Home / Thriller / STRANDED (TERDAMPAR) / Part-24: Awal Sebuah Misteri

Share

Part-24: Awal Sebuah Misteri

Author: MORA
last update Last Updated: 2022-10-14 04:31:36

Air laut pecah berhamburan. Suara hempasan gelombang memecahkan kesunyian. “Braaaaaaak!” Kapal dengan bobot mati 59 ton itu terjungkal. Kemudian terseret puluhan meter seiring dengan berlariannya gulungan ombak yang berkejar-kejaran.

Satu menit berlalu, ombak besar yang tadi menyapu badan kapal terlewatkan. Kapal yang terjerembab itu kembali muncul di permukaan lautan. Syahera berhasil selamat dari maut. Ratih dan Nita yang sudah terlebih dahulu berada di dalam kamar mesin juga masih hidup. Ketiganya tergelak dalam keadaan hilang ingatan. Sekujur tubuh memar setelah hempasan.

Mengherankan, sesaat kemudian alam kembali tenang. Sebegitu cepatnya badai berlalu, seolah-olah tak pernah ada kejadian apa-apa. Ombak setinggi gunung yang tadi menghempaskan kapal itu kini terlihat semakin menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Awan-awan hitam menakutkan yang tadi bergumpal-gumpal di angkasa kini juga menghilang, bersembunyi entah di mana. Cahaya kilat dan gelegar halilintar yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-1: Bayangan Hitam Kelelawar Terbang

    Penampakan yang menyeramkan mendadak tersuguh di atas perairan itu. Sebuah bayangan raksasa hitam menyerupai sosok perempuan berpakaian kelelawar terbang terlihat menukik tajam membentuk garis melengkung setengah lingkaran. Dengan pergerakannya yang begitu cekatan, sosok bayangan hitam itu kemudian menyambar permukaan lautan. Dalam sekejap mata, sosok makhluk hitam itu menghilang tepat di belakang sebuah kapal yang sedang jangkar. Begitu menakjubkan aksi yang dia pertontonkan. Tak ubahnya bagai atraksi pesawat jet tempur yang terbang manuver menanjak tinggi ‘high-loop’ lalu menukik dengan tajam menuju ke permukaan lautan. Sosok makhluk apakah itu? Entahlah. Yang jelas bukan berasal dari dimensi biasa. Anehnya, tak satu pun dari kesembilan orang mahasiswa fakultas ilmu kelautan yang tengah melakukan penelitian di atas geladak kapal yang sedang jangkar itu menyadari adanya suatu penampakan. Padahal, keberadaan bayangan itu di saat menyambar permukaan lautan hanya berj

    Last Updated : 2022-08-19
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-2: Intipan Siluman Serigala

    Pintu ruangan penumpang itu tertutup dengan tiba-tiba. Nita yang berada di ambang pintu hampir celaka. Tubuhnya nyaris saya bonyok terjepit di antara dua buah daun pintu yang terbuat dari kombinasi baja dan logam biasa. Kekagetan Nita luar biasa. Jantungnya yang dua kali ditebas keterkejutan berdetak dengan ganas. Nyaris saja jiwanya terlepas. Nita telak terjungkal. Beruntung, Syahera yang ikut menyusul sigap menyambut tubuh Nita dari arah belakang. Kepala Nita yang hampir saja membentur benda keras berhasil dia selamatkan. Nita benar-benar ketakutan. Pikirannya berkecamuk menyaksikan adanya suatu penampakan, sesosok makhlu putih menyerupai serigala betina yang kelaparan. “Setaaaan...! Lihat itu Ra, ada setaaan..!” teriak Nita dengan suara membahana. Mulut Nita membulat ternganga. Kelopak matanya terangkat sempurna. Dia kira ada setan usil yang berbuat jahil di dalam ruangan penumpang sana. Syahera yang tak menduga Nita berteriak sebegitu keras ikut-iku

