Share

Bab 42-Gugatan Cerai

Bang Kay masih tidur di sofa, aku kasihan sebenarnya kepadanya, tapi, aku heran juga mengapa aku begitu muak, mungkin karena aku sudah terlalu jenuh. Masih ada waktu bagiku masak untuk sarapan pagii. Setelah lama menatap wajah Bang Kay, kemudian aku beranjak kedapur untuk masak. Ku buka tudung saji untuk memeriksa apakah ada sisal auk semalam atau tidak, ternyata masih banyak gulai asam pedas gabus tersisa, kupanaskan terlebih dahulu sisa gulai asam pedas, ku tuang sisa gulai asam pedas itu kedalam kuali yang telah ku sediakan di atas kompor. Sembari memanaskan gulai asam pedas, ku ambil sayur mayor dikulkas, aku akan memasak sayur bayam dan telur ceplok kesukaan Bang Kaylani. Tidak menunggu waktu lama, akhirnya selesai juga aku memasak untuk sarapan pagi, kulanjutkan membuat juice lemon.

Lantunan ayat-ayat suci Al Quran bergema dari menara Mesjid, aku seketika kaget, aku belum siap bertemu Bang Kaylani, secepat kilat ku ambil penanak nasi, ku keluarkan nasi dingin yang ada didalammny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status