Seseorang di seberang sana tampak sangat bahagia ketika alam menyetujui niatnya. Ia tidak perlu repot-repot memberikan alasan pada Kanaya ketika memberitahukan Hayden saat ini. Hayden sendiri sebenarnya lembur, namun ia akan membuat narasi lain dan memfitnah Hayden agar Kanaya semakin panas dan mengikuti ucapannya.Kanaya mengeryitkan dahi tanda bingung ketika bel penthouse berbunyi. Ia tidak memiliki janji dengan siapapun, bahkan memesan sesuatu secara online saja tidak. Sedangkan Hayden, pria itu sudah memberinya kabar jika malam ini akan pulang larut karena lembur. Lantas, siapa yang bertamu padanya pukul 8 malam ini?Mau tak mau Kanaya membuka pintu karena asistennya tengah di kamar mandi. Gadis itu tampak terkejut melihat kedatangan Brian dengan wajah yang sangat panik."Kanaya, cepat pergi dan susul priamu itu! Dia benar-benar keterlaluan telah membohongimu!" ujar Brian berapi-api membuat Kanaya bingung meskipun sedikit khawatir. "Membohongi apa maksudmu? Hayden sedang lembur d
Hayden segera menarik tubuh Brian yang masih menindih tubuh calon istrinya. Setelah Brian tersungkur dan membentur tembok, Hayden segera mendekat ke arah Kanaya dan memakaikan jas yang mendadak ia lepas dari tubuhnya. "Tunggu sebentar, lihatlah si brengsek itu menerima akibatnya," ujar Hayden sebelum kembali mengeksekusi Brian. Petugas hotel wanita yang ikut bersama Hayden segera mendekat ke arah Kanaya dan menenangkannya. Petugas itu juga berkali-kali meminta maaf pada Kanaya karena kelalaiannya. Jeritan meminta tolong serta meminta ampunan menggema di dalam ruangan itu. Hayden tanpa belas kasihan menendang dan memukul tubuh Brian yang masih berada di lantai. Brian belum sempat memberikan perlawanan, kecepatan Hayden membuatnya tak berkutik dan hanya bisa pasrah menerima apapun yang Hayden berikan."Ampun!!! Tolong jangan patahkan tanganku!!!" teriak Brian begitu kencang ketika merasakan tangannya yang hampir dipatahkan oleh Hayden dengan cara menginjaknya. "Tangan nakal ini suda
Hayden sebenarnya tak tenang meninggalkan Kanaya yang pasti masih memiliki rasa takut karena kejadian kemarin. Namun, ia juga tidak memiliki pilihan lain selain percaya jika gadisnya akan baik-baik saja. Sungguh, ia tak sabar menanti hari pernikahannya yang akan dilaksanakan satu bulan lagi. Pernikahannya sengaja akan dibuat semewah mungkin agar semua orang tahu jika Kanaya adalah miliknya. "Ck, kenapa pula penjualan bulan ini semakin menurun? Bagaimana kinerja para karyawanku sebenarnya?" Hayden dibuat bertanya-tanya ketika melihat laporan penjualan yang cukup merosot dibanding bulan sebelumnya. Mungkin sebelum jam istirahat nanti ia akan mengadakan rapat yang akan membahas solusi permasalahan ini. Berbeda dengan Hayden yang sedang disibukkan berbagai macam pekerjaan, Kanaya justru tengah asyik merawat diri bersama pegawai salon yang ia panggil langsung agar melayaninya. Kanaya memang tipikal manusia pemalas jika harus mendatangi suatu tempat langsung ketika bisa memesannya secara
Detik-detik pernikahan semakin dekat, kini hanya tinggal menunggu 3 hari lagi maka Hayden dan Kanaya akan resmi menjadi sepasang suami istri yang sah. Hayden juga sudah menyiapkan orang untuk mengantarkan sang istri di atas altar, dan orang itu adalah kerabat dekat orang tua Kanaya semasa hidupnya.Mematuhi sebuah tradisi, Kanaya dan Hayden tidak boleh bertemu sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Dan sudah dua hari ini Hayden tidak kembali pulang pada penthouse sesuai dengan perintah ketua pelaksana yang bertanggung jawab pada pernikahannya. "Apakah kita benar-benar tidak boleh bertemu? Aku sangat gatal ingin keluar dari penthouse dan menemuimu di lantai bawah," ujar Kanaya melalui sambungan telepon video. Gadis itu terlihat sangat lemas tak bertenaga karena dipisahkan dengan prianya.Hayden terkekeh pelan melihat tingkah gadis itu yang begitu lucu di matanya. Ia kira dirinya saja yang merindukan Kanaya, ternyata gadis itu lebih parah."Sebentar lagi kita akan bertemu, Sayang. Kit
