Share

Rencana buruk Lyora

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alexander kembali ke mansion dengan wajah tidak terbaca. Dia langsung naik ke kamarnya karena merasa sangat lelah dan penat.

“Kekasih? Cih! Aku tidak akan membiarkanmu memilikinya,” ucapnya untuk karena tidak terima ada pria lain yang mengaku menjadi bagian hidup dari Rianne.

Alexander masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri dalam beberapa menit lamanya. Dia ingin menghilangkan semua pikiran negatif di dalam otaknya terhadap hubungan Rianne dan pria yang mengaku sebagai kekasihnya.

Dia tidak akan pernah terima jika wanitanya. Wanita yang selama ini dia nantikan akan melewati malam dengan pria lain selain dirinya.

“Sial! Apa yang sudah kupikirkan?” umpatnya pada diri sendiri di dalam kamar mandi. Niatnya berendam karena ingin menghilangkan pikiran kotor dalam otaknya tetapi semakin lama dia menyangkalnya semakin yakin dia dengan pikirannya.

Dia bergegas mengganti pakaian. Masih sangat siang dia harus sudah mendengar laporan apa yang bisa Rafh dapatkan untuknya.

“Dimana Caroline?” tanyanya pada salah satu pelayan yang menyiapkannya makan siang.

“Nona pergi tidak lama setelah Tuan mengantar Nona Rianne, Tuan,” Alexander berdecak, dia sudah tahu kemana wanita yang mengaku sebagai kekasihnya itu tetapi masih bisa membagi kehangatan pada pria lain.

“Kau dapatkan apa yang aku inginkan?” tanyanya pada Rafh yang sekarang berada di dalam ruang kerjanya.

Setelah makan siang rupanya Alexander tidak bisa menunggu lama untuk tahu sebagaimana habit saingannya.

“Dia bernama Orion Watson Tuan. Bekerja di luar kota dengan bisnis otomotif. Dia cukup sukses jika di dilihat dari besarnya usaha yang dia miliki,” Alexander berdecak lalu meminta Rafh langsung menjelaskan semuanya secara detail.

Dia tidak ada waktu mendengar kesuksesan pria yang tidak seberapa kaya darinya itu. “lanjutkan!”

“Dia sudah menjadi kekasih Nona selama setahun lebih Tuan, dan –”

“Kenapa tidak melanjutkan?” 

“Dan dia sebenarnya hanya berpura-pura menjadi kekasih Nona karena permintaan kekasihnya Lyora. Sahabat Nona sendiri,” Alexander mengerutkan kening karena tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

“Sahabatnya melakukan itu? Apa motifnya?” Alexander sangat penasaran tentang ini.

“Nona Lyora iri dengan kecantikan Nona Rianne … untuk itu dia meminta kekasihnya Orion untuk bersandiwara menjadi kekasih Nona untuk mematahkan kepercayaan dirinya, mereka akan mengakui semuanya seminggu lagi di acara ulang tahun Nona Rianne,” jelas Rafh, membuat senyuman berbeda dari sudut bibir Tuannya.

“Seminggu lagi?” Alexander memastikan

“Ya, Tuan, mereka akan mengakui semuanya di ulang tahun, Nona,” 

Seperti mendapatkan angin segar Alexander bahagia karena mendengar hubungan mereka bukan karena saling mencintai. Jika dikatakan jahat karena tidak memikirkan perasaan Anna, Alexander siap. 

***

“Anna … kau dari mana saja?” tanya Orion lembut. Wanita yang menjadi kekasih sandiwaranya selama setahun ini masih bersandar di dada bidangnya, memeluk pinggangnya dan memejam mata.

Menghirup aroma maskulin yang ia rindukan selama berbulan-bulan karena tidak bertemu membuat Rianne lebih semakin betah dalam dekapan pria yang dia cintai karena rindu.

“An … kau baik-baik saja? Siapa dia?” tanya Orion lagi. Dia tidak kenal dengan pria yang baru saja dia lihat. Tatapan tajamnya sangat mengganggunya. Dia memang tidak menaruh hati pada Rianne selama ini, tetapi beberapa hari ini ada sesuatu yang mengganggu nya.

