Beranda / Fantasi / SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA) / Bab 031. Pertemuan di Rumah Makan

Share

Bab 031. Pertemuan di Rumah Makan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 19:43:55

Rumah makan itu berdiri kokoh tepat beberapa tombak dari gerbang kota Beihai. Bangunan kayunya yang sederhana namun terawat tampak mengundang siapa saja yang melewatinya. Lampu-lampu minyak menerangi ruangan dengan cahaya lembut, memantulkan bayangan hangat pada dinding-dinding yang dihiasi ukiran naga dan awan. Suasana ramai memenuhi tempat itu, dipenuhi oleh suara tawa, percakapan serius, dan denting mangkuk serta sumpit.

Di salah satu sudut ruangan, tampak beberapa pendekar berbaju hitam yang duduk dengan sikap waspada. Mereka adalah anggota klan Pedang Merah, Klan kecil yang tak jauh jaraknya dari Gunung Gobi, Tempat berdirinya perguruan besar yang terkenal dengan jurus pedang kilatnya.

Di meja lain, dua orang biksu dari Kongtong Pai tengah bercakap-cakap sambil menyeruput teh hangat. Ada pula seorang perempuan berusia paruh baya, mengenakan jubah ungu dengan bordiran bunga teratai, yang tampak sedang mengamati keadaan sekeliling dengan mata tajam.

Guo Liang melangkah masuk ke r
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
lanjutkan #2
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 032. Keputusan di Tengah Badai

    Ruangan rumah makan mendadak menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada Ji Liong, yang kini duduk diam memandang pria muda yang terluka parah di hadapannya. Suara napas tersengal dari lelaki itu menggema, menambah suasana tegang yang memenuhi tempat tersebut.Ji Liong menghela nafas pelan, lalu berdiri dengan tenang. Langkahnya perlahan namun mantap menghampiri pria yang tergeletak di lantai. Beberapa orang menatap dengan penuh harap, sementara yang lain berdoa dalam hati. Tanpa banyak bicara, Ji Liong berlutut di samping pria itu dan meletakkan tangannya di atas dada korban.Dengan satu tarikan nafas panjang, Ji Liong mulai mengerahkan Butong Sinkang. Hawa hangat yang kuat langsung menyebar dari telapak tangannya, menyelimuti tubuh pria itu. Para pendekar di sekelilingnya dapat merasakan kekuatan yang luar biasa itu, membuat mereka terperangah. Racun dan luka dalam yang mengancam nyawa pria muda itu perlahan menghilang. Warna wajahnya yang sebelumnya pucat mulai kembali normal, dan nafas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 033. Pertarungan Tingkat Tinggi

    Ji Liong berdiri dengan tenang, menatap dua lelaki di hadapannya tanpa sedikit pun rasa gentar. Angin sore di atas bukit berembus pelan, menyibakkan ujung jubah putih yang ia kenakan, menambah kesan anggun dan tak tertandingi.Ong Kiat, si Jenderal Naga Merah, memicingkan mata. “Siapa kau, anak muda? Apa hakmu untuk melarang kami?” tanyanya dengan suara tegas namun penuh kewaspadaan. Mata tajamnya memperhatikan setiap gerakan Ji Liong, mencari celah untuk mengukur kekuatan lawannya.Ji Liong tersenyum tipis. “Aku hanyalah seorang pengembara yang tidak ingin melihat darah orang-orang tak bersalah mengalir tanpa alasan. Jika kalian membantu Sekte Lima Racun, itu berarti kalian mengkhianati kemanusiaan dan keadilan.”Bu Jiaw, si Jenderal Naga Ungu, yang sejak tadi memperhatikan dengan saksama, mengerutkan kening. “Kemanusiaan dan keadilan? Itu kata-kata besar untuk seorang pemuda sepertimu. Apa yang kau tahu tentang dunia ini?”Ji Liong melangkah maju, matanya memancarkan keteguhan. “Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 034. Topeng Giok Naga Sang Ketua Sekte

