Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya!
SISWI KESAYANGAN SUAMIKU Bab 6 Pintu kamar tidur terbuka dari luar, dan tampaklah Renita membawa dua cangkir teh ke atas nakas. Hujan langsung menyambut kedatangan Bagas dan Renita setelah sepasang sejoli itu baru sampai ke rumah mereka dari rumah Lina. Renita segera membaringkan Damar yang tertidur lelap di boks nya. Seperti yang telah direncanakan, Renita membuat dua cangkir teh dan memberikan obat tidur pada salah satu cangkir nya. Renita juga tak lupa memberi tanda sendok kecil di cangkir teh untuknya. Bagas berdiri dan mendekat ke arah Renita yang sedang menyisir rambut panjang nya. Lelaki itu lalu mengalungkan tangannya ke leher jenjang Renita. "Maafkan aku. Aku khilaf, aku janji tidak akan pernah selingkuh lagi walaupun hanya dalam dunia maya atau chat. Aku pun juga tidak akan pernah memberikan kado atau hadiah lagi pada perempuan lain," ujar Bagas. Dia berlutut di hadapan Renita dan menatap istrinya dengan tatapan menghiba. Renita hanya menghela napas panjang dan menepis tangan Bagas yang meramgkul lehernya. "Padahal kamu jarang sekali memberiku hadiah dan akupun jarang meminta kado padamu karena aku tahu berapa gajimu, Mas. Eh kamu malah memberikan kado - kado pada perempuan lain. Itu yang ketahuan, coba yang nggak ketahuan, ada berapa??" tanya Renita menatap sang suami dengan getir. Bagas meraih jemari Renita dan mencium nya. "Aku bersumpah, aku cuma mengirimkan kado pada Lina. Tidak ada yang lain lagi, Yang. Kalau kamu mau, aku bisa membelikan kamu gaun malam yang jauh lebih bagus dan lebih mahal dari gaun milik Lina," ujar Bagas. Renita terdiam selama beberapa saat. "Rupanya benar ya apa kata orang, kalau seorang istri harus meminta uang dan hadiah pada suami nya, karena kalau istri merasa kasihan dan tidak meminta apapun pada suaminya, maka perempuan lain yang akan menggantikan posisi nya dan meminta uang serta hadiah dari sang suami," ujar Renita datar. "Maafkan aku, Yang. Maafkan aku! Aku khilaf, tapi percayalah jika aku belum terlalu jauh. Kita perbaiki hubungan kita ya, jangan sampai orang tuaku tahu," ujar Bagas memelas. Renita mengangguk pelan, lalu meraih cangkir teh nya yang sudah diberi tanda berupa sendok kecil. "Teh, Mas?" tawar Renita sambil menyesap tehnya yang tanpa obat tidur. Bagas mengangguk. "Iya, aku mau! Setelah minum teh, aku ingin meminum yang lain," ujar Bagas sambil menatap ke arah Renita dengan tersenyum manis. Renita hanya membalas dengan senyuman kecil. Dulu jika suaminya memberikan kode untuk bercinta, Renita akan melayani nya dengan ikhlas. Tapi entah kenapa perasaan nya saat ini untuk Bagas telah menguap begitu saja. Bagas segera menghabiskan teh di cangkir nya. Begitu pula Renita. Saat Bagas mulai mendekati sang istri, Renita meraih cangkir kosong mereka. "Kenapa? Apa tidak boleh? Enak lho hujan - hujan, Yang," tanya Bagas kecewa. "Aku mau mencuci cangkir ini lebih dulu, lalu ke kamar mandi untuk bersiap - siap," ujar Renita, dia sengaja mengulur waktu agar obat tidurnya bekerja. Bagas pun dengan berat hati mengangguk dan membiarkan Renita pergi dari kamar. *** Bagas tertidur lelap setelah meminum teh yang telah ditaburi obat tidur oleh Renita. Dia menatap ke arah sang suami beberapa saat. Perempuan itu sekali lagi mengayunkan kedua tangannya di depan mata Bagas. Dan saat yakin, Bagas sudah benar - benar tertidur lelap, Renita meraih ponsel Bagas. Dengan cepat, perempuan yang bergelar sarjana komputer itu segera menyadap Wa di ponsel suaminya dengan menggunakan w******p web. Renita menatap ke arah sang suami. 