Beranda / Romansa / Wanita Pengganti Cintanya / Bab 28 Si Kembar Tiga

Share

Bab 28 Si Kembar Tiga

Penulis: J Cruz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 10:35:35
Sudut pandang Noah:

Saat aku menunggu mobil, rasa sesal menderaku dengan bermacam pernyataan yang diawali dengan klausa 'seandainya saja dahulu', 'andai saja waktu itu', dan lain sebagainya. Aku baru bisa sedikit merasa lega ketika Chris turun dan membukakan pintu ketika mobil akhirnya berhenti di depanku.

"Kita mau ke apartemen, Pak?" tanyanya ketika aku masuk.

"Nggak. Jalan-jalan saja dulu," jawabku.

Mesin mobil dinyalakan dan kami pun meninggalkan hotel. Kami hanya berkeliling kota tanpa tujuan yang jelas. Aku menurunkan jendela dan membiarkan angin malam menerpa wajahku.

"Aku mau beli rokok," kataku kepada Chris.

Sopir segera menghentikan mobil di area parkir minimarket yang buka 24 jam. Aku keluar dan meminta Chris serta sopir untuk tetap di mobil.

"Aku cuma sebentar," kataku.

Aku masuk dan langsung ke konter untuk membeli merek rokok yang biasanya aku isap. Minimarket lumayan ramai sehingga aku harus berdiri mengantre dan menunggu giliran.

Sambil menunggu, aku merasakan ada sesua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 29 Penguntit

    Sudut pandang Noah:Aku merasa seperti penguntit saat mobilku mengikuti SUV hitam itu melaju di jalan tol. Di lampu merah berikutnya, mobil itu berbelok ke kiri dan berhenti di depan sebuah rumah besar.Rumah mewah modern yang tampak baru itu berlantai dua dan terlihat megah dari jauh. Lampu di luar memancarkan cahaya kuning lembut yang tampak hangat. Latar hijau pepohonan dan rumput menonjolkan kesederhanaan, kerapian, dan kemewahan yang tidak berlebihan.Melihat rumah itu seperti melihat Nikita sendiri. Dahulu, dia seorang perempuan sederhana yang kecantikannya memancar dari dalam."Dadah, Ayah," teriak anak-anak serempak sambil berlari keluar mobil, menghindari kejaran ayah mereka. Aku menyaksikan kebersamaan itu sambil menahan rasa iri dan sakit di dada."Itu Pak Markus. Saya baru tahu dia punya anak," ujar sopir mengalihkan perhatianku."Dia selebritas terkenal. Mungkin dia ingin melindungi privasi keluarganya," jawab Chris menjelaskan."Ayo pergi," kataku pada sopir setelah mengh

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 30 Mengajukan Proposal

    Sudut pandang Noah:"Bagaimana aku bisa sampai rumah?" gumamku. Itulah pertanyaan pertama yang muncul di benakku ketika aku membuka mata dan melihat langit-langit kamar tidurku yang familier.Ponselku tiba-tiba berdering. Meskipun masih merasa pusing, aku menyipitkan mata untuk mencari ponsel. Setelah meraihnya dari meja di samping tempat tidur, aku menekan tombol jawab."Ya?" gumamku dengan suara serak. Setelah peneleponku berbicara, aku mencoba duduk tegak."Chris, siapa yang antar aku pulang?" tanyaku sambil merapikan rambut yang jatuh ke dahiku.Aku benar-benar tidak ingat apa yang terjadi malam sebelumnya. Aku terlalu mabuk."Sopir dan Pak Bonar, Pak. Mereka yang memapah Anda ke kamar," jawabnya.Aku meringis ketika rasa sakit dari belakang kepala menjalar ke pelipis. "Apa kamu bisa belikan obat sakit kepala? Kepalaku rasanya mau pecah," kataku padanya.Chris menyanggupi dan menutup telepon. Beberapa menit kemudian, aku mendengar ketukan di pintu. Thomas, kepala pelayanku, berjala

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 31 Ciuman

    Sudut Pandang Nikita:"Kamu nggak apa-apa?" tanya Anton Gamma setelah konferensi. Kami keluar menyusul yang lain karena aku merasa sekujur tubuhku terbakar. Duduk bersama mantanmu itu menyebalkan."Aku nggak apa-apa, Anton. Kamu sama Marina bisa tunggu aku di mobil nggak? Aku cuma mau cari angin saja," jawabku. Anton tampak ragu untuk pergi. Dia melihat wajahku sebentar sebelum mengangguk setuju.Saat dia dan Marina pergi, aku pergi ke toilet mengikuti petunjuk salah satu staf. Aku melihat wajah merahku di cermin dan mengerang. Aku kesulitan mengendalikan diri, berusaha cuek saat duduk di samping mantan suamiku. Rasanya tidak nyaman.Aku gelisah selama konferensi itu. Aku berharap waktu berjalan lebih cepat agar bisa segera pergi. Noah adalah satu-satunya laki-laki dalam hidupku. Meskipun aku membencinya selama lima tahun terakhir, jiwaku tetap terguncang saat melihatnya dan duduk di sampingnya.Aku benci mengakuinya, tetapi aku sadar kalau Noah masih memberikan pengaruh yang sama terh

