Share

Ingkar Janji

Author: Ayesha Razeeta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Katakan dulu! kau lepaskan aku, aku berjanji akan melunasi hutang kakakku.”

“Oke, saat kau sudah tenang aku berjanji akan melepaskanmu sore nanti, bagaimana?” 

Mendapatkan angin segar, Anna mendongak memastikan tidak ada kebohongan di mata Alexander. Dan setelah dia benar-benar menemukan kejujuran disana, dia mengangguk. 

“Berapa hutang kakakku?” Anna sudah berada di kamar dimana dia terbangun tadi.

“Makan dulu, sejak kemarin kau belum makan sedikitpun!” ucapnya masih lembut menatap wanita yang di rindukannya.

“Apa pedulimu, bukankah aku hanya tawanan karena kakakku tidak bisa membayar hutangnya?” desisnya menatap tajam Alexander.

“700 juta, Arche berhutang sebesar itu padaku, dan aku tidak tahu bahwa kalian saudara, percayalah!” 

Alexander berkata jujur dia memang tidak tahu bahwa Arche adalah kakak dari Rianne wanita yang dicarinya selama ini.

“Beri aku waktu, aku akan membayar hutang-hutangnya, aku berjanji.” Pintanya sungguh-sungguh, entah sampai kapan dia akan mencari uang sebanyak itu, asalkan dia dibebaskan maka dia akan melakukan apa saja.

“Makan dulu, hem.” Menghela napas akhirnya Anna makan, dia harus tetap hidup untuk membalas dendam kakaknya, pertama dia harus melunasi hutangnya, setelah itu membuat pria di depannya terbaring di samping makam kakaknya.

“Aku akan keluar. Habiskan makananmu, sore nanti aku sendiri yang akan mengantarmu pulang.” 

Alexander berdiri, dia meninggalkan Anna yang terus menatapnya musuh. Dan itu membuat hatinya sakit. Setelah pintu tertutup dan terdengar suara terkunci membuat Anna melotot dan langsung berlari kearah pintu.

“Alexander!” teriaknya dengan menggedor pintu keras. Dia tidak boleh terkunci. Dia tidak percaya pada pria itu. 

“Buka pintunya, kau tidak boleh mengunciku. Alexander!”

Di dalam mobil Alexander masih diam di dalam mobil memperhatikan ke atas dimana Anna sekarang berada, dia masih bingung, apakah dia harus melepaskan Anna atau tetap membiarkannya tinggal bersamanya.

“Jalankan mobilnya!” perintahnya membuat Rafh tangan kanannya membawanya ke tempat tujuannya. Di perjalanan dia masih diam memikirkan apa yang seharusnya dia lakukan.

Dia memang menyuruh ke empat anak buahnya untuk mencari adik Arche untuk dijadikannya pelayan setidaknya itu lebih baik daripada harus mati. Tetapi tidak disangkanya bahwa wanita itu adalah adiknya.

“Apakah dia benar adik dari Arche?” tanyanya pada Rafh karena dia masih ragu.

“Benar boss, mereka memang saudara, selama ini pria itu bekerja di luar kota sehingga tidak pernah terlihat, dia kembali saat mendengar kedua orang tuanya meninggal.” Jelas Rafh karena dia yang mencari tahu tentang semua yang menyangkut tawanan bosnya.

Bahkan asrama khusus dimana semua pelayan dari tangkapannya sudah hampir penuh, dan Raft tahu semua seluk beluk latar belakangnya, tetapi kali ini dia pun tidak menyangka bahwa bossnya mengenal salah satu tawanan mereka.

“Boss bagaimana dengan nona … ” Rafh tidak berani mengatakannya, sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa kapan Anna akan di bawa ke asrama pelayan bergabung dengan wanita-wanita lainnya. Tetapi dia ragu. 

“Dia tidak akan kesana, biarkan dia di mansion.” putusnya tegas. Setelah itu Rafh hanya mengangguk tidak bisa lagi mengatakan apa-apa sekarang. Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di asrama pelayan dimana ada puluhan wanita di sana sudah siap dengan tugas mereka masing-masing.