“Hanya teman lama. Lupakan dia karena aku tidak ingin membahas dia kedepannya,” ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

“Eum baiklah. Jadi kemana kekasihku selama seminggu ini? Kau tau setiap hari aku datang hanya untuk memastikan kau sudah kembali,” ucapnya dengan nada di buat sedih.

Rianne menegakkan tubuhnya dan memandang pria tampan di hadapannya, “maafkan aku.” Hanya itu yang bisa dia katakan sekarang. 

Mengatakan kebenaran tentang kak Arche tidak akan membuat Orion percaya. Biarkan saja dia hanya harus mempersiapkan diri membalas kematian sang kakak.

“Jangan lagi menghilang. Hem. Kau tahu aku mencintaimu, aku tidak akan sanggup hidup ka –” Orion tidak melanjutkan kata-katanya karena mulutnya di tutup oleh tangan halus Anna.

Wanita itu mengangguk. Dia tidak akan kemana-mana sebelum membalas dendamnya pada Alexander. Pria tampan berhati iblis.

Rianne hanya menghela nafas, mengingat nama itu membuat hatinya sakit. Dia jelas melihat bagaimana kakaknya di habisi. Dan dengan mudahnya pria itu meminta maaf. Dia tidak akan mendapatkannya sebelum memastikan dia juga terbaring di samping sang kakak.

Sepasang kekasih itu menikmati kebersamaan mereka. Rianne belum kembali membuka kedai kopinya. Rasanya masih lelah dan dia juga belum siap jika ada lagi yang akan menemuinya karena hutang-hutang yang kakaknya tinggalkan.

“Sayang, biarkan aku menginap disini semalam bagaimana?” pinta Orion. Mereka sudah menjalin kasih selama setahun tetapi tidak sekalipun pria itu mendapat izin hanya sekedar menginap saja dirumah sang kekasih.

“Baiklah. Kau bisa tidur di kamar kak Arche,”

Saat ini mereka tengah berada di dapur. Rianne yang tengah mencuci piring dengan Orion yang masih duduk setia dengan perut yang kenyang.

Itulah perbedaan Rianne dan Lyora baginya. Jika kekasihnya Lyora bisa memuaskannya di ranjang. Maka Anna dengan keahliannya di dapur membuat perutnya bahagia.

Semua masakan buatan Anna sangat cocok di lidahnya.

Bukan tanpa alasan Orion meminta menginap. Salam seminggu dia akan mengakui pada Anna bahwa dia dan Lyora adalah sepasang kekasih. Semuanya akan berakhir begitu saja setelahnya.

Orion mulai ragu sebenarnya, tetapi dia tidak bisa kehilangan Lyora. Wanita itu selalu tahu akan kebutuhan biologisnya.

“Kau mau acara seperti apa nanti di ulang tahunmu?” tanya Orion setelah mereka kembali ke ruang tamu. Anna sudah akan masuk ke kamarnya tetapi Orion lag-lagi menghalanginya dengan alasan masih merindukannya.

“Ulang tahun?” Rianne benar-benar melupakan ini. Fokusnya hanya bagaimana cara membalas dendam kematian Arche saja.

“Sayang. Kau melupakan hari ulang tahunmu?” Rianne hanya cengir. Bukan tidak mengingat dia hanya tidak mau mengingat itu. Bahkan dia harus menahan rasa pahit di hari yang seharusnya dia bisa bahagia.

Kecelakaan kedua orang tuanya terjadi saat ulang tahunnya.

“Apa memang Tuhan tidak mau melihatku bahagia?” gumamnya dalam hati.

“Hei. Kau melamun? Ku perhatikan kau suka sekali melamun setelah menghilang? Ada apa sebenarnya?” Orion mulai tidak nyaman dengan diamnya Anna. Dia tahu kekasihnya bukanlah wanita yang suka menyembunyikan apapun darinya.