    Last Updated : 2022-08-19
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-3: Jagoan Tak Takut Setan

    Syahera yang sedang berlarian ingin menuju ke geladak bahagian depan mendadak kaget. Dia mendengar suara ribut-ribut dan teriakan. “Tunggu dulu Nit!” Syahera berhenti sesaat. Pergelangan tangan Nita dia pegang erat. “Sepertinya tadi aku ada dengar suara teriakan Ganta dari arah depan,” sebut Syahera. Dia semakin mempertajam pendengarannya. “Aku tadi juga dengar Ra, kayaknya si Ganta itu habis terpeleset deh.” “Mungkin jadi karena sambaran halilintar tadi Nit.” “Emang kayaknya, soalnya aku tadi juga hampir tersungkur.” “Kita tunggu di sini saja ya Nit, tadi aku juga dengar mereka semuanya mau pindah ke belakang.” “Iya Ra, aku juga takut ke depan, katanya masih ada badai terlihat di depan sana.” Langkah Nita dan Syahera akhirnya tertahan sebelum mereka melewati akses jalan sempit yang ada di pinggiran dinding-dinding sisi sebelah kanan ruangan penumpang. Hanya jalan sempit selebar setengah meter yang dibatasi oleh dinding ruangan dan ping

    Last Updated : 2022-08-19
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-4: Bagai Aktor Film Horor

    Nita yang berdiri di belakang Syahera bahkan langsung terlompat dikagetkan oleh gelegar halilintar yang hebat. Maksud hati ingin ngumpet di belakang ruangan penumpang agar selamat. Namun dia mendadak terperanjat. Seekor kelelawar raksasa berwarna hitam sekonyong-konyong muncul dari arah belakang geladak. Penglihatan Nita tersengat, dia kembali melompat. Lalu merapat ke dinding yang ada di belakang ruangan penumpang. “Syahera, lihat itu, ada kelelawar raksasa!” Nita histeris bersorak. Tangannya menunjuk-nunjuk ke arah kelelawar raksasa yang melejit sebegitu cepat mendekati kecepatan sambaran kilat. Tak hanya melejit sebegitu cepat, namun juga sangat besar terlihat. Mungkin ada puluhan kali besarnya jika dibandingkan dengan ukuran kelelawar biasa yang sering bergayut di ranting-rantingan lebat. Pendengaran Syahera dikagetkan oleh teriakan Nita. Syahera langsung menoleh ke arah Nita. Wajah Nita tampak pucat olehnya mendekati pucatnya wajah mayat. Lalu Syahera melihat ke ar

    Last Updated : 2022-08-24
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-5: Bau Pesing Menyengat Hidung

    Kekagetan ternyata tak hanya menimpa Sapta, namun Wendra juga. “Aneh, ngapain si Sapta itu ketakutan melihat aku ya?” pikir Wendra. Baru saja Wendra terjaga setelah dirinya dihadiahi kekagetan oleh kemunculan sesosok penampakan kelelawar raksasa hitam, kini dia dihadiahi lagi oleh keheranan. Sapta bagai ketakutan melihat dirinya. Ganta yang berwajah bonyok bahkan ikut juga terlepas dari papahan Sapta. “Hoi Sapta, kamu itu lagi ngapain? Lagi kesurupan setan apa?” Sapta yang mendengar makhluk gosong itu bicara langsung tersentak. “Orang apa siluman!” Kulit jidat Sapta berkeriput banyak. Dalam penglihatannya, Wendra adalah sesosok makhluk berwujud siluman. “Wah, udah gila elu Sap, kamu pikir aku ini makhluk siluman!” “Bah! Siluman bisa bicara?” Sapta ternganga. “Buset elu Sap!” Wendra mencela. “Itu Wendra Sap, bukan siluman.” Ganta yang ikut terjungkal menceletuk. “Hah! Ternyata kamu Wend, bukan siluman?” “Begok kamu Sap!”