Alexander turun dari mobil, mengenakan kaca mata hitamnya dan berjalan masuk ke dalam, pemandangan di depannya sangat memuakkan dan dia tidak ingin melihat itu. Mereka tidak akan lepas selama hutang keluarga mereka belum bisa mereka lunaskan. Beruntung bagi mereka yang mendapatkan donatur. Maka dengan suka rela Alexander melepasnya. Bukankah dia sangat baik hati.

“Selamat datang tuan Xander, duduklah!” suara wanita berbadan gempal dengan usia sekitar 50 tahunan tetapi masih menggunakan pakaian yang sangat minim, bibirnya merah menyala. Membuat Xander tidak ingin melepas kacamatanya.

“Katakan ada apa kau memanggilku?”

“Oh tuanku,” katanya dengan nada manja namun Xander hanya diam, tetapi kediaman Xander membuatnya menciut.

“Seseorang menjamin kebebasan dari Lili tuan, dan memintanya untuk dibebaskan hari ini juga.”

“Bebaskan dia.” Ucapnya datar tetapi setelah itu dia kembali melanjutkan “Awasi dia diluar, pastikan dia kembali lagi di tempat ini dengan suka rela, kau mengerti maksudku?”

Itu ditujukan untuk Rafh, memang wanita yang berhasil dibebaskan, tidak benar-benar bebas, karena Alexander akan kembali menjerat mereka diluar sana, membuat mereka kehilangan pekerjaan, harga diri dan apa saja yang membuatnya kembali dengan suka rela.

Setelah mengatakan itu Alexander berdiri akan meninggalkan ruangan yang membuatnya sakit kepala karena banyaknya wangi parfum yang wanita tua itu pakai. Tetapi baru saja dia akan keluar wanita muda berbadan tinggi dan seksi menghadang langkahnya.

Dia adalah Dona, salah satu pelayan kesayangan di sana, banyak yang ingin membebaskannya tetapi dia selalu menolak dengan alasan menyukai tempat ini. Yang sebenarnya adalah dia ingin menjadi kesayangan Alexander.

“Apa yang kau lakukan? Menyingkir atau kau tahu akibatnya.” Ancam Rafh yang juga pusing melihat tingkah Dona yang tidak pernah menyerah menggoda Alexander.

“Tuan saya … ” lirihnya dengan suara yang amat menggoda tetapi Alexander melewatinya begitu saja tanpa berniat meladeni. Membuat Dona semakin kesal.

“Berhenti menggodanya, dia tidak tertarik dengan wanita sepertimu.” Suara salah seorang wanita mencibir Dona.

“Apa bedanya denganmu? Kau juga sama denganku.”

“Tapi aku tidak akan membuat diriku malu dengan menggoda tuan Xander.”

Begitulah disana, mereka adalah wanita-wanita yang awalnya menolak dimasukkan disana, tetapi lama kelamaan setelah melihat uang mereka semua sadar bahwa dunia yang mereka tinggali sekarang tidaklah terlalu buruk, terbukti dengan mereka kembali dengan suka rela.

Mereka semua adalah wanita-wanita yang dijadikan jaminan penebus hutang dari pria yang tidak mampu membayar hutang. Setiap malam mereka akan bekerja sebagai wanita penghibur di tempat perjudian terbesar milik Alexander.

Tempat yang membuat Arche bertahan berlama-lama, menghabiskan uang dan berakhir dengan kematiannya. Bukan kasus pertama mereka sampai membunuh. Tetapi Alexander tetap menekankan kepada mereka untuk tidak membunuh terlalu cepat. Karena masih ada cara untuk membuat mereka membayar hutang. Menyiksanya perlahan.

Matahari sudah terbenam, hari sudah gelap. Anna berdiri di balkon kamar dengan hati gelisah, tentu saja gelisah karena Alexander berjanji akan melepaskannya, tetapi sampai hari sudah gelap pria itu tidak juga menampakkan diri.

“Kak, apa yang kau lakukan kepadaku? Kau meninggalkanku dengan masalah menakutkan seperti ini …." air matanya mengalir begitu saja melewati pipi putihnya. Semakin banyak yang keluar semakin sesak hatinya.

“Kau lihat aku sudah berada di depan orang yang membunuhmu kak, Tuhan dengan cepatnya membuatku bertemu dengannya.” Adunya menatap nanar langit gelap di atasnya.

