Jack kembali kerumahnya dan menjumpai seorang wanita yang tengah duduk di belakang meja.
"Hai, Sayang..." sapa Cici dengan senyum sumringah.Jack membalas senyum cantik sang istri. Cici sudah berdiri menodongkan pipi untuk dicium ketika Jack melintas mengambil kemeja yang tergantung pada stand hanger di belakangnya."Jack! Kamu marah, ya?" Cici merasa kecewa karena Jack tak mencium pipinya.Jack tak bergeming. Ia melewati Cici begitu saja. Sejujurnya Jack merasa kesal karena hampir sebulan ini Cici selalu sibuk dengan urusannya sendiri."Jack!! maafin aku, semalam habis pameran aku party sama temen-temen. Aku ketiduran di rumah teman aku.""Rumah teman?" Jack terkesiap dengan ucapan Cici."Iya!!" Jawab Cici."Jadi semalam Kamu ga bareng aku dirumah...?" Jack mencoba meyakinkan lagi."Rumah siapa? Enggak! ngapain aku kesana?" Cici malah balik bertanya. Hati Jack mencelos,"Jika bukan Cici, lalHati Lilis semakin remuk, setelah disakiti kini dipaksa melupakannya begitu saja. Apa yang bisa dilakukan seseorang seperti Lilis? bukankah ia harus bisa berdamai dengan keadaan dan merelakan apa yang telah hilang? pada akhirnya Ia harus menyimpan kepahitan ini jauh di dalam lubuk hatinya, sendirian.Lilis mengangguk, setidaknya Jack masih mau mengakui dan menyesali perbuatannya."Aku antar pulang sekarang?" tanya Jack lembut.Lilis menggeleng yang rupanya sudah ada di taman karena saat melihat Jack datang ke rumahnya ia pun segera pergi menjauhinya dan meninggalkan rumahnya yang ternyata Jack mengikutinya dari belakang."Kamu mau kemana lagi?" Tanya Jack.Tak biasanya Jack peduli dengan urusan orang lain, tapi rasa kepeduliannya muncul begitu saja setelah melihat kepedihan yang Lilis alami."Saya masih ada urusan," jawab Lilis lirih, masih dengan terisak.Jack ia mengambil tissu lalu mengusap air mata di pipi Lilis. Jac
Rahel berjalan-jalan di taman dan mendapati sebuah bangku kayu. Ada tulisan “Rey cinta Rahel” di sana. Ia lalu duduk di bangku tersebut dan tersenyum sembari mengelus tulisan tersebut. Sedangkan Gebbie kini mendatangi Rey yang sedang berjemur di depan kolam renang dan minta maaf karena telah membawanya tanpa ijin ke dalam pesawat. Rey tidak menghiraukannya dan berbalik menanyakan mengapa Gebbie, saat menolaknya, memintanya untuk berpikir ulang tentang perasaannya. Rey tidak percaya akan ada yang berubah seandainya ia menyukai Gebbie dengan tulus atau tidak. Gebbie membantahnya dan mengatakan akan banyak yang berubah. Bingung dan kesal, Rey menganggap Gebbie sebagai ‘mossol’, wanita dengan selera pria yang aneh dan old-fashioned dalam urusan berkencan. Ia lalu mengusirnya pergi.Setelah Gebbie pergi, Rey mendengar teriakan minta tolong dari Rahel, yang kakinya mendadak kram sehingga ia hampir tenggelam di kolam renang. Tanpa pikir panjang Rey berlari dan melompat ke dalam ko
Lilis pikir, malam kelamnya sudah berakhir begitu ia tiba-tiba terbangun di rumah temannya Diana, tapi ternyata ia salah. Rumah yang pintunya selalu terkunci rapat, kini terlihat terbuka dengan nyala lampu di mana-mana.Pikiran buruk sudah menghantuinya. Untuk itu, ia cepat-cepat berlari mengabaikan rasa tidak nyaman di sela pangkal kakinya.Begitu melihat sosok yang begitu ia kenali tengah berjongkok sembari melemparkan benda apa pun yang ditemuinya, Lilis menghela napas panjang. "Diana, akhirnya kau datang juga!"Temannya itu pun menoleh, memicingkan mata dan melangkah tegap ke arah Lilis. "Apa yang kau lakukan, Lilis? Mengapa memakai gaunku? Kau mencuri?!" tudingnya, kemudian mencengkeram lengan Lilis dengan kuat. "Argh, sakit, Diana!" Lilis membela dirinya, berusaha sekuat mungkin untuk bisa lepas dari cengkeraman kuat sang temannya itu. "Aku tidak mencuri, aku hanya meminjamnya. Akan aku kembalikan nanti." Kata Lilis.