    Last Updated : 2022-09-07
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-6: Misteri Sebuah Pesan

    “Ratih, apa kamu lihat juga?” Nita buru-buru bertanya. Ratih kembali mengernyitkan kulit jidatnya. “Aku pikir hanya aku saja tadi yang lihat, makanya aku tak ingin menceritakannya pada siapa pun.” Jawaban Ratih tak langsung mengiyakan pertanyaan Nita. “Berarti, kamu lihat juga kan Rat?” Nita menegaskan lagi pertanyaannya. “Itu masalah Nit, soalnya menurut aku hal itu sangat tak masuk logika. Kamu tahu juga kan bahwa kelelawar itu adalah jenis hewan mamalia yang di siang hari hidupnya selalu bergayut, bukannya sejenis unggas seperti burung laut yang bisa terbang melanglang buana. Jadi mana mungkin mereka bisa terbang sampai sejauh ini, mustahil Nit! Lagi pula jenis kelelawar kan hanya keluar di malam hari. Jadi menurut aku....” kalimat Ratih terhenti sampai di sana. Sepertinya dia teringat akan sesuatu. Ratih kemudian menampakkan wajah ketakutannya pada Nita dan Syahera. “Astaga, jadi teriakan Wendra tadi? Mungkin saja dia memang benar melihat adanya penam

    Last Updated : 2022-09-07
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-7: Penampakan Sosok Serigala Betina

    Kaget, benar-benar luar biasa kaget. Cici, Vivi, Nining, Wendra, Ganta dan Sapta yang sudah terlebih dahulu berada di dalam ruangan penumpang terperangah hebat. Wajah mereka berenam sontak berubah pucat. Mulut ternganga bego melihat. Mata yang menyaksikan terbelalak bulat. Tak seorang pun dari mereka yang mampu berucap. Syahera, Ratih dan Nita yang berada tepat di ambang pintu tak kalahnya tersengatnya. Nyaris saja mereka celaka. Ketiganya serempak terjerit. “Buseeeeet...!” Ratih berteriak kaget. Dia langsung terpeleset. “Allahuakbar...!” Syahera latah bersorak. Dia sontak terlonjak. “Ciat...!” Nita meloncat. Persis menirukan gaya seorang pesilat. Kali ini untuk yang ke dua kalinya Nita diteror oleh kejadian misterius yang sama. Dengan mata kepalanya sendiri, Nita kembali menyaksikan bagaimana pintu ruangan penumpang itu tiba-tiba saja kembali terhempas, lalu tertutup rapat. Dirinya kini semakin trauma berat. Wajah pucat, mulut terkatup erat. Sejenak

    Last Updated : 2022-09-12
  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-8: Kaca Sekeras Baja

    Penglihatan Cici dan Vivi yang terperangkap di dalam ruangan penumpang langsung tegang mengetahui Nita yang tadi berjalan menuju ke geladak depan tiba-tiba saja tak lagi terlihat di balik kaca jendela ruangan penumpang. “Astaghfirullah, lihat itu Nita tercebur!” Cici langsung bersorak. “Apa, Nita tercebur?” Sapta membelalakkan mata, soalnya dia tadi tak melihatnya. “Di mana Ci?” tanya Sapta penasaran, juga penuh kekhawatiran. “Di sana Sap, aku tadi sempat melihat Nita berjalan ke depan, lalu dia mendadak lenyap, mungkin saja terjungkal,” tunjuk Cici ke arah kaca jendela ruangan yang ada di sisi sebelah kanan deretan paling belakang. “Bah, jadi Nita tercebur ke laut?” Sapta tercengang. “Masak Ci, kok aku nggak lihat.” Wendra yang baru saja sadar dari telernya menyela. Dia kemudian mendekat ke arah Cici. “Ya Allah, Cici itu benar Wend, aku tadi juga lihat Nita itu tiba-tiba saja menghilang di sana.” Vivi yang tadi juga melihat mendahului jawaban

