Pagi itu, matahari terbit dengan kehangatan yang merayapi gedung pencakar langit di pusat kota. Satya, yang baru-baru ini menikahi Hanna Soedibyo, seorang wanita milyarder dengan bisnis yang begitu luas, mulai menemukan kenyamanan dalam peran barunya sebagai suami. Meski awalnya terkejut oleh kekaya
Saat Hanna membaca pesan dari Zeesha, senyum tipis muncul di bibirnya. Dia merasa bahwa cinta pertama adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka masing-masing, dan dia menghargai kerentanannya. Melihat bahwa Zeesha belum bisa menerima kenyataan, meski dengan perlahan, membuat Hanna merasa l
Satya tersenyum lembut, meraih liontin itu dan memasangkannya di leher Hanna. "Ini adalah simbol dari cinta kita yang abadi. Aku tahu kita tidak mengawali semuanya dengan normal, tapi kita akan menghadapi rintangan bersama, dan aku berjanji akan selalu bersamamu, menghadapi segalanya bersama."Mata
Sore itu, matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, memberikan warna jingga yang indah di langit. Satya bersiap-siap dengan pakaian formalnya, menanti kedatangan Hanna. Saat Hanna datang, dia terlihat sangat cantik dengan gaun malam berwarna biru tua."Tante, kamu terlihat luar biasa," puji Satya,
Malam itu, hujan deras mengguyur kota Jakarta dengan gemuruh yang menggetarkan bumi. Tetesan air hujan bersamaan dengan angin malam yang dingin menyelinap masuk ke dalam setiap sudut kota. Di atas rooftop rumah mewah milik Hanna, Satya berdiri sendiri, merenungi pertanyaan-pertanyaan yang menghantui
"Sudah waktunya aku berangkat, aku tidak boleh terlambat dalam pertemuan kali ini," gumam Hanna sambil tersenyum pada cermin. Dia bergegas turun ke bawah, berharap hari ini akan menjadi awal yang semakin baik untuknya dan Satya.Di ruang makan yang mewah, Hanna bertemu dengan dua orang yang selama i
Dari dalam mobilnya, mata Hanna tiba-tiba tertuju pada sosok David yang berada di dekat Zeesha. Hatinya berdegup kencang ketika dia menyadari kehadiran pria itu bersama artis muda tersebut. Tanpa ragu, dia segera memberi instruksi pada sopirnya dengan suara yang teguh, "Tolong kejar mobil itu, pakai
"Berhentilah!" Dua pasang mata menatap Satya dengan sangat nanar setelahnya. "Satya, tidurlah saja dan ja-ngan hiraukan a-ku!" ucap Hanna terbata-bata. Pria berbadan tegap itu terus berdiri dengan sorot tajamnya, membiarkan Hanna sibuk dengan wine yang terus diteguknya. "Aku bilang berhenti!" S