Beranda / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Extra 11 - Kau Tidak Akan Tahu Dia Siapa

Share

Extra 11 - Kau Tidak Akan Tahu Dia Siapa

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Tapi Val sendiri seperti berhenti berfungsi. Ia berdiri diam tanpa menggerakkan satu pun jari. Ia seperti tenggelam juga tapi dalam lumpur yang pekat sampai tidak menyadari apapun.

Butuh beberapa detik sebelum akhirnya Val menggeleng. “No, you don’t. Kau belum menikah, tidak mungkin hamil.”

Serena tertawa dengan brutal. “Itu lucu, Dad. Kau tahu aku ada sebelum kau menikah juga!”

“Itu… berbeda! Kau tidak tidur dengan siapapun!” Val sesaat kehilangan kata-kata tapi kembali membentak setelah itu.

“Kau tahu darimana aku tidak tidur dengan siapapun?” Serena mendengus dan menyeringai, yang tentu bukan ide bagus karena membuat ayahnya semakin marah.

“Karena tidak ada pria waras di dunia ini yang akan berani menyentuhmu! Mereka tahu kau siapa dan—”

“Apa kau berpikir kalau dirimu adalah raja dunia? Kau bukan penguasa—”

“KAU TIDAK MUNGKIN HAMIL!” Val sudah habis kesabaran dan meraung keras, sampai Ian akhirnya terperanjat dan kembali tersadar kalau ia dalam situasi genting, tapi tidak tahu harus
aisakurachan

Lempar ke aku aja Banggg! Nanti aku tangkap pake jaring gede :)) Mayan Lima kilo emas Halooo hari ini (Dan mungkin seterusnya selama extra) Dua aja ya. Author harus sama nulis yg Lain juga soalnya hehehe Novel apa tuh kira-kira :))

| 13
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Haruki Matsuda
duh..nggak sempet ngelak tuh..
goodnovel comment avatar
Ummu Kaltsum
kena jadi typo, yg bener : dunia hitam ayahnya...
goodnovel comment avatar
Ummu Kaltsum
karma para Casanova. Val kena karma lewat anaknya, Ian yg ga mau terkait dunia hitam anaknya malah ga sengaja hamilin putri sulung bos mafia wkwkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 12 - Kau Sudah Keren

    “Terima kasih.” Mae tersenyum pada pelayan yang sedang menuangkan cairan berwarna coklat kental yang menjadi pesanannya—bukan cokelat panas, tapi mocca.“Kau yakin?” Ash meraih tangan Mae, yang ada di atas meja. Ia tahu Mae akan melakukan apa saat memesan minuman itu. Belum sampai kopi, tapi mocca sudah bentuk percobaan yang cukup menantang.Mae mengangguk. “Aku harus mencobanya. Kata Lynch boleh saja, selama aku yakin. Dan aku yakin saat ini.“Tidak perlu tergesa.” Ash tidak ingin Mae terlalu memburu. Bagaimanapun, baru sekitar empat kali ia kembali melakukan konsultasi dengan Lynch. Masih terlalu cepat menurutnya.“Aku ingin mencobanya, Ash. Aku tidak mau kau menjauhi kopi selamanya.”Mae mengelus punggung tangan Ash, meminta agar Ash melepaskan tangan kanannya.“Tidak masalah, Mary. Itu—”“Masalah untukku, Ash. Aku tidak mau kau membatasi kehidupanmu karena diriku. Sudah cukup.” Mae sampai melakukan hal yang tidak disukainya—kembali bertemu Lynch—untuk Ash. Ia tidak mau Ash terus m

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 13 - Kau Siapa?

