Share

BAB 128

Penulis: Aina D
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-07 14:12:02

“Selamat datang ayah dan ibu dari Aldy Habibie,” sambut Panitia yang menyambut mereka di pintu depan Aula di mana kegiatan penyerahan penghargaan dilaksanakan. Mereka pun dibimbing oleh panitia dan mempersilahkan Andri dan Nuri duduk di deretan kursi untuk tamu sedangkan Aldy duduk di depan bergabung bersama beberapa siswa penerima penghargaan lainnya. Nuri sedikit merasa salah tingkah duduk berdampingan dengan mantan suaminya itu, sedangkan Andri terlihat sangat bersemangat dan selalu menebarkan senyuman. Nuri bahkan sempat melihat ada beberapa panitia dan guru wanita di sana yang terus menatap Andri dari tadi karena Andri terlihat ramah dan tersenyum kepada semua yang ada disana.

Entah mengapa Nuri merasa sedikit kesal melihat tatapan beberapa guru wanita tadi pada Andri. “Kok dari tadi senyam-senyum terus, Mas,” cetus Nuri.

“Aku sedang sangat bahagia, Dik. Putraku mendapatkan penghargaan yang sangat membanggakanku, dan sekarang bisa duduk di sampingmu. Rasanya aku ingin menghentika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anik Msi
ini kok ngulang trus sich bab nya...yg 127 sama dgn 123..128 jg sama lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 129

    “Kamu ini apa-apan sih, Mas,” protes Nuri tegas setelah mereka berjalan menajuh.“Habisnya kamu dari tadi kelihatannya nggak suka padanya. Apa karena dia melirikku?”“Ishhh ... jangan berlebihan, deh. Lagian aku bukan istrimu, Mas. Kenapa menyebutku seperti itu tadi.”“Mereka taunya kita berdua orangtuanya Aldy, sayang. Yang artinya kita adalah suami istri.”“Ckk!!” Nuri hanya berdecak kesal dan tak meneruskan perdebatan mereka. Sementara Andri terlihat sangat puas bisa menggoda Nuri.“Papa dan Mama sudah mau pulang? Aldy titip trophy dan piagam ini ya. Aldy masih akan mengikuti rangkaian kegiatan lainnya setelah ini.” Aldy menghampiri mereka sambil menyerahkan trophy yang baru saja diperolehnya.“I--iya, Nak. Mama pulang duluan, ya,” jawab Nuri sambil menerima trophy yang disodorkan Aldy. Nuri sedikit gugup menyadari bahwa tadi dia tak membawa mobilnya, yang artinya dia harus pulang dengan diantar Andri.“Mas, kamu pulang duluan aja, ya. Biar aku pesan transportasi online aja,” kata

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 130

    “Kalau begitu tugasku akan sedikit lebih ringan. Aku hanya perlu membuatnya menyudahi perasaannya padamu.”“Ck ... aku nggak mau membahas hal yang nggak penting, Mas.”“Terima kasih sudah meringankan tugasku. Akan lebih berat bagiku jika kamu punya perasaan yang sama padanya.”“Mas!!!” protes Nuri dengan suara meninggi.Andri terkekeh mendengar hardikan Nuri.“Apa kamu janjian dengan Adit di sini, Dik?” tanya Andri ketika memarkirkan mobilnya di depan kafe Rizal dan melihat Adit juga sedang memarkirkan mobilnya.“Aku nggak janjian dengan siapa-siapa, Mas, dan berhentilah menanyakan hal yang tak seharusnya Mas urusi.”“Lalu mengapa dia ada di sini. Aku selalu tak bisa menahan rasa cemburuku ketika melihatnya, terlebih melihat caranya menatapmu.”“Terima kasih sudah mengantarkanku, Mas. Assalamualaikum.” Nuri mengakhiri berdebatannya dengan Andri sambil mebuka pintu mobil.“Walaikumsalam,” jawab Andri.Adit memicingkan matanya ketika melihat Nuri turun dari mobil yang bukan mobil Nuri.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 131