Sedangkan Joy akhirnya mengetahui bahwa manajernya membiarkannya liburan karena mendapat ancaman penyebaran foto. "Apa?" Joy mengangkat telepon dari managernya."Apa kau sedang bahagia menikmati kebebasanmu itu?" Tanya managernya."Tentu saja, tapi aku sedikit kesal karena kau dan Gebbie sudah menipu aku. Tapi sudah lama sekali aku tidak istirahat seperti ini, jadi ini sangat menyenangkan sekali bagiku." Ucap Joy."Dan apa kau tahu kenapa kau bisa berhasil punya waktu bersenang-senang seperti itu?" Ujar managernya."Apa maksudmu?" Joy nampak serius."Aku harus bernegosiasi dengan foto itu!" Ucap managernya kesal.Panggilan telepon berakhir dan manager Joy mengirimkan foto-foto saat Joy berganti pakaian dengan seragam sekolah milik Linda.Begitu mengetahui foto yang dimaksud adalah foto saat ia berganti baju, ia pun syok. Ia lantas mendatangi Linda dan mengomelinya. Linda hanya tersenyum-senyum saja melihat
Kembali bertemu Rey, Rahel mengaku bahwa ia datang ke villa karena Rey. Rahel lantas bercerita tentang tulisan di bangku kayu dan betapa inginnya ia kembali ke villa bersama Rey, dengan Rey yang masih seperti dulu. Dengan kembali bersikap dingin, Rey berkata, “Jadi, kau seharusnya sudah tak perlu membahas ini lagi.” Rahel pergi setelah mendengar kata-kata tersebut, menuju ke jembatan di kolam. Tak lama Gebbie dan Jimmie lewat di jembatan. Melihat raut muka Rahel yang galau, serta tatapan mata Jimmie yang mendadak berubah, Gebbie memilih meninggalkan mereka berdua untuk berbicara. Setelah sempat terdiam, Rahel mengatakan bahwa meski masih sedih setiap kali Rey tidak mengiraukannya, namun ia sadar tak semua hal berjalan sesuai keinginannya.“Kau itu sudah cantik. Tetaplah jadi dirimu sendiri,” hibur Jimmie.Di tempat CEO Jackson, terlihat CEO Jackson menemui pengacara William yang melaporkan bahwa semua persiapan sudah usai. CEO Jackson mengataka
Saat Joy membersihkan badan, Linda mendatangi kamarnya dan menawarkan untuk mencucikan bajunya. Karena Joy masih di kamar mandi, Linda melihat ke mejanya dan membaca kertas bertuliskan lirik lagu yang sedang dibuat oleh Joy Saat Joy tiba, Linda mengungkapkan bahwa Joy telah berubah karena lirik yang ia buat berbeda dengan dulu. Ia pun mengingatkan bahwa Joy punya banyak penggemar yang mencintainya, sehingga ia sebaiknya tidak pacaran dengan siapa pun.Setelah Linda pergi, Joy memandangi kembali lirik lagu yang sedang ia buat.🎶Aku tidak menyadarinya di saat kau 🎶tersenyum aku juga tersenyum.🎶Senyummu bagaikan mawar putih yang 🎶selalu ku nantikan setiap pagi.🎶Langkahku selalu berusaha menuju ke 🎶arahmu.Dan saat ia membalik lipatan kecil yang ada di ujung kertas lirik, terlihat tulisan “Sub Judul: Untuk Gebbie” di sana.Rahel sendiri sedang jalan-jalan dan bertemu Rey yang sedang duduk di bangku yang bertuliskan nama mereka. Rey hen
Rahel mendesah, wajah Rahel berubah. Sebuah masalah yang tak pernah diinginkan dan sampai air mata mengaburkan pandangan serta membasahi pipinya, Rahel menyeka itu kembali dengan cepat. Dan di titik itulah Rahel merasa kehabisan air mata. "Bagaimana aku bisa sampai sejauh ini? Bagaimana bisa aku hamil dengan cepat? Apa karena aku di tiduri oleh tiga pria sekaligus? Bagaimana jika Jimmie tahu? Bagaimana kalau Rey ingat aku perna mengatakannya? Tidak! Dia saat itu sedang mabuk, dia pasti tidak akan ingat." Pikir Rahel.Hening. Tanpa sadar Rahel termangu begitu lama sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Perlahan, ia membolak-balikkan surat permohonan untuk mengugurkan bayi yang baru berusia 2 Minggu lebih itu, hingga berakhir di halaman tanda tangan, ia mengambil pena lalu menandatangani itu dengan sangat rapi. Di saat yang sama, ia mengambil korek dan asbak. Sambil mengangkat laporan rumah sakit, ia lantas menyalakan api di sudut kertas tersebut hin
