantor itu.“Aku kira kau sudah pergi.” sapa Altair lalu duduk dihadapan Orihime, wanita itu menoleh dan memamerkan senyumnya.“Aku menunggumu.”“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Altair langsung.“Seperti janjiku tempo hari, aku sudah mencoba b

  • SUMMER TRIANGLE   Liburan Bersama

    Altair berusaha membuka matanya yang terasa seperti dilem kala ia merasakan sapuan di kepala. Mencoba memfokuskan penglihatan ia melihat Aquila yang sedang tiduran di sampingnnya sambil mengusap-usap kepalanya. Gadis manis itu tersenyum untuknya.“Ohayou.” gumam Altair. Ia masih mengantuk sekali karena baru bisa tidur dini hari.“Maaf.. aku membangunkanmu.” ucap Aquila menyesal telah membangunkan kekasihnya.“Tidak masalah, lebih mendekatlah.” Pinta Altair.Gadis manis itu menurut, ia mendekat lebih dekat dan merebahkan dirinya di samping Altair dengan berbantalkan lengan kekasihnya. Dirasakannya Altair yang mulai mengelus-elus kepalanya pelan. Aquila merubah posisi tidurnya dengan meletakkan kepalanya di atas dada bidang Altair, didengarnya jantung sang kekasih yang berdetak teratur, kepalanya ikut naik turun seirama dengan tarikan dan hembusan nafas orang terkasi

  • SUMMER TRIANGLE   Pesan

    Altair dan Aquila berjalan-jalan di sekitar penginapan tradisional itu, pria tinggi itu melambatkan langkahnya untuk mengimbangi langkah Aquila yang pelan karena saat ini gadis cantik itu menggunakan geta.Di sekitar ryokan yang mereka tempati terdapat juga beberapa penginapan tradisional yang ukuran nya lebih kecil, ada banyak pula kedai-kedai makanan tradisional yang masih buka, terlihat juga beberapa tamu yang lalu lalang dengan menggunakan yukata dari masing-masing ryokan.Meski di luar cukup dingin mereka terlihat antusias untuk menjelajahi sekitaran tempat itu sambil bercengkerama mengenai topik-topik ringan. Ini quality time yang tak bisa dibiarkan begitu saja pikir keduanya. Minggu depan Aquila akan sidang untuk gelar kuliahnya dan Altair akan disibukkan dengan pekerjaannya.“Kau lelah?” tanya Altair yang merasa langkah kekasihnya semakin pelan.“Sedikit.. aku tidak terbiasa

DMCA.com Protection Status