Tapi setelah bertemu pria itu. “apa ada hubungannya dengan teman lamamu itu? Kalau benar, kau tahu aku cemburu,” Orion menghembuskan nafas pelan.

Rianne hanya terkekeh karena Orion selalu punya cara membuatnya tersenyum. Setelah dia siap dia akan berbagi kesedihannya. Tetapi untuk sementara biarlah dia menyimpannya sendiri.

***

“Jadi semalam kau menginap di rumahnya?” omel Lyora karena kesal, dia menunggu Orion semalaman dan untuk makan malam berdua. Taunya pria ini memilih menginap dirumah kekasih palsunya.

“Aku lelah Ly. Aku ingin kembali tetapi entah kenapa mataku sangat mengantuk,” kilah Orion dengan wajah memelas.

“Hah! Kau selalu saja membuatku cemburu. Ingat kalian bukan kekasih sungguhan. Dan di ulang tahun Anna nanti kau harus mengatakan bahwa kau hanya mencintaiku.”

“Baiklah sayang. Aku akan selalu melakukan apapun untuk membuatmu bahagia,” ucapnya mengelus lembut rambut indah Lyora.

“Kalau begitu, bolehkah?” Orion menaik turunkan alisnya. Lyora hanya berdecak tetapi dengan senyuman dia menarik tangan kekasihnya masuk ke dalam kamarnya.

Keduanya kembali mengejar kenikmatan dunia bersama. Sudah biasa bagi keduanya melakukannya. Untuk itu sulit bagi keduanya untuk dipisahkan. Orion memang hanya melakukannya hanya pada satu wanita saja, yaitu Lyora wanita yang lebih dahulu mencuri hatinya.

“Sayang … kau tidak pernah melakukannya dengan Rianne kan?” tanya Lyora yang sudah di dalam pelukan Orion. Mereka baru saja selesai setelah melakukanya berkali-kali.

“Kau harus percaya bahwa aku pria yang bersih. Aku hanya melakukannya bersamamu.” Ucapnya mengecup berulang kali pucuk kepala wanitanya.

Tetapi saat ini hati dan pikirannya tengah melayang ke tempat lain. Dimana Anna akan membencinya untuk selamanya.

Wanita malang itu harus merasakan sakit untuk yang kesekian kalinya.

Sementara di tempat yang berbeda, di kedai kopi milik Anna, pengunjung semakin padat saja setelah mengetahui bahwa pemilik kedai cantik langganan mereka sudah kembali buka.

“Nona, kau kemana saja? Aku sampai tidak minum kopi seminggu karena kedaimu tutup,”

Rianne hanya tersenyum simpul karena ucapan dari pria paruh baya yang sedikit gempal di depannya.

“Terima kasih Paman. Karena ungkapanmu aku percaya diri untuk terus membuka kedai ku,” katanya dengan ramah.

“Jangan bilang kau akan tutup kedai ini, demi semua pengunjung aku tidak rela,” katanya lagi membuat Anna tertawa renyah.

“Baiklah Paman, silahkan duduk di tempat anda. Saya akan segera mengantarkan pesanan anda seperti biasa,” Pria paruh baya itu mengangguk dan mengambil tempat di sudut sana, pengunjung memang sudah banyak sehingga dia hanya mendapatkan tempat paling belakang.

“Buatkan juga untukku,” suara berat itu seketika membuat langkah Anna berhenti. Tubuhnya lemas karena seperti mengenal dengan suara yang baru saja dia dengar.

“Anna … buatkan juga untukku,”