Esok harinya, melihat Gebbie yang sudah bangun, Rey masuk ke kamarnya dan menanyakan apakah ada yang bisa ia bantu. Gebbie mengatakan bahwa ia akan berganti baju sehingga ia meminta Rey untuk pergi. Rey menolak dan tetap berniat membantunya ganti baju. Akhirnya Rey membantunya dengan cara mengambilkan baju untuk Gebbie, namun ia justru kembali dengan tangan hampa karena ia merasa tidak ada satu pun baju Gebbie yang fashionable. Ia lalu meminta Gebbie menunggu sementara ia pergi membelikan baju untuknya.Saat hendak keluar kamar, ia hampir bertabrakan dengan Joy yang hendak masuk dengan membawakan troli penuh berisi makanan yang sebelumnya telah dibuatkan oleh Ms. Zhea. Setelah Rey pergi, Joy segera menghidangkan makanan-makanan tersebut di meja. Karena Gebbie tidak terlalu bersemangat menyantapnya, Joy menjadi heran dan dengan penuh perhatian mengecek suhu badan serta kepala Gebbie, siapa tahu ada efek samping yang dialami Gebbie. Perhatiannya tidak hanya sampai di situ. Me
Dalam perjalanan pulang, Gebbie mendapat kabar bahwa Jimmie sudah sadarkan diri. Ia bergegas kembali ke rumah sakit. Namun melihat CEO Jackson sudah lebih dulu masuk, ia mengurungkan niatnya untuk menemui Jimmie dan hanya mengintip dari balik pintu. “Terima kasih sudah bangun, Jimmie. Terima kasih banyak.” gumamnya sambil menangis. Hari berganti. Nyonya Melly menemui CEO Jackson yang sedang bersiap untuk pulang dari rumah sakit. Ia meletakkan surat cerai serta cincin pernikahan yang ia kenakan di meja. Saat ditanya, nyonya Melly mengaku bahwa dari awal hubungan mereka berdasar atas cinta. Hanya semua berubah saat ia melihat sekretaris Warren, dimana insting keibuannya kemudian mengambil alih. Karena ia melakukan semua itu demi anaknya, nyonya Melly tidak peduli apakah CEO Jackson akan memaafkannya atau tidak. Namun ia meminta agar CEO Jackson memaafkan sekretaris Warren karena ia tetap setia menjaga CEO Jackson dan perusahaan hingga akhir. “Satu-satunya kesalahan sekretaris Warren
Lilis ngedumel pada ibunya, Lisa yang mengajaknya jalan jauh-jauh ke pasar hanya untuk membeli kecambah. Ibunya beralasan harganya lebih murah daripada di supermarket, selain itu hitung-hitung mereka juga berolahraga. Karena Lilis terus mengomel, Lisa ganti memarahinya karena dipecat dari pekerjaan paruh waktunya karena bermalas-malasan dan ketahuan tidur ibunya pun mengingatkannya agar bisa mandiri karena ayahnya saat ini sedang bekerja keras untuk mencari uang dan ia tidak bisa terus menyusahkannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Entah ada kabar apa, yang jelas Lisa tampak kaget mendengarnya. Lisa dan Lilis tiba-tiba mengajak Gebbie bertemu. Mereka mengabarkan bahwa ayah Gebbie, saat ini sedang berada di kantor polisi karena tidak sengaja menabrak mobil lain saat mengemudi dalam keadaan mengantuk. Ia baru bisa dibebaskan apabila sudah membayar uang jaminan sebesar 10 juta sebagai ganti biaya perawatan sopir mobil yang ia tabrak itu. Karena tidak punya uang, Lisa ibu tirinya meminta
