Share

Aku Lumayan Terharu

“Mae?” Ash mengembalikan kesadaran Mae—dengan sentuhan di pipi—yang mudah saja terhanyut setiap kali mengingat monster itu.

Mari melihat akhrinya. Mata biru Ash yang menatapnya sangat jernih. Tidak terlihat ingin menikmati, tidak terlihat puas.

Bersama kerutan keningnya, Mae hanya melihat khawatir. Peduli, ingin tahu apa yang menimpanya.

Mae juga sudah lama tidak melihat itu. Mae harus mengingat dan mencari untuk tahu kalau raut wajah itu adalah bentuk khawatir karena lupa.

“Apa sangat sakit? Apa aku salah? ” Ash yang tidak juga mendapat jawaban, tentu semakin panik, mengira Mae semakin sakit karena sentuhannya.

“Bukan itu.” Mae menggeleng.

“Aku bertemu Dex. Dia…”

“Dexter? Dia melakukan ini padamu? ” Ash mencengkram lengan Mae, terkejut, dan murka bersamaan.

Ia tidak perlu menebak siapa Dex. Ash melihat nama Dexter dari surat panggilan polisi untuk dirinya. Tidak sulit menyimpulkan siapa.

“Kau tahu siapa dia?” Mae terkejut juga pastinya.

“Aku melihatnya saat pemakaman itu.” Buk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yanti
dah kayak psikolog aja anda tuh, Ash.. jangan jatuh cinta ya Ash, sama pasiennya..wkwkw
goodnovel comment avatar
Anggraina Puspitasari
cieee cieee perhatian pooll si Abang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status