Bab terkait

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kesedihan Anna

    Yang namanya disebut hanya diam mematung. Tangannya menggenggam erat nampan yang masih berada ditangannya. Dadanya sesak setiap kali mendengar suara pria di belakangnya.“Hai Nona, kau baik-baik saja? Tuan itu memesan kopi yang sama denganku,” celetuk pria gempal yang tadi Rianne antarkan kopi.Anna jelas mendengar suara sepatu melangkah ke arahnya, dadanya semakin sesak. Jujur dia juga takut tetapi mengingat wajah kesakitan Arche membuat darahnya kembali mendidih. Seketika membuat kepalanya sakit dan pendangannya mengabur.“Anna … kau baik-baik saja?” jelas terdengar sangat halus tetapi entah kenapa bersamaan itu juga rasa sakit yang timbul di hatinya.“Rianne … bagaimana keadaanmu?” wanita berparas cantik itu menatap sekelilingnya.Keningnya mengkerut karena menyadari bahwa dia berada di dalam kamar. Seketika matanya melotot kala menyadari keanehan yang terjadi.Ia menoleh pada sumber suara, disana sudah ada duduk seorang pria tampan rupawan dengan senyum memikat tetapi kenapa ketam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Dilema Orion

    Anna sangat kesal. Karena Orion suka sekali memaksa kehendaknya, dia akan bangkit dari tempatnya tetapi tangannya sudah dicekal kuat oleh Orion membuat Rianne meringis karena kuatnya cekalan yang Orion berikan.“Lepaskan tangan kotormu darinya,”Pria yang baru saja datang itu mendekat dan melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan Anna yang sudah tampak merah karena ulahnya.“Kau!?”Alexander tidak memperdulikan tatapan tajam Anna padanya, karena pemandagan sebelumnya membuatnya sangat marah. Pria di depannya dengan berani menyakiti Rianne nya, dan dia tidak akan mebiarkan itu.Tanpa aba-aba Xander mengarahan tangannya ke leher Orion membuat pria itu terkejut karena kuatnya cengkraman pria yang tidak dia tahu namanya siapa, tangan nya memukul tangan Xander agar terlepas tetapi tidak juga membuat cengkaraman itu melemah tetapi semakin menguat.“Kau berani menyentuhnya lagi ku pastikan kau tidak akan melihat matahari besoknya,” ancamnya dengan mata memerah.Orion semakin terdesak,

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kejutan Lain

    Rianne hanya tersenyum dan tidak menjawab. “Selamat pagi Paman, mau memesan seperti biasa?” sapa Rianne mengalihkan pembicaraan.“Tolong buatkan seperti yang biasa,” jawab si Paman yang berbadan gempal tersebut.Anna mulai membuat kopi pesanan si Paman dengan telaten. Para pengunjung juga sudah mulai berdatangan, sebagian besar meraka adalah para pemuda dan beberapa pria paruh baya seperti paman Jos.“Silahkan Paman,” Rianne meletakkan kopi pesanan paman Jos serta beberpa potong roti yang sudah diolesi dengan coklat.“Terima kasih. Kau tahu Nona, kekasihmu itu sangat mencintaimu, aku bisa melihat dari tatapan matanya yang begitu sangat khawatir,” ucap paman Jos sekali lagi membahas tentang Xander.“Paman salah. Dia hanya orang asing yang kebetulan saja mampir.” Anna ingin pembahasan ini segera berakhir.Gadis itu meninggalkan meja Paman Jos dan mulai membuatkan pesanan pengunjung yang lain. Rianne memang sendiri karena belum mampu jika harus membayar bawahan. Hasil dari penjualannya

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Terbongkar

    Lyora mengerutkan kening karena masih belum percaya dengan apa yang di dengarnya, “kau salah lihat, kakakku tidak mungkin ada di Indonesia,” Lyora tertawa karena memang tahu bagaimana kakaknya.“Kau tidak percaya padaku?” tanya Orion tidak suka.“Tidak, tidak, maksudku aku sangat mengenal kakakku, mana mungkin dia datang ke Indonesia, kau benar saja,” Lyora meminta pelayan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.Alexander yang sejak tadi melihat intarksi mereka merasa sia-sia menguping karena tidak mendapatkan apapun, tetapi dia cukup kesal karena melihat pria yang mengaku kekasih wanita nya memang memiliki kekasih.Tetapi wajah wanita yang itu seperti mirip dengan seseorang yang dia kenal. Alexander mencoba mengabaikan dan akan meninggalkan tempat persembunyiannya karena merasa sangat percuma menguping pembicaraan mereka.Sampai langkahnya berhenti saat mendengar nama Anna kembali di sebut, Alexander kembali mendekat ketempat persembunyiannya tadi.Sementara itu di jalan Alexand

