SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 14By : Desy Irianti"Kapan kamu mau ke rumah Mama?" "Tidak perlu kamu tahu, aku juga tidak ngajak kamu!" Bukan berarti aku juga lembut menjawab pertanyaan Mas Firman, tetap ketus yang aku keluarkan dari bibirku. Aku ingin mencari tahu sendiri kebenarannya, semakin yakin kalau ada yang Mas Firman sembunyikan. Firasatku semakin kuat, ada sesuatu yang tidak aku ketahui."Mas ikut, Mas yang antar kamu!""Tidak perlu, aku bisa sendiri!" Gantian aku yang sekarang menabrak bahu atas Mas Firman. Sama yang dia buat ke aku sebelumnya. Sombong.Biar tahu Mas Firman bagaimana rasanya di perlakukakan sama seperti dia perlakukan ke aku. Kasar.Baru kali ini dia mendadak berkata lembut. Baru kali ini juga dia mau mengantarkanku ke rumahnya, biasanya juga aku yang menawarkan diri untuk ikut ke rumah Mamanya alias mertuaku tapi tidak diizinkan. Kali ini dia sendiri yang menawarkan diri. Semakin bergejolak darahku ingin mencari tahu kebenarannya.*****Seperti biasa akti
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 15By : Desy IriantiKuhabiskan waktu berjam-jam di rumah ini, mana tau aku akan mendapatkan informasi lebih banyak tentang Mas Firman."Kita makan yuk, Han." Ajak Mama yang memang sudah waktunya makan siang.Canggung aku di rumah ini, rumah asing yang sekarang jadi mertua, tapi tetap asing bagiku.Perhatikan setiap sudut ruangan ini, di mana letak piring pun aku tidak tau. Pelan-pelan kujelajahi dengan mata yang tetap harus bekerja, di dalam lemari letak piring itu berada, kulihat Mama baru mengambilnya.Bekal yang aku bawa tadi pagi tersimpan di jok kereta, pastinya itu tidak termakan. Ingin kucicipi masakan Mama. Anaknya yang selalu berkata biasa saja masakanku."Anggap saja ini rumah kamu sendiri. Jangan mau-malu." Menyendokkan nasi ke piring dan diberikan padaku.Senyuman manis dan anggukan kepala yang kuperlihatkan pada Mama.Masakan Mama enak, pantas saja Mas Firman selalu bilang masakanku biasa saja. Ternyata lidahnya sudah terbiasa makan masakan y
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 16By : Desy IriantiDiam, tunduk, tak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulutnya."Apa harus aku ulangi lagi pertanyaannya?"Helaan napas yang naik turun, emosi yang sudah memuncak terasa ingin meledak.Aku menunggu jawaban darinya beberapa menit berlalu tapi tak ada suara yang terdengar di telinga."Kemana uang gaji kamu? Kemana kamu selama ini sebelum pulang ke rumah? Setiap kali aku tanya kamu di mana, kamu selalu bilang kalau di rumah Mama. Di mana sebenarnya kamu, Mas?""Mana suara kamu, Mas? Mana suara lantang kamu yang biasanya? Mana?" Emosiku yang sedang meletup-letup membuat bicaraku terus dengan nada tinggi.Berharap Ibu dan Bapak tidak mendengar suaraku. Tatapan sinis tidak ada malam ini, tidak berani memberikan pandangan yang menantang. Aku yakin banyak yang disembunyikan dariku."Jawablah, jangan diam saja! Laki-laki hebat itu berani menanggung resiko atas apa yang telah diperbuat!""Kalau kamu tidak berani jawab, berarti kamu pecundang!
