SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 25***PoV: Reno“Tau bakal ditinggal Melia begini mending kamu bawa motor, ya, Ren. Berboncengan tumpuk tiga pun ibu nggak masalah, dari pada jalan kaki.”“Lagian sih, Mas Reno pake acara langsung ngomong gitu di depan Mbak Mel. Jadi kita kan yang kena imbasnya,” timpal Rena.“Ya, mau gimana lagi, Bu, Na. Mas Reno juga bingung harus bersikap apa. Yang Mas pikirkan cuma satu, gimana caranya istriku itu mau menerima aku lagi di rumah itu. Pokoknya Mas nggak mau pisah sama istriku. Sayang wanita secantik itu dilepaskan, lihat saja tadi, Atik begitu menawan dan berkelas.”“Heh, Reno, wanita itu bisa cantik di tangan orang yang tepat, sebenarnya Atik pada dasarnya sudah cantik dari lahir, cuma kamu aja yang bisa mengolahnya.”“Ngolah. Emang makanan,” celetuk Rena. “Tapi benar loh, Mas, apa yang dikatakan Ibu. Selama ini Mas Reno tidak merawat dan menjaga Mbak Atik dengan baik. Dia terlihat kurus dan dekil itu semua gara gara, Mas. Coba Mas Reno nggak pelit sep
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 26“Jangan sita hape-ku dong, Mas. Aku butuh ini, kalau aku nggak pegang handphone tamat udah riwayatku.” Rena mendekap handphone di tangannya.“Loh, katanya mau dukung Mas. Ya, udah sini pinjem! Mas nggak punya handphone, soalnya punya Mas di pegang Mbak Atik.”“Oh, pinjem aja kan, nggak disita!” Mata Rena menyipit.Aku mengangguk, lalu Rena memberikan benda di tangannya ke telapak tanganku yang menengadah.“Ya, udah sana, keluar!” Aku menunjuk menggunakan bibirku ke arah pintu.Rena mencebik sambil beranjak. “Jangan lama-lama!” Pesannya, Lalu Ia memasang wajah cemberut.“Jangan lupa tutup pintu!” Aku berkata pada Rena tanpa melihat padanya lalu tersenyum senang sudah menemukan cara untuk menghubungi Atik istriku.Segera aku melakukan penggilan video call ke nomor handphone-ku yang sedang dipegang Atik. Aku harap dia membawanya dan tidak meninggalkan benda itu di rumah.Berdering.“Alhamdulillah!” Aku senang ia menerima panggilan video dariku.Tapi mataku
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3Bab 27PoV: RenoWaduh, Pak RT ini nggak ngerti basa basi, ya?! Kenapa juga dia mau mampir lagi.Kulihat Pak RT melirik pada Ibu sambil tersenyum. Halah, rupanya Pak RT mau genit-genitan sama Ibu.“Ehem, Pak RT nggak mau pulang?!” Nada bicaraku terkesan bertanya, tapi jika Pak RT mengerti ucapanku bentuk sindiran, pastilah ia akan segera pulang.“Oh, iya, maaf, jadi betah di sini. Permisi, Bu Cokro!” Bukan berpamitan padaku malah ke Ibu. Kemudian beliau pun berlalu.Ketika aku menoleh pada Ibu. Ibu pun tertawa dan menggelengkan kepala melihat sikap duda yang baru ditinggal mati istrinya belum empat puluh hari itu.“Jangan macem-macem, ya, Bu!” Mataku menyipit melihat reaksi Ibu disenyumi Pak RT.“Ih, kamu Reno, memang kamu pikir Ibu mau sama Pak RT. Ibu ini sudah tua.” Ibu mencebik kemudian duduk di sofa.“Awas saja kalau Ibu mau sama Pak RT. Nggak akan Reno kasih jatah bulanan!”“Idih, ngancam. Nggak takut masuk neraka kamu? Ingat, Ren, surga ada di telapak k
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 28***Sambil mengetuk pintu dengan semangat empat lima aku terus saja mengucapkan salam. Tak ada juga jawaban dari dalam. Masa iya belum pulang? Aku yakin betul istriku itu tertidur pulas karena pestanya selesai begitu larut malam.Ibu tua yang tinggal di sebelah rumah kami menghampiri.“Pak Reno!” panggil seseorang. Aku menoleh. Ternyata Ibu tua yang tinggal di sebelah rumah kami. Ia menghampiriku. “Kayaknya Bu Atik nggak ada di rumah ini. Soalnya dari pagi pintunya nggak kelihatan terbuka.”“Oh, ya!” Aku menurunkan tanganku dari daun pintu dan menghentikan niatku mengetuk kembali. Kemudian Ibu itu pergi lagi.Aku berinisiatif menghubungi Atik. Untung handphone Rena aku bawa. Suruh siapa saat aku pergi ke sekolah dia belum bangun.Segera aku merogoh telepon pintar di dalam tasku. Kemudian mencari nomorku sendiri di buku kontak dan menekannya.Berdering. Cukup lama aku menunggu, ternyata tak diangkat juga. Aku mendengus kesal. Kemudian memutuskan untuk me