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sisi lain Orion

    Plak!Satu tamparan mendarat sempurna di wajah lebam Orion. Baru saja semalam dia mendapatkan luka-luka dari orang tidak dikenal sekarang wajahnya yang masih terasa sakit harus merasakan kembali panasnya tangan lembut Rianne.Lyora mundur menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena tidak pernah menyangka Anna bisa melakukan itu pada Orion.“Kau brengsek!!” pekik Anna diwajah Orion yang sudah terlihat tidak berbentuk sejak semalam.Karena sudah terlalu emosi dan tidak siap karena Anna mengetahui kebenaran terlalu cepat, refleks Orion mengarahkan tangannya ke leher Rianne membuat Lyora melotot tidak percaya.Sementara Anna terus memukul tangan Orion agar melepaskannya, semakin kuat Anna memukulnya semakin kuat juga cengkraman Orion di lehernya, “le- le- pas, lepas- lepaskan a-aku,” Rianne terbata-bata.Cih!Orion meludah kesamping. “Kau kira aku akan melepaskanmu setelah kau menamparku!!” katanya tajam menatap Anna benci.Lyora yang melihat wajah Anna sudah memucat segera menghampir

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Dendam

    Melihat tidak ada pergerakan dari musuh Tuannya, anak buah yang lain menghajar Orion sampai pria itu kembali mengerang kesakitan karena tidak diberi celah untuk membela diri.Alexander yang melihat Anna meringkuk menutupi dirinya semakin menjauh karena langkah pelan Alexander. “Jangan mendekat!” Rianne masih tetap waspada. Dia takut apa yang dialaminya tadi kembali terulang.Namun dengan cepat Alexander menutup tubuh Rianne dengan jas yang tadi di lepasnya. Mengangkat tubuh kecil itu ala bridal style mengabaikan teriakan kesakitan Orion dan jeritan permohonan Lyora memohon agar Orion di bebaskan.“Anna … tolong minta dia jangan memukul Orion lagi. Aku hamil,” Orion yang tengah di pukul mendegar dengan samar apa yang Lyora katakan tetapi selebihnya dia lebih tidak terima melihat Anna dibawa pergi oleh orang lain.“Anna … jangan pergi dengannya ….” Lirih Orion sebelum menutup mata karena lelahnya mendapatkan pukulan.Sementara itu di dalam mobil Anna hanya diam dengan air mata yang teru

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Akhir Orion

    Pagi harinya di kediaman Alexander. Rianne sudah terbangun pagi-pagi sekali, tubuhnya masih terasa sakit karena perlakuan Orion padanya. Bahkan wajahnya pun masih terasa sedikit nyeri.Pintu dibuka menampakkan seorang pria tampan berbadan tinggi dengan kulit cerah dan terdapat lesung pipi di sana. Sangat manis bahkan Rianne baru menyadari itu pagi ini.“Selamat pagi Nona, bagaimana yang anda rasakan pagi ini?" sapa Richard dengan senyum manisnya yang menular juga pada Rianne.“Saya baik Dokter,” jawabnya lembut. Richard merasa ada sesuatu di hatinya saat mendengar jelas suara pasiennya. Semalam karena terlalu lirih Richard tidak terlalu memperhatikan suara indah ini.“Kalau begitu biar saya periksa sekali lagi. Saya harus yakin kalau Nona memang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” Rianne mengangguk. Dia mempersilahkan sang Dokter memeriksanya.“Syukurlah, Nona memang sudah baik-baik saja,” Richard berdiri dan akan meninggalkan kamar Anna karena Alexander sudah berpesan dengan tega

