Hujan masih saja terus mengguyur Jakarta. Sementara malam mulai beranjak kelam. David masih berada di ruangan lobi Soedibyo Group, Hanna tidak memperkenankannya untuk masuk ke dalam ruangannya. Pria itu berjalan bolak-balik sambil sesekali melirik ke arah eskalator yang menghubungkan lantai dasar
Satya memasuki kontrakannya dengan langkah yang lelah setelah harinya yang penuh perjuangan. Langit di luar telah berganti menjadi gelap, dan cahaya lampu-lampu jalan menyoroti jalanan kota yang sibuk. Dengan langkah gontai, dia segera menuju kamar mandi, merindukan kesegaran dari mandi setelah hari
Keramaian acara kontes dansa tersebut memang luar biasa. Para tamu, terutama para nyonya kelas atas, berbondong-bondong hadir dengan busana dan gaya yang mewah. Mereka bergerak di antara kesibukan, terlihat sangat menikmati percakapan dan pertemuan sosial yang terjalin di sekitar acara tersebut.Sat
Perasaannya bercampur aduk, mengalir di antara rasa terima kasih dan rasa malu yang tak terkendali. Baginya, menerima bantuan finansial sebesar itu bukan hanya masalah materi, tapi juga menyangkut harga diri dan martabat pribadi."Aku seperti sampah," bisiknya pada dirinya sendiri dengan suara yang
Tiba-tiba, Zeesha dengan tegas berkata, "Hanna, kamu harus berhenti membiarkan dirimu terjebak dalam fantasi masa lalu. Satya sudah pergi. Kamu harus bisa move on."Para tamu yang lain terkejut. Mereka saling bertatapan, tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Zeesha kepada seor
Malam ini, Satya merasa antusias. Sudah hampir satu bulan ia bekerja sebagai bartender pribadi untuk Tuan Jeff, seorang pengusaha otomotif ternama di Indonesia. Namun, malam ini adalah pengalaman yang berbeda baginya. Dia dijemput oleh pengawal yang setia mengabdi pada keluarga Tuan Jeff untuk melay
Satya meremas-remas surat kaleng yang baru saja ia baca. Tatapan cemas melintas di matanya saat ia menyadari isinya. Tanpa ragu, ia kemudian membakarnya di halaman kosannya.Setelah membakar surat kaleng tadi, di dalam kamar kecil yang sempit, Satya duduk di tepi ranjangnya. Dia merasa gelisah, piki
Setiap kali mobilnya bergerak hanya beberapa meter, hatinya semakin gelisah. Dia merenung, memikirkan apa yang bisa dilakukan ketika dia tiba di rumah sakit. Bantuan apa yang bisa dia berikan kepada Hanna? Bagaimana dia bisa mendukung temannya di saat seperti ini?Sementara itu, mobil terus bergerak