Share

28. Menagih Utang

Mirza POV

Rasanya aku semakin tak kuasa melihat penderitaan istriku. Di usianya yang sudah tidak lagi muda, secara tidak langsung aku memaksanya untuk bekerja lebih keras. Pontang-panting berusaha menawarkan dagangan kami yang tersisa, untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari.

Sementara saudara-saudara kandungku yang dulu tak pernah berhenti mendapatkan bantuan dariku sama sekali tak menjenguk dan memberikan uluran tangannya.

Terlebih Arman yang dulu pernah aku pinjami sejumlah uang, sama sekali tak menampakkan batang hidungnya.

Saat aku meminjamkan uang pada adikku yang nomor tiga itu, Nia sama sekali tak mengetahuinya.

Karena itu dengan diam-diam juga aku berusaha menagihnya dan uang itu akan aku gunakan untuk biaya persalinan istriku nanti.

Dua hari sebelum lebaran aku mendatangi rumahnya sembari membawa barang dagangan yang baru saja selesai aku tawarkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status