    Last Updated : 2022-09-12

Latest chapter

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-24: Awal Sebuah Misteri

    Air laut pecah berhamburan. Suara hempasan gelombang memecahkan kesunyian. “Braaaaaaak!” Kapal dengan bobot mati 59 ton itu terjungkal. Kemudian terseret puluhan meter seiring dengan berlariannya gulungan ombak yang berkejar-kejaran. Satu menit berlalu, ombak besar yang tadi menyapu badan kapal terlewatkan. Kapal yang terjerembab itu kembali muncul di permukaan lautan. Syahera berhasil selamat dari maut. Ratih dan Nita yang sudah terlebih dahulu berada di dalam kamar mesin juga masih hidup. Ketiganya tergelak dalam keadaan hilang ingatan. Sekujur tubuh memar setelah hempasan. Mengherankan, sesaat kemudian alam kembali tenang. Sebegitu cepatnya badai berlalu, seolah-olah tak pernah ada kejadian apa-apa. Ombak setinggi gunung yang tadi menghempaskan kapal itu kini terlihat semakin menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Awan-awan hitam menakutkan yang tadi bergumpal-gumpal di angkasa kini juga menghilang, bersembunyi entah di mana. Cahaya kilat dan gelegar halilintar yan

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-23: Gulungan Ombak

    Badai menampakkan puncak keganasannya. Awan-awan hitam di atas samudra semakin menebal bergumpal-gumpal. Kuat medan listrik statis di dalam awan meningkat tajam. Molekul-molekul uap air semakin memberat dan membesar, lalu tumpah ruah berhamburan. Langit hitam seolah-olah bocor. Hujan lebat pun berjatuhan membanjiri lautan. Yang lebih menakutkan, energi listrik yang tersimpan di dalam gumpalan awan badai cumulonimbus yang menyelimuti permukaan lautan itu kini mencapai puncak kekuatannya. Dentuman suara halilintar bertubi-tubi terdengar. Lalu diikuti dengan puluhan cahaya kilat dan sambaran halilintar. Terjangan kilat-kilat panas terlihat menyerupai kuku-kuku setan menyambar ke sana kemari bertubi-tubi tanpa ampun. Ratih dan Nita yang tergelatak pingsan di lantai geladak sontak terjaga mendengar suara gelegar halilintar yang memekakkan. “Astaga, badai!” Mulut Ratih ternganga melihat angkasa. Langit hitam dilihatnya memerah bagai bara. “Wah, kiamat!” Nita terbelalak m

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-22: Dalam Sekapan

    Ketakutan, itulah yang dirasakan oleh Vivi kini. Namun rasa penasarannya juga semakin menjadi-jadi. “Apakah sebenarnya yang terjadi di dalam ruangan kemudi? Mengapa ada suara auman dan desahan yang muncul dari sana?” Pintu ruangan kemudi yang kempot itu perlahan dibukanya juga. Lima anak tangga menuju kursi kemudi yang ada di dalam ruangan itu kemudian dinaikinya tanpa suara. Baru saja menginjakkan kaki di anak tangga yang kedua, Vivi menghentikan langkahnya. Wendra ternyata berada di sana, di pojok kiri ruangan kemudi. Wajahnya menghadap ke depan memandangi lautan. “Lho, itu kan Wendra.” Mulut Vivi ternganga. Tubuh Wendra tampak gosong bagai tersambar halilintar. Tak diduga, raga Wendra yang sedari tadi berada dalam sergapan makhluk siluman itu ternyata kini telah berubah wujud menjadi sosok makhluk yang mengerikan. Namun, apa sebenarnya yang telah terjadi, Vivi masih belum sepenuhnya paham. “Wah, ada apa ini, tubuh Wendra kok berubah jadi hitam begitu? Ja