'Sebenarnya aku sangat ingin langsung ke pengadilan agama, tapi aku belum mempunyai cukup bukti. Aku tidak percaya kalau kamu belum melakukan apapun dengan Lina. Kamu juga mempunyai jadwal les privat sampai sore, bahkan malam. Bisa saja diantara jam - jam itu, kamu melakukannya, Mas. Dan aneh sekali jika lelaki membelikan lingerie seksi untuk perempuan jika tidak ingin menikmatinya di atas ranjang. Hanya soal waktu sampai aku akan ke pengadilan agama,' batin Renita. Dia sebenarnya juga ragu dengan keputusan yang akan diambilnya. Suami nya sangat baik dan perhatian. Saat Renita hamil dan melahirkan, Bagas begitu telaten mengurus dan merawat istrinya yang telah yatim piatu sebulan setelah mereka menikah itu. Bagas juga rajin membantu pekerjaan rumah tangga, mengurus anak mereka, maupun mencari uang dengan giat sampai bersedia memberikan les privat untuk anak didik nya. Sekali lagi Renita menghela napas. "Ah, Mas! Sesungguhnya kamu teramat baik padaku sampai sebelum kamu selingkuh! Apa yang harus kulakukan ya allah!? Di lain pihak, aku sangat mencintai nya, aku juga tidak ingin anakku menjadi anak broken home, dia juga sangat bertanggungjawab pada segala hal. Hanya saja, perselingkuhan nya membuat ku sangat sakit hati," gumam Renita lirih. Tak terasa, air mata mengalir di pipi ranum nya. Diusapnya perlahan air matanya, "ya Allah, berikan aku petunjuk Mu atas apa yang harus kulakukan." *** Renita dan Bagas sarapan dengan situasi yang canggung. Bagas yang merasa semalam tidur nyenyak dan batal menyentuh sang istri, memilih untuk tidak banyak bicara dan langsung berangkat ke sekolah. Sementara itu Renita pun dengan mengajak Damar, memesan ojek online menuju ke salah satu toko elektronik di kotanya untuk melakukan rencana keduanya. Next?Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 7Sementara itu Renita pun dengan mengajak Damar, memesan ojek online menuju ke salah satu toko elektronik di kotanya untuk melakukan rencana keduanya.Setelah Renita bertanya - tanya kepada penjaga toko, dia menjatuhkan pilihannya pada gantungan kunci berbentuk lumba - lumba mungil dengan CCTV di salah satu matanya, serta cctv berbentuk pena. Usai berbelanja CCTV, Renita berjalan ke luar toko elektronik menuju ke warung masakan padang yang terletak di samping toko elektronik. Dia melirik ke jam bulat yang tergantung di dinding warung. 'Masih ada waktu untuk menghubungkan cctv nya dengan HP ku,' batin Renita yang menerima kantung plastik berisi lauk untuk makan siang nya dan Bagas. Renita memesan ojek online kembali lalu pulang ke rumah. ***Sesampainya di rumah, Renita melihat kedatangan Dewi dan Agus, mertuanya. Me
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 8Renita mengangguk. "Iya. Kamu kan sering kebingungan mencari kunci motor. Lebih baik diberi gantungan kunci yang agak gede biar nggak bingung nyari nya. Nggak apa - apa kan kalau kunci motor kamu pakai gantungan kunci lumba-lumba? " tanya Renita dengan jantung berdebar kencang karena takut Bagas curiga. Bagas melihat gantungan kunci itu dengan mengerutkan kening nya. Lalu tersenyum pada sang istri. "Nggak apa - apa, Yang. Bagus juga kok gantungan kuncinya." Bagas terdiam sebentar lalu melihat ke saku bajunya. Ada pena baru yang tergantung di sana. Bagas memang biasanya membawa pena di saku bajunya, agar mudah jika memberikan nilai atau mengoreksi pekerjaan para muridnya. Bagas terdiam sesaat. "Hm, nggak apa- apa. Bagus juga penanya. Kamu beli dimana? Sepertinya mahal?" tanya Bagas seraya memakai sepatunya dan duduk
