Malam semakin menua, kota Jakarta yang sibuk kini semakin macet parah karena hujan lebat yang mengguyur sejak sore tadi. Medio November tahun ini, Satya masih berada di gedung Soedibyo Group menunggu sang istri selesai dengan meetingnya. "Kalian bisa menyelesaikan segera dan berikan padaku filenya
Hanna terbaring dalam kedamaian malam, hembusan napasnya yang tenang memenuhi ruangan kecil yang dia panggil tidurnya. Cahaya redup dari lampu kecil di samping tempat tidurnya menyoroti wajahnya yang damai. Dia sudah jatuh ke dalam alam mimpi yang dalam, tak menyadari kegiatan di sekitarnya.Namun,
Keesokan paginya, ketika cahaya mentari pertama mulai merayap masuk ke jendela kamar mereka, telepon berdering dengan derasnya. Suara gemetar Hanna mengangkat gagang telepon dengan cepat."Hallo?" sambutnya."Hanna, maaf telah mengganggu pagimu. Kami memiliki proyek mendesak yang membutuhkan sentuha
Di Bogor, hari-hari yang melelahkan telah dilewati Satya dalam menghadapi proyek yang rumit. Helaian-helaian berkas proyek masih tersebar di meja kerjanya, sementara kepala yang penuh beban mencari solusi atas kegagalan yang baru saja dialaminya. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya di pinggiran kota
Malam itu, Satya duduk sendirian di ruang keluarga mereka, merenungkan kata-kata Hanna. Sudah malam, namun pikirannya tak henti-hentinya terus memutar pertanyaan tentang arti sebenarnya dari kesetiaan dan prioritas hidup.Kegagalan proyeknya di Bogor telah membawanya ke titik refleksi yang mendalam.
Pertarungan Satya dalam mengelola perusahaan yang besar harus sejalan dengan pertahanan atas hubungan mereka yang sesungguhnya, bukan hanya melawan opini masyarakat, tetapi juga menunjukkan integritas dan kejujuran yang sebenarnya terdapat dalam hubungan mereka.Dengan perasaan yang berat namun penu
Kabar mengenai pengalihan jabatan Presdir Soedibyo Group menyebar dengan cepat di dunia bisnis, termasuk sampai ke telinga David, mantan kekasih Hanna, dan Zeesha, mantan kekasih Satya.David, seorang pengusaha sukses, mengetahui bahwa Hanna, wanita yang pernah menjadi bagian dari kehidupannya, kini
Senyum bahagia terukir di wajahnya saat ia melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Sinar matahari senja memancar lembut melalui jendela, menerangi ruang tamu yang hangat."Hanna, aku pulang!" serunya dengan semangat. Langkahnya ringan menuju ke ruang tengah di mana Hanna sedang sibuk mengatur beberapa