Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya!
SISWI KESAYANGAN SUAMIKU part 3 Pintu terbuka, dan di sana berdiri Lina, tampak gugup. Wajahnya pucat saat melihat Renita dan Bagas berdiri di hadapannya. Lina tidak pernah membayangkan bahwa perbuatannya akan terbongkar seperti ini, dan kini ia harus menghadapi kenyataan. “Silakan masuk,” Lina berkata pelan, membiarkan mereka masuk ke dalam rumahnya yang kecil. Renita duduk di ruang tamu sambil menatap Lina dengan dingin. Bagas tetap berdiri di sampingnya, merasa tak nyaman. “Duduklah,” Renita berkata kepada Lina, yang perlahan-lahan duduk di seberang mereka. Suasana ruangan begitu sunyi, hanya suara nafas yang terdengar. Renita menatap ke seluruh penjuru ruang tamu. Sepi. Hanya ada beberapa foto orang kakek nenek, orang tua, beserta paman dan bibinya. Renita mengalihkan pandangan nya dari isi tamu ke arah Lina. Gadis itu cantik alami, lebih tinggi dari nya, meski belum tersentuh skincare, kulit wajahnya bersih. Tubuhnya langsing dengan tinggi sekitar seratus enam puluh lima sentimeter, lebih tinggi lima senti darinya. Terkesan energik, pintar, dan beraura positif. Hanya sayangnya, gadis cantik itu merayu suami nya. Renita terus memperhatikan wajah gadis berkaus biru di hadapan nya. Dia tampak gemetar ketakutan. Renita menghembus kan napas berat, menyayangkan berapa gadis itu punya segalanya, dia hanya perlu bersabar dan belajar sungguh- sungguh sampai lulus dan Renita yakin gadis itu bisa menemukan lelaki lajang terbaik, tanpa menggoda pria beristri. Atau..., sebenarnya gadis itu tidak merayu sang suami tapi suami nya lah yang membuka pintu dan menyuruh pihak ketiga hadir ke tengah - tengah mereka? Kepala Renita terasa pusing memikirkan berbagai pertanyaan yang mendadak bermunculan, Damar, anaknya yang masih berusia setahun dan meringkuk di dalam gendongannya, menggeliat perlahan. Mungkin dia merasakan debar jantung ibunya yang menjadi lebih cepat karena memikir kan perselingkuhan sang ayah. Perempuan berjilbab itu menepuk- nepuk p*ntat sang anak yang kemudian menjadi tenang kembali. 'Aku tidak akan bertindak bar -bar, ada anak ku yang harus kulindungi," batin Renita. "Siapa nama kamu?" tanya Renita menatap tajam ke arah gadis di hadapan nya. "Li.. Lina, Bu.." sahut Lina takut - takut. "Nama lengkap dan kelas?" tanya Renita. Lina menoleh ke arah Bagas, seolah meminta perlindungan. Tapi gurunya itu diam saja dan bahkan menundukkan pandangan nya agar tidak bertatapan dengan sang siswi kesayangan nya. "Mau.. Maulina Ayu, kelas 12 IPA 1, Bu," sahut Lina gemetar. "Oh saya kira nama kamu, Maulana. Di HP guru kamu, nomor kamu disimpan dengan nama itu," ujar Renita sambil melirik ke arah suaminya yang juga serba salah. Renita menghela napas panjang. "Jadi mana nenek dan kakek kamu!?" "Ren, jangan... " ujar Bagas menggelengkan kepalanya sambil menatap ke arah sang istri. Renita tersenyum kecut. "Kamu ingin melindungi siswi kesayangan kamu dari rasa malu pada keluarga nya akibat perbuatan salah kalian, tapi kamu tidak malu saat memberikan lingerie seksi padanya!?" tanya Renita getir. Ada rasa nyeri dalam hatinya. Hati sang suami yang dia percayai sepenuh hati ternyata menduakannya. "Kita selesai kan saja bertiga, Ren. Aku dan Lina janji tidak akan macam - macam lagi," ujar Bagas memelas. Renita menggeleng tegas. "Tidak. Mana kakek dan nenek kamu, Lin, panggil kan nenek dan kakek kamu sekarang juga! Atau aku yang memanggil mereka sendiri, atau aku akan mengadukan kalian pada kepala sekolah langsung!" ancam Renita dengan suara penuh dengan intimidasi. "Kakek dan nenek sedang... sedang mengaji di kamarnya masing-masing." Renita terperanjat mendengar hal itu. 