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 32 Kedaluwarsa

    Sudut pandang Nikita:Aku menyingkir secepatnya. Noah berteriak memanggilku. Aku bisa mendengar suara gesekan sepatunya dengan lantai, lalu memperkuat dorongan kakiku untuk berjalan lebih cepat. Orang-orang yang keheranan menoleh ke arahku, tetapi itu tidak menghentikan langkahku. Aku cuma mau pergi sejauh mungkin darinya, menjauhkan jarak di antara kami untuk menenangkan diri.Saat berjalan, pintu darurat terus menghantui pikiranku dan penyesalan membanjiri benakku. Kok bisa aku membiarkan mantan suamiku menjamah bibirku semudah itu?Kejadian semacam ini bukan terjadi untuk pertama kalinya. Aku menggeleng karena jijik dengan perbuatan sendiri. Aku tidak boleh membiarkan ini jadi kebiasaan."Kita sudah bukan siapa-siapa lagi. Berhenti menciumku, Noah!" bentakku saat dia menyusulku, lalu dia memutar tubuhku ke arahnya."Kamu pikir aku suka melakukannya?" ucapnya dengan suara serak. Mataku terbelalak."Jadi, sekarang ini salahku?" tanyaku. Pertanyaanku membuat Noah terkejut. Dia tampak t

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 33 Balas Dendam si Kembar Tiga

    Sudut Pandang Nikita:Aku meninggalkan Noah yang ternganga di lobi dan sangat puas dengan aksiku. Jarang-jarang aku berhasil membuatnya tertegun saat berdebat, jadi aku begitu puas saat berhasil melakukannya hari ini. Aku membuat Noah kehabisan kata-kata! Sepertinya, aku pantas mendapatkan tepukan di pundak.Langkahku terasa ringan saat meninggalkan gedung dan berjalan ke arah SUV hitam kakakku. Saat membuka pintu mobil, si kembar tiga keluar dari mobil dan berjalan melewatiku. Mereka begitu lincah, sehingga usahaku untuk menarik mereka masuk kembali ke mobil sia-sia. Aku hanya bisa menyaksikan dengan bingung saat mereka berlari masuk ke gedung dan berteriak lantang!"Tamatlah riwayatmu!" teriak Beni memperingatkan, membuatku semakin khawatir. Suara langkah kaki kecil mereka bergema di lobi, menarik perhatian orang sekitar.  Si kembar tiga mengabaikan tatapan orang-orang dan langsung maju ke arah sasaran mereka - Noah Adhitama! Mereka lari ke arah Noah. Begitu sudah dekat, mereka menen

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 34 Kecurigaan

    Sudut Pandang Nikita:"Otakku masih jalan, Nikita. Kamu tahu ‘kan kalau aku selalu bisa bayar orang buat cek akta kelahiran seseorang?" ujar Noah memperingatkan. Dia terdengar serius. Jantungku mulai berdebar saat ketakutan mulai merasuki tubuhku. Aku pun menenangkan diri dan mulai meremehkan kecurigaan Noah."Kamu nggak bakal menemukan apa-apa. Anak-anakku itu anaknya Feri," jawabku yang berpura-pura berani. Tatapan Noah tampak menyelidik, tetapi cengkeramannya pada tanganku mengendur. Aku pun mengambil kesempatan itu untuk pergi. Aku berbalik dan berjalan ke luar gedung menuju mobil kakakku yang sudah menunggu.Aku berjalan senormal mungkin. Meskipun begitu, lututku terasa lemas. Aku kesulitan membuang ancaman Noah dari pikiranku. Aku khawatir dengan hal yang akan dia lakukan seandainya dia tahu kalau si kembar tiga adalah anaknya. Begitu masuk ke mobil, tubuhku mulai gemetar."Mama, maafkan kami. Kami nggak bakal gitu lagi," ucap anak-anakku. Mereka sudah memakai sabuk pengaman saat

