Beranda / Fantasi / SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA) / Bab 26. Dewa Harpa, Naga Pelindung Selatan Istana Langit.

Share

Bab 26. Dewa Harpa, Naga Pelindung Selatan Istana Langit.

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 21:34:30

Seorang Pria berdiri di tengah medan, mengenakan jubah hijau panjang bergaris keemasan. Baju yang berkilauan dalam cahaya bulan. Wajahnya bersih dan bersinar, dengan mata tajam yang memandang penuh wibawa. Ia memetik harpa kecilnya sekali lagi, menciptakan suara menghentak yang bergema di seluruh puncak gunung.

"AAARRGGHH!" Teriakan kesakitan menggema saat semua anggota Sekte Lima Racun, kecuali Raja Racun, roboh. Darah mengalir dari telinga mereka, lalu tewas seketika. Hewan-hewan beracun di sekitar mulai meleleh dan lenyap seperti asap, meninggalkan bau busuk yang menyengat.

Para anggota Butong Pai yang masih tersisa memandang dengan takjub. Beberapa dari mereka mengenali pria itu dan berseru dengan nada kagum dan ketakutan, "De-Dewa Harpa!"

Ji Liong, yang masih memeluk tubuh Xiu Yan, menoleh ke arah pria itu. Matanya memandang penuh waspada. "Siapa kau?" tanyanya dengan nada tegas.

Pria itu hanya tersenyum tipis. "Aku hanyalah seorang pengelana yang kebetulan lewat," jawabnya denga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin mantap
goodnovel comment avatar
Muklis Baeh
semakin serius ceritanya... updatnya jangan cuma 1 bab lah thooor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 027. Disergap Enam Prajurit Racun

    Ji Liong menatap gadis itu dengan tatapan tajam. Bai Xue Ling, nama yang baru saja ia dengar, mengaku berasal dari utara dan memiliki informasi penting tentang dirinya. Namun, pengakuan ini justru membuatnya semakin waspada.“Aku akan melindungimu,” ucap Ji Liong akhirnya, suaranya tegas namun dingin. “Tapi hanya sampai kita keluar dari desa ini. Setelah itu, aku yang akan memutuskan apakah kau pantas dipercaya atau tidak.”Bai Xue Ling mengangguk pelan, terlihat sedikit lega meski wajahnya tetap tegang. “Itu sudah cukup. Aku hanya ingin meninggalkan tempat ini dan kembali ke utara,” katanya.Ji Liong tidak membuang waktu lagi. Ia berbalik dan mulai melangkah, diikuti oleh Bai Xue Ling yang menjaga jarak beberapa langkah di belakangnya. Malam semakin pekat, dan suara binatang malam terdengar samar-samar di tengah keheningan.“Bagaimana kau bisa berada di tangan Sekte Lima Racun?” tanya Ji Liong, tanpa menoleh.“Aku diculik,” jawab Bai Xue Ling. “Orang-orang Sekte Lima Racun mendatangi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 028. Tamu dari Shaolin

    Ji Liong menoleh tajam ke arah suara yang tiba-tiba muncul. Suara itu tenang, namun mengandung wibawa yang luar biasa, membuat bulu kuduk Bai Xue Ling meremang. Sebelum ia sempat mencari sumbernya, seseorang telah berdiri di hadapan mereka, seperti muncul begitu saja dari ketiadaan.Biksu itu mengenakan jubah kuning khas Shaolin, dengan kepala yang bercahaya karena dicukur bersih. Tubuhnya tegap meskipun usianya tampak tak lagi muda. Wajahnya memancarkan ketenangan yang sulit dijelaskan, namun mata tuanya yang tajam seolah bisa menembus ke dalam jiwa.Bai Xue Ling segera mengenali siapa orang itu. “Biksu Kong Shan dari Shaolin,” gumamnya lirih, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. Dalam dunia persilatan, nama Kong Shan adalah nama besar. Tidak hanya karena posisinya sebagai ketua Shaolin Pai, tetapi juga karena ilmunya yang luar biasa.Bai Xue Ling segera memberi hormat, membungkukkan badan dengan penuh penghormatan. “Ketua Kong Shan, ini suatu kehormatan bagi kami bertemu lang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 029. Perjalanan Menuju Kediaman Keluarga Bai