    Ong Kiat dan Bu Jiaw telah menyelesaikan persiapan mereka. Dengan pekik lantang, keduanya melesat bersamaan ke arah Ji Liong, menyerang dari dua sisi dengan kekuatan penuh. Angin dari serangan mereka menciptakan tekanan besar, membuat tanah di sekitar mereka retak-retak.Namun, Ji Liong tetap tidak bergerak. Tubuhnya memancarkan hawa hangat yang perlahan mengalahkan tekanan panas dari Sin Kang Naga Langit. Tepat ketika serangan Ong Kiat dan Bu Jiaw hampir mengenainya, kekuatan sakti di tubuhnya memancar kuat bagaikan sebuah ledakan cahaya.Ledakan tenaga itu membuat Ong Kiat dan Bu Jiaw terhenti di tengah jalan. Kekuatan dahsyat itu menghantam mereka tanpa ampun, melemparkan tubuh mereka jauh ke belakang. Tubuh mereka menghantam tanah keras, menciptakan lubang besar di tempat mereka jatuh.Ong Kiat dan Bu Jiaw terkapar, napas mereka tersengal-sengal. Tubuh mereka penuh luka akibat benturan, namun yang lebih mencengangkan adalah ekspresi di wajah mereka. Mereka tidak hanya kalah secara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 035. Ancaman Sian Jie Sin Kang Palsu

    Ji Liong memandang lelaki tua itu dengan penuh kewaspadaan. Udara di sekitar mereka terasa semakin tegang, seakan-akan kehadiran lelaki tua itu membawa sesuatu yang berat dan penuh misteri."Namaku Yo Han Chu, seorang pengelana," kata lelaki tua itu dengan suara tenang namun tajam. Ia melangkah maju, tangannya menggenggam tongkat bambu yang terlihat sederhana, namun memancarkan aura sakti yang membuat Ji Liong merasa waspada."Yo Han Chu?" Ji Liong mengulangi nama itu, mencoba mengingat apakah ia pernah mendengarnya sebelumnya. Namun, tak ada ingatan yang muncul. "Aku belum pernah mendengar namamu. Bolehkah aku tahu siapa sebenarnya dirimu dan apa gelarmu di dunia persilatan?"Yo Han Chu tersenyum tipis. "Gelarku sudah lama terkubur bersama waktu. Yang perlu kau tahu hanyalah bahwa aku adalah keturunan sepasang rajawali yang dulu pernah merajai dunia persilatan. Meskipun namaku tidak penting, apa yang akan kukatakan padamu sangatlah penting."Ji Liong memperhatikan lelaki tua itu deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 036. Pertarungan Jenderal Naga Merah

    Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Sebuah bayangan besar muncul di balik kabut medan perang. Semua mata tertuju ke arah itu. Dari balik kabut, seorang lelaki berpakaian perang merah dengan jubah bersulam naga emas muncul melayang diudara. Rambut panjangnya berkibar, dan matanya memancarkan aura kebesaran yang luar biasa."Jenderal Naga Merah!" seseorang berteriak menunjukkan keterkejutannya.Sosok itu adalah Jenderal Naga Merah Tian Gong Pai, seorang pendekar sakti yang dikenal karena kekuatannya yang luar biasa. Satu dari sepuluh pendekar terbaik di Sekte Istana Langit. "Naga meluruk bumi!" pekiknya, mengayunkan pedangnya ke udara.Seketika, sebuah gelombang energi besar melesat ke arah musuh. Gelombang itu menghantam kerumunan hewan berbisa, membubarkan mereka seperti daun-daun kering tertiup angin. Para anggota Sekte Lima Racun yang berada di dekatnya terpental jauh, beberapa dari mereka tak sadarkan diri akibat serangan itu.Kemunculan Jenderal Naga Merah mengubah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 037. Prahara Gunung Gobi

    Wu Jing Yu, salah satu guru utama dari Kong Tong Pai, melangkah mantap di depan lima muridnya yang mengikuti di belakang. Mereka berjalan menyusuri jalur pegunungan berbatu menuju Gobi Pai, sebuah perguruan ternama yang terkenal dengan ajaran bela diri berbasis keseimbangan dan keharmonisan.Langit senja mewarnai perjalanan mereka, dan angin dingin pegunungan menyapu wajah para murid yang penuh semangat. Wu Jing Yu, meski usianya telah memasuki setengah abad, masih tampak gagah dengan tubuh tegap dan mata tajam. Ia mengenakan jubah abu-abu dengan bordiran simbol Kongtong di bagian dadanya. “Jangan lengah,” katanya dengan suara rendah namun tegas. Para murid mengangguk serempak, menunjukkan sikap hormat mereka.Setibanya di pelataran Gobi Pai, suasana terasa berbeda dari yang mereka harapkan. Bukannya sambutan ramah, belasan murid Gobi Pai menghadang mereka dengan ekspresi tidak bersahabat.“Wu Jing Yu dari Kong Tong Pai datang untuk berbicara dengan Guru Besar Gobi Pai,” ujar Wu Jing

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 038: Mo Zai Hong, Sang Iblis Pembawa Petaka

