Saat ini, Kanaya dan Hayden sudah tinggal bersama di rumah yang sudah pria itu siapkan. Hunian ini begitu mewah yang bahkan Kanaya belum melihat seluruh isinya setelah satu minggu tinggal. Mungkin hari ini ia akan melakukan perjalanan khusus untuk mengetahui seluk beluk huniannya."Tidak bisa dibayangkan jika hanya ada aku di rumah sebesar ini. Lebih baik tidak ditinggali dan menyewa apartemen yang lebih kecil jika hal itu terjadi. Hayden ini benar-benar, berapa banyak uang yang dia keluarkan untuk membeli apartemen, penthouse, dan sekarang rumah. Mungkin suatu saat nanti pria itu akan membeli dimensi lain," gerutu Kanaya sambil mengitari lantai satu rumahnya. Masih ada 2 lantai yang belum ia periksa. Total semua 3 lantai dan berisikan banyak fasilitas."Nyonya, pakai lift saja jika ingin ke lantai atas," ujar salah satu asisten Kanaya ketika melihat si nyonya yang hendak menaiki tangga.Kanaya menepuk dahinya sendiri, ia baru ingat jika di rumah besar ini terdapat lift. "Terima kasi
Ketika melihat gerbang rumah sudah dekat, Kanaya mendadak tidak ingin pulang dan menginginkan tempat lain. Wanita itu bahkan sampai merajuk ketika Hayden menolaknya."Baiklah, kita akan putar balik dan mencari tempat yang kau inginkan," putus Hayden yang tidak ingin membuat mood Kanaya buruk terlalu lama. Dokter mengatakan jika hal itu tidak baik terjadi pada Kanaya dan akan memengaruhi kehamilannya. Kondisi tubuh ataupun kondisi hati Kanaya harus baik-baik saja selama masa kehamilan. Mood Kanaya kembali membaik ketika sang suami mengajaknya ke pusat perbelanjaan. Ia memang tidak menginginkan datang ke tempat itu, namun jika Hayden membawanya ke sana maka ia tidak akan menolak."Ayo cepat turun, aku sangat merindukan tempat ini," ujar Kanaya penuh semangat dengan menarik lengan suaminya untuk segera keluar dari dalam mobil sedangkan benda ini masih berjalan. "Mobil kita belum berhenti, Sayang. Kita bisa jatuh jika memaksa turun sekarang," ucap Hayden mencoba menenangkan sang istri y
Sesampainya di rumah, Kanaya segera membawa Hayden ke dalam kamar. Wanita itu akan memberikan pendapat pada suaminya agar suasana hati kembali membaik."Aku tahu suasana hatimu sedang tidak baik, dan akupun seperti itu. Dan solusinya, bagaimana kita bercinta saja?" tawar Kanaya dengan raut wajah begitu polos dan santai.Hayden dibuat menganga dengan tawaran itu, bagaimana bisa Kanaya terlihat sangat santai? Ke mana kebiasaan wanita itu yang sering malu-malu ketika menginginkan sentuhannya? Melihat tatapan sang istri yang begitu berharap padanya membuat Hayden tak sanggup jika harus menolak. Hayden akhirnya mengangguk setuju, lagi pula ia tidak akan menolak dengan ajakan menyenangkan seperti itu."Ingat, jangan menusukku terlalu kuat agar anak kita tidak terguncang. Bila perlu, masukkan setengah saja agar tidak merusak yang ada di dalam sana," jelas Kanaya sebelum memulai permainan. Lagi-lagi Hayden dibuat terkejut dengan tingkah istrinya. Sepertinya benar apa yang dikatakan oleh ora
Kanaya menunggu Hayden pulang dengan perasaan risau tak karuan. Pasalnya, sudah satu jam lebih Hayden belum memunculkan batang hidung. Kanaya telah menghubungi Hayden berkali-kali namun tidak pria itu jawab barang sedetik pun. Istri mana yang tidak khawatir jika seperti ini?Kanaya tidak bisa berhenti mondar-mandir di depan pintu utama dengan sesekali melihat gerbang yang masih tertutup rapat. Hari sudah semakin malam disertai angin yang cukup dingin, namun wanita itu masih menunggu suaminya di depan pintu.Selang 30 menit, gerbang terbuka membuat mobil mewah berwarna hitam doff bisa memasuki pekarangan rumah. Kanaya tidak bisa menahan rasa leganya yang membuncah ketika melihat pria yang ia tunggu baik-baik saja. Hayden segera keluar dari mobil yang masih sedikit bergerak, sopirnya dibuat jantungan oleh pria itu.Kanaya segera menghambur ke dalam pelukan sang suami sambil berurai air mata. Saking bahagianya, wanita itu tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis."Kau membuatku khaw