    Setelah beberapa saat saling bertukar pandang, Kong Shan Taisu akhirnya memberi salam dan melangkah mundur dengan elegan. Tubuhnya yang tegap tampak bergerak ringan, seperti tak terpengaruh oleh beratnya usia. Dengan sekali gerakan, ia melesat ke udara dengan kecepatan luar biasa, melayang seperti burung yang terbang tanpa suara. Gerakan ringan itu adalah hasil dari ginkang Shaolin yang sangat halus kemampuan meringankan tubuh yang hanya dimiliki oleh sedikit orang, dan Kong Shan adalah salah satu biksu terhebat yang menguasainya.Dengan kecepatan yang tidak bisa diikuti oleh pandangan mata biasa, Kong Shan lenyap dalam beberapa detik, meninggalkan seberkas angin dingin yang berputar di sekitarnya. Bai Xue Ling menatap ke arah langit yang sudah semakin mendung, matanya masih terlihat sedikit terkejut dengan kecepatan luar biasa yang ditunjukkan oleh biksu itu."Benar-benar tidak ada yang bisa meragukan kemampuan seorang Biksu Shaolin," gumamnya pelan.Ji Liong memandang ke arah tempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 030. Kota Beihai

    “Tuan muda Ji… a-aku!” ucapan Bai Xue Ling tergagap, ia tidak menyangka pembicaraannya didengar oleh Ji Liong. Namun ucapan itu sia-sia. Ji Liong sudah tidak ada di tempat itu.Gadis itu berniat mencari Ji Liong, namun dicegah ayahnya. “Anak itu telah jauh meninggalkan tempat ini, kau tidak bisa menyusulnya,” ucap Bai Ji Cheng. “Aku memang sama sekali tidak bisa mengetahui siapa jati diri anak itu.” ucapnya lagi memberi penegasan kepada putrinya.Bai Xue Ling berdiri mematung di depan pintu rumah. Angin malam meniup lembut rambutnya yang terurai, membawa aroma rumput basah setelah hujan. Namun, ketenangan malam tidak mampu meredakan gelisah yang menggerogoti hatinya.Bayangan Ji Liong yang dingin dan penuh teka-teki terus terbayang di benaknya. Ia memutar ulang kejadian tadi sore, mencoba menemukan kata-kata yang seharusnya ia ucapkan untuk mencegahnya pergi. Tetapi semua terasa sia-sia."Xue Ling," suara lembut Bai Ji Cheng memanggilnya. Pria paruh baya itu berdiri di ambang pintu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 031. Pertemuan di Rumah Makan

    Rumah makan itu berdiri kokoh tepat beberapa tombak dari gerbang kota Beihai. Bangunan kayunya yang sederhana namun terawat tampak mengundang siapa saja yang melewatinya. Lampu-lampu minyak menerangi ruangan dengan cahaya lembut, memantulkan bayangan hangat pada dinding-dinding yang dihiasi ukiran naga dan awan. Suasana ramai memenuhi tempat itu, dipenuhi oleh suara tawa, percakapan serius, dan denting mangkuk serta sumpit.Di salah satu sudut ruangan, tampak beberapa pendekar berbaju hitam yang duduk dengan sikap waspada. Mereka adalah anggota klan Pedang Merah, Klan kecil yang tak jauh jaraknya dari Gunung Gobi, Tempat berdirinya perguruan besar yang terkenal dengan jurus pedang kilatnya. Di meja lain, dua orang biksu dari Kongtong Pai tengah bercakap-cakap sambil menyeruput teh hangat. Ada pula seorang perempuan berusia paruh baya, mengenakan jubah ungu dengan bordiran bunga teratai, yang tampak sedang mengamati keadaan sekeliling dengan mata tajam.Guo Liang melangkah masuk ke r