    “Tuan Andri Firmansyah?” tanya dokter Novia sambil membaca data pasien yang diserahkan oleh petugas. Petugas yang mengantar Andri tadi menjelaskan bahwa pria itu adalah suami dari pasien terkahirnya hari ini yang tadi tanpa sengaja meninggalkan dokumen hasil USG dan pemeriksaannya.“Betul, Dok,” jawab Andri.Dokter Novia menyerahkan dokumen yang berisi beberapa lembar kecil foto hitam putih. Andri menerimanya dengan perasaan takjub, dia tau bahwa itu adalah foto hasil USG dari Rini tadi. Dibacanya data pasien pada lembar paling depan dokumen itu.Ibu : Ny. Rini AnggrainiAyah : Tn. Andri FirmasnyahBegitu tulisan yang tertera di sana. Andri meraih beberapa lembar foto yang menggambarkan kondisi bayi dalam rahim Rini. Tangannya gemetar memegang lembar-lembar foto itu, tanpa terasa matanya menghangat. Ini adalah foto bayinya, darah dagingnya. Bayi mungil yang sekarang tengah dikandung Rini.“Sepertinya Anda begitu bahagia akan dikaruniai anak pertama, Pak.” Suara dr. Novia meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 132

    Andri kembali meraih beberapa lembar foto hitam putih yang tadi diletakkannya di atas dashboard. Hai, anakku, bisiknya sambil menciumi lembaran foto USG itu. Saat akan mengembalikan berkas dan foto itu, selembar fotonya bersama Nuri dan Aldy di sekolah Aldy tadi juga ikut terjatuh dari dashboard. Andri pun meraih foto itu di lantai mobilnya kemudian menatap fotonya bersama Nuri dan Aldy sambil tersenyum. Andri merasakan kebahagiaan memandangi kedua foto yang kini berada ditangan kanan dan kirinya itu.“Pak Andri?” sapa Eko ketika melihat boss nya itu keluar dari lift menuju ruang kerjanya.“Jangan bertanya apapun padaku,” cetus Andri pada Eko. “Apa kau tadi mengantar Rini pulang ke rumah?”“Iya, Pak. Bu Rini meminta diantar kembali ke kantor tapi saya melihat kondisinya lagi tidak baik, jadi saya menyarankan beliau untuk istirahat di rumah saja.”“Baguslah! Terima kasih atas bantuanmu hari ini,” sahut Andri.Andripun berlalu dari hadapan Eko dan memasuki ruang kerjanya. Setibanya di s

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 133

    “Ini, Bu. Dimakan, ya. Tadi bapak berpesan agar saya lebih memperhatikan ibu lagi dan tidak boleh terlambat membuatkan susu untuk Bu Rini.”“Assalamualaikum,” suara Andri terdengar dari pintu depan. Sepertinya pria itu baru pulang dari mesjid untuk sholat Maghrib.“Walaikumsalam,” jawab Rini dan Bi Sum.“Maaf, saya kembali ke dapur dulu, ya, Bu,” kata Bi Sum yang dijawab dengan anggukan oleh Rini.Langkah Andri terhenti saat hendak membuka pintu kamarnya ketika melihat Rini yang tengah duduk di sofa. Perlahan Andri itu menghampiri wanita hamil itu.“Sudah baikan, Rin?” tanyanya kaku.Rini terlihat heran dengan pertanyaan Andri.“Aku memang nggak sedang sakit dan baik-baik saja, Pak. mengapa bertanya seperti itu?”“Nggak apa-apa. Apa badanmu terasa berat, Rin?”“Namanya ibu hamil ya pasti beratlah, Pak,” jawab Rini, dia menatap bingung pada lelaki yang tengah berdiri di hadapannya itu.“Mulai besok kamu nggak usah ke kantor lagi, istirahatlah di rumah.” Andri duduk di ujung sofa.“Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 134

    Hari ini Nuri, Aldy, Nanda, bu Aisyah, Adit, Rizal dan Andin serta beberapa orang kerabat Rizal lainnya bertolak ke Kalimantan dalam rangka acara resepsi pernikahan Andin dan Rizal. Rizal terlihat sudah sangat akrab dengan bu Aisyah yang dulu begitu dibencinya. Bu Aisyah pun merasa sangat bahagia ketika anak lelaki dari mendiang suaminya itu sudah membuka diri terhadapnya dan Nuri.Sebelum mereka berangkat tadi, Andri menyempatkan diri mengunjungi mereka ke rumah Nuri, anak-anaknya berpamitan pada papanya untuk beberapa hari di Kalimantan. Bu Aisyah menyambut mantan menantunya itu dengan ramah, Andri pun tetap bersikap hormat pada bu Aisyah.“Buk, maafkan kesalahan saya selama ini” ucap Andri ketika bu Aisyah menyambutnya dan menemaninya di ruang tamu, sedangkan Nuri dan anak-anaknya terlihat masih sibuk bersiap-siap.“Kenapa minta maaf, Nak. Nak Andri nggak punya salah pada ibu” jawab bu Aisyah ramah.“Walaupun ingatan saya belum kembali, tapi saya yakin dimasa lalu saya banyak salah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 135