'Sebenarnya kamu dibesarkan oleh kakek nenek yang agamis. Tapi kamu selingkuh dengan suami orang?' batin Renita. "Aku tidak mau tahu, Lin. Panggil kakek dan nenek kamu atau masalah ini akan sampai kepada kepala sekolah!" "Baiklah, Bu, saya akan memanggil kakek dan nenek saya," ujar Lina lirih lalu melangkah ke ruang tengah. Tak lama kemudian sepasang orang tua yang berumur sekitar hampir tujuh puluh tahun keluar ke ruang tamu dan dengan tersenyum mereka duduk di hadapan Renita dan Bagas. Mereka masih terlihat sehat, segar dan bugar. "Wah, ada Pak guru dan bu guru nya Lina. Lin, kamu ke dapur dulu! Bagaimana sih kamu ini, padahal ada Pak guru dan bu guru nya yang datang ke rumah kok tidak dibuatkan minum?" tegur sang nenek. "Oh, I - iya, Nek. Saya ke dapur dulu," ujar Lina. Sempat terpikir olehnya untuk menghilang saja selama proses tanya jawab itu. Agar dia tidak melihat kekecewaan di wajah kakek dan neneknya. "Bapak, ibu, saya tidak akan lama di sini. Saya juga akan langsung mengatakan keperluan saya kemari dan untuk itu saya harap agar Lina tetap di sini agar kami bisa membicarakan masalah cucu kakek dan nenek ini," ujar Renita tenang. Sementara itu Bagas dan Lina merasa lemas, seakan nyawa mereka nyaris menghilang. Wajah kakek dan nenek Lina terkejut. "Astaghfirullah, ada masalah apa dengan cucu saya, Bu? Apa cucu saya membuat keributan di sekolah?" tanya kakek Lina. Sebenarnya Renita iba melihat kondisi kakek dan nenek Lina, tapi Renita juga merasa harus memberikan syok terapi pada Lina. "Lina dan suami saya merencanakan untuk tidur bersama menggunakan baju kurang bahan yang diberikan oleh suami saya pada Lina, Pak, Bu. Dan saya mempunyai buktinya!" ujar Renita tegas membuat kakek dan nenek Lina terkejut bukan main. "Astaghfirullah?! Tidak mungkin!" Next?Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya! SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 4"Lina dan suami saya merencanakan untuk tidur bersama menggunakan baju kurang bahan yang diberikan oleh suami saya pada Lina, Pak, Bu. Dan saya mempunyai buktinya!" ujar Renita tegas membuat kakek dan nenek Lina terkejut bukan main. "Astaghfirullah?! Tidak mungkin!" Kakek dan nenek Lina berseru sambil menatap ke arah sang cucu yang terdiam ketakutan. "Apa benar yang dikatakan oleh istri pak guru mu, Lin?" tanya kakek dan neneknya. Lina menunduk kian dalam. "Tidak, bapak dan ibu, Lina adalah siswi teladan yang menjadi ketua kelas dan juara satu. Dia anak didik yang berprestasi. Lina merupakan siswi baik - baik, Pak, Bu," ujar Bagas tiba - tiba. Renita mendelik. Sementara itu Lina melirik sekaligus menyeringai sekilas pada Renita, lalu menatap ke arah kakek dan neneknya d
Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya! SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 5"Aku ... akan bersedia menutup masalah ini jika sudah ada bukti kalian belum tidur bersama. Hm, Lina, ayo kita ke rumah sakit sekarang. Saya ada kenalan bidan di rumah sakit. Kamu harus menjalani tes keperawanan dulu, baru saya akan percaya jika hasilnya kamu masih virgin," ujar Renita tegas. "Apa?!" gumam Lina dan Bagas hampir bersamaan. "Iya, uji keperawanan. Kenapa? Kamu nggak berani dengan syarat yang saya ajukan?" tanya Renita tenang. Lina terdiam sejenak, lalu menatap ke arah istri gurunya itu. "Apa Bu Reni tidak percaya dan meragukan keterangan saya?" tanya Lina. "Ya, saya meragukan kejujuran kamu. Saya katakan saja sebenarnya. Apa kamu tahu kalau guru kamu ini sudah beristri?" tanya Renita. Lina terdiam dan hanya mengangguk. "Kalau tahu guru kamu sudah beristr
Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya! SISWI KESAYANGAN SUAMIKUBab 6Pintu kamar tidur terbuka dari luar, dan tampaklah Renita membawa dua cangkir teh ke atas nakas. Hujan langsung menyambut kedatangan Bagas dan Renita setelah sepasang sejoli itu baru sampai ke rumah mereka dari rumah Lina. Renita segera membaringkan Damar yang tertidur lelap di boks nya. Seperti yang telah direncanakan, Renita membuat dua cangkir teh dan memberikan obat tidur pada salah satu cangkir nya. Renita juga tak lupa memberi tanda sendok kecil di cangkir teh untuknya. Bagas berdiri dan mendekat ke arah Renita yang sedang menyisir rambut panjang nya. Lelaki itu lalu mengalungkan tangannya ke leher jenjang Renita. "Maafkan aku. Aku khilaf, aku janji tidak akan pernah selingkuh lagi walaupun hanya dalam dunia maya atau chat. Aku pun juga tidak akan pernah memberikan
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 7Sementara itu Renita pun dengan mengajak Damar, memesan ojek online menuju ke salah satu toko elektronik di kotanya untuk melakukan rencana keduanya.Setelah Renita bertanya - tanya kepada penjaga toko, dia menjatuhkan pilihannya pada gantungan kunci berbentuk lumba - lumba mungil dengan CCTV di salah satu matanya, serta cctv berbentuk pena. Usai berbelanja CCTV, Renita berjalan ke luar toko elektronik menuju ke warung masakan padang yang terletak di samping toko elektronik. Dia melirik ke jam bulat yang tergantung di dinding warung. 'Masih ada waktu untuk menghubungkan cctv nya dengan HP ku,' batin Renita yang menerima kantung plastik berisi lauk untuk makan siang nya dan Bagas. Renita memesan ojek online kembali lalu pulang ke rumah. ***Sesampainya di rumah, Renita melihat kedatangan Dewi dan Agus, mertuanya. Me
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 8Renita mengangguk. "Iya. Kamu kan sering kebingungan mencari kunci motor. Lebih baik diberi gantungan kunci yang agak gede biar nggak bingung nyari nya. Nggak apa - apa kan kalau kunci motor kamu pakai gantungan kunci lumba-lumba? " tanya Renita dengan jantung berdebar kencang karena takut Bagas curiga. Bagas melihat gantungan kunci itu dengan mengerutkan kening nya. Lalu tersenyum pada sang istri. "Nggak apa - apa, Yang. Bagus juga kok gantungan kuncinya." Bagas terdiam sebentar lalu melihat ke saku bajunya. Ada pena baru yang tergantung di sana. Bagas memang biasanya membawa pena di saku bajunya, agar mudah jika memberikan nilai atau mengoreksi pekerjaan para muridnya. Bagas terdiam sesaat. "Hm, nggak apa- apa. Bagus juga penanya. Kamu beli dimana? Sepertinya mahal?" tanya Bagas seraya memakai sepatunya dan duduk
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺 SISWI KESAYANGAN SUAMIKU Part 9 "Aku tidak punya cara lain. Aku harus meminta tolong mertua ku," desis Renita. Baru saja dia menekan nomor sang mertua, Damar dalam pelukan mengalami kejang - kejang! "Astaghfirullah, Damar!" seru Renita semakin panik. Dengan tangan gemetar, Renita menunggu telepon nya menyambung dengan sang mertua. "Halo, assalamu'alaikum, ada apa Rinta?" "Halo, Buk. Ibuk bisa ke rumah tidak? Damar kejang, Bu. Panas!" "Astaghfirullah! Suami kamu kemana?" tanya mertuanya kaget. "Mas Bagas masih belum pulang, Bu, saya telepon, HP nya tidak aktif. Saya kirim pesan WA, cuma centang satu!" lapor Renita. "Ibu dan bapak keluar kota, Ren. Ke rumah mas Dedi, istrinya hamil muda setelah menunggu lima tahun! Ini ada acara telon telon di rumah besan. Kamu minta bantuan tetangga dulu ya! Yang sabar! Kamu juga bagaimana sih jaga anak k
