Rina menatap tidak percaya Fendi dan bertanya dengan nada terbata-bata. "Dia... mengumpulkan... rekaman?""Pada dasarnya Ayah kandungku, orang yang sangat jahat- dia tidak pernah sekalipun peduli pada masalah orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Ayah kandungku, orang yang sangat berhati-hati dan tidak mau jatuh sendiri, sehingga dia selalu membawa alat perekam untuk membuktikan bahwa dia tidak jahat sendirian." Arka mengeluarkan sisi buruk Raka. "Dia Ayah kandung brengsek tapi kaya raya dan tampan, aku juga tidak mungkin bilang kamu salah satu korbannya, bukan? Karena banyak sekali video-video yang menampilkan kamu bekerja sama dengan Ayah kandungku."Rina duduk di lantai, kedua kakinya goyah seolah tidak bisa menapak, menatap nanar layar besar di panggung serta potongan video yang direkam diam-diam oleh Raka. "Apakah- dia tahu soal ini? Apakah kakak kedua kamu tahu soal ini?" Tanyanya tanpa menatap Fendi.Fendi menghela napas panjang. "Kakak kedua aku sudah tahu sejak awal, kamu
Yuni, Laras dan Akmal masih belum paham apa yang dimaksud Fendi, mereka bertiga tidak berani bertanya, takut diusir seperti Rina. Namun, meskipun mereka bertiga tidak berani menyinggung Fendi, mereka lupa bahwa Bora adalah istri dari Fendi.Fendi memperlakukan hal yang sama seperti Rina, mengusir mereka bertiga keluar dari pesta, tentu saja wartawan di luar menjadi bingung dan mendekati mereka bertiga. "Ibu, kenapa Ibu dikeluarkan seperti itu?""Apakah ada masalah?"Wartawan lain yang mengikuti lewat media sosial grup Tsoejipto, terkejut ketika melihat acara live. "Oh, Pak Aji menceraikan Ibu."Wartawan di luar ruangan sontak menoleh ke wartawan itu lalu ke Yuni, Laras dan Akmal yang berusaha berdiri dan kabur dari tempat itu, sayangnya wartawan cepat menghalangi dan mewawancarai mereka, tidak ada perlindungan sama sekali, bahkan ajudan pun tidak ada. Tidak lama grup Tsoejipto mengumumkan nama-nama dan akun media sosial orang yang sudah merundung istri dari Effendi Tsoejipto, CEO ba
Fendi memeluk Bora, melihat keakraban keluarga yang sempat terpecah. "Aku tidak akan percaya dengan penglihatanku sendiri, mereka bisa bersama dan bahagia seperti itu," kata Bora sambil melihat keluarganya sedang berbincang di ruang keluarga, termasuk kedua anjing yang sedang kejar-kejaran.Rumah besar keluarga Tsoejipto sangat luas dan bisa untuk berlarian kedua anjing di ruang keluarganya."Bagaimana dengan politik?" tanya Bora.Fendi menghela napas panjang. "Banyak pendapat tidak penting mulai bermunculan, Papa kamu sepertinya ingin mencari penghiburan diri dengan berkumpul bersama keluarga.""Ada yang menyerang Papa?" tanya Bora. "Ya. Kamu pasti tidak menyangka kalau ayah tiri terlibat.""Edwin? Bagaimana bisa dia terlibat?""Dia ikut merundung kamu di media sosial, hanya saja dia membayar orang lain. Para pelaku yang ditangkap sudah mengaku dan Edwin menghilang.""Hilang? Bagaimana bisa dia hilang?" tanya Bora yang tidak paham. "Kenapa dia merundung aku?""Sepertinya dia benci
Di hadapan ribuan penonton dan seorang pembawa acara, Edwin mulai menyerang Fendi dengan percaya diri setelah pembawa acara bertanya mengenai 'Apakah rakyat kecil yang ditangkap melakukan perundungan atau hanyalah persekusi belaka?'Edwin menjelaskan dengan tegas. "Kita ini di zaman teknologi, yang dimana kita bisa bebas berpendapat, bahkan dilindungi oleh hukum. Apa yang dilakukan oleh Presiden, terlalu berlebihan."Fendi tertawa kecil, menertawakan kebodohan Edwin.Edwin merasa tersinggung. "Kenapa anda tertawa? Saya jelas-jelas membahas tentang fakta."Fendi menjawab dengan santai. "Apakah benar, yang menangkap para pelaku adalah Presiden?""Bukankah sama saja? Presiden memiliki kekuasaan besar untuk menangkap semua orang dalam waktu singkat.""Jangan lupa, bahwa saya berasal dari keluarga Tsoejipto. Bahkan saya tahu berapa jumlah hutang anda terhadap keluarga ibu mertua saya saat ini, demi kepentingan politik anda.""Saya tidak tahu hutang mana yang anda maksud, saya dan keluarga