Cukup lama mereka melakukan perjalanan, kini Hayden dan Kanaya sudah bisa menikmati indahnya pulau Bora Bora yang sangat memanjakan mata. Selama beberapa hari ke depan mereka akan tinggal di sebuah resort yang berada di atas air. Awalnya Hayden menolak karena merasa tak aman, namun Kanaya berhasil meyakinkan suaminya jika resort itu benar-benar aman dan nyaman ketika digunakan."Huh, akhirnya aku bisa menikmati suasana segar seperti ini," gumam Kanaya seraya membaringkan tubuhnya di permukaan kasur yang begitu empuk.Saat ini mereka tidak membawa asisten dan hanya membawa beberapa pengawal saja untuk memastikan keadaan mereka tetap aman dan selamat. Alhasil, segala keperluan dan kebutuhan mereka, diurus masing-masing tanpa ada asisten yang membantu.Seperti saat ini, Hayden sedang menata pakaian dari koper untuk dirapikan di dalam lemari khusus. Hayden sama sekali tidak keberatan melakukannya selagi Kanaya senang. Wanita itu jangankan membantu, meliriknya saja tidak dan asyik bergulin
Demi istri tercinta, apapun akan Hayden lakukan bahkan menggali batu sekalipun. Kurang lebih satu jam Hayden meminta pada salah satu warga lokal dan seorang nelayan untuk membantunya menangkap cumi-cumi. Kanaya menunggu dengan hati berbunga di tepi pantai sambil sesekali melihat ke arah tengah laut di mana Hayden sedang menangkap cumi-cumi.Pria itu berhasil membawa 5 buah cumi-cumi berukuran sedang, Hayden segera menunjukkan pada sang istri penuh percaya diri.Kanaya sontak berjingkrak-jingkrak bahagia mendapatkan apa yang dirinya mau. Wanita itu bahkan sampai memfoto cumi-cumi lucu hasil kerja keras Hayden."Terima kasih, Suamiku! Terima kasih, Paman!" ujar Kanaya pada seorang nelayan yang telah membantu Hayden.Kanaya juga memberikan beberapa lembar uang untuk nelayan tadi, meskipun pada akhirnya ditolak karena paman nelayan membantu dengan tulus tanpa mengharap imbalan apapun. Terlebih lagi ketika mengetahui Kanaya tengah hamil besar, nelayan itu dengan senang hati membantu mengab
Setelah aktivitas meninggalkan jejak telah terlaksana dengan baik, keduanya kini tengah menikmati waktu romantis di emperan resort yang langsung menghadap ke arah matahari tenggelam.Kanaya duduk di antara dua kaki Hayden dan tubuh bersandar nyaman pada dada kokoh suaminya. Kedua tangan Hayden pun tak bisa diam dan terus mengusap permukaan perut sang istri. Perut buncit ini selalu menjadi favorit tempat kedua tangannya."Ah iya, aku ingin meminta bantuan pada pengawalmu untuk memotret kita di sini," ujar Kanaya seraya menengadah untuk bisa menatap suaminya.Pria itu tersenyum kecil, tak tahan untuk tidak mengecup dahi Kanaya ketika melihat tatapan penuh binar di kedua mata istrinya itu."Mereka sudah melakukannya, Sayang." Hayden menunjuk salah satu anak buahnya yang sedang memegang kamera beresolusi tinggi untuk bisa menghasilkan gambar terbaik. Kanaya cukup terkejut sebenarnya karena menyadari ada seseorang yang memotretnya sedari tadi."Sejak kapan dia ada di sini?""Sejak kita men
Pesawat pribadi milik Hayden dan Kanaya kembali mengudara untuk mengantarkan pemiliknya ke tanah air. Tak banyak yang mereka lakukan selama berada di pesawat selain makan dan tidur. Kadang juga pergi ke kamar mandi sesekali. "Huh, nyawaku seperti masih tertinggal di Bora Bora," gumam Kanaya lesu. Wanita itu tengah bermalas-malasan di dalam kamar bersama suaminya. Mereka sempat menonton film, namun tidak sampai selesai karena Kanaya mendadak tidak suka dengan aktornya. Alhasil, Hayden segera mematikan televisi. "Setelah anak kita bisa diajak bepergian, kita akan kembali berlibur ke tempat yang kau inginkan itu," ujar Hayden agar Kanaya tidak terlalu sedih memikirkan Bora Bora. Wanita hamil satu ini sangat sensitif dan cengeng."Itu masih lama," cicit Kanaya sambil menenggelamkan wajahnya di tumpukan selimut yang tampak kusut.Hayden menghela napas cukup panjang untuk mencari stok kesabaran. Setelah mendapatkannya, Hayden kembali mendekati wanita itu dan menghiburnya. "Apakah ingin