    “Nanti, Mary. Untuk apa tergesa seperti itu, makan ini dulu.” Ash menggeleng sambil memajukan dessert yang juga mereka pesan tadi. Untuk menetralkan rasa kopi kalau memang Mae gagal tadi.“Oke… Oke.” Mae mengerti kalau kemajuannya tidak boleh dipaksakan seperti nasehat LynchMae lalu mengambil sendok untuk memotong mont-blanc. Dessert paling terkenal dari Angelina.Salah satu toko kue paling terkenal di Paris—sudah berdiri semenjak tahun 1903, dengan dekorasi yang mirip istana mewah zaman Marie Antoinette. Memang menjadi tempat yang masuk dalam daftar kunjungan wajib saat Mae merencanakan perjalanan itu.Mae tidak mau mereka hanya berjalan-jalan tanpa tujuan berarti. Ia sengaja ingin mengunjungi toko-toko roti legendaris di Paris untuk melihat menu dan lainnya. Terutama Angelina yang memiliki konsep hampir sama dengan toko miliknya. “Oh, shit! This is so good.” Mae sampai mengumpat setelah merasakan gigitan pertama, karena mont-blanc itu benar-benar lezat.Dilihat sekilas di serti i

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 14 - Apa Kau Tahu Dia Dimana?

    “Ash! Pergi!” Amy dengan panik berusaha mendorong Ash menjauh, tapi tentu percuma. Ia seperti mendorong tembok karena Ash sama sekali tidak bergerak. Bahkan setelah dibantu oleh Mae yang berusaha menarik agar menjauh, tubuhnya tetap berdiri kokoh di tempat.“Who the fuck are you?!”Ash mengulang pertanyaannya, masih sambil tidak berkedip menatap bocah itu. Iya Mencoba tersenyum tapi terlihat jelas kepanikannya.“Bukan urusanmu dia siapa! Pergilah!” Amy menjerit dan mengusir sambil melambai pada Loius yang sudah mengikuti masuk. Tapi tentu ia tengah berkonflik, harus membantu Amy atau Ash. Dua-duanya adalah orang yang harus dipatuhinya saat ini.“Perkenalkan, saya Galant.” Bocah itu akhirnya berhasil memupuk keberanian dan mengulurkan tangan pada Ash—yang tentu saja diabaikan. Hanya melirik dengan hina, seakan tangan itu adalah tumpukan kotoran.“Tidak perlu memperkenalkan diri!” Amy kesal melihat lirikan itu tentu.“Dia kakakmu bukan?” Galant rupanya punya inisiatif sendiri.“Ya, aku

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 15 - Kau Bisa Membawaku Padanya?

    “Aku akan memberi lokasinya, kau bawa dia pergi dari sini. Keluar dari Italia. Tapi hati-hati.” Suara wanita itu memberi perintah lebih lanjut. Ash menyebutnya perintah karena memang diucapkan dengan nada memerintah. Ia sepertinya yakin kalau Ash tidak akan menolak.“Tunggu! Kau itu siapa?” Ash tidak bisa menemukan titik yang bisa menjelaskan kenapa tiba-tiba ada wanita yang menjawab ponsel Ian dan menyebutnya dalam bahaya.“Jangan banyak tanya! Datang saja dan jangan menghubungi nomor ini lagi! Dayanya hampir habis. Aku tidak tahu dia persisnya dimana, jadi tempat yang aku berikan mungkin kurang akurat. Kau cari dengan benar pokoknya!”Putus begitu saja, lalu pada detik berikut ada pesan masuk, menunjukkan lokasi antah berantah yang tidak dikenali Ash. Sepertinya kota kecil di Italia.“Ada apa? Apa Ian mendapat masalah?” tanya Mae.“Entah, tapi aku benar harus ke Italia—Oh, Amy? Aku juga…”“Aku yang akan membujuknya nanti. Pastikan saja kau meminta maaf saja.” Mae bisa membujuk Amy,

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 16 - Kau Hanya Pernah Tidur Denganku?

