Share

67. Pergi

Om Do benar-benar mengunci mulutnya, ketika dia mengantarku kuliah sampai menjemput, tidak ada suara yang keluar dari bibirnya. Hingga malam pun tiba, pria itu masih membisu.

Walau bagaimana akulah yang bersalah, tapi bukankah aku sudah minta maaf padanya. Kenapa Om Do jadi se-egois ini. Kalau memang dia membenciku, apa salahnya dia melepaskan aku. Biarkan aku kembali ke rumah Mama tanpa mempedulikan aku, apapun perlakuan Om Dimas terhadapku.

Kalau memang dia kasihan padaku kenapa aku malah dicuekin.

"Sekali lagi aku minta maaf, Om." Aku mencoba berbicara lagi setelah satu kali dua puluh empat jam, siapa tahu Om Do mau membuka suara. Tapi tetap saja, pria itu hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada laptopnya.

Entah apa yang dikerjakannya dan apa pekerjaan sebenarnya, yang jelas sekarang aku tahu bahwa toko ini adalah usaha sampingan Om Do, pantas saja ia mempunyai mobil sebagus itu, rupanya ada pekerjaan lain selain penghasilan dari toko.

"Om tahu 'kan posisiku bagaimana. Bukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status