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 032. Keputusan di Tengah Badai

    Ruangan rumah makan mendadak menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada Ji Liong, yang kini duduk diam memandang pria muda yang terluka parah di hadapannya. Suara napas tersengal dari lelaki itu menggema, menambah suasana tegang yang memenuhi tempat tersebut.Ji Liong menghela nafas pelan, lalu berdiri dengan tenang. Langkahnya perlahan namun mantap menghampiri pria yang tergeletak di lantai. Beberapa orang menatap dengan penuh harap, sementara yang lain berdoa dalam hati. Tanpa banyak bicara, Ji Liong berlutut di samping pria itu dan meletakkan tangannya di atas dada korban.Dengan satu tarikan nafas panjang, Ji Liong mulai mengerahkan Butong Sinkang. Hawa hangat yang kuat langsung menyebar dari telapak tangannya, menyelimuti tubuh pria itu. Para pendekar di sekelilingnya dapat merasakan kekuatan yang luar biasa itu, membuat mereka terperangah. Racun dan luka dalam yang mengancam nyawa pria muda itu perlahan menghilang. Warna wajahnya yang sebelumnya pucat mulai kembali normal, dan nafas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 033. Pertarungan Tingkat Tinggi

    Ji Liong berdiri dengan tenang, menatap dua lelaki di hadapannya tanpa sedikit pun rasa gentar. Angin sore di atas bukit berembus pelan, menyibakkan ujung jubah putih yang ia kenakan, menambah kesan anggun dan tak tertandingi.Ong Kiat, si Jenderal Naga Merah, memicingkan mata. “Siapa kau, anak muda? Apa hakmu untuk melarang kami?” tanyanya dengan suara tegas namun penuh kewaspadaan. Mata tajamnya memperhatikan setiap gerakan Ji Liong, mencari celah untuk mengukur kekuatan lawannya.Ji Liong tersenyum tipis. “Aku hanyalah seorang pengembara yang tidak ingin melihat darah orang-orang tak bersalah mengalir tanpa alasan. Jika kalian membantu Sekte Lima Racun, itu berarti kalian mengkhianati kemanusiaan dan keadilan.”Bu Jiaw, si Jenderal Naga Ungu, yang sejak tadi memperhatikan dengan saksama, mengerutkan kening. “Kemanusiaan dan keadilan? Itu kata-kata besar untuk seorang pemuda sepertimu. Apa yang kau tahu tentang dunia ini?”Ji Liong melangkah maju, matanya memancarkan keteguhan. “Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 034. Topeng Giok Naga Sang Ketua Sekte

    Ong Kiat dan Bu Jiaw telah menyelesaikan persiapan mereka. Dengan pekik lantang, keduanya melesat bersamaan ke arah Ji Liong, menyerang dari dua sisi dengan kekuatan penuh. Angin dari serangan mereka menciptakan tekanan besar, membuat tanah di sekitar mereka retak-retak.Namun, Ji Liong tetap tidak bergerak. Tubuhnya memancarkan hawa hangat yang perlahan mengalahkan tekanan panas dari Sin Kang Naga Langit. Tepat ketika serangan Ong Kiat dan Bu Jiaw hampir mengenainya, kekuatan sakti di tubuhnya memancar kuat bagaikan sebuah ledakan cahaya.Ledakan tenaga itu membuat Ong Kiat dan Bu Jiaw terhenti di tengah jalan. Kekuatan dahsyat itu menghantam mereka tanpa ampun, melemparkan tubuh mereka jauh ke belakang. Tubuh mereka menghantam tanah keras, menciptakan lubang besar di tempat mereka jatuh.Ong Kiat dan Bu Jiaw terkapar, napas mereka tersengal-sengal. Tubuh mereka penuh luka akibat benturan, namun yang lebih mencengangkan adalah ekspresi di wajah mereka. Mereka tidak hanya kalah secara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 46: Pengkhianatan di Balik Jurang Tak Berujung