'Menurut aku, masalah mental health itu hanya dibuat-buat untuk zaman sekarang. Dulu saja, aku mendapat pukulan dari orang tua, tidak menangis atau pun merasa baper.'Zaman dulu tidak ada internet, tidak ada berita mengenai kekerasan rumah tangga yang beredar luas di internet. Dipukul, disiksa orang tua merupakan hal biasa dan tidak pernah diketahui banyak orang.'Ah, benar. Anak kelahiran tahun sembilan puluh relate dengan masalah ini. Isu mental health di zaman dulu tidak pernah ada. Karena adanya mental health- mental anak-anak muda kelahiran dua ribu bermasalah semua, mentalnya lemah.'Lalu kenapa sekarang banyak isu perceraian, kebanyakan kepala keluarga meninggalkan anak dan istrinya. Apakah kalian pikir, anak-anak korban perceraian dan kekerasan yang dilakukan orang tua, tidak memiliki akal dan hati? Kebanyakan anak-anak yang bermasalah dalam mental health, diabaikan oleh keluarganya sendiri.'Apa kabar bapakku yang sering kasih hukuman keras sampai pukulin, emak di rumah juga
Tidak ada yang mau berteman dengan saya di sekolah karena perundungan yang dilakukan kedua saudara tiri, pihak sekolah pun lebih membela ibu tiri yang notabene adalah istri Papa dan dianggap lebih memiliki kekuasaan.Bora kembali menulis di media sosial dengan postingan baru dan menumpahkan semua keluh kesahnya di media sosial, tanpa terasa air mata mengalir begitu saja. Yang kalian lakukan sekarang adalah perundungan, sama halnya dengan penguasa yang menekan rakyat kecil. Merasa diri sendiri paling kuat karena menerima didikan keras dari orang tua, jadinya menekan anak kecil yang tidak tahu mengenai dunia politik.Yang membuat saya lebih heran adalah perilaku orang-orang dewasa yang merasa dirinya kuat, pintar dan juga paham tentang segalanya. Tapi malah mengabaikan fakta bahwa saya menderita anxiety disorder.Kenapa saya membutuhkan seekor anjing dan hanya bersandar pada dia? Karena tidak ada yang mau menemani saya di saat terluka ataupun sedih. Hanya seekor anjing yang berhasil me
Suasana menjadi panik di media sosial, beberapa orang yang melakukan perundungan- tidak berani menggunakan handphonenya dan orang-orang kaya yang merupakan pelaku, mulai menjual handphone. Orang-orang suruhan para partai politik ataupun yang membenci Bora, mulai meminta pertanggung jawaban ke atasan.Edwin yang mendengar berita itu di tengah acara, keluar tanpa mengatakan apa pun. Bagaimana bisa Bora seberani itu? Bukankah dia hanya anak gila yang ingin mencari perhatian keluarga?Edwin semakin panik ketika melihat postingan Bora terkait dengan masa lalunya yang buruk. Bagaimana bisa dia mendapatkan bukti seperti itu? Pasti pria itu bicara ke orang lain. Sial!Edwin melihat mobil mewah milik Ike yang sudah diparkir di hadapannya lalu melihat sopir yang dikenal dari keluarga istrinya. "Kamu! Kenapa bisa ada di dalam mobilku?"Sopir itu menggaruk kepalanya dengan panik. "Pak! Saya hanya-"Edwin menyingkirkan sopir itu, keluar dari dalam mobil lalu masuk ke dalam dan mulai menjalankan
"Kucing kecil, kenapa kamu sendirian di sini? Apakah kamu kelaparan?""Hei, kucing kecil. Apakah kamu sudah kenyang sekarang? Jangan mengikuti aku.""Lihat, kucing kecil. Dulunya itu adalah rumahku, sekarang aku sudah tidak bisa tinggal di sana karena istri menceraikan aku dan hidup bahagia bersama anak-anak. Bukankah kita senasib?"Meong.Kucing kecil itu melihat Fendi yang duduk termenung sedih, melihat sebuah foto."Dia adalah istriku."Meong?"Kami menikah, tidak lama aku keluar dari penjara. Ayahnya minta tolong kepadaku untuk menikah dan menjaganya. Aku tidak bisa menolak, padahal masa depan aku sendiri juga buruk."Meong."Aku tidak bisa menjaga masa depanku sendiri, bagaimana caranya aku bisa menjaga masa depan anak orang lain?"Kucing itu hanya duduk mendengarkan keluh kesah Fendi.Fendi yang bertubuh kurus dan berpenampilan acak, tidak terlihat seperti berasal dari keluarga kaya. Saat ini dia hanya pekerja fisik serabutan, dia sudah kehilangan segalanya dan harga diri tidak