Menjelang dini hari, pasangan pengantin baru itu baru saja selesai dengan kegiatan pertama mereka. Kanaya dibuat tepar tak berdaya oleh keganasan suaminya. Sedangkan Hayden, pria itu tampak sangat gembira setelah mendapatkan apa yang ia tunggu. Hayden memeluk tubuh sang istri yang sudah tak berdaya, senyum indah tak bisa lepas dari kedua sudut bibirnya. Gurat lelah di wajah Kanaya terlihat sangat memuaskan."Selamat malam, Istriku." Tak lama, Hayden ikut terlelap seperti istrinya. Tubuh mereka yang masih polos tanpa mengenakan sehelai benang kembali menempel menyalurkan rasa hangat dari masing-masing pasangan. Selang dua jam, Kanaya terbangun karena rasa lapar. Gadis yang sudah resmi menjadi wanita itu segera berusaha melepaskan diri dari pelukan sang suami untuk mencari makanan. Namun, gerakan Kanaya tiba-tiba terhenti ketika menyadari dirinya maupun Hayden sama-sama tidak memakai pakaian apapun. Wajahnya sontak bersemu merah ketika adegan panas mereka terlintas kembali di dalam ot
Saat ini, Kanaya dan Hayden sudah tinggal bersama di rumah yang sudah pria itu siapkan. Hunian ini begitu mewah yang bahkan Kanaya belum melihat seluruh isinya setelah satu minggu tinggal. Mungkin hari ini ia akan melakukan perjalanan khusus untuk mengetahui seluk beluk huniannya."Tidak bisa dibayangkan jika hanya ada aku di rumah sebesar ini. Lebih baik tidak ditinggali dan menyewa apartemen yang lebih kecil jika hal itu terjadi. Hayden ini benar-benar, berapa banyak uang yang dia keluarkan untuk membeli apartemen, penthouse, dan sekarang rumah. Mungkin suatu saat nanti pria itu akan membeli dimensi lain," gerutu Kanaya sambil mengitari lantai satu rumahnya. Masih ada 2 lantai yang belum ia periksa. Total semua 3 lantai dan berisikan banyak fasilitas."Nyonya, pakai lift saja jika ingin ke lantai atas," ujar salah satu asisten Kanaya ketika melihat si nyonya yang hendak menaiki tangga.Kanaya menepuk dahinya sendiri, ia baru ingat jika di rumah besar ini terdapat lift. "Terima kasi
Ketika melihat gerbang rumah sudah dekat, Kanaya mendadak tidak ingin pulang dan menginginkan tempat lain. Wanita itu bahkan sampai merajuk ketika Hayden menolaknya."Baiklah, kita akan putar balik dan mencari tempat yang kau inginkan," putus Hayden yang tidak ingin membuat mood Kanaya buruk terlalu lama. Dokter mengatakan jika hal itu tidak baik terjadi pada Kanaya dan akan memengaruhi kehamilannya. Kondisi tubuh ataupun kondisi hati Kanaya harus baik-baik saja selama masa kehamilan. Mood Kanaya kembali membaik ketika sang suami mengajaknya ke pusat perbelanjaan. Ia memang tidak menginginkan datang ke tempat itu, namun jika Hayden membawanya ke sana maka ia tidak akan menolak."Ayo cepat turun, aku sangat merindukan tempat ini," ujar Kanaya penuh semangat dengan menarik lengan suaminya untuk segera keluar dari dalam mobil sedangkan benda ini masih berjalan. "Mobil kita belum berhenti, Sayang. Kita bisa jatuh jika memaksa turun sekarang," ucap Hayden mencoba menenangkan sang istri y
Sesampainya di rumah, Kanaya segera membawa Hayden ke dalam kamar. Wanita itu akan memberikan pendapat pada suaminya agar suasana hati kembali membaik."Aku tahu suasana hatimu sedang tidak baik, dan akupun seperti itu. Dan solusinya, bagaimana kita bercinta saja?" tawar Kanaya dengan raut wajah begitu polos dan santai.Hayden dibuat menganga dengan tawaran itu, bagaimana bisa Kanaya terlihat sangat santai? Ke mana kebiasaan wanita itu yang sering malu-malu ketika menginginkan sentuhannya? Melihat tatapan sang istri yang begitu berharap padanya membuat Hayden tak sanggup jika harus menolak. Hayden akhirnya mengangguk setuju, lagi pula ia tidak akan menolak dengan ajakan menyenangkan seperti itu."Ingat, jangan menusukku terlalu kuat agar anak kita tidak terguncang. Bila perlu, masukkan setengah saja agar tidak merusak yang ada di dalam sana," jelas Kanaya sebelum memulai permainan. Lagi-lagi Hayden dibuat terkejut dengan tingkah istrinya. Sepertinya benar apa yang dikatakan oleh ora