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-21: Auman Harimau Lapar

    Badai sepertinya akan kembali datang. Valdo dan Syahera masih belum juga terlihat muncul di permukaan lautan. Harap-harap cemas dirasakan, yang paling cemas adalah Nita. Sepertinya dia masih tak rela jika Syahera yang telah menyelamatkan nyawanya itu pergi untuk selama-lamanya. “Kok belum muncul juga si Valdo itu ya Rat, aku takutnya kalau ombak besar kembali datang.” Nita menapakkan kegusarannya. “Iya nih, sudah lebih dua menit. Tapi... kenapa perasaan aku jadi semakin nggak enak ya Nit, menurut aku sepertinya ada sesuatu yang aneh deh.” “Si Valdo itu maksud kamu Rat? Memang sudah begitu sifatnya, dia itu orangnya pendiam, bahkan hampir tak pernah bicara.” “Kalau itu aku sudah tahu sih, tapi yang terlintas dalam pikiran aku adalah bahwa si Valdo itu mungkin saja adalah penjelmaan dari sosok makhluk kelelawar yang menghilang di atas kamar mesin tadi itu Nit.” “Jangan nakut-nakutin kayak gitu deh Rat.” “Yah... tapi itu hanya anggapan aku saja sih.

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-20: Menerjang Lautan

    Penglihatan Nita tertancap ke arah pintu kamar mesin. Di sanalah tadi sosok makhluk kelelawar raksasa itu menghilang. Terpikir oleh Nita, mungkin saja ada sesuatu yang lain di sana. “Jangan-jangan makhluk itu bukannya menghilang, melainkan masuk ke dalam kamar mesin, hal itu boleh jadi,” pikir Nita. Nita mencoba menelaah. Terpikir olehnya kemudian Valdo, si teknisi kapal. Nita masih ingat, sejak pertama kali kapal itu jangkar, Valdo si teknisi kapal itu masuk ke dalam ruangan mesin untuk melakukan perbaikan. Dan sejak saat itu Valdo tak lagi terlihat olehnya. “Mungkin saja Valdo si teknisi kapal itu terkunci di sana. Si Valdo itu kan biasa bekerja di laut, pasti dia jago renang. Tentu saja dia bisa menyelamatkan Syahera yang tenggelam,” gumam Nita lagi. Begitu berharapnya Nita agar Syahera bisa diselamatkan. Harapan itu memang masih ada. Nita sendiri paham, sebagai seorang mahasiswi ilmu kelautan, Syahera mempunyai kelebihan dalam hal pernapasan. Catatan kemamp

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-19: Sayap Yang Mengepak-ngepak

    Mendung kesedihan melanda Nita. Hati kecilnya tak bisa menerima kenyataan bahwa Syahera yang telah menyelamatkan dirinya dari kematian itu telah pergi untuk selama-lamanya. “Kamu jangan pergi Ra, jangan tinggalkan aku sahabatmu!” sebut Nita. Kedua bola matanya memerah menahan air mata. “Syahera, Syahera! Kamu di mana!” Nita kembali berteriak memanggil-manggil nama sahabatnya. “Syahera mungkin sudah nggak ada lagi Nit,” sela Ratih menampakkan wajah kesedihannya. Ratih kemudian menengadahkan wajahnya ke atas. Sesaat dia memejamkan mata, kemudian dia kembali melihat ke arah Nita. “Dia telah pergi meninggalkan kita Nit, kita harus rela menerimanya,” sebut Ratih lagi. “Nggak mungkin Rat, nggak mungkin dia telah pergi, tolong jangan katakan kalimat itu lagi Rat, jangan lagi,” balas Nita. Sepertinya dia benar-benar tak rela mendengar kalimat yang terucap dari mulut Ratih tadi. “Nggak mungkin!” ulang Nita lagi. Untuk sejenak Nita diam menena