    “Mo Zai Hong…,” ucap Wu Jing Yu lirih.Kemunculan Mo Zai Hong, si Iblis Petaka Merah, benar-benar mengejutkan Wu Jing Yu. Seluruh dunia persilatan mengenal nama besar gembong iblis itu sebagai salah satu tokoh nomor satu dari aliran hitam. Sosoknya, dengan jubah merah yang tampak seperti api berkobar, memancarkan aura mengerikan. Wajah Mo Zai Hong, yang dihiasi garis-garis tegas dan mata setajam elang, menatap Wu Jing Yu dengan intensitas yang memaku langkah siapa pun.Yang lebih mengejutkan Wu Jing Yu adalah ketika Mo Zai Hong perlahan berlutut dan memberi penghormatan kepadanya. Tindakan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, tanpa ada sedikit pun kesan pura-pura. Angin dingin Gobi berembus kencang, tapi suasana di pelataran itu terasa panas membara oleh kehadiran tokoh aliran hitam yang ditakuti ini.“Wu Jing Yu, aku menghormatimu karena kau adalah ayah dari Tuan Muda Wu Kiang,” ujar Mo Zai Hong dengan suara berat yang bergema. “Aku datang bukan untuk bertarung, melainkan menyampaika

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 39: Di Tuduh Sebagai Sang Pembantai

    Ji Liong mendaki lereng gunung Hoa San dengan hati berat. Pemandangan di sekitarnya benar-benar mengerikan. Aroma kematian menyengat di udara, disertai oleh suara angin yang menderu seperti rintihan jiwa-jiwa yang tak tenang. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan setapak menuju puncak. Beberapa mengenakan pakaian khas Hoa San Pai, menunjukkan bahwa mereka adalah murid-murid perguruan tersebut, sedangkan yang lain tampak seperti para penyusup atau penyerang.“Siapa yang tega melakukan semua ini?” gumam Ji Liong dengan suara rendah. Matanya menyapu sekitar, mencari tanda-tanda kehidupan, namun yang ia temukan hanyalah kesunyian yang mencekam.Tak ingin keadaan ini menjadi sumber penyakit bagi lingkungan sekitar, Ji Liong mengambil cangkul yang tergeletak di dekat pondok tua dan mulai menggali lubang di tanah yang keras. Setiap gundukan tanah yang ia gali terasa seperti beban moral yang ia angkat sedikit demi sedikit.Setelah beberapa jam bekerja keras, ia berhasil mengubur sebagian besar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 53: Mencari Jejak Sang Ketua Palsu

    Angin dingin berhembus di puncak pegunungan yang bersebelahan dengan bukit Hoasan. Kabut tipis menyelimuti tempat itu, menciptakan suasana yang suram dan penuh misteri. Ji Liong berdiri tegak di tepi jurang, memandang lurus ke arah bukit Hoasan dengan ekspresi muram. Matanya yang tajam tampak menerawang, seolah mencoba mencari jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang berputar di benaknya.Di belakangnya, empat lelaki berjubah putih berlutut dalam diam. Keempatnya adalah Empat Naga Pelindung Sekte Istana Langit, Tian Gong Pai, sosok-sosok setia kepada Tian Gong Pai, terutapa kepada Ji Liong yang nama aslinya Tian Long itu.. Mereka adalah Naga Pelindung Utara, Timur, Selatan, dan Barat pilar-pilar kekuatan Tian Gong Pai yang selama ini menjaga kehormatan sekte.Keempatnya menundukkan kepala, menunggu perintah Ji Liong. Hanya suara desir angin yang terdengar di antara mereka sebelum akhirnya Ji Liong berbicara."Sepertinya jatuhnya aku ke jurang memang disengaja," ucapnya pelan namun t

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 52: Kebangkitan yang Mengejutkan

    Wei Zhiang masih berlutut di hadapan Ji Liong. Matanya menatap lurus ke tanah, sementara tubuhnya sedikit gemetar, entah karena perasaan bersalah atau ketakutan yang belum sirna sepenuhnya. Hening menyelimuti tempat itu sejenak sebelum Ji Liong akhirnya berbicara dengan suara tegas."Berdirilah, Wei Zhiang," perintahnya.Tanpa ragu, Wei Zhiang segera bangkit. Matanya yang tajam kini menatap Ji Liong dengan penuh penghormatan. Ia masih belum sepenuhnya memahami bagaimana pemuda yang tampak biasa ini bisa memancarkan aura yang begitu luar biasa.Ji Liong kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Huan Sie Ji yang masih terduduk lemah. "Lam Juan, amankan dia. Kita lihat bagaimana dia masih bisa berpura-pura."Lam Juan mengangguk dan segera melangkah mendekati Huan Sie Ji. Namun, saat tangannya hendak menyentuh bahu pria tua itu, sesuatu yang mengejutkan terjadi.Tatapan Huan Sie Ji yang sebelumnya redup kini berubah tajam. Seketika, hawa membunuh yang sangat kuat meledak dari tubuhnya. La