    Ian duduk sambil menekan pelan kedua tangannya. Lengan atas, sampai pergelangan tangan. Lalu kedua kakinya. Semua utuh, tidak ada bengkak. Itu berarti tulangnya utuh.Tubuhnya terasa seperti sampah, karena terlalu banyak rasa sakit, tapi tidak ada yang sampai mengkhawatirkan. Pukulan dan tendangan bertubi-tubi yang diterimanya terlihat buruk, tapi ia berhasil menempatkan agar tubuhnya tetap utuh—tidak ada luka fatal. Ian tidak amat melawan memang, karena masih perlu ada disana. Ia belum memastikan apakah anak itu miliknya atau tidak.“Sekarang apa?”Ian bersandar pada tembok di belakangnya, menatap seluruh ruang berukuran kurang lebih tiga kali tiga meter, lalu tingginya hampir tidak bisa menampung panjang tubuh. Bertembok rapat dan keras, pintu kayu yang terlihat kokoh, dan hanya ada satu lubang udara di atas kepalanya saat ini. Itu pun berukuran tidak lebih besar dari telapak tangan.Ian masih beruntung saat ini hampir musim panas, tidak masalah lubang itu terbuka. Ia membayangkan

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 17 - Kau Itu Tolol?

    “Kau berisik!” Serena ikut mendesis dengan panik saat melihat orang yang biasa berjaga di rumahnya mulai berlari ke arah mereka. Tidak ada orang yang berjaga di depan pintu, tapi mereka akan sensitif pada suara yang berasal dari sana. Bagaimanapun Ian masih tawanan yang harus di jaga.“Aku—”“Ikut aku!” Serena tidak mendengar rencana Ian, dan menariknya menyusuri bagian samping dari bangunan yang menjadi tempat mengurung Ian. Ruang itu rupanya bagian dari bangunan yang lebih besar, seperti paviliun dan kini Serena memutar dan keluar ke area samping taman.“Kau hanya tidur denganku?”Ian berlari mengikuti Serena—menyesuaikan dengan langkah Serena, karena sebenarnya bisa lebih cepat—tapi kepalanya tidak berkonsentrasi pada keadaan sekitar. Ia masih takjub dengan kenyataan yang tadi disebut Serena.“Menunduk!” Serena mungkin lambat, tapi ia lebih tahu seluk-beluk rumah itu. Ia menarik tangan Ian ke balik semak azalea yang ada di samping bangunan garasi. Orang yang mondar-mandir di sana

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 18 - Aku Harap Kau Tidak Membuangnya

    “What the fuck?”Ash mengumpat sambil menurunkan teropong. Ia tidak menyangka akan melihat rumah sebesar itu dan juga orang sebanyak itu untuk menjaganya. Mereka bahkan melakukannya dengan terang-terangan.Ash sudah menduga akan ada masalah, tapi tidak sebesar ini. Ia tadi mencoba mencari informasi saat menyamar menjadi turis normal yang sangat ingin tahu. Semua orang lokal di restoran lokal dan toko souvenir langsung menggeleng dan memperingatkannya untuk tidak mendekati rumah itu.Menyebutnya indah tapi bukan tempat wisata, milik pribadi dan lainnya. Ada pula yang sambil berbisik menyebut jangan mencoba mendekat ke sana. Intinya, mereka semua menyebut kalau apa yang akan dilakukannya adalah bodoh. Tapi apa lagi yang bisa dilakukannya?Kalau kemarin Ash ragu, kini ia tahu kalau kemungkinan Ian memang ada dalam keadaan bahaya. Ash masih tidak tahu siapa pemilik rumah itu karena tidak ada orang yang berani menyebutkannya.Tapi justru keengganan semua orang menyebut dengan jelas sudah me

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 19 - Kau Berbohong?

    “Aku akan membawanya. Maksudku—aku tahu kehidupanmu di sini… aneh.”Ian tidak bisa mengatakan mengerikan dengan amat jelas tentu.“Aku tidak punya pengalaman, maupun pengetahuan merawat bayi, tapi aku akan membawanya kalau kau memang tidak ingin.”Ian akan belajar. Ash selalu menyebutnya malas belajar dan lebih menyukai aksi tanpa teori, tapi ia akan berusaha untuk yang ini.Ia sudah memetik bunga itu, maka apapun yang mengikuti akan diterimanya. Entah salah atau tidak caranya memetik, tapi Ian akan mencoba memperbaiki. Bukan semakin merusaknya.“Kenapa?” tanya Serena.Pertanyaan yang agak tidak terduga. Ian tadinya mengira hanya akan ada ‘Oke’ atau ‘tidak mau’.“Aku tidak ingin ada nyawa yang jelas tidak bersalah mati. Aku—” Ian ragu, tapi alasannya memang hanya itu.“Aku sudah membunuh banyak orang. Mereka terlihat bersalah—tapi nyatanya aku tidak tahu benar tentang faktanya. Aku lebih memilih untuk percaya pada alasan yang mudah saja dipalsukan, dan membunuh siapapun yang disodorkan