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 29PoV: Atik***“Mas!” teriakku ketika aku turun dan sudah menutup pintu mobil Bu Ika.Aku tak tahan melihat kelakuan Mas Reno yang sudah terang-terangan bermesraan di depan umum.Kebetulan sekali memang, mobil Bu Ika dan mobil Melia konvoi memasuki jalan pulang. Aku yang gemas dari tadi melihat mereka, memutuskan turun lebih dulu, sudah tak tahan rasanya untuk melabrak. Padaku, Bu Weni dan Bu Ika mewanti-wanti diriku untuk tetap sabar menghadapi mereka.Mas Reno yang sedang menggamit lengan Melia terkejut menyadari kehadiranku yang tak ia sangka. Lalu ia mendorong tubuh Melia hingga perempuan itu terjatuh dan terduduk di jalan.Melia teraduh dan langsung segera bangkit, ia juga memukul lengan Reno.“Mas tega amat, sih, dorong aku! Sakit, nih, pant*atku!” Melia berteriak lalu meringis mengusap bempernya.“Eh, iya, maaf.” Reno membantu membersihkan pakaian Melia di bagian bok*ng Melia“Mas!” Aku kembali berteriak. Karena emosi, aku melepaskan sepasang sepa
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 30***“Silakan masuk!” Aku tersenyum ramah menyambut kedatangan keluarga Mas Reno.Kusembunyikan rasa jijik ketika melihat lengan Mas Reno digamit oleh Melia. Ish, ingin muntah rasanya melihat mereka tak punya malu di depan orang-orang menunjukan kemesraan. Seperti sudah jadi pengantin baru saja. Aku yakin Melia sengaja melakukan itu. Sedangkan Mas Reno, di depanku saja Ia tampak risih, sedangkan sebelum aku membuka pintu dan mengintip mereka di depan pintu, Mas Reno tak menolak jika Melia membenarkan kemejanya dan mengusap lengannya. Justru ia memberikan senyum terbaiknya untuk Melia. Dasar Mas Reno munafik.Aku mempersilakan mereka untuk duduk. Satu persatu mereka duduk di sofa kecuali Mas Reno.Mas Reno menilik penampilanku yang berbeda dari keseharianku. Hari di mana biasa aku memakai daster lusuh yang banyak jahitannya dan warnanya juga sudah memudar, sedangkan hari ini aku memakai pakaian terbaik yang dipilih Bu Ika untuk memperlihatkan bahwa aku pu
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3Bab 31“Hallo, Atik! Acaranya sudah selesai, ya? Tadi mobilku sedikit bermasalah. Maaf jadi bikin kamu nunggu.”Nunggu? Siapa yang nungguin dia. Aku melirik pada Mas Reno yang menutup gerbang Bu Weni sambil melirikku dan bermuka masam.Setelah menutup gerbang, Mas Reno segera mendekati kami dengan berjalan cepat.“Arlan!” panggil Reno pada pria di depanku.Pria yang tadi berbicara padaku langsung menoleh ke arah Mas Reno.“Hey, Reno, apa kabar?” Senyum ramah dan tawa renyah dari pria di hadapanku menyapa Mas Reno. Mereka saling berjabat tangan lalu berpelukan ala laki-laki. “Kamu ngapain malam-malam di sini? Jangan bilang kamu mau godain Atik, ya?”Kening Mas Reno mengkerut. “Lah, memanganya kenapa kalau godain Atik?”“Kamu kan sudah punya istri. Masa, iya, kamu lupa sama istrimu yang di rumah, mentang-mentang liat yang bening-bening sedikit.” Pria yang bernama Arlan itu menepuk pundak Mas Reno sambil tertawa.“Istri yang di rumah mana? Justru dia istriku.” Ma
SUAMIKU BUKAN LULUSAN D3BAB 32“Jadi, Atik itu karyawan Bu Ika? O ….” Mas Arlan membulatkan bibirnya. Lalu melirik pada Bu Weni.Bu Weni mendelik, entah apa yang dipikirkannya.“Waduh, kok jadi ribet begini? Reno! Kamu jangan macem-macem sama karyawan saya, ya? Mbak Atik itu sudah jadi tanggung jawab saya.” Bu Weni terlihat geram pada Mas Reno.“Tapi Atik itu istri saya, Bu Weni. Saya lebih berhak atas dirinya.” Mas Reno masih tetap mempertahankan ucapannya.Secara administrasi aku memang istri Mas Reno. Jika Masalah ini sampai membawa RT, tentu RT membenarkan ucapan Mas Reno. Aku jadi bingung harus bersikap apa. Menginap di rumah orang tua Mas Reno aku tidak mau. Pulang sendiri ke rumah juga sudah terlalu larut malam. Sebenarnya hatiku lebih menginginkan menginap di rumah Bu Weni. Karena tidak perlu bulak balik lagi untuk bekerja di rumah ini. Bangun subuh, shalat, lalu langsung mengerjakan pekerjaan rumah.Tapi, karena ada Mas Arlan, Mas Reno tidak akan mungkin tinggal diam, sepert