“Haruskah aku tinggal membalas dendam atau kembali?”

Related chapters

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Minta Di Bebaskan

    Lama Anna berdiri disana, tetapi tidak juga melihat batang hidung Alexander yang masuk ke kamarnya. Bahkan pelayan yang masuk mengantar makanan dan pakaian untuknya tidak juga mengatakan apa-apa. Mereka semua mengatakan bahwa tuan mereka akan segera kembali. Begitu seterusnya sampai Anna lelah bertanya. Percuma juga kabur karena usahanya akan sia-sia seperti biasanya. Sudah seminggu tetapi pria itu tidak juga datang menampakkan dirinya. Anna sudah dibiarkan keluar dari kamar, para pelayan bahkan orang-orang suruhan Alexander tidak ada yang waspada karena ini perintah. Membiarkan Anna merasa nyaman di mansion.“Dimana tuan kalian?” tanyanya kepada salah seorang pelayan setelah dia lelah mengelilingi mansion mencari jalan keluar tetapi tidak menemukannya.“Tuan mengatakan akan pulang dua hari lagi nona, nona membutuhkan sesuatu?” balasnya dengan ramah.“Tidak, aku akan kembali ke atas.” Putusnya melangkah menaiki tangga dengan langkah gontai. Tetapi baru saja menaiki undakan kedua dia

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Rianne Pulang

    Dengan berat hati Anna masuk kembali ke kamarnya. Tangannya mengepal karena sulit sekali keluar dari penjara besar ini. Tetapi dia tidak memiliki pilihan lain selain kembali menuruti permintaan pria itu. Caroline menatap tidak suka pada kekasihnya, “apa hubunganmu dengannya?” tanyanya dengan wajah yang tidak bisa dia sembunyikan kemarahannya. “Bukan urusanmu.” Alexander pergi begitu saja meninggalkan Caroline dengan kekesalan yang teramat besar. “Xander!” teriak Caroline tidak terima diabaikan begitu saja. Tetapi setelahnya dia kembali tersenyum karena tahu bahwa wanita itu akan pergi esok pagi. Lalu apa yang dia khawatirkan? “Jangan khawatir Caroline karena dia tidak sebanding denganmu,” ucapnya membanggakan dirinya sendiri. Sepanjang malam Rianne tidak bisa memejamkan matanya. Dia ingin pagi segera menyapanya dan meninggalkan kediaman yang membuatnya sesak. Dirumah ini pembunuh kakaknya tinggal. Dia tidak bisa melakukan apapun sekarang karena dia tidak memiliki kemampuan. Tetap

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Rencana buruk Lyora

    Alexander kembali ke mansion dengan wajah tidak terbaca. Dia langsung naik ke kamarnya karena merasa sangat lelah dan penat.“Kekasih? Cih! Aku tidak akan membiarkanmu memilikinya,” ucapnya untuk karena tidak terima ada pria lain yang mengaku menjadi bagian hidup dari Rianne.Alexander masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri dalam beberapa menit lamanya. Dia ingin menghilangkan semua pikiran negatif di dalam otaknya terhadap hubungan Rianne dan pria yang mengaku sebagai kekasihnya.Dia tidak akan pernah terima jika wanitanya. Wanita yang selama ini dia nantikan akan melewati malam dengan pria lain selain dirinya.“Sial! Apa yang sudah kupikirkan?” umpatnya pada diri sendiri di dalam kamar mandi. Niatnya berendam karena ingin menghilangkan pikiran kotor dalam otaknya tetapi semakin lama dia menyangkalnya semakin yakin dia dengan pikirannya.Dia bergegas mengganti pakaian. Masih sangat siang dia harus sudah mendengar laporan apa yang bisa Rafh dapatkan untuknya.“Dimana Caroline?”