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 35 Investigasi

    Sudut Pandang Noah:Aku menyaksikan Nikita pergi dengan perasaan curiga dan tidak bisa melupakan ekspresi wajahnya yang tampak waswas. Aku sangat yakin kalau Nikita tidak memberi tahu yang sebenarnya. Saat mobil SUV hitam itu pergi, aku mengeluarkan ponsel dari saku untuk menghubungi Bonar."Aku punya tugas baru buat kamu," ucapku ke Bonar begitu dia mengangkat telepon."Langsung katakan saja," jawab Bonar."Periksa data anak-anak Nikita. Mereka kembar tiga. Nikita bilang kalau mereka anak Feri, tapi aku sangat yakin kalau mereka anak-anakku," perintahku. Bonar terdiam beberapa saat."Apa yang membuatmu berpikir kalau mereka anak-anakmu?" tanya Bonar. Aku pun ragu untuk menjawab, lalu Bonar salah menangkap sikapku yang bungkam."Sebagai temanmu, aku akan memberimu peringatan. Jangan mencari sesuatu yang nggak ada supaya kamu nggak kecewa dan sakit hati di kemudian hari," ujar Bonar."Aku nggak melakukan itu," jawabku yang mengelak dengan kesal."Kalau begitu, kamu ngapain?" Bonar berta

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 36 Milikku

    Sudut Pandang Noah:Saat Randy pergi, aku memijat pelipisku perlahan. Kemudian, aku memejamkan mata sambil mengetukkan jari ke permukaan meja yang halus. Kepalaku sakit saat memikirkan bahwa orang yang kupercaya tidak pantas menerima kepercayaanku.Suara notifikasi email baru yang masuk berbunyi pada laptopku. Saat memeriksa pengirimnya, ternyata Randy. Aku membuka berkas itu dengan tangan gemetar, lalu mulai membaca isinya. Begitu selesai, dadaku terasa sesak. Ini adalah bukti dari tipu daya pamanku.Aku ingat lima tahun lalu, dia membujukku untuk cuti dari perusahaan agar berfokus pada diri sendiri. "Kamu perlu memulihkan diri setelah kehilangan orang tua, dari hal yang menimpa pernikahanmu, dan mengumpulkan kekuatan untuk bangkit kembali. Tidak usah khawatir soal perusahaan, aku akan mengurusnya untukmu," ucapnya saat itu.Aku tertawa getir dalam benakku karena sudah menerima sarannya dan memercayainya. Aku percaya kepada orang yang salah. Kemudian, aku menelepon Bonar."Kita punya

Bab terbaru

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 50 Paman Noah Adalah Papa Kalian

    Sudut pandang Nikita:Aku merasa bangga pada anakku yang terkecil. Mori yang pertama kali memperkenalkan dirinya pada ayah mereka tanpa ada batasan. Kupikir pertemuan ini akan sulit karena si kembar tiga memiliki kesan yang buruk terhadap Noah. Untungnya anak-anakku cerdas.Ketika Roni dan Beni mengikuti tindakan Mori, hatiku serasa mau meledak. Aku menggigit bibirku dan menundukkan kepalaku untuk melihat ke arah Noah yang juga sedang melihat ke arahku.Dia bersalaman dengan anak-anaknya. Telapak tangannya tampak sangat besar apabila dibandingkan dengan tangan-tangan mereka yang mungil.Mata kami bertatapan sejenak, dan aku bisa melihat emosinya yang campur aduk. Dia berdiri dan mengusap sedikit sudut matanya dengan ujung jari telunjuk. Lalu, dia mengucapkan terima kasih padaku tanpa bersuara.Aku mengangguk, dan air mata jatuh dari kedua pelupuk mataku.Aku merasakan tanganku ditarik lembut. Aku pun berjongkok supaya bisa berhadapan langsung dengan Mori.Tangan mungil Mori bergerak ke

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 49 Pertemuan Pertama

    Sudut pandang Noah:Aku memarkir mobilku di depan kediaman Keluarga Feri dan menghela napas. Lalu aku menarik cermin di atas kepalaku untuk mengecek penampilanku.Setelah itu, aku membuka jendela mobilku dan menghirup udara segar untuk menenangkan batinku sambil menunggu adanya aktivitas di dalam rumah tersebut. Aku tidak ingin tampak terlalu antusias meskipun sebenarnya aku sangat menanti-nantikan momen ini.Aku terus menggosokkan kedua tanganku dengan penuh antisipasi ketika aku mendengar suara anak-anak. Jantungku berdebar kencang.Setelah melihat jam, aku menghela napas. Kemudian, aku pun turun dari mobil.Sebelum berjalan menuju rumah di depanku, aku mengambil beberapa kantong dari kursi belakang mobilku.Aku memencet bel dan Markus sendiri yang menyambutku. "Pagi!" sapanya. Dia membuka pintu lebih lebar untuk mempersilakanku masuk.Aku bisa mendengar suara anak-anak dari pintu masuk tempatku berdiri sekarang. Tampaknya mereka sedang bermain."Maaf kalau agak berantakan. Oh ya, s