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Pulang Ke Rumah

    Rianne membuka mata. Dia lihat sekelilingnya. Tatapannya tertuju pada satu orang di sampingnya. Wajah yang tersenyum saat melihatnya membuka mata. Rianne ingin bangun tetapi Alexander menghentikannya karena merasa Rianne belumlah terlalu kuat.Setelahnya dokter datang dengan beberapa perawat dibelakangnya. Alexander mundur dan memberikan ruang “Nona sudah jauh lebih baik, Tuan,” ucap sang dokter yang sudah siap akan keluar dar ruangan Rianne.Sang dokter menjelaskan bahwa jika kondisi Rianne terus meningkat dalam beberapa hari maka sudah bisa dibawa pulang dan itu membuat binar bahagia di hati Alexander.“Baiklah, saya permisi Tuan,” sang dokter pamit undur diri dan meninggalkan Alexander yang sekarang tengah tersenyum lembut pada Rianne yang memalingkan wajah padanya.“Kau butuh sesuatu?” tanya Alexander.“Kenapa Tuan menyelamatkan saya?” suara lemah Rianne tetapi Alexander masih bisa mendengarnya dengan jelas. Kulit putih itu sudah tidak sepucat biasanya. Namun tubuh Rianne masih t

Bab terbaru

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Hidup Bahagia

    "Tuan, Rafh ... tolong maafkan kami." Frea menangis. Baru saja ayahnya menjelaskan semuanya. Ketidak sengajaannya menembak keluarga Rafh serta bagaimana Rafh kecil yang dibawa kabur oleh orang suruhan ayahnya. Rencana hanya untuk mengancam, tetapi takdir berkata lain. Tuan Frasino menembak habis keluarga Alexander.Karena rasa bersalahnya, tuan Frasino akan merawat kedua anak rivalnya. Alexander dan anak yang diculiknya--Rafhael. Namun, nyatanya seseorang sudah membawa anak itu lebih dulu.Mengetahui bahwa Frea menyukai Alexander dan berakhir dengan penolakan, kemarahan tuan Frasino kembali meledak. Dia mengusir Alexander dan mencibirnya sebagai anak tidak tahu terima kasih."Nona Frea, ayahmu melenyapkan orang tuaku coba jelaskan padaku, bagaimana cara memaafkanmu?" Suara Rafh terdengar semakin dingin."Kau tidak dengar? Ayahku tidak sengaja melepas pelurunya," "Seperti ini?" Satu tembakan tepat di jantung tuan Frasino yang Rafh lepaskan. Frea menjerit karena melihat ayahnya semaki

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Demi Ayah Dan Ibu

    Rianne tidak akan melepas suaminya, perasaannya mendadak tidak enak sama sekali. Bukankah perasaan orang hamil itu sensitif?Alexander memegang wajah istri, mencium seluruh bagian di wajahnya."Hanya beberapa hari saja, hmm." "Memangnya kau mau kemana? Jangan berbohong dengan mengatakan kau akan bekerja. Alexander, aku tahu dirimu."Menghela napas panjang, Alexander memasang senyum secerah mungkin, tidak bisa dia katakan kepergiannya karena kondisi Rianne yang mengandung. "Rafh. Dia harus melihat tempat kerjanya sayang. Perusahaan itu adalah milik orang tuaku yang terbengkalai dan aku berencana menyerahkan pada Rafh. Dia akan membesarkannya," kilahnya tidak sepenuhnya salahAlis Rianne menyatu, masih tidak mengerti, "Rafh adalah keluargaku yang masih tersisa, dia harus bertanggung jawab untuk masa depannya."Mata Rianne membola, lagi-lagi dia dikejutkan dengan berita besar.Alexander mengangguk saat Rianne kembali mengulang kata keluarga. "Aku juga belum mengatakan ini padanya. Dan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jujurlah!