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kesedihan Anna

    Yang namanya disebut hanya diam mematung. Tangannya menggenggam erat nampan yang masih berada ditangannya. Dadanya sesak setiap kali mendengar suara pria di belakangnya.“Hai Nona, kau baik-baik saja? Tuan itu memesan kopi yang sama denganku,” celetuk pria gempal yang tadi Rianne antarkan kopi.Anna jelas mendengar suara sepatu melangkah ke arahnya, dadanya semakin sesak. Jujur dia juga takut tetapi mengingat wajah kesakitan Arche membuat darahnya kembali mendidih. Seketika membuat kepalanya sakit dan pendangannya mengabur.“Anna … kau baik-baik saja?” jelas terdengar sangat halus tetapi entah kenapa bersamaan itu juga rasa sakit yang timbul di hatinya.“Rianne … bagaimana keadaanmu?” wanita berparas cantik itu menatap sekelilingnya.Keningnya mengkerut karena menyadari bahwa dia berada di dalam kamar. Seketika matanya melotot kala menyadari keanehan yang terjadi.Ia menoleh pada sumber suara, disana sudah ada duduk seorang pria tampan rupawan dengan senyum memikat tetapi kenapa ketam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Dilema Orion

    Anna sangat kesal. Karena Orion suka sekali memaksa kehendaknya, dia akan bangkit dari tempatnya tetapi tangannya sudah dicekal kuat oleh Orion membuat Rianne meringis karena kuatnya cekalan yang Orion berikan.“Lepaskan tangan kotormu darinya,”Pria yang baru saja datang itu mendekat dan melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan Anna yang sudah tampak merah karena ulahnya.“Kau!?”Alexander tidak memperdulikan tatapan tajam Anna padanya, karena pemandagan sebelumnya membuatnya sangat marah. Pria di depannya dengan berani menyakiti Rianne nya, dan dia tidak akan mebiarkan itu.Tanpa aba-aba Xander mengarahan tangannya ke leher Orion membuat pria itu terkejut karena kuatnya cengkraman pria yang tidak dia tahu namanya siapa, tangan nya memukul tangan Xander agar terlepas tetapi tidak juga membuat cengkaraman itu melemah tetapi semakin menguat.“Kau berani menyentuhnya lagi ku pastikan kau tidak akan melihat matahari besoknya,” ancamnya dengan mata memerah.Orion semakin terdesak,

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kejutan Lain

    Rianne hanya tersenyum dan tidak menjawab. “Selamat pagi Paman, mau memesan seperti biasa?” sapa Rianne mengalihkan pembicaraan.“Tolong buatkan seperti yang biasa,” jawab si Paman yang berbadan gempal tersebut.Anna mulai membuat kopi pesanan si Paman dengan telaten. Para pengunjung juga sudah mulai berdatangan, sebagian besar meraka adalah para pemuda dan beberapa pria paruh baya seperti paman Jos.“Silahkan Paman,” Rianne meletakkan kopi pesanan paman Jos serta beberpa potong roti yang sudah diolesi dengan coklat.“Terima kasih. Kau tahu Nona, kekasihmu itu sangat mencintaimu, aku bisa melihat dari tatapan matanya yang begitu sangat khawatir,” ucap paman Jos sekali lagi membahas tentang Xander.“Paman salah. Dia hanya orang asing yang kebetulan saja mampir.” Anna ingin pembahasan ini segera berakhir.Gadis itu meninggalkan meja Paman Jos dan mulai membuatkan pesanan pengunjung yang lain. Rianne memang sendiri karena belum mampu jika harus membayar bawahan. Hasil dari penjualannya

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Terbongkar

    Lyora mengerutkan kening karena masih belum percaya dengan apa yang di dengarnya, “kau salah lihat, kakakku tidak mungkin ada di Indonesia,” Lyora tertawa karena memang tahu bagaimana kakaknya.“Kau tidak percaya padaku?” tanya Orion tidak suka.“Tidak, tidak, maksudku aku sangat mengenal kakakku, mana mungkin dia datang ke Indonesia, kau benar saja,” Lyora meminta pelayan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.Alexander yang sejak tadi melihat intarksi mereka merasa sia-sia menguping karena tidak mendapatkan apapun, tetapi dia cukup kesal karena melihat pria yang mengaku kekasih wanita nya memang memiliki kekasih.Tetapi wajah wanita yang itu seperti mirip dengan seseorang yang dia kenal. Alexander mencoba mengabaikan dan akan meninggalkan tempat persembunyiannya karena merasa sangat percuma menguping pembicaraan mereka.Sampai langkahnya berhenti saat mendengar nama Anna kembali di sebut, Alexander kembali mendekat ketempat persembunyiannya tadi.Sementara itu di jalan Alexand