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 48 Hubungan Darah

    Sudut pandang Noah:"Dia itu tunanganmu. Dia berhak menemanimu ke mana pun. Selain itu, dia terkenal. Kenapa kamu mempermalukannya? Media hendak menggoreng berita ini. Untung saja aku turun tangan dan membantunya menghapus skandal besar ini."Dalam hati aku tersenyum sinis, tetapi aku merespons omelan Matthew dengan nada datar."Paman nggak perlu melakukan itu dan nggak perlu memedulikan Bella. Dia yang cari gara-gara, jadi biarkan dia menanggung konsekuensinya sendiri."Dulu aku sudah sering memanjakan Bella. Sekarang, aku sudah tidak bersamanya lagi.Matthew menatapku tidak percaya. "Apa? Dia itu tunanganmu. Segala sesuatu yang menyangkut dirinya akan memengaruhimu juga.""Tidak lagi," jawabku dengan tenang. Aku mengabaikan ekspresi Matthew yang kacau."Maksudmu?"Aku membusungkan dadaku dan menatap wajah Matthew sebelum mengumumkan informasi yang dia belum ketahui. "Apa Bella sudah memberi tahu Paman kalau kami sudah putus?" tanyaku dengan tenang.Ledakan emosi di wajah Matthew begi

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 47 Antisipasi dan Kunjungan Mendadak

    Sudut pandang Noah:"Dia sudah move on," kataku pada Bonar. Kami kembali ke Manik Beach Club, sebuah club VIP yang langsung menghadap ke samudera lepas. Aku mulai minum-minum secara berlebihan."Kamu mengharapkan apa sih? Dia 'kan udah kawin lagi. Markus Feri itu pria baik-baik. Dia mau bertanggung jawab atas anak-anakmu dan membesarkan mereka seperti anaknya sendiri. Bodoh sekali Nikita kalau menolak pria sepertinya." Aku menghela napas. Markus adalah pria yang lebih baik dariku, tetapi aku tetap yakin pada diriku sendiri. Andaikan saja Nikita mau memberiku kesempatan, aku akan membuktikan padanya kalau aku bisa menjadi pria yang terbaik baginya dan si kembar tiga.Bonar menepuk bahuku. "Sudahlah, Bro. Setidaknya kamu masih bisa bersyukur karena dia mau mengenalkanmu pada anak-anaknya." Perkataannya menyadarkanku. Aku teringat kalau Nikita akan mengenalkanku pada anak-anak besok. Seharusnya hari ini, tetapi dia ada urusan mendadak dan harus melakukan rapat darurat.Aku tidak punya

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 46 Lebih Penting daripada Kebahagiaanku

    Sudut pandang Nikita:Aku melangkah ke meja kerjaku dan mengambil tiga buah album foto berukuran besar. Kemudian, aku memberikannya pada Noah yang menerimanya tanpa mengatakan apa-apa.Aku memerhatikannya ketika dia membuka album foto paling atas dalam diam. Sepertinya dia keasyikan melihat isinya."Ini album foto bayi mereka dari lahir sampai ulang tahun terakhir mereka," jelasku.Dia mengangguk dengan linglung. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari halaman yang tengah dilihatnya. Tampaknya dia terhanyut dengan apa yang dia lihat sehingga melupakan kehadiranku. Aku sama sekali tidak merasa keberatan. Aku merasa puas membiarkan Noah menjelajahi seluruh isi album. Sesekali dia akan membelai salah satu halaman album dengan jarinya. Sorot matanya dipenuhi kerinduan.Setiap kali dia membalikkan halaman, aku mendengarnya menghela napas keras. Di lain kesempatan, aku melihatnya tersenyum sedih."Mereka keriput sekali," komentar dia. Dia mendongak dari album foto yang tengah dilihatnya unt