Bab terbaru

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 65 - Kau Ada di Tempat Sempurna

    “Di sini saja, lebih teduh.” Rowena menunjuk kursi di sebelahnya. Dean juga mengangguk setuju.Seluruh plot kursi taman itu sebenarnya ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman rumah, tapi karena posisi matahari, ada bagian yang masih tersiram cahaya.Mae sebenarnya tidak keberatan mendapat siraman matahari setelah beberapa hari berada di rumah sakit, tapi ia masih ingat bagaimana nasib orang yang kali terakhir berdebat dengan Rowena—diusir, karenanya sekarang Mae memilih menurut dan duduk dengan manis di sampingnya.“Kau sudah tidak sakit?” tanya Amy yang sudah duduk dan kini menyerahkan satu cookies dari meja. Bukan buatan Mae tapi. Ia belum boleh mendekati dapur—atau melakukan apapun.“Tentu saja. Dokter tidak mungkin mengizinkan aku pulang kalau belum.” Mae melirik Ash yang juga sudah duduk di sampingnya. Orang yang tidak mungkin mengizinkan Mae pulang sebelum dokter memastikan tidak ada yang salah dari tubuhnya.Untung saja Mae kemarin berhasil membuat dokter itu merahasia

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 64 - Kau yang Salah

    “Mae? Ada apa?”Jeritan itu tentu saja menarik perhatian Rowena, dan juga beberapa orang tamu yang bersamanya. “Mae, hentikan!” Rowena menyambar kran wastafel dan mematikannya. Ia lalu menyambar tisu dapur dan mengulurkannya untuk wanita yang kini tersedak dan terbatuk itu.“Lady Jane? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Rowena, sambil membantu mengusap air dari wajahnya.Mae yang masih berdiri di situ sedikit menjauh. Mengeluh saat mendengar Rowena memanggilnya lady. Itu berarti Jane ini berasal dari kalangan bangsawan yang sama dengan Rowena. Ia menyombong karena tahu kedudukannya kurang lebih sama dengan Rowena.“Tidak! Wanita ini menyerangku!” Jane menuding ke arah Mae, segera begitu batuknya terhenti.“Mae? Apa—”“Pelayan ini kurang ajar. Kau harus memberinya pelajaran etika!” Jane mengadu tanpa memberi kesempatan Rowena untuk bertanya pada Mae.“Siapa? Pelayan yang mana?” Rowena bingung memandang sekitar, mengira ada orang lain yang terlibat.“Ini!” Jane menuding Mae dengan lebih je

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 63 - Kau Tidak Sopan

    “Aku saja yang membawa.” Mae mengambil alih piring besar berisi potongan kue yang sudah diatur rapi olehnya dari tangan pelayan. Ini karena memang jumlah orang yang membawa kurang. Mae membantu agar pekerjaan mereka cepat selesaiAcara makan sudah dimulai sejak dua jam lalu, dan kini saatnya dessert yang dihidangkan. Semua tamu ribut bicara dan menertawakan entah apa. Mereka sudah tidak lagi duduk, tapi berdiri berkelompok masing-masing. Beberapa mengerumuni Rowena sebagai tuan rumah untuk berterima kasih.“Mae.” Rowena menghentikan langkah Mae dengan meraih lengannya saat ia lewat untuk kembali ke dapur.“Kau tidak perlu bekerja lagi.” Kalimat Rowena itu terdengar seperti kalimat pemecatan, tapi Mae sudah menghapal kalau tujuan Rowena bukan itu. “Kau tidak terlihat baik-baik saja.”Kalimat Rowena yang menyusul berikut menjelaskan niatnya dengan lebih baik. Rowena sedang mengkhawatirkan keadaan Mae.“Ya, setelah ini aku akan beristirahat.” Mae tersenyum menenangkan, lalu meneruskan l

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 62 - Kau Disini?