    Buru-buru diambilnya laptop Andri dan membukanya. Rini semakin terperangah ketika laptop Andri menyala, gambar latar belakang layar laptop Andri adalah foto Andri, Nuri dan Aldy seperti yang ada didalam kamar Andri tadi, kemudian foto Andri yang tengah menggendong Nanda di punggungnya, serta foto hitam putih hasil USG janin Rini yang sudah dieditnya menjadi satu dengan applikasi pengeditan foto. Dibagian bawah dari foto dilayar itu ada tulisan “My Familiy” dengan gambar hati berwarna merah. Rini terpaku beberapa saat menatap foto di layar laptop Andri. Rini kemudian mencari beberapa file yang diminta Andri dan kemudian mengirimkannya melalui e-mail sesuai perintah Andri.* “Pak Andri belum pulang?” tanya Eko.“Belum, Ko. Masih ada yang ingin kuselesaikan, kamu boleh pulang duluan” jawab Andri.“Apa ada pekerjaan penting, Pak? Saya lihat beberapa hari ini pak Andri selalu lembur” tanya Eko penasaran, tak biasanya boss nya itu pulang malam.“Nuri dan anak-anak lagi ke Kalimantan mengh

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 136

    Hari ini Nuri, Aldy, Nanda, bu Aisyah, Adit, Rizal dan Andin serta beberapa orang kerabat Rizal lainnya bertolak ke Kalimantan dalam rangka acara resepsi pernikahan Andin dan Rizal. Rizal terlihat sudah sangat akrab dengan bu Aisyah yang dulu begitu dibencinya. Bu Aisyah pun merasa sangat bahagia ketika anak lelaki dari mendiang suaminya itu sudah membuka diri terhadapnya dan Nuri.Sebelum mereka berangkat tadi, Andri menyempatkan diri mengunjungi mereka ke rumah Nuri, anak-anaknya berpamitan pada papanya untuk beberapa hari di Kalimantan. Bu Aisyah menyambut mantan menantunya itu dengan ramah, Andri pun tetap bersikap hormat pada bu Aisyah.“Buk, maafkan kesalahan saya selama ini” ucap Andri ketika bu Aisyah menyambutnya dan menemaninya di ruang tamu, sedangkan Nuri dan anak-anaknya terlihat masih sibuk bersiap-siap.“Kenapa minta maaf, Nak. Nak Andri nggak punya salah pada ibu” jawab bu Aisyah ramah.“Walaupun ingatan saya belum kembali, tapi saya yakin dimasa lalu saya banyak salah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10

Bab terbaru

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 190

    “Bang, pulang yuk! Kita nggak dianggap di sini. Dunia serasa milik mereka berdua tuh.” Andin menyebikkan bibirnya sambil menoleh pada Rizal.“Jangan pulang dulu dong, Ndin. Aku boleh minta sesuatu nggak?” tanya Nuri.“Apaan? Asal jangan meminta bayi dalam kandunganku. Kamu kan udah dapat bonus bayi dari Mas Andri.”“Sayang!” Rizal menegur lembut istrinya sambil menggelengkan kepalanya. Dia takut Andri tersinggung dengan ucapan istrinya.“Nggak apa-apa. Aku sangat terhibur dengan kalian berdua,” ucap Andri yang mengerti maksud Rizal.“Jadi minta apa, Ri?” tanya Andin.“Untuk beberapa hari kedepan bisa nggak kalian menginap di sini dulu menemani Ibu dan anak – anak.”“Maksud kamu, Ri?”“Aku dan Mas Andri berencana untuk berlibur keluar kota beberapa hari.”“Jadi kamu setuju, Dik?” tanya Andri dengan tatapan berbinar –binar.“Iya, Mas. Semoga anak-anak juga mengizinkan, ya.”“Wuihhh, aku cemburu pada kalian berdua. Yang pengantin baru siapa yang bulan madu siapa!” Andin kembali mengerucu

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 189

    “Tapi kita bukan pasangan pengantin baru, Mas.” Protes Nuri. Wajahnya sedikit bersemu merah menerima tatapan menggoda dari suaminya.“Bagiku kita adalah pengantin baru, Sayang. Dan akan selalu begitu. Kita akan menjalani hari-hari kedepan seperti pengantin baru setiap harinya. Kamu mau kan?” Andri menarik mengencangkan pelukannya di bahu Nuri yang membuat tubuh wanita itu masuk kedalam dekapannya. Andri mencium pucuk kepala Nuri. “Boleh minta lagi nggak?” tanyanya mengedipkan mata.“Aku ke sini buat manggil sarapan, Mas. Ayo, sepertinya yang lain sudah menunggu kita.” Nuri menjauhkan tubuhnya. Dia pun sebenarnya susah payah menahan hasratnya untuk tetap berada dalam dekapan hangat suaminya.“Ah, padahal aku ingin sarapan yang lain.” Andri masih menggodanya.“Udah ah, Mas!”“Makanya kamu ambil cuti ya, Dik. Kita liburan berdua.”“Kita bicarakan nanti ya, Mas. Yuk, sarapan dulu.” “Morning kiss dulu, dong,” pinta Andri memajukan bibirnya.Cup! Nuri mengecupnya sekilas. Mata Andri berbin

