“Halo, Tuan. Kata Nona Julie, hari ini Tuan Jason tidak pergi ke kantor,” kata Daniel saat sambungan teleponnya dengan sang tuan terhubung.
“Saya sedang menuju rumah Tuan Jason,” kata Leon. “Kamu bekerja sangat lambat Daniel. Saya sudah menunggu sejak tadi kabar darimu.”Leon langsung menutup teleponnya dan kembali fokus pada kemudinya. “Saya harus berusaha keras untuk mendapatkan restu Tuan Jason,” gumamnya sambil tersenyum. “Liebe, kita akan segera hidup bahagia. Kamu yang sabar ya, saya akan berusaha lebih keras lagi supaya kita secepatnya bersama.”CEO D. R Corporation itu tersenyum bahagia membayangkan keluarga kecilnya bersama dengan sang kekasih. Ia sangat bersemangat untuk meminta Jessica kepada orang tuanya.Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Laki-laki itu tetap menganggap kekasihnya masih hidup, walaupun ia menyaksikan sendiri kematian sang kekasih.Tidak lama kemudian, Leon sampai di kediaman keluarga Moris. Ia segera turuNyonya Alice menoleh pada Julie untuk meminta penjelasan maksud dari perkataan Leon.“Tuan Leon menganggap Nona Jessi masih hidup,” ucap Julie pelan.Tuan Jason hanya diam sambil memandang Leon. Sorot matanya tajam menatap mantan pengawal anaknya itu. Entah apa yang ada di dalam pikirannya.Nyonya Alice pun tidak berbicara apa-apa lagi, ia hanya menatap Leon dengan penuh iba. Menurutnya apa yang terjadi kepada laki-laki itu sudah setimpal dengan apa yang telah dia lakukan kepada anaknya.“Tuan, Nyonya, saya akan melakukan apa pun yang anda inginkan asalkan saya dan Jessi bisa secepatnya menikah.” Leon mengatupkan kedua telapak tangannya kepada kedua orang tua Jessi. “Kami akan segera memiliki anak, tolong restui kami.”“Kalau kamu bisa membuat Beauty Corporation pulih dan berjaya lagi dalam waktu satu bulan, saya akan izinkan kalian menikah.”Setelah mengatakan itu, Tuan Jason pergi meninggalkan Leon, begitu pun dengan Nyonya Ali
"Saya menunggu kamu," jawab Daniel sambil membuka pintu mobil. "Silakan masuk!"Julie tersenyum dan berkata sebelum masuk ke dalam mobil. "Terima kasih."Daniel hanya tersenyum sebelum berjalan memutar dan masuk ke dalam mobil. "Kita berangkat sekarang?"Sekretaris cantik itu mengangguk, lalu menoleh pada Daniel. "Tuan, bisakah anda antar saya ke makam Nona Jessi?""Tentu. Saya akan mengantarmu ke mana pun kamu ingin pergi." Daniel menyuguhkan senyum terbaiknya pada Julie. Kemudian, kembali fokus pada kemudinya.Wanita cantik itu melirik jam yang melingkar di tangannya. "Setengah jam lagi masuk jam kerja, apa Tuan Hans tidak akan memarahi anda?""Saya menunggumu di depan rumah Tuan Jason atas perintah Tuan Hans," kata Daniel. "Apa pun yang berhubungan dengan Nona Jessica, Tuan pasti mengizinkannya.""Oh ... saya pikir inisiatif anda sendiri," kata Julie, dia sedikit kecewa mendengarnya."Maksudnya saya memang se
"Ide bagus Daniel. Cepat kerjakan secepatnya!" titah Leon."Baik, Tuan." "Nona Julie, tolong fokuskan pada pemasaran produk baru Beauty Corporation. Liebe sangat bekerja keras untuk itu, jika kita mempunyai strategi pemasaran baru yang lebih menarik, produk itu akan kembali menguasai pasar."Leon tidak mau produk baru yang dibanggakan kekasihnya itu hilang dari peredaran. Sejak skandal Jessi muncul ke publik, penjualan produk baru itu mengalami penurunan yang sangat drastis."Baik, Tuan," kata Jessi dengan penuh semangat."Untuk urusan yang lain biar saya yang tangani." Leon berdiri dengan kedua telapak tangan bertumpu pada meja kerja sambil menatap Julie dan Daniel bergantian. "Saya mohon kepada kalian, bantu saya! Hanya kalian yang bisa saya percaya.""Baik, Tuan." Julie dan Daniel juga berdiri, lalu menunduk hormat sebelum keluar dari ruangan sang CEO. "Saya permisi, Tuan." Julie lebih dulu meninggalkan ruangan itu.