    “Karena itu kalian bisa melapor pada—Oh? Sir.” Louis mengangguk saat melihat Ash mendekat.Tapi ia paham kenapa dan langsung bergeser, memperlihatkan sosok yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan briefing. Tidak berkomentar saat Ash menarik kerah jas Ian, yang tentu saja sedang tersenyum lebar.“What the fuck are you doing here?” geram Ash, setelah mereka sampai di taman yang sepi, tidak termasuk area yang dipakai untuk menjamu tamu.“Tolonglah jangan banyak mengumpat. Untung saja tidak ada toples di sini—Oh, apa aku perlu menghitung berapa umpatan yang kau ucapkan? Jadi bisa membayar nanti?” Ian menepuk bahu Ash perlahan, menangkan sekaligus menikmati reaksinya. Ian memang sengaja tidak mengatakan apapun agar bisa menikmati reaksi itu.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Ash mendesis sambil menatap Ian dari atas sampai ke bawah. Jas itu sangat baru, juga pin yang tersemat di dadanya—menandakan ia anggota RaSp.“Apa kau menyamar? Ada pekerjaan yang membuatmu harus menyamar di sini?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 61 - Kau Juga Melihatnya?

    “Itu cara berpamitan yang unik.”Mae menggelengkan kepala dan tertawa. Sejenak meninggalkan spuit yang dipakainya untuk menghias cupcake untuk menatap Ash.Ia baru saja menceritakan keributan yang terjadi malam kemarin saat ayah Serena datang menjemput. Ash baru bisa menceritakannya sekarang, karena kesibukan Mae memang hampir tanpa henti. Tamu yang dimaksud Rowena tidak hanya berlangsung sehari, tapi datang bergilir selama dua hari ini. Ia menjamu para istri dari orang-orang berpengaruh yang kemarin mendukung dan berkontribusi pada kemenangan Dean. Sedikit membalas budi.Karenanya Mae juga memperlakukan pekerjaan itu dengan lebih serius. Ia tidak boleh mengacau.“Unik, tapi yang pasti aku bersyukur dia sudah kembali. Aku lelah dengan drama gila mereka.” Ash menghela napas sambil mengulurkan tangan—berusaha mencolek krim berwarna hijau yang disiapkan Mae.Tentu saja Mae mencekal lengan itu. Mae tidak mungkin mengizinkan ada yang menyentuh adonannya dengan tangan yang tidak jelas keber

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 60 - Kau Akan Selalu Menjadi Tuan Putri

    “Serena?”Ian menggoyangkan bahu Serena, cukup keras, dan masih tidak bergerak. Ian berencana memakai ponsel untuk menyuarakan alarm, tapi sepertinya percuma.Suara bentakan yang dikeluarkan Val tadi kerasnya melebihi alarm dan tidak mengganggu Serena. “Tuan Putri!”Ian akhirnya berseru agak keras dan mengguncang kedua bahu Serena. Baru setelahnya mendapat respon.“Lima menit lagi, Mom.” Gumaman yang kurang lebih menjelaskan kalau ia masih bermimpi.“I'm not your Mom, so please wake up. She's waiting for you.” (Aku bukan ibumu, jadi bangunlah. Dia menunggumu)Ian berbisik di telinganya, hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat bagaimana mata Serena membuka lebar dengan tiba-tiba. Ia langsung berbalik mencari siapa yang berbicara padanya, dan menemukan Ian berbaring di sampingnya sambil menopang kepala menahan tawa.“Bangun tidur pun kau tampak mempesona, Tuan Putri. Hamba puas melihatnya,” kata Ian.“Just cut the crap! Apa maksudmu Ibuku menunggu?” Informasi itu masih diingat ole