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺 SISWI KESAYANGAN SUAMIKU Part 9 "Aku tidak punya cara lain. Aku harus meminta tolong mertua ku," desis Renita. Baru saja dia menekan nomor sang mertua, Damar dalam pelukan mengalami kejang - kejang! "Astaghfirullah, Damar!" seru Renita semakin panik. Dengan tangan gemetar, Renita menunggu telepon nya menyambung dengan sang mertua. "Halo, assalamu'alaikum, ada apa Rinta?" "Halo, Buk. Ibuk bisa ke rumah tidak? Damar kejang, Bu. Panas!" "Astaghfirullah! Suami kamu kemana?" tanya mertuanya kaget. "Mas Bagas masih belum pulang, Bu, saya telepon, HP nya tidak aktif. Saya kirim pesan WA, cuma centang satu!" lapor Renita. "Ibu dan bapak keluar kota, Ren. Ke rumah mas Dedi, istrinya hamil muda setelah menunggu lima tahun! Ini ada acara telon telon di rumah besan. Kamu minta bantuan tetangga dulu ya! Yang sabar! Kamu juga bagaimana sih jaga anak k
Sakit hati banget saat mendapat WA dari salah satu murid suamiku yang memvideokan perbuatan suami dg salah satu murid kesayangan nya. 🥺SISWI KESAYANGAN SUAMIKUPart 10"Darimana kamu tahu kalau kakek Lina dimakamkan habis ashar!? Aku belum cerita lho!" tanya Bagas dengan ekspresi curiga. Renita terdiam. "HP ku habis baterai. Entah kenapa belakangan ini baterai di HP ku cepat habis," ujar Bagas, dia menjeda kalimatnya. "Dan saat kucari tahu penyebab baterai HP cepat habis dari Google adalah adanya sadap WA. Dan sekarang, kamu mendadak tahu kapan almarhum kakek Lina dikuburkan, padahal aku saja belum cerita tentang pemakaman kakek Lina. Jangan - jangan kamu menyadap WA ku!" tuduh Bagas. Renita tetap terdiam. Dia memang sudah mengira kebohongan nya akan terbongkar, tapi dia tidak menduga jika akan terungkap secepat ini. Renita tetap terdiam dan mendengarkan semua omelan Bagas. "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu benar - benar telah menyadap WA di ponselku?" tanya Bagas mengguncang ka
SKS 11 Flash back on : Bagas baru saja hendak pulang setelah memberikan les privat pada murid - muridnya saat gerimis mulai turun membasahi bumi. Bagas melajukan motornya menyusuri jalan dari rumah salah seorang muridnya. Dia berhenti di warung bakso karena teringat Renita yang memesan bakso agar dibawa pulang. Bagas tertegun saat melihat Lina, salah seorang siswinya yang sedang duduk di teras warung bakso dalam keadaan basah kuyup. Baju seragamnya yang basah mencetak jelas bentuk tubuh gadis muda nan molek itu. Tampak di tangan Lina beberapa bungkus keripik bayam. Bagas pun menegur Lina. "Lin, kok di sini? Mau makan bakso?" tanya Bagas seraya duduk di kursi depan warung bakso menemani Lina. Lina menggeleng, tampak malu menatap ke arah Bagas. "Kamu jualan keripik bayam?" tanya Bagas lagi. Lina tersenyum dan mengangguk. "Iya, Pak. Walaupun saya dapat beasiswa tapi saya harus tetap menjual kan keripik yang dibuat oleh kakek nenek saya," ujar Lina tersenyum. "Hm, gimana kala
Bagas menatap istrinya yang tertidur karena kelelahan menjaga anak semata wayang mereka. 'Hm, sebaiknya aku tidak memberi tahu Renita tentang Lina. Bisa - bisa Renita cemburu. Padahal niatku hanya ingin membantu Lina agar menikmati masa remajanya daripada dikekang kakek dan neneknya,' batin Bagas. 'Tapi dipikir - pikir Lina cantik banget. Lebih tinggi daripada Renita, walaupun lebih berisi Renita,' pikir Bagas lagi. Dia menepuk keningnya sendiri. "Astaga malah kepikiran Lina. Haduh, Bagas, Bagas! Tapi memang cantik dan manis sih. Tahu ah, mending tidur saja!" gumam Bagas, "tapi kok jadi pengen ya?" Bagas mencolek telinga Renita. "Yang, Mas pengen nih. Boleh nggak minta jatah?" pinta Bagas. Renita menggeliat lalu menatap sekilas ke arah Bagas, lalu memejam kan mata lagi. "Hm, dia pasti capek. Damar rewel seharian karena demam dan susah makan, jadi meminta gendong terus. Ya sudah lah. Aku tahan saja," gumam Bagas menghela napas berat. *** [Pak, hiks, hiks, bisa nggak kita b