    Ji Liong mengikuti langkah Lam Juan, menyusuri jalan setapak yang curam di antara tebing-tebing tinggi. Hawa dingin semakin menusuk, membuat suasana terasa semakin mencekam. Lam Juan berjalan cepat, sesekali menoleh untuk memastikan Ji Liong mengikutinya.Setelah berjalan cukup jauh, mereka tiba di sebuah gua yang tersembunyi di balik rerimbunan pohon dan batu besar. Lam Juan berhenti sejenak, menarik napas panjang sebelum berkata, "Masuklah, Ketua. Di sini kita akan lebih aman." Ji Liong melangkah masuk ke dalam gua yang gelap dan lembap. Namun, begitu ia memasuki bagian yang lebih dalam, sebuah pemandangan mengejutkan menyambutnya. Di sudut gua, seorang pria tua berpakaian putih duduk bersila. Pakaian pria itu compang-camping, tubuhnya terlihat kurus dan lemah, namun matanya masih menyiratkan semangat yang tidak padam."Ketua, izinkan saya memperkenalkan seseorang yang mungkin akan menarik perhatian Anda," ujar Lam Juan dengan nada hormat. Ia membungkuk sedikit ke arah pria tua itu

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 45: Sang Naga Pelindung Barat, Dewa Tangan Sembilan

    Ji Liong menatap pria tua berjubah hitam itu dengan sorot mata tajam. Nafasnya masih teratur meski benturan tenaga sebelumnya cukup keras, namun ita tak merasakannya. Ia melangkah maju, tangannya bersatu di depan dada, lalu ia berkata dengan nada merendah, "Cianpwe, mohon maaf jika tindakan saya barusan terlalu kasar. Saya hanya membela diri dari serangan Anda yang begitu mendesak."Pria tua itu mendengus, wajahnya merah padam karena amarah. Ia tidak menjawab, namun energi yang terpancar dari tubuhnya meningkat tajam. Jiwa sinis di matanya kian menyala, menandakan bahwa ia belum puas."Anak muda, kau terlalu congkak! Tenaga saktimu memang mengejutkan, tapi aku belum menunjukkan seluruh kemampuanku!" Pria itu menggeram, lalu tiba-tiba kedua tangannya bergerak cepat, mengerahkan tiga perempat tenaga saktinya ke arah Ji Liong.Gelombang udara di sekitar mereka mendadak bergetar hebat. Ji Liong dengan sigap mengalirkan tenaga dalamnya ke kedua telapak tangan, menyambut serangan tersebut d

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 44: Misteri Penghuni Jurang

    Ji Liong berdiri perlahan, tubuhnya masih terasa berat setelah terjatuh dari ketinggian tadi. Ia melirik ke sekeliling, mencoba memahami tempat asing ini. Permukaan tanah di bawahnya tidak rata, dipenuhi bebatuan kecil yang licin oleh lapisan lumut. Dinding-dinding jurang yang menjulang tinggi terlihat berlapis-lapis, hampir tidak menyisakan celah untuk memanjat keluar. Suara gemuruh air dari kejauhan menambah suasana mencekam.Tiba-tiba, suara dingin dan berat terdengar, memecah keheningan yang melingkupi tempat itu.“Siapa namamu, anak muda? Mengapa bisa kau masuk ke jurang ini?”Ji Liong terkejut. Suara itu terdengar dekat, namun ia tidak melihat siapa pun. Refleks, ia langsung memasang kuda-kuda, mengalirkan tenaga dalam ke tubuhnya untuk berjaga-jaga. Matanya tajam menelusuri setiap sudut, namun tak ada tanda-tanda kehidupan.Belum sempat ia berbicara, sebuah bayangan gelap melesat ke arahnya. Serangan itu begitu cepat dan tajam, membuat udara di sekitarnya mendesis. Dengan geraka

