Share

Chapter 25

Para penghuni rumah Ananta dijadwalkan akan sarapan bersama, pagi ini. Sebuah kesempatan langka, yang membuat Shania berdecak kagum dan secara tak sungkan membenarkan bahwa sang waktu kadang menyimpan keajaibannya sendiri. Alexis Surya pagi ini telah membuat adiknya mau bertahan untuk makan satu meja dengan Shania, dan Edward pun turut serta, karena secara kebetulan dia berada di rumah, sebelum kembali dijadwalkan mengurus pekerjaannya di luar kota. 

Alan, yang kebetulan menginap di rumah itu juga memutuskan turut hadir di meja makan untuk sekedar memastikan para keponakannya sarapan dengan baik dan tenang, tanpa membuat kegaduhan. Jika dilihat secara sepintas—dengan mengabaikan isi hati masing-masing hadirin—mereka semua terlihat seperti sebuah keluarga bahagia, meski Shania sadar itu hanyalah sebuah potret semu. Faktanya, anak pertama di rumah itu bahkan tak banyak bertegur sapa dengan ayahnya, selain sekedar ucapan sederhana untuk formalitas&

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status