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 59 - Kau Tidak Bisa Membunuhku

    “Miss, ada tamu untuk Anda.” Louis dengan sopan mengetuk pintu kamar Serena.“Lebih keras lagi. Dia tidak akan terbangun kalau kau mengetuk selembut itu.” Val menyarankan karena tahu kebiasaan Serena. Biasanya hanya gempa yang bisa membangunkannyaLouis mengangguk dan mengetuk lebih keras lagi. “Miss?” Pintu itu terbuka, tapi yang muncul adalah Ian. “Kau mau apa?” Ian separuh membentak dengan wajah jengkel.Tapi hanya bertahan satu detik, karena wajah itu terhantam oleh kepalan tangan Val setelahnya. Ian tidak mungkin menghindar dan nyaris terpelanting.Dengan gerakan yang terlatih, Ian langsung menegakkan tubuh dan melayangkan tendangan balasan pada siapapun yang menyerangnya. Tapi kakinya berhasil ditepis dan saat itu Ian akhirnya melihat mata amat biru yang sekarang menjadi mimpi buruknya.“Oh, shit!” makinya, sambil menurunkan tangan—membatalkan serangan, tapi tetap waspada dan bergerak menghindar saat Val menggembor marah dan melayangkan pukulan lain.“Dasar setan!” Val berseru d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 58 - Kau Datang Sekarang?

    “Aku bilang jangan berpikir ke arah sana!” sergah Serena, sambil mengibaskan rambut dan tengkuknya kembali tertutup.“Oh…” Ian tentu saja kecewa, tapi tidak bisa lama. Saat Serena mengangkat sepuluh jarinya, ia langsung paham masalahnya apa. “Kau tidak bisa membukanya.” Serena berbalik sambil mengangguk. Masih ada sisa pink di wajahnya tapi tidak lagi amat merah. “Aku tidak bisa memaksa membuka ini. Aku perlu sembuh cepat. Harus latihan.” Serena menunjukkan perbannya lagi. Ia bisa memaksakan untuk membuka perban itu, tapi khawatir akan memperburuk lukanya. Serena membutuhkan tangan itu untuk berlatih sebentar lagi.“Seharusnya kau mengatakannya sejak tadi. Aku akan membantu. Ini mudah.” Ian memutar tangannya. Isyarat agar Serena kembali berbalik memunggunginya.“Aku akan meminta bantuan Mae kalau dia tidak sibuk!” cetus Serena. Masih ingin menegaskan kalau Ian adalah pilihan terakhir.“Itu tidak akan seru. Seharusnya kau langsung datang padaku. Masalahnya akan cepat selesai.” Ian te

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 57 - Kau Jangan Berpikir yang Aneh

    “Kenapa susah sekali!” Serena mengeluh karena jarinya tidak bisa menyentuh zipper yang sebenarnya mudah.Kalau bisa melepaskan kuncian, Serena bisa mendorong turun, tapi gerakan sederhana itu sangat membutuhkan jari. Serena menghela napas. Menyerah, ia memerlukan bantuan.Serena bisa saja melewatkan mandi, tapi tetap ingin mengganti baju. Ia sudah memakainya seharian berkeliling.Serena keluar dari kamar—mencari Mae, tapi belum sampai di kamarnya, Serena sudah melihat Mae berlari kecil ke arah dapur. Serena mengintip, dan terlihat Mae—dibantu beberapa orang pelayan yang memang bekerja di rumah itu sedang sibuk menyiapkan kue.Mae tadi hanya keluar sebentar, kini melanjutkan pekerjaannya menggiling adonan croissant berwarna merah yang harus dilipat berulang kali. Bukan saat yang tepat untuk meminta bantuan, karena Serena perlu membawa Mae ke kamar. Tidak mungkin ia membuka bajunya di dapur.“Ian ada di sana—belum pulang. Menerima panggilan.”Ash yang berusaha membantu Mae—dengan menga

DMCA.com Protection Status