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sisi lain Orion

    Plak!Satu tamparan mendarat sempurna di wajah lebam Orion. Baru saja semalam dia mendapatkan luka-luka dari orang tidak dikenal sekarang wajahnya yang masih terasa sakit harus merasakan kembali panasnya tangan lembut Rianne.Lyora mundur menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena tidak pernah menyangka Anna bisa melakukan itu pada Orion.“Kau brengsek!!” pekik Anna diwajah Orion yang sudah terlihat tidak berbentuk sejak semalam.Karena sudah terlalu emosi dan tidak siap karena Anna mengetahui kebenaran terlalu cepat, refleks Orion mengarahkan tangannya ke leher Rianne membuat Lyora melotot tidak percaya.Sementara Anna terus memukul tangan Orion agar melepaskannya, semakin kuat Anna memukulnya semakin kuat juga cengkraman Orion di lehernya, “le- le- pas, lepas- lepaskan a-aku,” Rianne terbata-bata.Cih!Orion meludah kesamping. “Kau kira aku akan melepaskanmu setelah kau menamparku!!” katanya tajam menatap Anna benci.Lyora yang melihat wajah Anna sudah memucat segera menghampir

Latest chapter

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Hidup Bahagia

    "Tuan, Rafh ... tolong maafkan kami." Frea menangis. Baru saja ayahnya menjelaskan semuanya. Ketidak sengajaannya menembak keluarga Rafh serta bagaimana Rafh kecil yang dibawa kabur oleh orang suruhan ayahnya. Rencana hanya untuk mengancam, tetapi takdir berkata lain. Tuan Frasino menembak habis keluarga Alexander.Karena rasa bersalahnya, tuan Frasino akan merawat kedua anak rivalnya. Alexander dan anak yang diculiknya--Rafhael. Namun, nyatanya seseorang sudah membawa anak itu lebih dulu.Mengetahui bahwa Frea menyukai Alexander dan berakhir dengan penolakan, kemarahan tuan Frasino kembali meledak. Dia mengusir Alexander dan mencibirnya sebagai anak tidak tahu terima kasih."Nona Frea, ayahmu melenyapkan orang tuaku coba jelaskan padaku, bagaimana cara memaafkanmu?" Suara Rafh terdengar semakin dingin."Kau tidak dengar? Ayahku tidak sengaja melepas pelurunya," "Seperti ini?" Satu tembakan tepat di jantung tuan Frasino yang Rafh lepaskan. Frea menjerit karena melihat ayahnya semaki

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Demi Ayah Dan Ibu

    Rianne tidak akan melepas suaminya, perasaannya mendadak tidak enak sama sekali. Bukankah perasaan orang hamil itu sensitif?Alexander memegang wajah istri, mencium seluruh bagian di wajahnya."Hanya beberapa hari saja, hmm." "Memangnya kau mau kemana? Jangan berbohong dengan mengatakan kau akan bekerja. Alexander, aku tahu dirimu."Menghela napas panjang, Alexander memasang senyum secerah mungkin, tidak bisa dia katakan kepergiannya karena kondisi Rianne yang mengandung. "Rafh. Dia harus melihat tempat kerjanya sayang. Perusahaan itu adalah milik orang tuaku yang terbengkalai dan aku berencana menyerahkan pada Rafh. Dia akan membesarkannya," kilahnya tidak sepenuhnya salahAlis Rianne menyatu, masih tidak mengerti, "Rafh adalah keluargaku yang masih tersisa, dia harus bertanggung jawab untuk masa depannya."Mata Rianne membola, lagi-lagi dia dikejutkan dengan berita besar.Alexander mengangguk saat Rianne kembali mengulang kata keluarga. "Aku juga belum mengatakan ini padanya. Dan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jujurlah!