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 10"Darimana kamu tahu kalau kakek Lina dimakamkan habis ashar!? Aku belum cerita lho!" tanya Bagas dengan ekspresi curiga. Renita terdiam. "HP ku habis baterai. Entah kenapa belakangan ini baterai di HP ku cepat habis," ujar Bagas, dia menjeda kalimatnya. "Dan saat kucari tahu penyebab baterai HP cepat habis dari Google adalah adanya sadap WA. Dan sekarang, kamu mendadak tahu kapan almarhum kakek Lina dikuburkan, padahal aku saja belum cerita tentang pemakaman kakek Lina. Jangan - jangan kamu menyadap WA ku!" tuduh Bagas. Renita tetap terdiam. Dia memang sudah mengira kebohongan nya akan terbongkar, tapi dia tidak menduga jika akan terungkap secepat ini. Renita tetap terdiam dan mendengarkan semua omelan Bagas. "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu benar - benar telah menyadap WA di ponselku?" tanya Bagas mengguncang ka
SKS 11 Flash back on : Bagas baru saja hendak pulang setelah memberikan les privat pada murid - muridnya saat gerimis mulai turun membasahi bumi. Bagas melajukan motornya menyusuri jalan dari rumah salah seorang muridnya. Dia berhenti di warung bakso karena teringat Renita yang memesan bakso agar dibawa pulang. Bagas tertegun saat melihat Lina, salah seorang siswinya yang sedang duduk di teras warung bakso dalam keadaan basah kuyup. Baju seragamnya yang basah mencetak jelas bentuk tubuh gadis muda nan molek itu. Tampak di tangan Lina beberapa bungkus keripik bayam. Bagas pun menegur Lina. "Lin, kok di sini? Mau makan bakso?" tanya Bagas seraya duduk di kursi depan warung bakso menemani Lina. Lina menggeleng, tampak malu menatap ke arah Bagas. "Kamu jualan keripik bayam?" tanya Bagas lagi. Lina tersenyum dan mengangguk. "Iya, Pak. Walaupun saya dapat beasiswa tapi saya harus tetap menjual kan keripik yang dibuat oleh kakek nenek saya," ujar Lina tersenyum. "Hm, gimana kala
"Kamu tahu nggak apa persamaan antara cintaku padamu dengan isi kartu ATM ini?" tanya Arjuna dengan senyum dikulum. Renita menggeleng. "Emang apa persamaannya?!" tanya Renita bingung. "Persamaan antara isi kartu ATM ini dengan perasaanku padamu adalah sama - sama unlimited, jadi jangan ragu - ragu kalau kamu ingin beli apapun, Yang," ujar Arjuna sambil meraih tangan Renita dan memberikan black cardnya. Renita melongo. Diraihnya tangan Arjuna dan dikembalikan lagi kartu itu pada si empunya kartu. "Lho kenapa dibalikin, Yang? Kamu nggak butuh duit?" tanya Arjuna heran. Renita tertawa. "Haha, siapa sih di dunia ini yang nggak butuh duit? Tapi nanti saja deh, kalau kita sudah menikah, baru aku mau menerima nafkah dari mu. Kalau sekarang, jangan dulu. Kan kamu juga sudah membantuku untuk mendapatkan pekerjaan," ujar Renita tersenyum. Arjuna pun manggut-manggut. "Ya sudah kalau keinginanmu seperti itu. Hm, ngomong - ngomong soal menikah, aku ingin menikah langsung setelah aku lulus k
Semakin orang gila itu mendekat ke arah Renita, Renita pun terkejut saat melihat siapa sebenarnya perempuan gila yang disoraki oleh anak-anak, karena perempuan gila itu adalah Lina! Renita menahan nafas saat Lina semakin mendekat ke arahnya. Sesaat dia ragu jika perempuan gila yang sedang disoraki oleh anak - anak kecil itu adalah Lina, tapi semakin sosok itu mendekat ke arah Renita, dia pun semakin yakin bahwa perempuan ODGJ itu adalah perempuan yang sama yang telah merebut suaminya. "Lina? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kulit dan pikiran kamu rusak?" desis Renita saat Lina tepat berada di hadapannya. Tanpa diduga Lina berhenti di hadapan Renita sejenak, lalu mereka bertatapan. Dan mendadak Lina tertawa terbahak. "Hahaha! Ada set an! Haaa haaa haa!” seru Lina sambil menunjuk ke wajah Renita. Renita terperanjat dan sama sekali tidak menyangka jika Lina akan menyapanya dengan cara seperti itu. "Arghh! Setan! Setan!" seru Lina sambil merentangkan kedua tangannya dan berusaha menja