    Tidak tahan lagi, Alexander langsung menyerang sang istri dengan cepat tetapi masih dengan hati-hati.Siang itu, tidak hanya cuaca diluar saja yang panas, tetapi di dalam kamar dengan pendingin juga sudah terasa panasSuami istri yang sudah terpisah beberapa bulan itu, sama-sama melepas rindu di dalam kamar dengan segala macam gaya. Erangan desahan mengalun indah bersama dengan gerakan pasti si pria. "Sayang ... aku ...." Rianne tersengal, napasnya memburu, ada sesuatu yang ingin meledak di bawah sana rasanya."Bersama sayang. Tolong tunggu aku." Alexander menggerakkan pinggangnya semakin cepat, keduanya menegang karena sebentar lagi akan ada ledakan yang dahsyat."Aaaahhhh." Keduanya mendesah panjang bersama, Alexander mendongak begitupun juga dengan Rianne yang berada dibawahnya yang bergetar karena mendapatkan pelepasan bersama.Napas keduanya memburu, senyum cerah keduanya terlihat sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menikmati semuanya."Aku mencintaimu." Alexander menjatuhkan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sentuh Aku

    Orlando berdecak, dia tidak memikirkan Rianne, dia hanya menyakinkan dirinya kalau Frea memang tidak ada lagi di hatinya."Anna tahu kalau kau yang menabrak keluarganya?" Tanya Richard."Hanya aku yang boleh memanggilnya dengan nama itu." Alexander melanjutkan, "Anna tahu, tetapi tidak tahu kalau dalang dari semua ini adalah keluarga Frea."Sejak tadi Rafh hanya diam saja. Berita besar ini baru saja di dengarnya dan dia tidak menyangka akan serumit ini ceritanya, terlalu berkelok dan berliku."Rafh. Antar Orlando bertemu dengan Frea. Kita akan mengikutinya dari belakang. Selama ini pria tua itu terlalu pandai untuk bersembunyi, aku tidak bisa menemukan keberadaannya."Rafh mengangguk. Sementara itu, Richard yang tidak tahu harus melakukan apa, berencana ikut dengan mereka tetapi Alexander mencegah dengan Alasan para wanita tidak ada yang menjaga.Saat itu juga Alexander menempatkan mereka di tempat yang memang seharusnya mereka tinggali.Rafh akan tetap menjalankan bisnis sang tuan.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berani

    Richard mendengus kesal, artinya selama ini hanya dia saja yang merasa menjadi sahabat kedua pria bengis ini. Jadi tidak heran kalau Alexander menerjangnya sampai babak belur saat itu, dan Orlando? Jangan tanyakan pria di sebelahnya ini. Di otaknya hanya ada nama Rianne. Sialnya lagi, mereka bertiga menyukai wanita yang sama. Dan selalu Alexander yang mendapatkan hasilnya."Rafh menelepon dan menceritakan semuanya padaku. Sebagai teman Anna, jelas saja aku ikut prihatin karena seseorang tidak menghargai perasaannya dan aku mengurus semuanya." Sindir Richard."Kalian berdua," tunjuk Orlando pada kedua penjaga yang melaksanakan perintah Rafh tanpa sepengetahuannya."Besok datang ke ruanganku, aku akan memberikan imbalan pada kalian karena sudah menjaga istriku malam itu." Kedua penjaga itu saling pandang, semebtara Rafh membola."Terima kasih Tuan." Jawab mereka bersamaan dengan wajah cerah. Apa yang Alexander katakan selanjutnya mampu membuat mereka menghela napas pelan dan mengangguk

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Menolak?

    Saat kembali ke rumah, Orlando dikejutkan oleh banyaknya mobil mewah berwarna hitam terparkir tepat di depan rumahnya.Bukan hanya itu, beberapa orang berbadan besar sudah menodongkan senjata api di kepalanya dan Lyora. Gadis itu tentu saja pucat, memegang kuat lengan kakaknya dengan badan bergetar."Jangan takut." Bisik Orlando.Lyora mengangguk dan tetap berpegangan teguh di lengan kakaknya, kakinya sudah lemas melihat senjata-senjata itu mengarah tepat di pelipisnya.Orlando berjalan pelan, begitupun dengan mereka yang tetap tidak melepasnya."Turunkan senjata kalian. Kalian tidak melihat adikku ketakutan." Jengah Orlando. Tahu siapa yang bertamu di rumahnya tato kecil berlambang kelabang di leher mereka sudah menunjukkan dari mana asalnya."Ikut saja. Kami tidak akan melakukan apapun selama Tuan tidak melawan." Orlando mendengus, sejak tadi dia diam, tidak melawan tetapi orang-orang ini yang keterlaluan. Sampai di dalam rumahnya. Orlando sudah disambut oleh pria dengan mata tajam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Mataku Terkena Debu

