Share

bab 49. Menjalani Kehidupan Baru

Berbagai rasa berkecamuk di hati Mutia setelah mendengar suara ketuk palu hakim.

Ada rasa sedih karena usia semuda ini sudah menjadi janda. Ada rasa lega karena sudah terbebas dari suami peselingkuh dan mertua yang suka memerintah. Juga ada rasa khawatir dengan stigma masyarakat yang beredar tentang janda. Pun ada rasa harapan untuk bisa menemukan kehidupan yang bahagia pasca berpisah.

Mutia berdiri dari kursinya dan menatap ibu serta adiknya. "Terima kasih, Bu, dek Rio, kalian sudah bersedia menjadi saksi. Dek Rio bahkan sudah bela-belain ijin dari sekolah hari ini agar bisa ke pengadilan agama," sahut Mutia lirih dan menatap adik serta ibunya penuh rasa terimakasih.

"Apaan sih, mbak Mut. Kamu kan sedang butuh bantuan, jadi apa salahnya aku membantu kamu. Untung aku baru saja mendapatkan KTP," sahut siswa kelas dua SMA yang memang berusia 17 tahun saat awal tahun ini.

Mutia tersenyum. "Ya sudah. Ayo ke kos Mutia dulu. Kita makan-makan di sana. Nanti kita pesan makanan online dulu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status