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 17By : Desy IriantiMasalah datang bersamaan tanpa adanya pemberitahuan dan undangan. Di satu hari hanya selisih jam, mereka seakan menghancurkan hidupku seketika.Sesampainya Bang Rizal di rumah bersama istri dan satu orang anaknya, dengan cepat kami bersama mengangkat badan kekar Bapak masuk ke dalam mobil. Tanpa adanya kata yang keluar dari mulut kami. Hanya air mata dan doa sepanjang jalan menuju rumah sakit.IGD tujuan utama ketika sampai di rumah sakit, dengan cepat para perawat membantu kami untuk menurunkan cinta pertama kami turun dari mobil dan memasukkan ke dalam ruangan.Melihat kondisi yang sudah tidak memungkinkan, langsung masuk ke ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh keluarga, hanya dokter dan para perawat.Menunggu di luar ruangan sangat membuat hatiku berdebar kencang, takut terjadi yang tidak diinginkan. Tak sanggup aku melihat wajah Ibu yang sudah lemas tak berdaya di pelukan Abang. Memang begitu dekat mereka berdua, Abang yang sela
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 18By : Desy IriantiHatiku berdetak kencang. Apa ada kabar yang baik akan kudengar di pagi ini."Hallo, Han. Kalian semua cepat datang kesini, ya." ucapnya dengan suara yang tegang."Ada apa, Bang? Kami memang sudah mau jalan kesana." "Ya sudah, cepat kalian datang kesini."Terputus. Kabar yang masih menggantung. Entah apa yang terjadi, baik atau buruk kami yang di rumah tidak tahu. Wajah panik aku dan Sany terlihat jelas.Bergegas keluar dari rumah, membawa semua keperluan yang dibutuhkan.Mas Firman yang sudah siap-siap untuk pergi kerja, aku minta tidak usah masuk untuk hari ini. Tidak ada laki-laki di antara kami.Berharap dengan ipar yang membawa mobil. Kak Ira membawa tidak bisa kencang, karena dia juga takut kalau pagi hari jalanan penuh dengan pengendara.Cemas dalam hati yang tak menentu, panik dan takut terlihat jelas di wajah Sany.Bergegas turun dari mobil sambil berlari kecil menuju ruangan Bapak. Tidak ada Ibu ataupun Bang Rizal. Merogoh ta
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 19By : Desy IriantiSetelah selesai mengurus surat-surat untuk kepulangan dari rumah sakit, jenazah Bapak sudah bisa dibawa pulang.Ambulan juga sudah terparkir di depan untuk membawa jenazah yang baru saja dinyatakan sudah tiada.Aku, Ibu, dan Sany berada di dalam ambulan bersama jenazah. Hari terakhir aku berada disatu mobil bersama keluargaku dan takkan bisa terulang lagi.Setibanya di rumah, sudah terpasang tenda dan perlengkapan tempat terakhir untuk Bapak. Kakak ipar dan kerabat lainnya telah menyiapkan semua ini.Tangisan sedih menyambut kedatangan Bapak di rumah, saudara dan para tetangga yang menunggu ikut larut dalam kesedihan.Isak tangis para saudara membuat suasana semakin sangat sedih. Apalagi ucapan Bi Ratmi, adik kandung Bapak yang masih hidup, 4 bersaudara sebelumnya. Tinggal sendiri Bi Ratmi setelah ditinggal Bapak."Bang, kenapa cepat sekali kamu tinggalkan aku. Sudah tidak ada lagi saudara kandungku." Tangisan yang menemani ucapannya m