    "Untuk apa kalian datang? Dan kau Richard, kita sudah berjanji, kau akan rahasiakan ini dari siapapun. Aku kecewa." Richard menghela napas pelan, "Anna, kau tidak merindukannya? Tuan terlihat sangat khawatir."Richard kembali menambahkan, "Dia harus tahu kabar kehamilanmu."Rianne menggeleng, "Jangan beritahu dia, biarkan dia hidup sesukanya, sampai kapanpun Alexander akan tetap seperti itu."Caroline mendekati Rianne, duduk di sebelahnya, tangan halusnya langsung menyentuh perut Rianne, "Bagaimana rasanya hamil?" Tanya nya menatap Rianne, dia melanjutkan, "Sejak awal hubungan kita tidak baik. Tapi, aku akan meluruskan sedikit masalahmu."Sambil mengelus perut Rianne dia melanjutkan, "Beri dia kesempatan sekali lagi. Aku mendukungmu meninggalkannya dan menikah dengan pria lain kalau dia sampai mengkhianatimu lagi."Caroline melanjutkan, "Alexander sudah meninggalkan usaha di rumah pelacuran. Sudah menyerahkan tempat perjudian pada Roi juga. Dan ku dengar markasnya meledak." Caroline

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Manis Sekali

    "Bagaimana? Rafh mengakuinya?" Bukan Alexander yang bertanya tetapi Richard. Caroline masuk ke kamarnya dengan wajah lesu. Di dalam kamar sudah ada Richard, mantan Dokter Alexander ini belum bertemu langsung dengan mantan majikannya.Alasannya karena Alexander yang terus menghilang."Tidak. Dia juga tidak tahu katanya." "Kau yakin? Bisa saja Rafh berbohong."Caroline melepas pakaiannya begitu saja di hadapan Richard, juga mengganti dengan pakaian baru tanpa merasa malu. Richard hanya menggeleng karena kekasihnya ini sangat--berbeda."Tidak. Aku tahu kapan Rafh berbohong dan tidak."Richard berdiri dan memeluk Caroline dari belakang, "Aku cemburu. Sepertinya kau memang ada rasa padanya."Caroline berbalik dan mencubit kedua pipi liat Richard, "Jangan memancing. Kau juga mencintai Rianne kan? Jadi aku harus bagaimana?""Masa lalu. Sekarang masa depanku ada di hadapanku." Richard menaik turunkan alisnya dan Caroline tahu apa maksud kode itu."Tidak sekarang, aku harus menemui Alexander.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Yakin Dia Akan Kembali?

    Sementara itu, Maya sudah melepas rangkulannya dari Rafh saat Caroline datang mendekatinya. Senyum wanita itu masih tetap sama seperti dulu manis dan juga--menawan.Maya berdehem, berniat akan meninggalkan keduanya tetapi Rafh menahan tangannya. Maya jelas merasa tidak enak, mereka bukan tokoh utama dalam cerita ini tetapi Rafh seolah mengambil peran lebih banyak. Itu yang Maya pikirkan."Bagaimana kabarmu?" Caroline menyapa lebih dulu, memperhatikan Rafh seperti biasanya, bahkan tatapannya juga masih sama seperti dulu."Baik, Nona." Caroline menyapa Maya juga, wanita yang bisa Richard bahas saat mereka senggang, "Anda Dokter Maya, bukan?" Maya mengangguk."Panggil Maya saja. Nona."Caroline terkekeh, "Baiklah, senang bertemu denganmu, Richard selalu membahas dirimu." Maya hanya tersenyum kecil.Caroline menoleh ke kiri dan ke kanan, ada yang belum terlihat olehnya, "Dimana Rianne? Aku tidak melihatnya?" Tanyanya pada Rafh."Nyonya, tidak ikut."Alis Caroline naik setengah, "Kenapa?

DMCA.com Protection Status