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 43: Pertarungan Di Kegelapan Goa

    Kegelapan di dalam gua semakin mencekam, seolah-olah ingin menelan siapa saja yang berani memasukinya. Udara terasa berat, lembab, dan penuh dengan aroma batuan basah. Suara langkah kaki menggema di lorong yang sempit, menciptakan irama yang menggetarkan hati. Ji Liong berdiri tegak, tubuhnya memancarkan kewaspadaan. Ia tahu bahwa lawannya bukan orang sembarangan. Li Yan, pria dengan reputasi mengerikan, telah membantai banyak pendekar hebat, termasuk tokoh-tokoh utama dari Hoa San Pai.“Kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup, Ji Liong,” suara Li Yan menggema di antara bebatuan. Pria itu berdiri di kejauhan, tubuhnya hanya tampak sebagai bayangan samar oleh pantulan cahaya obor yang mulai redup. Nada bicaranya penuh keyakinan, seolah-olah kematian Ji Liong sudah pasti terjadi.Ji Liong tersenyum tipis, tetapi matanya tetap tajam mengawasi gerakan lawannya. “Orang licik sepertimu tidak pantas untuk menyentuh sedikitpun bagian tubuhku, apalagi hendak membunuhku,” katanya dengan nad

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 42. Menjebak Ji Liong

    Pagi di lembah berbatu itu terasa dingin. Kabut tipis masih melayang di antara celah-celah batu, menyelimuti tempat Ji Liong dan Mei Lin beristirahat. Ji Liong membuka matanya perlahan, mendapati Mei Lin sudah bangun dan duduk di dekat api unggun yang hampir padam. Wajahnya tampak serius, seolah memikirkan sesuatu yang berat.“Kau sudah bangun?” tanya Mei Lin dengan suara lembut. Tatapannya menunjukkan keramahan yang sulit dicurigai.“Ya,” jawab Ji Liong singkat sambil bangkit dan meregangkan tubuhnya. Matanya tetap tajam mengamati sekeliling. Ia tahu, meskipun tempat ini terlihat tenang, bahaya selalu mengintai di dunia persilatan.Mei Lin berdiri dan menyerahkan sepotong roti kering kepada Ji Liong. “Aku menemukannya di tas yang kutinggalkan kemarin. Ini mungkin tak seberapa, tapi setidaknya bisa memberi sedikit tenaga untuk perjalanan kita.”Ji Liong menerima roti itu dengan anggukan. Ia tidak berkata banyak, pikirannya masih tertuju pada misinya. Mei Lin, di sisi lain, tampak menc

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 41. Pertarungan Dahsyat Dewa Beruang Hitam

    Ji Liong berdiri kokoh di tengah lembah berbatu. Di hadapannya, Dewa Beruang Hitam, mengerahkan seluruh kekuatannya. Wajahnya yang dipenuhi bekas luka mencerminkan amarah dan keputusasaan. Pertarungan ini sudah berlangsung cukup lama, tetapi Ji Liong tampak tetap tenang, sementara tubuhnya bersinar samar, mencerminkan Sin Kang dahsyat yang mengalir dalam dirinya.Dewa Beruang Hitam meraung dengan suara yang menggema di seluruh lembah. Ia melompat dengan gerakan yang cepat dan brutal, meskipun tubuhnya besar. Cakarnya yang besar dan tajam mengarah ke Ji Liong, seolah ingin merobek tubuh pemuda itu menjadi serpihan. Namun, Ji Liong dengan cekatan melompat ke udara, melampaui jangkauan lawannya. Saat berada di atas, ia mengerahkan Butong Sin Kang menghadapi serangan mematikan itu.Tangan kanan Ji Liong bergerak cepat membentuk formasi aneh, seolah-olah menari di udara. Dari telapak tangannya, muncul angin kuat yang mematikan. Angin itu menyapu lembah, mengguncang tanah dan memecahkan bat