    Tidak tahan lagi, Alexander langsung menyerang sang istri dengan cepat tetapi masih dengan hati-hati.Siang itu, tidak hanya cuaca diluar saja yang panas, tetapi di dalam kamar dengan pendingin juga sudah terasa panasSuami istri yang sudah terpisah beberapa bulan itu, sama-sama melepas rindu di dalam kamar dengan segala macam gaya. Erangan desahan mengalun indah bersama dengan gerakan pasti si pria. "Sayang ... aku ...." Rianne tersengal, napasnya memburu, ada sesuatu yang ingin meledak di bawah sana rasanya."Bersama sayang. Tolong tunggu aku." Alexander menggerakkan pinggangnya semakin cepat, keduanya menegang karena sebentar lagi akan ada ledakan yang dahsyat."Aaaahhhh." Keduanya mendesah panjang bersama, Alexander mendongak begitupun juga dengan Rianne yang berada dibawahnya yang bergetar karena mendapatkan pelepasan bersama.Napas keduanya memburu, senyum cerah keduanya terlihat sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menikmati semuanya."Aku mencintaimu." Alexander menjatuhkan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sentuh Aku

    Orlando berdecak, dia tidak memikirkan Rianne, dia hanya menyakinkan dirinya kalau Frea memang tidak ada lagi di hatinya."Anna tahu kalau kau yang menabrak keluarganya?" Tanya Richard."Hanya aku yang boleh memanggilnya dengan nama itu." Alexander melanjutkan, "Anna tahu, tetapi tidak tahu kalau dalang dari semua ini adalah keluarga Frea."Sejak tadi Rafh hanya diam saja. Berita besar ini baru saja di dengarnya dan dia tidak menyangka akan serumit ini ceritanya, terlalu berkelok dan berliku."Rafh. Antar Orlando bertemu dengan Frea. Kita akan mengikutinya dari belakang. Selama ini pria tua itu terlalu pandai untuk bersembunyi, aku tidak bisa menemukan keberadaannya."Rafh mengangguk. Sementara itu, Richard yang tidak tahu harus melakukan apa, berencana ikut dengan mereka tetapi Alexander mencegah dengan Alasan para wanita tidak ada yang menjaga.Saat itu juga Alexander menempatkan mereka di tempat yang memang seharusnya mereka tinggali.Rafh akan tetap menjalankan bisnis sang tuan.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berani

    Richard mendengus kesal, artinya selama ini hanya dia saja yang merasa menjadi sahabat kedua pria bengis ini. Jadi tidak heran kalau Alexander menerjangnya sampai babak belur saat itu, dan Orlando? Jangan tanyakan pria di sebelahnya ini. Di otaknya hanya ada nama Rianne. Sialnya lagi, mereka bertiga menyukai wanita yang sama. Dan selalu Alexander yang mendapatkan hasilnya."Rafh menelepon dan menceritakan semuanya padaku. Sebagai teman Anna, jelas saja aku ikut prihatin karena seseorang tidak menghargai perasaannya dan aku mengurus semuanya." Sindir Richard."Kalian berdua," tunjuk Orlando pada kedua penjaga yang melaksanakan perintah Rafh tanpa sepengetahuannya."Besok datang ke ruanganku, aku akan memberikan imbalan pada kalian karena sudah menjaga istriku malam itu." Kedua penjaga itu saling pandang, semebtara Rafh membola."Terima kasih Tuan." Jawab mereka bersamaan dengan wajah cerah. Apa yang Alexander katakan selanjutnya mampu membuat mereka menghela napas pelan dan mengangguk

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Menolak?

    Saat kembali ke rumah, Orlando dikejutkan oleh banyaknya mobil mewah berwarna hitam terparkir tepat di depan rumahnya.Bukan hanya itu, beberapa orang berbadan besar sudah menodongkan senjata api di kepalanya dan Lyora. Gadis itu tentu saja pucat, memegang kuat lengan kakaknya dengan badan bergetar."Jangan takut." Bisik Orlando.Lyora mengangguk dan tetap berpegangan teguh di lengan kakaknya, kakinya sudah lemas melihat senjata-senjata itu mengarah tepat di pelipisnya.Orlando berjalan pelan, begitupun dengan mereka yang tetap tidak melepasnya."Turunkan senjata kalian. Kalian tidak melihat adikku ketakutan." Jengah Orlando. Tahu siapa yang bertamu di rumahnya tato kecil berlambang kelabang di leher mereka sudah menunjukkan dari mana asalnya."Ikut saja. Kami tidak akan melakukan apapun selama Tuan tidak melawan." Orlando mendengus, sejak tadi dia diam, tidak melawan tetapi orang-orang ini yang keterlaluan. Sampai di dalam rumahnya. Orlando sudah disambut oleh pria dengan mata tajam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Mataku Terkena Debu