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 20By : Desy Irianti"Han, Firman sudah berangkat kerja?" Suara Ibu yang tiba-tiba terdengar jelas di telinga.Aku melihat kebelakang, ternyata Ibu sudah ada di belakangku."Iya, Bu. Mas Firman baru saja berangkat.""Keadaan Ibu gimana?" sambungku lagi.Terlihat masih sembab di bagian mata, sedikit pucat. Kupastikan Ibu baik-baik saja. Walaupun kami semua masih dalam keadaan berduka ditinggal Bapak untuk selamanya, tapi hidup harus tetap berjalan."Ibu baik, Han. Butuh waktu untuk memulai kebiasaan yang baru. Banyak rutinitas Ibu yang akan berkurang setiap harinya."Memang banyak sekali rutinitas yang dilakukan Ibu bersama Bapak. Dari mulai bangun tidur yang harus menyiapkan teh terlebih dahulu, sampai sebelum tidur yang harus memastikan obat harus berada di tangan Bapak sebelum diminum. Tidak mudah jika aku diposisi Ibu. 28 tahun hidup bersama, sekarang harus hidup tanpa seorang suami yang telah memberinya anak, bahkan cucu yang sudah hadir di tengah-ten
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 21By : Desy Irianti"Baru saja masuk! Ganggu saja kamu!""Cepat, Mas! Aku tak tahan."Seakan sudah sampai tenggorokan makanan yang akan kumuntahkan. Belum pernah aku mengganggunya pada saat di kamar mandi."Uek, uek, Mas. Cepat lah! Keburu muntah aku di sini!" teriakku sambil menggedor pintu kamar mandi.Kutunggu beberapa menit, kupikir dia akan cepat keluar dari kamar mandi setelah aku terus menggedor pintu, ternyata tetap santai dan tidak menyahut panggilan.Akhirnya keluar juga yang sudah kutahan dari tadi, makanan yang keluar dari mulut tepat di depan pintu. Tidak banyak tapi ada makanan yang tadi aku makan. "Apa-apaan sih kamu? Jorok!" ucapnya tepat pada saat muntahan aku keluar dia juga baru keluar dari kamar mandi sambil menenteng handuk di bahunya.Sudah terjadi, kalau masih bisa aku tahan, tak akan mungkin aku muntah di situ. Rasa pusing yang tak kunjung hilang membuatku harus jongkok di depan pintu kamar mandi.Tak akan terjadi Mas Firman mau m
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 52By : Desy IriantiTak berpaling mataku terus menatap wajah bayi kecilku. Hancurnya hatiku melihat anak yang baru berumur beberapa hari sudah harus dipasang selang infus.Tak ada masalah yang sangat menghancurkan hidupku selain melihat anakku terbaring di kamar rumah sakit.Banyaknya masalah yang suamiku sudah buat sampai mentalku hancur sehancurnya, tapi itu tidak sebanding sekarang ini. Melihat Rizky terbaring lemah di sini, apalagi saat melihatnya menangis ketika tajamnya jarum suntik itu masuk ke kulitnya.Kupegangi jari-jarinya yang kecil, kuelus rambutnya yang sedikit dengan perlahan agar tidak mengganggu tidurnya.Air mata yang tidak terbendung lagi, terus mengalir dari mata yang sudah bengkak karena sudah cukup lama aku menangis."Rizky anak yang kuat, Han. Pasti Rizky sembuh. Kamu harus kuat." ucap Ibu dengan lembut.Ibu yang selalu ada disampingku, yang selalu menguatkan di kondisi apapun. Tangannya yang merangkul pundakku memberi dukungan agar
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 51By : Desy IriantiDari lubuk hatiku yang paling dalam, sebenarnya aku sedih mendengar ucapan Ibu. Tapi, kalau mengingat kelakuan Mas Firman, aku marah dan sangat benci padanya. Mengikuti keputusan Ibu adalah pilihan yang tepat sekarang ini."Han, ayo kita pergi dari sini! Rumah ini milik kamu, setelah masalah kamu dan Firman selesai, kamu bisa kembali lagi ke sini." ucap Ibu yang membangunkanku dari lamunan seraya mengingat kebaikan Mas Firman yang dua hari pernah membuatku layak menjadi seorang istri. Saat itu terlalu manis sikap dan perlakuannya padaku, sampai aku percaya yang dilakukannya itu murni kalau dia sudah berubah. Ternyata itu hanya trik Mas Firman untuk menutupi kebusukannya yang sudah hampir tercium."Han, ayokkk." Suara Ibu yang kedua kalinya lebih keras dari sebelumnya.Dengan menggendong Rizky dan tangan kanannya memegang perlengkapan susu Rizky. Sebagian barang sudah diluar, Ibu sudah mengeluarkan sebelum kami yang keluar.Mobil onlin