"Bagaimana kalau kamu juga bekerja di kantorku? Bu Renita kan juga sarjana komputer? Hitung-hitung membantu aku di perusahaan. Nanti aku tanyakan pada HRD, apa ada posisi kosong yang bisa diisi oleh bu Renita," ujar Arjuna mantap. "Ah tidak perlu. Aku tidak mau kalau mendapatkan pekerjaan dengan cara nepotisme," kata Renita. "Ini bukan nepotisme, ini hanya memberikan posisi pada orang yang membutuhkan. Begini, Bu, misalkan ada posisi di perusahaan yang sedang kosong, apakah lebih baik diberikan pada orang yang tidak kita kenal sama sekali atau kita berikan pekerjaan pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan terpercaya?" tanya Arjuna.Renita hanya manggut - manggut. "Ya, kamu benar. Ya sudah, kalau begitu besok aku akan melamar kerja ke perusahaan papa kamu," ujar Renita. "Sekarang kamu tidur ya, sudah malam,” sambung Renita lagi. "Iya, Bu. Tapi sebelum tidur, sebenarnya saya itu STNK sama gurunya," ujar Arjuna. Kening Renita mengerut. "Hah, apa itu STNK?" "STNK itu Selalu
Renita sedang mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial nya saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.Renita tersenyum saat membaca pesan whatsApp itu karena pesan itu dikirim oleh Arjuna.[Aku punya tebakan nih, Yang! Apa perbedaan antara akhir pekan dan cintaku padamu?]Renita dengan cepat membalas pesan Arjuna.[Tidak tahu. Memangnya apa bedanya, Jun?][Kalau akhir pekan itu weekend kalau cintaku padamu will never end]Balasan pesan dari Arjuna membuat Renita tersenyum. [Kamu bisa saja, Juna. Kamu belajar dari mana?][Belajar dari hati dong, Yang! Oh ya, kamu lahir tanggal satu ya?]Renita menjawab, [Enggak, emang kenapa?][Aku kira kamu lahir tanggal 1, karena kamulah satu-satunya tujuan hidupku.]Balasan chat dari Arjuna membuat Renita tertawa lepas.[Aku lahir tanggal 7 bulan depan.]Arjuna membalas dengan senyum terkembang. [Wah pantas saja kamu lahir tanggal 7, karena kamu adalah tujuan dari doa-doaku selama ini 🥰]Bunga - bunga di hati Renita seakan bermekaran.
Renita mengangguk, dia kemudian menggendong Damar dan berjalan menuju ke arah mobil Arjuna. Suasana hening saat mobil melaju. Damar yang semula merengek karena ingin bermain hujan, terdiam setelah Arjuna memberikan roti coklat yang memang sudah disiapkannya untuk calon anak sambungnya itu. "Kenapa kamu diam saja, Bu Ren?" tanya Arjuna melirik ke arah Renita yang sedang menatap kaca jendela yang basah oleh air hujan. "Apa ada hal berat yang sedang bu Nita pikirkan?" lanjut Arjuna lagi. Renita menghela napas panjang. "Aku masih merasa sangat bersalah pada Mas Bagas. Apa aku harus mengatakan pada orang tua Bagas bahwa anak bungsu mereka meninggal karena menyelamatkan aku?" tanya Renita. Arjuna menggeleng. "Menurut saya hal itu tidak perlu. Bukan kamu yang bersalah. Kamu kan tidak minta ditabrak, kamu juga tidak minta untuk diselamatkan oleh Bagas kan, Bu? Jadi tidak usah mengatakan hal yang akan membuat orang tua pak Bagas justru menaruh dendam pada bu Renita," ujar Arjuna panjang leb