    "Untuk apa kalian datang? Dan kau Richard, kita sudah berjanji, kau akan rahasiakan ini dari siapapun. Aku kecewa." Richard menghela napas pelan, "Anna, kau tidak merindukannya? Tuan terlihat sangat khawatir."Richard kembali menambahkan, "Dia harus tahu kabar kehamilanmu."Rianne menggeleng, "Jangan beritahu dia, biarkan dia hidup sesukanya, sampai kapanpun Alexander akan tetap seperti itu."Caroline mendekati Rianne, duduk di sebelahnya, tangan halusnya langsung menyentuh perut Rianne, "Bagaimana rasanya hamil?" Tanya nya menatap Rianne, dia melanjutkan, "Sejak awal hubungan kita tidak baik. Tapi, aku akan meluruskan sedikit masalahmu."Sambil mengelus perut Rianne dia melanjutkan, "Beri dia kesempatan sekali lagi. Aku mendukungmu meninggalkannya dan menikah dengan pria lain kalau dia sampai mengkhianatimu lagi."Caroline melanjutkan, "Alexander sudah meninggalkan usaha di rumah pelacuran. Sudah menyerahkan tempat perjudian pada Roi juga. Dan ku dengar markasnya meledak." Caroline

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Manis Sekali

    "Bagaimana? Rafh mengakuinya?" Bukan Alexander yang bertanya tetapi Richard. Caroline masuk ke kamarnya dengan wajah lesu. Di dalam kamar sudah ada Richard, mantan Dokter Alexander ini belum bertemu langsung dengan mantan majikannya.Alasannya karena Alexander yang terus menghilang."Tidak. Dia juga tidak tahu katanya." "Kau yakin? Bisa saja Rafh berbohong."Caroline melepas pakaiannya begitu saja di hadapan Richard, juga mengganti dengan pakaian baru tanpa merasa malu. Richard hanya menggeleng karena kekasihnya ini sangat--berbeda."Tidak. Aku tahu kapan Rafh berbohong dan tidak."Richard berdiri dan memeluk Caroline dari belakang, "Aku cemburu. Sepertinya kau memang ada rasa padanya."Caroline berbalik dan mencubit kedua pipi liat Richard, "Jangan memancing. Kau juga mencintai Rianne kan? Jadi aku harus bagaimana?""Masa lalu. Sekarang masa depanku ada di hadapanku." Richard menaik turunkan alisnya dan Caroline tahu apa maksud kode itu."Tidak sekarang, aku harus menemui Alexander.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Yakin Dia Akan Kembali?

    Sementara itu, Maya sudah melepas rangkulannya dari Rafh saat Caroline datang mendekatinya. Senyum wanita itu masih tetap sama seperti dulu manis dan juga--menawan.Maya berdehem, berniat akan meninggalkan keduanya tetapi Rafh menahan tangannya. Maya jelas merasa tidak enak, mereka bukan tokoh utama dalam cerita ini tetapi Rafh seolah mengambil peran lebih banyak. Itu yang Maya pikirkan."Bagaimana kabarmu?" Caroline menyapa lebih dulu, memperhatikan Rafh seperti biasanya, bahkan tatapannya juga masih sama seperti dulu."Baik, Nona." Caroline menyapa Maya juga, wanita yang bisa Richard bahas saat mereka senggang, "Anda Dokter Maya, bukan?" Maya mengangguk."Panggil Maya saja. Nona."Caroline terkekeh, "Baiklah, senang bertemu denganmu, Richard selalu membahas dirimu." Maya hanya tersenyum kecil.Caroline menoleh ke kiri dan ke kanan, ada yang belum terlihat olehnya, "Dimana Rianne? Aku tidak melihatnya?" Tanyanya pada Rafh."Nyonya, tidak ikut."Alis Caroline naik setengah, "Kenapa?

DMCA.com Protection Status