SKS 12Flash back on :Bagas tersenyum saat teringat kejadian pertamanya dengan Lina. Dia melirik istrinya yang tertidur lelap karena terlalu lelah mengurus anaknya yang sedang aktif dan melakukan pekerjaan rumah sendirian. Akhirnya Bagas meraih ponsel dan mengirim pesan untuk muridnya itu. [Lin, apa masih sakit yang kemarin?]Tanpa menunggu waktu lama, Lina membalas pesan Bagas. [Perih, Pak. Tapi enggak apa - apa, karena saya melakukan nya dengan pak Bagas. Guru yang saya kagumi.][Rasanya bahagia karena sekarang saya mempunyai tempat untuk bersandar dan curhat. Saya merasa tidak kesepian lagi.]Bagas tersenyum membaca pesan balasan dari siswinya itu. [Saya juga senang bisa melindungi kamu. Kalau butuh apapun, jangan sungkan bilang pada saya. Akan saya usahakan untuk memenuhi nya.]Lina pun tanpa ragu mengutarakan pendapat nya. [Setelah lulus SMA, saya ingin kuliah di luar kota. Bisa minta tolong carikan beasiswa atau bantu biaya, Pak? Kalau tidak merepot kan pak Bagas.]Bagas me
Bagas tertegun saat melihat perselingkuhan nya dengan Lina terbongkar oleh Renita. Dia juga terkejut saat melihat Renita yang menantang nya untuk tes keperawanan Lina. Alih - alih meminta ijin pada Renita untuk menjadikan Lina sebagai adik madunya, Bagas merasa ketakutan dengan ancaman Renita yang akan meminta perpisahan dengannya jika Lina ketahuan tidak perawan. Tapi dengan piawainya, Bagas mencoba untuk mengganti permintaan Renita untuk tes keperawanan dengan sumpah al quran. 'Yang penting saat ini kondisi nya aman. Baik pekerjaan maupun pernikahan ku, yang penting sekarang bisa dihandel dulu,' pikir Bagas. Dan Bagas yang mengetahui bahwa HP nya telah disadap oleh sang istri, memutuskan untuk menjaga jarak dengan Lina sampai suasana aman. Tapi kejadian yang tidak disangkanya justru muncul dan menjadi pemicu Lina terpuruk, kakek nya jatuh dari kamar mandi dan langsung meninggal, sedangkan nenek nya yang tidak siap ditinggalkan oleh sang suami, mengalami stroke anggota tubu
"Kamu tahu nggak apa persamaan antara cintaku padamu dengan isi kartu ATM ini?" tanya Arjuna dengan senyum dikulum. Renita menggeleng. "Emang apa persamaannya?!" tanya Renita bingung. "Persamaan antara isi kartu ATM ini dengan perasaanku padamu adalah sama - sama unlimited, jadi jangan ragu - ragu kalau kamu ingin beli apapun, Yang," ujar Arjuna sambil meraih tangan Renita dan memberikan black cardnya. Renita melongo. Diraihnya tangan Arjuna dan dikembalikan lagi kartu itu pada si empunya kartu. "Lho kenapa dibalikin, Yang? Kamu nggak butuh duit?" tanya Arjuna heran. Renita tertawa. "Haha, siapa sih di dunia ini yang nggak butuh duit? Tapi nanti saja deh, kalau kita sudah menikah, baru aku mau menerima nafkah dari mu. Kalau sekarang, jangan dulu. Kan kamu juga sudah membantuku untuk mendapatkan pekerjaan," ujar Renita tersenyum. Arjuna pun manggut-manggut. "Ya sudah kalau keinginanmu seperti itu. Hm, ngomong - ngomong soal menikah, aku ingin menikah langsung setelah aku lulus k
Semakin orang gila itu mendekat ke arah Renita, Renita pun terkejut saat melihat siapa sebenarnya perempuan gila yang disoraki oleh anak-anak, karena perempuan gila itu adalah Lina! Renita menahan nafas saat Lina semakin mendekat ke arahnya. Sesaat dia ragu jika perempuan gila yang sedang disoraki oleh anak - anak kecil itu adalah Lina, tapi semakin sosok itu mendekat ke arah Renita, dia pun semakin yakin bahwa perempuan ODGJ itu adalah perempuan yang sama yang telah merebut suaminya. "Lina? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kulit dan pikiran kamu rusak?" desis Renita saat Lina tepat berada di hadapannya. Tanpa diduga Lina berhenti di hadapan Renita sejenak, lalu mereka bertatapan. Dan mendadak Lina tertawa terbahak. "Hahaha! Ada set an! Haaa haaa haa!” seru Lina sambil menunjuk ke wajah Renita. Renita terperanjat dan sama sekali tidak menyangka jika Lina akan menyapanya dengan cara seperti itu. "Arghh! Setan! Setan!" seru Lina sambil merentangkan kedua tangannya dan berusaha menja