Disusul dua batu yang mendarat dengan mulus di kaca belakang. Adi yang ketakutan, membeku di kursi belakang kemudi. Beberapa orang turun dari motor dan menyerbu mobil Adi. "Turun kamu! Atau mati!" teriak mereka murka. Adi menatap pada kerumunan orang yang berkeliling di depan mobilnya. "Ayo keluar dari mobil mu dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu atau aku kami akan memberi pelajaran, biar kamu modyar sekalian!" teriak orang-orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi sangat ketakutan. Tetapi dia tetap tidak mau keluar dari mobil karena khawatir akan diamuk massa. "Woi, budek ya?! Kalau kamu tidak mau keluar, kami akan menghancurkan mobilmu secara paksa dan menghajarmu!" teriak sebagian orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi terdiam di belakang kemudi sehingga membuat jengkel orang - orang yang berkerumun di hadapannya. Dua orang lelaki yang membawa batu besar menghantamkan batunya ke kaca bagian depan mobil sehingga pecah berhamburan, tepat pada saat itu, Adi ditarik o
"Sebagai manusia biasa, aku kecewa pada almarhum papamu, tapi bagaimana pun juga, papamu kan harus mendapatkan keadilan, terlepas apa yang pernah beliau lakukan padaku?!" tanya Renita balik. Arjuna manggut-manggut, lalu tersenyum pada Renita, merasa semakin yakin jika Renita adalah pasangan yang ditakdirkan oleh Tuhan untuknya. ***Malam itu, Adi sedang berada di rumah seorang teman, jauh dari hiruk pikuk rumahnya sendiri. Dia menikmati malam dengan tawa, mencoba melupakan keheningan dingin yang selalu menyelimuti rumah setelah kepergian Bisma, ayah tirinya. Sekaligus ingin mengerjakan tugas kuliahnya secara berkelompok.Tiba-tiba, suara notifikasi pesan memenuhi ruangan, memberitahunya bahwa sesuatu terjadi di rumahnya."Den Adi, pulanglah sekarang," bunyi pesan dari salah satu asisten rumah tangganya. "Polisi datang menangkap Nyonya Sisi."Seakan tersambar petir, Adi segera meraih jaket dan helmnya. Ia tidak berpikir panjang. Motor melaju cepat melewati jalan gelap menuju rumahnya
Arjuna gemetaran. Ia mundur beberapa langkah dari meja, dadanya sesak. Ternyata selama ini kecurigaannya benar. Ibu tirinya adalah dalang di balik kematian ayahnya.Setelah menarik napas panjang, Arjuna kembali duduk. Dia tidak boleh membiarkan bukti ini hilang. Tangannya gemetar saat ia menyalin rekaman itu ke sebuah flashdisk yang tergeletak di laci meja. Setelah itu, dia juga mengirimkan file rekaman ke ponselnya sebagai cadangan. Namun, dia merasa bukti ini perlu dilindungi dengan lebih baik. Ia teringat pada Renita, sang kekasih hati yang selalu bisa menenangkannya. Arjuna mengirimkan video itu ke nomor Renita. "Renita harus tahu. Dia bisa membantu," gumamnya pelan.Tidak lama setelah mengirim pesan, ponselnya berdering. Nama Renita muncul di layar. Namun, Arjuna tidak ingin membicarakan hal ini melalui telepon. Dia mematikan ponselnya, memastikan ruangan kerja ayahnya kembali seperti semula, lalu bergegas mengambil kunci motor.Udara malam itu dingin menusuk. Angin yang bertiup
Suasana di makam yang mendung, membuat hati Arjuna gerimis. Dia seolah lemas dan tak bertulang saat turun ke galian tanah untuk menerima jasad papanya. Wangi kamboja yang ditiup semilir angin tak mampu meredakan kesedihan dan kecurigaannya atas kematian Bisma. Lagi, air matanya jatuh menetes di pipi. Renita yang datang melayat tanpa mengajak Damar, dengan leluasa memegang bahunya lembut, seolah menularkan kekuatan. Tapi Arjuna hanya terdiam, sebenarnya dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Renita, tapi salah satu sisi hatinya meminta untuk bersandar pada perempuan itu. Arjuna menahan keinginan untuk menangis di bahu Renita, dia tidak ingin membuat Renita khawatir. Setelah pemakaman selesai, suasana di rumah kembali sunyi. Arjuna duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong. Sisi terlihat masih sibuk melayani tamu-tamu yang datang. Namun tak lama kemudian, seorang pria berkacamata masuk dan memperkenalkan diri sebagai pengacara almarhum Bisma.“Mohon maaf, saya ingin berbicara denga