Dengan langkah mantap, David memasuki taman yang dikelilingi oleh pepohonan hijau. Langit pagi masih terlihat biru cerah, dan udara segar menemani langkahnya. Di kejauhan, dia melihat Hanna duduk di bangku favoritnya, membawa buku dan secangkir kopi. Senyum tipis terukir di wajah David, merasa lega
Satya Wijaya menghela nafas dalam-dalam saat ia melangkah menuju pintu masuk megah Soedibyo Group. Detik-detik itu penuh dengan kegelisahan. Dia telah mempersiapkan segalanya, bahkan mengenakan setelan jas terbaiknya untuk pertemuan penting ini. Namun, sebelum kakinya menyentuh ambang pintu, dua sek
Dalam usahanya yang putus asa untuk menemukan Hanna, Satya memutuskan untuk melakukan pencarian di semua unit apartemen yang pernah mereka tinggali atau yang Hanna ketahui. Dengan harapan kecil namun bersemangat, ia berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, mengunjungi setiap apartemen yang pe
Namun, ia terpotong oleh tatapan tajam dari Zeesha yang terus berbicara dengan penuh kekesalan, "Jangan berpura-pura! Kau pikir aku tidak tahu betapa kerasnya kau menyakiti aku? Kau meninggalkan aku, yang kemudian menikahi Hanna, dan sekarang kau datang mencari pertolongan dariku?!" Zeesha tampak k
David mengangguk dengan simpati, tetapi tak bisa menyembunyikan ketegangan di wajahnya. "Aku tahu ini sangat sulit dipahami. Namun, kita harus menemui mereka dan mencoba menjelaskan keadaan sebenarnya dengan baik." Satya merasa seolah-olah terlempar ke dalam situasi yang tak masuk akal, terjebak da
Zeesha duduk termenung di tepi tempat tidur mewahnya, air mata mengalir deras membasahi pipinya. Hatinya hancur karena perasaan terluka dan terkejut atas tindakan suaminya. David, yang beberapa tahun lalu menjadi cinta sejatinya, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang menakutkan.“Kenapa dia melakukan
Satya mempercepat langkahnya melintasi kerumunan orang yang ramai di sekitar pameran seni tersebut. Dengan setiap detik yang berlalu, kegelisahan dalam dirinya semakin menggebu. Hatinya berdebar-debar saat ia berusaha menemukan celah masuk yang memungkinkan untuk menemui Hanna.Di antara gemerlapnya
Satya diam-diam mengamati wanita yang tadi telah membantunya masuk ke dalam pameran seni. Dia melihat wanita tersebut tengah terlibat dalam percakapan akrab dengan sekelompok pengusaha pria yang tampaknya mengenalnya dengan baik. Mereka tertawa riang dan berbincang-bincang dengan penuh semangat, mem
Matahari pagi menyinari parkiran perusahaan dengan hangatnya. Satya turun dari mobilnya dengan pakaian formal yang rapi, siap memulai hari kerja yang baru. Langkahnya mantap menuju pintu masuk perusahaan, ketika tiba-tiba terdengar suara ceria yang memecah keheningan pagi."Hai, Papa!" teriak Hazel,
Satya merangkul Hanna dengan lembut, menyadari betapa lelahnya istrinya. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, saat Satya mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Kamu hebat, Sayang. Terima kasih atas segala yang telah kamu lakukan hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pasangan hi
"Tidurlah lagi, Hanna. Kau butuh istirahat yang cukup," kata Satya sambil menepuk lembut punggung Hanna. Hanna menggeleng lembut. "Tidak, aku ingin membantumu. Aku juga ingin menikmati momen bersama mereka." Satya tersenyum lembut, merasa begitu bersyukur memiliki seorang istri yang begitu peduli
Setiap pagi, cahaya matahari menyapa Satya dengan hangat di kamar tidurnya. Tawa kecil dari kedua bayi kembar yang terletak di tempat tidur mereka menggelitik hatinya. Dia memandang mereka dengan penuh kekaguman, seakan-akan melihat keajaiban yang tiada tara. "Hanna, lihatlah betapa indahnya pagi i
Pagi itu, suasana di ruangan bersalin terasa penuh haru dan kegembiraan. Hanna, wanita muda yang menjadi istri dari pewaris Soedibyo Group, sedang berjuang dalam proses kelahiran anak pertamanya. Dokter dan perawat bergerak cepat, memastikan bahwa semuanya berjalan lancar."Saya di sini, Hanna. Kamu
Kehadiran keluarga besar Soedibyo dalam acara baby shower Hanna menjadi sebuah penanda yang penting bagi Satya. Ini merupakan momen yang mengesankan karena keberadaannya yang diakui dan diterima sepenuhnya oleh keluarga besar kelas atas tersebut.Sebelumnya, Satya merasa sedikit cemas dan takut apak
Hari berganti menjadi minggu, dan minggu itu pun berubah menjadi bulan. Bagi Hanna, setiap detik yang berlalu adalah penuh dengan keajaiban. Dalam rahimnya, dua kehidupan kecil yang penuh dengan kebahagiaan terus tumbuh dengan sempurna. Setiap tendangan kecil yang dia rasakan menjadi pengingat akan
Meskipun melihat kondisi Hanna yang belum juga membaik, Satya merasa khawatir. Demam yang terus-menerus membuatnya semakin gelisah. Meskipun dokter sebelumnya memberikan penjelasan tentang penyebab demam, Satya tetap merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mendapatkan informasi yang
Pagi itu, mentari mulai muncul dengan gemerlapnya, membangunkan Satya dari tidurnya yang nyenyak. Dia memandang istri tercintanya, Hanna, yang masih terlelap dengan damai di sampingnya. Dengan lembut, Satya mengusap mata Hanna dan mencium keningnya."Hanna, bangun sayang," bisik Satya dengan lembut