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-18: Tubuh Yang Lenyap

    Syahera tumbang. Kesadarannya menghilang. Keenam makhluk cebol yang telah menghabisi Syahera itu juga mendadak menghilang dari penglihatan. Ratih dan Nita yang menyaksikannya tercengang. “Ya Tuhan.” Wajah Nita tegang. “Bah, makhluk-makhluk cebol itu menghilang.” Ratih kebingungan. “Mereka itu para siluman Rat.” “Benar Nit, wajah mereka sangat menakutkan.” “Memang dasar makhluk siluman ... biadab!” Nita mengumpat. “Tapi gawat Nit, bisa-bisa saja Syahera kecebur kalau badai kembali datang,” sebut Ratih. Tak bisa dia menyembunyikan rasa kekhawatirannya. Dia perhatikan lagi, posisi Syahera tergeletak tepat di pinggir lantai geladak. Jika kapal itu kembali terguncang, dapat dipastikan Syahera akan terhambur masuk ke dalam lautan. “Bagaimana ini Nit, Syahera bisa saja celaka.” “Ya Tuhan, jangan sampai deh.” Nita tak ingin berpikiran sampai ke sana. “Syahera!” teriak Nita. “Syahera! Bangun Ra!” Nita berteriak lagi. Kedua bola

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-17: Damai Dalam Kesunyian

    Udara di dalam ruangan penumpang mulai pengap. Gas karbon dioksida CO2 juga semakin leluasa merayap. Vivi, Cici, Nining, Sapta, dan Ganta yang roboh bertumpuk-tumpuk di depan pintu ruangan mulai mengap-mengap. Dalam keadaan kehilangan kesadaran, mereka juga mengalami kesulitan dalam bernapas. Tak ada lagi yang sanggup bersuara. Ruangan penumpang yang mewah itu pun berubah senyap serasa berada di dalam kamar mayat dengan kondisi jendela dan kaca-kaca dalam kondisi tertutup rapat. Tak hanya itu, ancaman lain yang lebih mengerikan juga mulai merayap di dalam ruangan. Wendra, mahasiswa yang pertama kali melihat adanya penampakan di kapal itu sudah terlanjur disusupi kekuatan gaib makhluk siluman. Dirinya yang sedari tadi terduduk di salah satu kursi penumpang kini berada dalam kebekuan badan dan ingatan. Raga Wendra perlahan berubah wujud. Sekujur tubuhnya gosong menghitam. Mengerikan! Tak berapa lama lagi mahasiswa fakultas ilmu kelautan itu juga akan menjadi sosok makhluk sil

  • STRANDED (TERDAMPAR)   Part-16: Roboh Di Pintu Ruangan

    Syahera kembali menghampiri Ratih dan Nita. Ratih menyipitkan mata melihat wajah Syehera tiba-tiba saja berubah cemas. “Syahera, ada apa sih, kok kasak-kusuk begitu?” “Kita harus memecahkan kaca jendela Rat.” “Memecahkan kaca jendela? Apa nggak salah tuh.” “Aku serius ini Rat.” “Memangnya ada apa sih Ra?” “Pintu ruangan yang tadi tiba-tiba saja terhempas kini nggak bisa lagi dibuka dari dalam, semua jendela juga nggak bisa dibuka, makanya dari tadi mereka nggak ada yang keluar.” “Terkunci maksud kamu?” “Mungkin saja macet Rat.” “Kan bisa dibuka paksa.” “Nggak bisa, mereka semuanya pada berdiri di balik pintu menunggu pertolongan kita.” Syahera menunjuk ke arah pintu ruangan penumpang. “Gawat, terkunci?” Nita yang mendengar ikut merasa cemas. “Benar Nit, semuanya pada terkurung di dalam, kita juga nggak bisa masuk.” “Ulah makhluk itu lagi mungkin Ra.” Nita langsung menebak. “Mungkin saja Nit, soal

DMCA.com Protection Status