Daniel dan Julie tersenyum mendengar ucapan Leon. “Mari Tuan,” ucap Julie sambil menyeka buliran bening yang tak terasa menetes begitu saja.Ia merasa terharu melihat Leon sudah bisa menerima kematian sang nona.“Daniel, apa kamu mau ikut juga?” tanya Leon kepada asistennya yang hanya diam mematung sambil memandangnya.“Tentu saja, Tuan. Saya ingin meminta maaf kepada Nona dan berterima kasih juga karena sudah mempertemukan saya dengan Nona Julie.” Daniel tersenyum sambil menatap sekretaris cantik itu.Daniel sangat bersyukur melihat Tuan Hans sudah mulai pulih dan bisa menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Menerima takdir yang memisahkannya dengan orang yang ia cintai.“Dia calon istri orang lain Daniel.” Leon menatap tajam kepada asistennya.“Baru calon istri Tuan belum menjadi istri,” kata Daniel sambil tersenyum. Julie menggelengkan kepalanya, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Leon dan Daniel.“Tungg
“Baik, Tuan.”Daniel segera menancap gas kendaraannya membelah jalanan Ibu kota. Tidak ada yang berani bersuara sebelum Leon berbicara, mereka hanya sibuk dengan pemikirannya masing-masing.Diam-diam Julie memberitahukan kepada Tuan Jason dan Nyonya Alice kalau dia dan Leon sedang dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan terakhir Jessica.Setelah menempuh perjalanan lebih dari tiga puluh menit, akhirnya mereka tiba di pemakaman tempat Jessica disemayamkan.Tuan Jason dan Nyonya Alice sudah sampai lebih dulu di sana karena jarak dari rumahnya ke pemakaman tidak sejauh dari kantor Beauty Corporation.“Tuan Jason, Nyonya Alice.” Leon menunduk hormat kepada kedua orang tua kekasihnya itu. Begitu pun dengan Daniel dan Julie.“Di sinilah tempat Jessi sekarang,” kata Tuan Jason sambil menunjuk pusara anaknya.“Maafkan saya, Tuan. Semua ini gara-gara saya tidak jujur sejak awal. Saya benar-benar menyesal.” Leon menunduk den
“Tuan Jason, saya ada satu permintaan,” kata Leon. “Tolong izinkan saya untuk tetap tinggal di rumah Jessica, saya janji tidak akan mengubah apa pun yang ada di sana.” Leon memohon dengan sangat kepada orang tua kekasihnya.Ia tidak mau pergi dari rumah yang penuh kenangan manis bersama Jessica. Selama beberapa bulan ia habiskan waktu bersama wanita yang dia cintai di rumah itu.“Lakukan sesukamu. Anggap saja rumah itu sebagai bayaran atas kerja kerasmu yang telah membantu Beauty Corporation.” Tuan Jason tersenyum tulus kepada laki-laki yang sempat ia benci itu, tapi kini luluh karena ketulusan Leon.“Terima kasih banyak, Tuan.”Leon tersenyum bahagia karena Tuan Jason sudah memaafkannya dan mengizinkan ia untuk tetap tinggal di rumah kenangannya bersama dengan Jessica. “Sama-sama Hans,” kata Tuan Jason. “Kalau begitu saya pamit pulang lebih dulu.” Leon mengulurkan tangannya kepada kedua orang tua Jessica dan Tuan Felix sebelum meninggal
“Bukan itu maksud saya,” kata Leon. “Jika dia begitu dekat dengan Liebe, dia pasti merasakan kesedihan yang mendalam, tapi dia terlihat sangat tenang. Saya curiga kematian Liebe hanya rekayasa.”“Tapi, Tuan Jason dan Nyonya Alice sangat terpukul dengan kematian Nona, mana mungkin mereka membuat lelucon seperti ini, hingga mempertaruhkan perusahaannya juga.”“Sepertinya mereka tidak tahu tentang drama kematian Liebe.” Leon mengeluarkan kalung dari balik kemejanya. Kalung berwarna silver dengan liontin sebuah cincin Jessica. “Saya yakin Liebe masih hidup.” Ia mencium cincin itu sambil memejamkan mata. ‘Ya Tuhan, saya kira Tuan sudah sembuh, tapi ternyata dia masih menganggap Nona Jessica masih hidup,’ gumam Daniel dalam hati.Daniel hanya diam saja tanpa berkomentar apa-apa, hingga membuat Leon marah saat membuka matanya.“Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu kira saya ini gila?” bentak Leon. “Sebaiknya kamu pulang saja Daniel.”“Maa
“Baik, Tuan.” Daniel bangun dari duduknya hendak keluar dari rumah itu, tapi Leon kembali memanggilnya.“Tunggu Daniel.”“Ada apa Tuan.”“Jangan beritahu tetang ini kepada Nona Julie. Saya yakin dia juga terlibat dalam drama ini.” Leon curiga kalau Julie tahu sesuatu tentang Jessica.“Kenapa anda berpikir saya akan memberitahu Nona Julie?” tanya Daniel. Padahal ia memang berencana memberitahu Julie untuk meminta bantuan wanita itu mencari tempat yang pernah Jessica kunjungi.“Karena saya tahu kalau kamu mencintainya,” kata Leon sambil tersenyum.“Saya tidak mencintainya,” elak Daniel. "Kenapa anda bisa berbicara seperti itu? Saya hanya ...."“Sudah pulang sana! Saya tidak mau mendengar pembelaan kamu." Leon mengibaskan tangannya mengusir sang asisten.“Baik, Tuan.”Daniel segera keluar dari rumah itu sambil memikirkan ucapan Leon. 'Dari mana Tuan bisa menilai kalau saya jatuh cinta kepada Nona