"Bagaimana kalau kamu juga bekerja di kantorku? Bu Renita kan juga sarjana komputer? Hitung-hitung membantu aku di perusahaan. Nanti aku tanyakan pada HRD, apa ada posisi kosong yang bisa diisi oleh bu Renita," ujar Arjuna mantap. "Ah tidak perlu. Aku tidak mau kalau mendapatkan pekerjaan dengan cara nepotisme," kata Renita. "Ini bukan nepotisme, ini hanya memberikan posisi pada orang yang membutuhkan. Begini, Bu, misalkan ada posisi di perusahaan yang sedang kosong, apakah lebih baik diberikan pada orang yang tidak kita kenal sama sekali atau kita berikan pekerjaan pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan terpercaya?" tanya Arjuna.Renita hanya manggut - manggut. "Ya, kamu benar. Ya sudah, kalau begitu besok aku akan melamar kerja ke perusahaan papa kamu," ujar Renita. "Sekarang kamu tidur ya, sudah malam,” sambung Renita lagi. "Iya, Bu. Tapi sebelum tidur, sebenarnya saya itu STNK sama gurunya," ujar Arjuna. Kening Renita mengerut. "Hah, apa itu STNK?" "STNK itu Selalu
Renita sedang mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial nya saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.Renita tersenyum saat membaca pesan whatsApp itu karena pesan itu dikirim oleh Arjuna.[Aku punya tebakan nih, Yang! Apa perbedaan antara akhir pekan dan cintaku padamu?]Renita dengan cepat membalas pesan Arjuna.[Tidak tahu. Memangnya apa bedanya, Jun?][Kalau akhir pekan itu weekend kalau cintaku padamu will never end]Balasan pesan dari Arjuna membuat Renita tersenyum. [Kamu bisa saja, Juna. Kamu belajar dari mana?][Belajar dari hati dong, Yang! Oh ya, kamu lahir tanggal satu ya?]Renita menjawab, [Enggak, emang kenapa?][Aku kira kamu lahir tanggal 1, karena kamulah satu-satunya tujuan hidupku.]Balasan chat dari Arjuna membuat Renita tertawa lepas.[Aku lahir tanggal 7 bulan depan.]Arjuna membalas dengan senyum terkembang. [Wah pantas saja kamu lahir tanggal 7, karena kamu adalah tujuan dari doa-doaku selama ini 🥰]Bunga - bunga di hati Renita seakan bermekaran.
Renita mengangguk, dia kemudian menggendong Damar dan berjalan menuju ke arah mobil Arjuna. Suasana hening saat mobil melaju. Damar yang semula merengek karena ingin bermain hujan, terdiam setelah Arjuna memberikan roti coklat yang memang sudah disiapkannya untuk calon anak sambungnya itu. "Kenapa kamu diam saja, Bu Ren?" tanya Arjuna melirik ke arah Renita yang sedang menatap kaca jendela yang basah oleh air hujan. "Apa ada hal berat yang sedang bu Nita pikirkan?" lanjut Arjuna lagi. Renita menghela napas panjang. "Aku masih merasa sangat bersalah pada Mas Bagas. Apa aku harus mengatakan pada orang tua Bagas bahwa anak bungsu mereka meninggal karena menyelamatkan aku?" tanya Renita. Arjuna menggeleng. "Menurut saya hal itu tidak perlu. Bukan kamu yang bersalah. Kamu kan tidak minta ditabrak, kamu juga tidak minta untuk diselamatkan oleh Bagas kan, Bu? Jadi tidak usah mengatakan hal yang akan membuat orang tua pak Bagas justru menaruh dendam pada bu Renita," ujar Arjuna panjang leb