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 51: Penyelamat Misterius

    Huan Sie Ji terduduk lemas, nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya terasa begitu berat. Pedang di tangannya mulai goyah, matanya nanar menatap musuh-musuhnya yang masih mengepung dengan senyum kemenangan di wajah mereka. Racun Perampas Jiwa benar-benar telah menggerogoti kekuatannya, bahkan untuk sekadar berdiri pun kini ia kesulitan.Pria dengan bekas luka itu semakin mendekat, pedang besarnya terangkat tinggi. "Sudah waktunya mengakhiri ini, tua bangka!" serunya dengan nada penuh kemenangan.Huan Sie Ji hanya bisa pasrah, ia tahu bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukannya. Ia melirik Ji Liong dan Lam Juan yang masih tak sadarkan diri. Hatinya terasa perih, tetapi ia tidak menyesali keputusannya untuk tetap bertarung. Ia hanya berharap keajaiban datang untuk menyelamatkan mereka.Tiba-tiba, sebelum pedang besar itu menghantamnya, terdengar suara ledakan dahsyat! Tanah bergetar hebat, gelombang angin kuat melesat ke segala arah. Pria bekas luka itu terhempas ke udara bersama anak buahny

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 50: Serangan Gelap di Tengah Malam

    Malam sudah larut, hanya suara binatang malam yang terdengar samar di kejauhan. Api unggun perlahan mengecil, hanya menyisakan bara yang memancarkan cahaya redup. Huan Sie Ji duduk bersila, matanya terpejam tetapi indranya tetap tajam, merasakan setiap gerakan di sekitar mereka. Angin dingin dari puncak gunung berhembus lembut, membawa aroma lembah yang segar. Namun, tiba-tiba, naluri Huan Sie Ji terusik. Ia mendengar suara langkah halus yang datang dari kejauhan, nyaris tidak terdengar oleh telinga biasa.“Ada sesuatu yang tidak beres,” pikirnya sambil mengatur nafasnya, bersiap untuk segala kemungkinan.Perlahan, ia membuka matanya dan merasakan pergerakan energi asing yang mendekat. Ia segera bersiaga, mengerahkan tenaga dalamnya secara diam-diam agar tidak terdeteksi. Namun, sebelum ia sempat melakukan sesuatu, asap tebal mulai menyelimuti tempat itu. Asap itu berwarna keabu-abuan, dengan bau aneh yang membuat napas terasa berat. Huan Sie Ji langsung menutup hidung dan mulutnya

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 49: Pedang Yang Memilih Tuannya

    Patung Dewa Langit mulai bergetar, dan retakan-retakan muncul di permukaannya. Ji Liong segera melompat turun untuk menghindari bahaya. Saat ia mendarat, patung itu terbelah menjadi dua bagian, memperlihatkan sebuah terowongan besar di dalamnya.Lam Juan dan Huan Sie Ji mendekati Ji Liong dengan ekspresi takjub. “Ketua, kau berhasil!” seru Lam Juan.“Mari kita lihat apa yang ada di dalam terowongan ini,” kata Ji Liong sambil memimpin jalan masuk ke dalam terowongan.Di dalam terowongan, mereka menemukan tangga spiral yang terbuat dari batu. Tangga itu terlihat tua, tetapi masih kokoh. Cahaya samar dari kristal di dinding terowongan membantu mereka melihat jalan. Mereka mulai menaiki tangga dengan hati-hati, suara langkah kaki mereka bergema di ruang sempit itu.Setelah beberapa saat, mereka mencapai ujung tangga. Di sana, mereka menemukan sebuah pintu besar yang terbuat dari batu dengan ukiran-ukiran kuno di permukaannya. Ji Liong menyentuh pintu itu, merasakan energi yang mengalir me

