Hanna terbaring dalam kedamaian malam, hembusan napasnya yang tenang memenuhi ruangan kecil yang dia panggil tidurnya. Cahaya redup dari lampu kecil di samping tempat tidurnya menyoroti wajahnya yang damai. Dia sudah jatuh ke dalam alam mimpi yang dalam, tak menyadari kegiatan di sekitarnya.Namun,
Keesokan paginya, ketika cahaya mentari pertama mulai merayap masuk ke jendela kamar mereka, telepon berdering dengan derasnya. Suara gemetar Hanna mengangkat gagang telepon dengan cepat."Hallo?" sambutnya."Hanna, maaf telah mengganggu pagimu. Kami memiliki proyek mendesak yang membutuhkan sentuha
Di Bogor, hari-hari yang melelahkan telah dilewati Satya dalam menghadapi proyek yang rumit. Helaian-helaian berkas proyek masih tersebar di meja kerjanya, sementara kepala yang penuh beban mencari solusi atas kegagalan yang baru saja dialaminya. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya di pinggiran kota
Malam itu, Satya duduk sendirian di ruang keluarga mereka, merenungkan kata-kata Hanna. Sudah malam, namun pikirannya tak henti-hentinya terus memutar pertanyaan tentang arti sebenarnya dari kesetiaan dan prioritas hidup.Kegagalan proyeknya di Bogor telah membawanya ke titik refleksi yang mendalam.
Pertarungan Satya dalam mengelola perusahaan yang besar harus sejalan dengan pertahanan atas hubungan mereka yang sesungguhnya, bukan hanya melawan opini masyarakat, tetapi juga menunjukkan integritas dan kejujuran yang sebenarnya terdapat dalam hubungan mereka.Dengan perasaan yang berat namun penu
Kabar mengenai pengalihan jabatan Presdir Soedibyo Group menyebar dengan cepat di dunia bisnis, termasuk sampai ke telinga David, mantan kekasih Hanna, dan Zeesha, mantan kekasih Satya.David, seorang pengusaha sukses, mengetahui bahwa Hanna, wanita yang pernah menjadi bagian dari kehidupannya, kini
Senyum bahagia terukir di wajahnya saat ia melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Sinar matahari senja memancar lembut melalui jendela, menerangi ruang tamu yang hangat."Hanna, aku pulang!" serunya dengan semangat. Langkahnya ringan menuju ke ruang tengah di mana Hanna sedang sibuk mengatur beberapa
Pada dini harinya, di tengah gemerlapnya lampu-lampu sorot yang menghiasi club malam yang ramai, Satya memarkir mobil hitamnya dengan hati-hati. Ia keluar dari mobil dengan langkah mantap, pakaian serba hitam yang membuatnya hampir menyatu dengan lingkungan sekitar. Pandangan matanya tajam memindai
Matahari pagi menyinari parkiran perusahaan dengan hangatnya. Satya turun dari mobilnya dengan pakaian formal yang rapi, siap memulai hari kerja yang baru. Langkahnya mantap menuju pintu masuk perusahaan, ketika tiba-tiba terdengar suara ceria yang memecah keheningan pagi."Hai, Papa!" teriak Hazel,
Satya merangkul Hanna dengan lembut, menyadari betapa lelahnya istrinya. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, saat Satya mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Kamu hebat, Sayang. Terima kasih atas segala yang telah kamu lakukan hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pasangan hi
"Tidurlah lagi, Hanna. Kau butuh istirahat yang cukup," kata Satya sambil menepuk lembut punggung Hanna. Hanna menggeleng lembut. "Tidak, aku ingin membantumu. Aku juga ingin menikmati momen bersama mereka." Satya tersenyum lembut, merasa begitu bersyukur memiliki seorang istri yang begitu peduli
Setiap pagi, cahaya matahari menyapa Satya dengan hangat di kamar tidurnya. Tawa kecil dari kedua bayi kembar yang terletak di tempat tidur mereka menggelitik hatinya. Dia memandang mereka dengan penuh kekaguman, seakan-akan melihat keajaiban yang tiada tara. "Hanna, lihatlah betapa indahnya pagi i
Pagi itu, suasana di ruangan bersalin terasa penuh haru dan kegembiraan. Hanna, wanita muda yang menjadi istri dari pewaris Soedibyo Group, sedang berjuang dalam proses kelahiran anak pertamanya. Dokter dan perawat bergerak cepat, memastikan bahwa semuanya berjalan lancar."Saya di sini, Hanna. Kamu
Kehadiran keluarga besar Soedibyo dalam acara baby shower Hanna menjadi sebuah penanda yang penting bagi Satya. Ini merupakan momen yang mengesankan karena keberadaannya yang diakui dan diterima sepenuhnya oleh keluarga besar kelas atas tersebut.Sebelumnya, Satya merasa sedikit cemas dan takut apak
Hari berganti menjadi minggu, dan minggu itu pun berubah menjadi bulan. Bagi Hanna, setiap detik yang berlalu adalah penuh dengan keajaiban. Dalam rahimnya, dua kehidupan kecil yang penuh dengan kebahagiaan terus tumbuh dengan sempurna. Setiap tendangan kecil yang dia rasakan menjadi pengingat akan
Meskipun melihat kondisi Hanna yang belum juga membaik, Satya merasa khawatir. Demam yang terus-menerus membuatnya semakin gelisah. Meskipun dokter sebelumnya memberikan penjelasan tentang penyebab demam, Satya tetap merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mendapatkan informasi yang
Pagi itu, mentari mulai muncul dengan gemerlapnya, membangunkan Satya dari tidurnya yang nyenyak. Dia memandang istri tercintanya, Hanna, yang masih terlelap dengan damai di sampingnya. Dengan lembut, Satya mengusap mata Hanna dan mencium keningnya."Hanna, bangun sayang," bisik Satya dengan lembut