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 188

    Kembali Andri dan Nuri tak sanggup menahan keharuan ketika mereka bersujud dalam salat, sajadah keduanya basah dengan air mata penuh rasa syukur atas semua yang sudah mereka lalui.“Aku mencintaimu, Nuri-ku. Perasaanku tidak pernah berkurang meski takdir memisahkanku darimu,” ucap Andri lembut dan memberi kecupan pada kening Nuri setelah mereka melewati malam panjang berdua.“Aku juga mencintaimu, Mas,” jawab Nuri manja sambil menyandarkan kepalanya di dada lelaki yang tak pernah pergi dari hatinya itu.“Sarapan apa pagi ini, Bi?” tanya Nuri pada Bi Ina yang sedang sibuk di dapur.“Ini lagi bikin nasi goreng, pancake dan roti bakar, Bu.”“Ooh, ada yang pesan nasi goreng, Bi? Nggak biasanya sarapan nasi goreng.”“Nggak ada yang pesan, Bu. Bibi hanya membuat nasi goreng kesukaan Pak Andri.”Nuri tersenyum. Beruntung sekali dia dulu menerima Bi Ina ketika seorang keluarga jauhnya merekomendasikan Bi Ina saat Nuri sedang mencari tenaga ART. Bi Ina orang yang jujur, baik dan sangat menyaya

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 187

    Andri mengetuk pintu kamar Nuri kemudian membukanya perlahan. Nuri yang sedang merapikan beberapa barang diatas meja riasnya menoleh ke arah pintu dan tersenyum melihat kehadiran Andri di sana.“Silakan masuk, Mas. Maaf aku masih merapikan beberapa barang yang tadi berantakan di sini,” ucapnya.“Mau kubantu, Dik?” tanya Andri.“Nggak usah, Mas. Sebentar lagi beres kok. Oiya, ibu masih nginap di sini?”“Ibu sudah pulang ke rumah, Dik. Katanya nggak bawa baju ganti jadi tadi minta antar pulang. Maaf nggak sempatin pamit, tadi ibu nyari kamu untuk berpamitan tapi sepertinya kamu sedang mandi tadi.”“Oh, nggak apa-apa, Mas. Insya Allah besok kita jemput ibu lagi ke sana. Kasian beliau sendirian di sana.”“Iya, Dik. Besok aku ada janji dengan perawat Bilqis juga dan ibu juga ingin ikut menengok Bilqis.”Nuri mengangguk tersenyum. “Besok kita ke sana bersama-sama ya, Mas.”“Teririma kasih, Sayang,” ucap Andri dengan suara serak. Nuri tersipu malu mendengar kata ‘sayang’ bibir lelaki itu. P

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 186

    Rizal tersenyum bahagia melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Nuri. 'Aku akan menebus kesalahanku padamu dengan menjaga Nuri, Ayah. Aku melihat senyummu di balik senyumannya,' batin Rizal. Setelah tamu satu persatau mulai meninggalkan rumah Nuri, Andri dan Nuri yang sedang duduk bersantai di ruang tengah terkejut dengan kemunculan Bi Ina dengan deraian air mata di sana.Bi Ina sedari tadi tidak kelihatan diantara para tamu karena sibuk di belakang. Dengan deraian air matanya, Bi Ina memberi selamat pada kedua majikan yang begitu dihormatinya itu.“Bi Ina kok nangis gitu? Nggak suka saya balik ke rumah ini lagi?” tanya Andri sengaja bercanda. Dia tau Bi Ina dari dulu sangat berharap dia kembali ke rumah ini. Bi Ina bahkan beberapa kali menangis memohon padanya agar majikannya itu kembali bersama seperti dulu lagi.“Tidak, Pak. Justru sebaliknya saya sangat bahagia. Saya bahagia melihat keluarga Pak Andri dan Bu Nuri kembali bersatu. Ini adalah impian saya selama ini. Saya hanya