Disusul dua batu yang mendarat dengan mulus di kaca belakang. Adi yang ketakutan, membeku di kursi belakang kemudi. Beberapa orang turun dari motor dan menyerbu mobil Adi. "Turun kamu! Atau mati!" teriak mereka murka. Adi menatap pada kerumunan orang yang berkeliling di depan mobilnya. "Ayo keluar dari mobil mu dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu atau aku kami akan memberi pelajaran, biar kamu modyar sekalian!" teriak orang-orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi sangat ketakutan. Tetapi dia tetap tidak mau keluar dari mobil karena khawatir akan diamuk massa. "Woi, budek ya?! Kalau kamu tidak mau keluar, kami akan menghancurkan mobilmu secara paksa dan menghajarmu!" teriak sebagian orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi terdiam di belakang kemudi sehingga membuat jengkel orang - orang yang berkerumun di hadapannya. Dua orang lelaki yang membawa batu besar menghantamkan batunya ke kaca bagian depan mobil sehingga pecah berhamburan, tepat pada saat itu, Adi ditarik o
"Sebagai manusia biasa, aku kecewa pada almarhum papamu, tapi bagaimana pun juga, papamu kan harus mendapatkan keadilan, terlepas apa yang pernah beliau lakukan padaku?!" tanya Renita balik. Arjuna manggut-manggut, lalu tersenyum pada Renita, merasa semakin yakin jika Renita adalah pasangan yang ditakdirkan oleh Tuhan untuknya. ***Malam itu, Adi sedang berada di rumah seorang teman, jauh dari hiruk pikuk rumahnya sendiri. Dia menikmati malam dengan tawa, mencoba melupakan keheningan dingin yang selalu menyelimuti rumah setelah kepergian Bisma, ayah tirinya. Sekaligus ingin mengerjakan tugas kuliahnya secara berkelompok.Tiba-tiba, suara notifikasi pesan memenuhi ruangan, memberitahunya bahwa sesuatu terjadi di rumahnya."Den Adi, pulanglah sekarang," bunyi pesan dari salah satu asisten rumah tangganya. "Polisi datang menangkap Nyonya Sisi."Seakan tersambar petir, Adi segera meraih jaket dan helmnya. Ia tidak berpikir panjang. Motor melaju cepat melewati jalan gelap menuju rumahnya
Arjuna gemetaran. Ia mundur beberapa langkah dari meja, dadanya sesak. Ternyata selama ini kecurigaannya benar. Ibu tirinya adalah dalang di balik kematian ayahnya.Setelah menarik napas panjang, Arjuna kembali duduk. Dia tidak boleh membiarkan bukti ini hilang. Tangannya gemetar saat ia menyalin rekaman itu ke sebuah flashdisk yang tergeletak di laci meja. Setelah itu, dia juga mengirimkan file rekaman ke ponselnya sebagai cadangan. Namun, dia merasa bukti ini perlu dilindungi dengan lebih baik. Ia teringat pada Renita, sang kekasih hati yang selalu bisa menenangkannya. Arjuna mengirimkan video itu ke nomor Renita. "Renita harus tahu. Dia bisa membantu," gumamnya pelan.Tidak lama setelah mengirim pesan, ponselnya berdering. Nama Renita muncul di layar. Namun, Arjuna tidak ingin membicarakan hal ini melalui telepon. Dia mematikan ponselnya, memastikan ruangan kerja ayahnya kembali seperti semula, lalu bergegas mengambil kunci motor.Udara malam itu dingin menusuk. Angin yang bertiup
Suasana di makam yang mendung, membuat hati Arjuna gerimis. Dia seolah lemas dan tak bertulang saat turun ke galian tanah untuk menerima jasad papanya. Wangi kamboja yang ditiup semilir angin tak mampu meredakan kesedihan dan kecurigaannya atas kematian Bisma. Lagi, air matanya jatuh menetes di pipi. Renita yang datang melayat tanpa mengajak Damar, dengan leluasa memegang bahunya lembut, seolah menularkan kekuatan. Tapi Arjuna hanya terdiam, sebenarnya dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Renita, tapi salah satu sisi hatinya meminta untuk bersandar pada perempuan itu. Arjuna menahan keinginan untuk menangis di bahu Renita, dia tidak ingin membuat Renita khawatir. Setelah pemakaman selesai, suasana di rumah kembali sunyi. Arjuna duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong. Sisi terlihat masih sibuk melayani tamu-tamu yang datang. Namun tak lama kemudian, seorang pria berkacamata masuk dan memperkenalkan diri sebagai pengacara almarhum Bisma.“Mohon maaf, saya ingin berbicara denga