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 50By : Desy IriantiKutatap wajah perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan bangga mengaku pacarnya Mas Firman.Senyum getir terpaksa aku perlihatkan di depannya, tak terasa dari ekor mata ada air yang menetes, dengan segera aku usap dengan jari. Jangan sampai terlihat oleh Vania, dia akan senang melihatku sedih.Sakit, lebih sakit lagi hatiku saat melihat perut yang tidak sesuai besarnya dengan tubuh yang langsing semampai. Elusan di perutnya membuatku iba pada anak yang ada di dalamnya.Cantik, seksi. Itu yang aku lihat dengan mata. Tak bisa dibohongi kalau Vania memang cantik. Laki-laki mana yang tidak terpikat dengannya. Ditambah dia memang harus menjaga penampilan untuk menarik para pelanggannya.Jari-jari tangan Ibu menggenggam tanganku dengan erat. Aku tahu maksud Ibu, berusaha menguatkan aku."Firman tidak ada di rumah! Silahkan kamu pergi dari sini! Ini rumah anak saya!" ucap Ibu dengan nada yang berusaha tetap terkontrol.Orang tua mana yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 49By : Desy Irianti"Sebenarnya diam-diam Ibu suka memperhatikan kalian berdua, tapi Ibu anggap masalah kalian masih masalah biasa-biasa saja." Suasana masih aman terkendali untuk Ibu tapi tidak untuk aku, aku mulai tegang."Ibu anggap karena kalian berdua waktu nikah belum saling mengenal, kekakuan diantara kalian, pasti juga akan terjadi sama pasangan lain yang belum saling kenal."Benar yang Ibu katakan, kekakuan kami memang hal yang wajar karena kami tidak menghabiskan waktu lama sebelum adanya pernikahan.Sangkin kakunya bibirku ini sampai aib yang selama ini Mas Firman buat, tidak pernah aku katakan sama orang lain. Tapi, kali ini tidak bisa lagi aku tutupi aibnya."Mas Firman selingkuh, Bu." ucapku dengan pelan.Tidak berani aku menatap ke arah Ibu, melihat wajahnya yang sudah pasti sedih aku tidak sanggup.Aku juga tidak bisa memastikan kekecewaan Ibu terhadap Mas Firman. Menantu pilihannya sendiri yang membuat hancur anak perempuannya. "Maksud
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 48By : Desy Irianti"Firman, kamu sarapan dulu sebelum berangkat. Sudah Ibu siapkan di meja makan." ucap Ibu saat melihat Mas Firman saat sudah rapi.Berjalan menghampiri Mas Firman sambil membawa pakaian kotor Rizky untuk dicuci. Ketelatenan Ibu yang mau mengurus kebutuhan kami apalagi mengurus cucunya, tanpa ada aku suruh sedikitpun. Malah aku mau membayar orang untuk mengurus anakku sampai masa penyembuhan yang harus aku lalui, Ibu malah marah."Ibu masih sanggup kalau hanya urus kalian." ucap Ibu padaku saat aku mau bayar orang.Aku yang hanya bisa menunggu di kamar dan di atas kasur. Sesekali aku berusaha untuk bangun dan belajar sendiri agar bisa cepat pulih. Rasa perih dan ngilu yang masih terasa.Sampai selesai Ibu mengurus Rizky, tak terlihat wajah yang capek, malah senyum sumringah yang aku dapatkan. Mungkin kehadiran Rizky menjadi pengobat kehilangan yang sudah pergi buat Ibu.Bersyukur memiliki Ibu seperti ini, tinggal perempuan mulia ini yang