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 40. Kisah Di Balik Pembantaian

    "Apa kalian pikir aku datang sejauh ini hanya untuk membersihkan bukti kejahatan? Dengarkan aku baik-baik. Aku adalah Ji Liong dari Kim Kiam Pai. Aku tidak punya urusan dengan Hoa San Pai sebelumnya, dan aku bahkan tidak mengenal orang-orang yang kau sebutkan."Suasana menjadi hening. Kedua murid itu bertukar pandang, lalu salah satu dari mereka berkata kepada lelaki tua itu, "Guru Agung, mungkin kita harus mendengarkan apa yang ingin dikatakannya. Jika dia benar-benar pembunuh, mengapa dia repot-repot mengubur mayat-mayat itu?"Lelaki tua itu masih tampak ragu, tetapi akhirnya ia mengangguk lemah. "Baiklah, aku akan mendengarkan. Tapi jika kau berdusta, aku sendiri yang akan menghabisimu!"Ji Liong mengangguk. "Itu lebih adil. Meskipun, jangankan menghabisiku, menyentuh rambutku saja kau tak akan mampu!”Guru Agung dari Hoa San Pai itu hanya mendengus. Ia sadar apa yang dikatakan Ji Liong itu tidak salah. Ia bahkan sudah mengerahkan semua kemampuannya, sementara pemuda yang menjadi l

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 39: Di Tuduh Sebagai Sang Pembantai

    Ji Liong mendaki lereng gunung Hoa San dengan hati berat. Pemandangan di sekitarnya benar-benar mengerikan. Aroma kematian menyengat di udara, disertai oleh suara angin yang menderu seperti rintihan jiwa-jiwa yang tak tenang. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan setapak menuju puncak. Beberapa mengenakan pakaian khas Hoa San Pai, menunjukkan bahwa mereka adalah murid-murid perguruan tersebut, sedangkan yang lain tampak seperti para penyusup atau penyerang.“Siapa yang tega melakukan semua ini?” gumam Ji Liong dengan suara rendah. Matanya menyapu sekitar, mencari tanda-tanda kehidupan, namun yang ia temukan hanyalah kesunyian yang mencekam.Tak ingin keadaan ini menjadi sumber penyakit bagi lingkungan sekitar, Ji Liong mengambil cangkul yang tergeletak di dekat pondok tua dan mulai menggali lubang di tanah yang keras. Setiap gundukan tanah yang ia gali terasa seperti beban moral yang ia angkat sedikit demi sedikit.Setelah beberapa jam bekerja keras, ia berhasil mengubur sebagian besar

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 038: Mo Zai Hong, Sang Iblis Pembawa Petaka

    “Mo Zai Hong…,” ucap Wu Jing Yu lirih.Kemunculan Mo Zai Hong, si Iblis Petaka Merah, benar-benar mengejutkan Wu Jing Yu. Seluruh dunia persilatan mengenal nama besar gembong iblis itu sebagai salah satu tokoh nomor satu dari aliran hitam. Sosoknya, dengan jubah merah yang tampak seperti api berkobar, memancarkan aura mengerikan. Wajah Mo Zai Hong, yang dihiasi garis-garis tegas dan mata setajam elang, menatap Wu Jing Yu dengan intensitas yang memaku langkah siapa pun.Yang lebih mengejutkan Wu Jing Yu adalah ketika Mo Zai Hong perlahan berlutut dan memberi penghormatan kepadanya. Tindakan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, tanpa ada sedikit pun kesan pura-pura. Angin dingin Gobi berembus kencang, tapi suasana di pelataran itu terasa panas membara oleh kehadiran tokoh aliran hitam yang ditakuti ini.“Wu Jing Yu, aku menghormatimu karena kau adalah ayah dari Tuan Muda Wu Kiang,” ujar Mo Zai Hong dengan suara berat yang bergema. “Aku datang bukan untuk bertarung, melainkan menyampaika

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status