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 45 Bertekad Lemah

    Sudut pandang Nikita:Aku sangat gugup. Jantungku berdebar kencang setiap kali telepon kantor berdering untuk mengumumkan kedatangan tamu.Aku mencoba menyibukkan diri dengan membaca tumpukan proposal di mejaku, tetapi aku tidak dapat berkonsentrasi. Ekspektasiku semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu.Setelah mencoba bekerja selama satu jam, aku berhenti berpura-pura. Lalu aku menelepon Marina. "Apakah ada tamu untukku?" tanyaku."Belum ada, Bu?" jawab Marina.Mendengar itu, aku meletakkan kembali teleponku dengan perasaan kecewa. Aku pun menyibukkan diri dengan menelepon anak-anak. Pada saat aku meninggalkan griya tawang pagi ini, mereka masih tidur.Sekolah baru akan dimulai satu minggu lagi, jadi aku membiarkan mereka tidur selama yang mereka inginkan. Saat ini mereka masih berada di jenjang prasekolah. Mereka akan memulai pendidikan formal mereka tahun depan."Ibu nggak cium aku tadi," ujar Mori, anak lelakiku yang termanis.Aku tersenyum. "Sudah dong. Tadi 'kan Mori m

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 44 Hanya yang Terbaik

    Sudut pandang Nikita:Begitu melihat Noah, Bella semakin histeris. "Noah. Mantan istrimu melukaiku. Dia memelintir tanganku," teriaknya sambil merangkul tangan Noah.Aku menatap keduanya dengan kesal. Noah mengibaskan tangan Bella, dan aku menyeringai melihat ekspresi wajahnya. Air mata yang menggenangi bola matanya telah mengering. Kemudian, aku mengalihkan pandanganku pada Noah, menantangnya untuk membela wanita itu di hadapanku. Kami beradu pandang, dan aku mengerutkan alisku.Bella meratap dengan suara keras, berusaha untuk menarik perhatian Noah. Ratapannya memekakkan telingaku. 'Ini sudah cukup.'Aku memutuskan untuk tidak terlibat dalam urusan mereka. Hubunganku dan Noah sudah berakhir. Aku mengangkat bahu sambil menyeringai, menantangnya untuk memercayai ucapan Bella sebelum aku berbalik untuk keluar. Namun saat ini, kakak-kakakku menerobos masuk. Mereka menatap Bella, Noah, dan aku."Apa kamu terluka?" tanya Cahya, kakak tertuaku. Belum sempat aku menjawab, keempat kakakku

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 43 Pelakor

    Sudut pandang Nikita:"Eh, ada si pelakor!" cibir Bella ketika melihat ekspresi terkejutku.Aku memutuskan untuk tidak terprovokasi dan mengabaikannya. Namun, saat aku hendak keluar dari toilet, Bella menghalangiku."Heh, jalang! Aku 'kan belum selesai bicara!" ujarnya ke wajahku.Tanpa sengaja aku menghirup napasnya yang berbau tak sedap, dan hampir muntah dibuatnya."Kamu mabuk, ya?" tanyaku khawatir."Sudahlah. Pelakor sepertimu nggak usah deh pura-pura baik!" bentaknya dengan ekspresi marah.Sekarang aku sudah tahu ke mana arah pembicaraannya. Aku pun menggelengkan kepalaku untuk membantah tuduhannya. "Aku nggak pernah merebut tunanganmu."Bella tertawa. Tawa yang terdengar sumbang di telingaku. Aku tahu rasa sakit yang menimpanya dan aku kasihan padanya. Ini semua bukanlah kesalahannya. Waktu itu, Noah yang menceraikanku. Mungkin dia memang penyebabnya, tetapi tetap saja semuanya salah Noah. Bella bukanlah musuhku."Pembohong! Kalau bukan gara-gara kamu, Noah nggak akan putus deng

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 42 Kemunculan sang Pengganggu

    Sudut pandang Nikita:Aku berjalan secepat mungkin ke dalam toilet hotel untuk bersembunyi.Noah telah berubah. Ini adalah kali ketiga aku berinteraksi dengannya dan aku sempat terhenyak melihat perubahan yang tidak biasa pada dirinya.'Ke mana perginya sosok Noah yang murka dan menuduhku membunuh orang tuanya 5 tahun yang lalu?'Aku mencuci mukaku dengan air dingin untuk membuat diriku kembali fokus."Markus, dia hanya berakting, 'kan?" tanyaku saat aku bertemu dengannya di lift.Aku sedang menuju griya tawangku untuk memeriksa keadaan anak-anak ketika Markus menyusulku.Markus menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, tapi tidak mengatakan apa pun sampai kami masuk ke dalam lift pribadi khusus untuk keluarga kami.Lift tersebut menyediakan privasi bagi kami. Markus memang se-paranoid itu. Dia tidak mau orang lain menguping pembicaraan kami secara tidak sengaja untuk melindungi privasi kami."Kelihatannya dia bingung dan syok. Menurutku dia tulus mengasihi si kembar tiga dan ingin masu

DMCA.com Protection Status