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 47By : Desy Irianti"San, jemput Ibu sekarang, ya." Terdengar saat layar datar menempel di telinga Ibu."Ibu mau pulang, ya? tanyaku yang seakan tidak rela ditinggal Ibu."Iya, Han. Sudah jam sembilan malam, kasihan Sany di rumah sendiri."Walau tidak rela sebenarnya kalau Ibu pulang. Keadaanku masih sangat memerlukan bantuan. Bekas operasi yang membuatku harus ekstra bersabar. Aku tidak boleh egois, ada Sany yang juga membutuhkan Ibu, apalagi dia masih gadis."Kan ada Firman. Pasti suami kamu bisa, waktu di rumah sakit juga dia yang urus waktu malam, dia yang buatkan susu, gantikan kalau ngompol. Besok pagi-pagi Ibu datang kemari. Tidak usah kamu pikirkan masak, biar Ibu yang masak di rumah."Tersenyum walau dengan senyuman yang getir. Bukan masalah masak, aku tidak mau minta tolong sama Mas Firman untuk membantuku. Nanti dia berfikir kalau aku sudah memaafkannya dan tidak akan minta cerai."Ibu pulang, ya." Mencium cucunya sebelum keluar dari kamar, dan
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 46By : Desy Irianti"Apapun masalah kamu sama Firman, nanti kita bahas di rumah. Kamu pulihkan dulu badan kamu, tidak usah banyak pikiran." Aku tidak tahu sekuat apa hati Ibu. Selama ini aku memikirkan tentang perasaan Ibu sampai aku mengabaikan perasaanku sendiri.Saat aku mengatakan ingin cerai dengan suamiku sejak awal pernikahan, takut sekali bibir ini mengucapkannya. Sekarang aku tak tahan lagi hidup dengan Mas Firman, makanya terucaplah.Tanpa adanya rasa kaget ataupun bingung yang terlihat dari wajah Ibu, santai bahkan masih bisa melemparkan senyuman padaku."Apa Ibu sudah mendapatkan cerita dari Mas Firman?" gumamku dalam hati.Kalau memang iya, apa yang disampaikan Mas Firman sampai semuanya terlihat biasa-biasa saja seperti tidak ada masalah."Han, Ibu mau sholat dulu. Kamu bisa kan Ibu tinggal dulu.""Iya, Bu. Bisa."Dengan membawa mukenah berwarna putih bermotifkan bunga keemasan, Ibu meninggalkan aku sendiri di kamar rawat.Menikmati sakit h
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 45By : Desy IriantiKututup kedua telinga dengan kedua tangan kuat agar tidak terdengar lagi suara laki-laki jahat yang membuatku hampir gila.Air mata yang mengalir deras seakan tumpah keluar semuanya, tak bisa aku menahannya."Han, Hana. Mas minta maaf, tolong buka pintunya sebentar." Masih kudengar suara seperti memelas.Aku yang terlalu bodoh mempercayainya atau Mas Firman yang sangat pintar. Begitu gampang aku tertipu dengan sikap manisnya yang membuatku terbang. Aku masuk ke dalam perangkapnya.Sesak dadaku menahan perihnya luka yang sangat dahsyat diberikan suamiku sendiri. Terlalu kejam cara dia menghancurkan mentalku.Satu jam berlalu, tak kudengar lagi suaranya memanggil namaku. Mulai mereda tangisanku bercampur dengan rasa capek. Air mata yang deras, kini tinggal tetesan saja yang keluar. Kering sudah.Setengah hari aku berada di dalam kamar tanpa ada minum dan makan sedikitpun. Sedih sekali hatiku, sampai begini dia menghancurkan aku yang seda
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 44By : Desy IriantiMemperhatikan sekeliling saat aku keluar dari kamar mandi. Tidak ada perempuan yang aku lihat, sosok laki-laki yang menjadi suamiku pun tidak terlihat di depan mata."Mas, Mas Firman." Panggil-panggil suamiku yang tidak menjawab.Kutelusuri ruangan sampai ke kamar, tidak kudapati Mas Firman ada di sana.Kulempar pandangan ke arah luar dari jendela, ternyata Mas Firman ada di luar dengan ponsel yang menempel di telinga."Ternyata Mas Firman sedang nelpon, suara perempuan itu pasti adiknya." lirihku pelan.Tak ada pikiran jelek sedikitpun dengan Mas Firman. Dengan cara dia memperlakukan aku beberapa hari ini, kepercayaanku sudah kuat untuk mempercayainya.Niat hati keluar untuk menghampiri Mas Firman, seketika kakiku berhenti di samping meja makan. Dua teh hangat sudah tersedia di atas meja dengan satu cake yang bertuliskan i love you.Hampir lepas jantungku dari tempatnya. Perempuan mana yang tidak bahagia dibuat seperti ini oleh suamin