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 185

    Andri dan Nuri serta Aldy dan Nanda masih berkeliling menyapa semua keluarga mereka yang hadir di rumah Nuri. Bu Susi yang dari tadi hanya diam menyaksikan semua yang terjadi di sana memeluk Nuri dengan erat ketika Nuri dan Andri serta kedua anak mereka menghampirinya.Tak ada kata yang keluar dari bibir wanita tua itu, hanya terdengar tangisan lirih membungkus keharuan yang dirasakannya. Nuri pun kembali menitikkan air mata harunya dalam dekapan ibu mertuanya itu.“Ibu tak bisa berkata apa-apa, Nak. Kebahagiaan yang ibu rasakan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pemandangan ini membuat perasaan ibu sesak dengan rasa bahagia. Sayang sekali Bapak dan adikmu Nindya tak bisa menyaksikan ini,” ucap Bu Susi sambil menyeka air matanya.“Iya, Bu. Kita akan mengabari Bapak dan Nindya nanti,” sahut Nuri lembut.“Terima kasih, Bu. Andri yakin ini semua juga tak lepas dari doa – doa ibu selama ini. Terima kasih untuk selalu meminta kebahagiaan anakmu ini dalam setiap doamu Ibu,” ucap Andri d

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 184

    Andri terpaku mendengar ucapan Nuri, ucapan Nuri membuatnya merasa terbang ke awan – awan. Hatinya yang tadinya sesak dengan kepedihan kini berganti sesak dengan kebahagiaan.Begitu mudahnya Allah membolak – balikkan keadaan dan hati seseorang, maka sesungguhnya kita hanya perlu berpasrah pada ketentuan-Nya. Kun Fayakun, tidak ada satu hal pun yang mustahil bagi Allah jika Dia menghendakinya.Setelah semuanya setuju, Andri duduk dengan gagahnya menggantikan posisi yang tadinya diisi Adit. Kemeja kuning pucat hadiah dari Nuri yang dikenakannya tampak serasi dengan kebaya putih kombinasi kuning gading yang digunakan Nuri.Jika dilihat sekilas, tidak akan ada yang menyangka jika posisi Andri ada di sana untuk menggantikan Adit. Semua tampak serasi, seperti telah direncanakan dengan sempurna. Ya, semua rencana Allah. Itulah yang membuat semua terlihat sempurna.“Andri Firmansyah, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan adik kandung saya yang bernama Nuri Wulandari binti Muhammad Rasyid d

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 183

    Ayah Andin, yang merupakan pemuka agama khusus datang dari Kalimantan memenuhi undangan anak dan menantunya untuk memberi khutbah dan wejangan pada calon pengantin. Jantung Adit berdegup kencang ketika tiba saatnya Rizal menatap tajam padanya dan menggenggam erat tangannya, sedangkan Nuri hanya duduk tertunduk di sampingnya sambil sesekali menghela napas pelan.“Danis Raditya, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan adik kandung saya yang bernama Nuri Wulandari binti Muhammad Rasyid dengan maskawinnya berupa uang sebesar Lima Ratus Ribu Rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar TUNAI!”Hening. Tidak ada jawaban dari Adit. Ujung mata pria itu melirik pada sesosok pria di sudut ruangan yang tertunduk dengan bahu terguncang naik turun sambil memangku gadis kecil yang terlihat heran melihat pria itu menangis. Bola mata Adit menatap tajam pada Rizal kemudian kembali melirik ke sudut ruangan lalu melirik Nuri yang hanya menunduk dan menunggunya mengucapkan ijab kabul.Rizal menyipitkan m

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 182

    Andri membuka lemari pakaiannya dan memilih kemeja berwarna kuning pucat yang merupakan kemeja favoritnya. Kemeja itu menjadi hadiah ulang tahun terakhir yang dihadiahkan Nuri padanya sebelum akhirnya takdir memisahkan mereka. Bu Aisyah, Aldy dan beberapa kerabat Nuri menyambut kehadiran Bu Susi dan Andri ketika mereka ibu dan anak itu tiba di sana. Bu Aisyah tampak ramah seperti biasanya mengajak Bu Susi mengobrol membicarakan beberapa hal. Sementara perhatian beberapa orang yang ada disana terpusat pada Andri ketika pria itu datang. Nuri hanya mengundang beberapa keluarga dekatnya, dan mereka semua yang ada disana mengetahui siapa Andri. Aldy yang menyambut kedatangan papanya mengajak Andri masuk kedalam rumah dan memilih menemani papanya itu duduk di pojok ruangan. Beberapa orang terlihat hilir mudik mempersiapkan keperluan acara. Rizal menghampiri Andri ketika melihat lelaki itu duduk di pojok ruangan ditemani Aldy. Rizal dan Andri terlibat perbincangan ringan beberapa saat sebe

DMCA.com Protection Status