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 48. Patung Dewa Langit

    Ji Liong menoleh dan melihat bayangan besar yang bergerak mendekati mereka dengan cepat. Ular itu memiliki tubuh yang sangat besar, dengan sisik hitam mengkilap yang memantulkan cahaya samar dari pedang yang dibawa Ji Liong. Mata ular itu bersinar merah, penuh dengan kebencian dan kekuatan yang mengintimidasi.Lam Juan dan Huan Sie Ji berenang sekuat tenaga menuju permukaan, sementara Ji Liong tetap berada di belakang, memegang Pedang Dewa Langit dengan erat. Ketika ular itu semakin dekat, Ji Liong mengarahkan pedangnya, mengerahkan Sian Jie Sin Kang untuk menciptakan penghalang energi di sekitar mereka.Ular raksasa itu menyerang dengan kecepatan luar biasa, membuka mulutnya yang dipenuhi taring tajam. Namun, energi dari pedang itu menciptakan gelombang yang menghentikan serangan ular tersebut. Ular itu tampak terguncang, tetapi tidak menyerah. Ia melingkarkan tubuhnya, mencoba mengepung Ji Liong dan menghancurkan penghalang energinya.Ji Liong menyadari bahwa waktu mereka terbatas.

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 47: Misteri di Balik Danau

    Lam Juan memimpin jalan dengan langkah cepat dibawah bimbingan Huan Si Jie. Sementara Ji Liong mengikutinya dengan hati-hati. Di tengah gelapnya gua yang semakin dalam, udara menjadi lebih dingin dan lembap. Suara tetesan air yang jatuh dari dinding gua memecah keheningan, menambah nuansa misteri di tempat itu.“Ketua, kita akan menuju tempat yang lebih dalam,” ujar Lam Juan sambil menoleh ke arah Ji Liong. “Ada sebuah jalan menuju danau tersembunyi. Namun, kita harus menyelam untuk melewati jalan terakhir.”Ji Liong mengerutkan kening, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa. Ia terus melangkah, memperhatikan setiap sudut gua yang semakin gelap dan menyesakkan. Sementara itu, Huan Sie Ji berjalan di belakang, tatapannya tenang tetapi penuh kewaspadaan.Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah ruang besar dalam gua. Cahaya remang dari bebatuan yang bersinar samar-samar memperlihatkan sebuah danau yang luas. Permukaannya tenang, namun kegelapan airnya menyiratkan sesuatu yang misterius.

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 46: Pengkhianatan di Balik Jurang Tak Berujung

    Ji Liong mengikuti langkah Lam Juan, menyusuri jalan setapak yang curam di antara tebing-tebing tinggi. Hawa dingin semakin menusuk, membuat suasana terasa semakin mencekam. Lam Juan berjalan cepat, sesekali menoleh untuk memastikan Ji Liong mengikutinya.Setelah berjalan cukup jauh, mereka tiba di sebuah gua yang tersembunyi di balik rerimbunan pohon dan batu besar. Lam Juan berhenti sejenak, menarik napas panjang sebelum berkata, "Masuklah, Ketua. Di sini kita akan lebih aman." Ji Liong melangkah masuk ke dalam gua yang gelap dan lembap. Namun, begitu ia memasuki bagian yang lebih dalam, sebuah pemandangan mengejutkan menyambutnya. Di sudut gua, seorang pria tua berpakaian putih duduk bersila. Pakaian pria itu compang-camping, tubuhnya terlihat kurus dan lemah, namun matanya masih menyiratkan semangat yang tidak padam."Ketua, izinkan saya memperkenalkan seseorang yang mungkin akan menarik perhatian Anda," ujar Lam Juan dengan nada hormat. Ia membungkuk sedikit ke arah pria tua itu.

  • SIAN JIE SIN KANG (TENAGA SAKTI ALAM DEWA)   Bab 45: Sang Naga Pelindung Barat, Dewa Tangan Sembilan

    Ji Liong menatap pria tua berjubah hitam itu dengan sorot mata tajam. Nafasnya masih teratur meski benturan tenaga sebelumnya cukup keras, namun ita tak merasakannya. Ia melangkah maju, tangannya bersatu di depan dada, lalu ia berkata dengan nada merendah, "Cianpwe, mohon maaf jika tindakan saya barusan terlalu kasar. Saya hanya membela diri dari serangan Anda yang begitu mendesak."Pria tua itu mendengus, wajahnya merah padam karena amarah. Ia tidak menjawab, namun energi yang terpancar dari tubuhnya meningkat tajam. Jiwa sinis di matanya kian menyala, menandakan bahwa ia belum puas."Anak muda, kau terlalu congkak! Tenaga saktimu memang mengejutkan, tapi aku belum menunjukkan seluruh kemampuanku!" Pria itu menggeram, lalu tiba-tiba kedua tangannya bergerak cepat, mengerahkan tiga perempat tenaga saktinya ke arah Ji Liong.Gelombang udara di sekitar mereka mendadak bergetar hebat. Ji Liong dengan sigap mengalirkan tenaga dalamnya ke kedua telapak tangan, menyambut serangan tersebut d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status