Di mansion, Joy yang baru menerima SMS untuk menghadiri rapat pemegang saham mempertanyakan hal tersebut pada Rey. Reu pun menceritakan apa yang terjadi, termasuk bahwa saat ini kondisinya genting bagi CEO Jackson dan pihak lain yang ‘berkhianat’ adalah sekretaris Warren. Joy kaget dan tidak percaya mendengarnya. Rey lalu berbagi tugas dengan Joy, dan memintanya sebisa mungkin mempertahankan posisi CEO Jackson sampai ia tersadar. Joy pun menyetujuinya. Esok harinya, Rey mendatangi pemegang saham dan meyakinkan mereka untuk tetap berada di sisi CEO Jackson. Ia juga meminta mereka untuk percaya kepadanya, meski mungkin sulit bagi mereka untuk melakukannya. “Aku ingin melindungi Hokkaido Group yang merupakan milik kalian semua, tidak hanya milikku dan milik CEO.” Sementara Rey sibuk dengan urusanny saat ini, di butik, Rahel galau memikirkan Rey dan semua yang telah ia lakukan untuknya. Tak sengaja ia mendengar berita tentang Rey yang akan maju sebagai salah satu calon penerus perusaha
Gebbie yang sudah merasa baikan, keluar dari rumah sakit dan terlihat Jimmie sudah menunggunya. Gebbie kembali mencoba untuk pergi dari Jimmie. Jimmie kembali tidak memperbolehkannya. “Tetaplah di sampingku hingga kakek sadar kembali,” ujar Jimmie. Gebbie berniat menolak, tapi Jimmie langsung memotongnya dan dengan nada tinggi memintanya untuk menjelaskan bahwa yang dikatakan oleh nyonya Melly sebelumnya tentang Gebbie tidaklah benar. “Kamu sebenarnya juga ingin bersamaku, kan?” tanya Jimmie. Ia melanjutkan, “Aku cukup tahu kamu untuk tahu tentang itu.” Gebbie menyerahkan jaket Jimmie yang dititipkan kepadanya, lalu berpamitan pergi. “Maaf, aku minta maaf karena telah meninggalkanmu begitu saja pada waktu itu,” ujar Jimmie. “Aku tidak percaya apapun yang kau katakan pada hari itu. Aku tidak peduli alasanmu untuk tetap berada di sampingku. Jadi ku mohon, jangan tinggalkan aku.” Gebbie, yang menghentikan langkahnya, kembali hendak berdalih. Tapi Jimmie menghampirinya dan memelukn
Gebbie sedang bekerja dan ia mulai merasakan perih di bagian perutnya. Ia mengira mungkin itu karena ia belum makan, segera ia membeli makanan siap saji dan mulai memakannya. Namun, perih yang ia rasakan di perutnya bukanlah berkurang malah semakin menjadi-jadi. Wajahnya mulai berubah pucat sambil ia memegangi perutnya. Saat ia selesai bekerja ia duduk di depan cafe sambil menahan sakit hingga ponselnya tiba-tiba berdering. [Joy Memanggil...] "Kau dimana? Aku sudah sampai. Jangan bilang kau lupa kalau kita sudah pernah buat janji untuk makan malam bersama hari ini." Ucap Jimmie. "Maaf kak Joy, aku tidak bisa menepati janjiku hari ini." Kata Gebbie. "Oh, apa kau kerja lembur lagi hari ini?" Tanya Joy. "Iya, kak Joy pesan makanan saja jangan sampai kelaparan." Ledek Gebbie. "Suaramu terdengar tidak seperti biasanya, apakah kau kurang sehat?" Tanya Joy mulai khawatir. "Ti...tidak ...!" Ucap Gebbie menahan rasa sakit di perutnya. "Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Joy. "Ah, ka
Jimmie sendiri mengendarai mobil tanpa tujuan. Ia terus melirik ke arah ponselnya, menunggu telpon dari Gebbie Akhirnya ia menyerah dan membuang ponsel itu, lalu lanjut memacu mobilnya. Sementara itu, Rey kembali ke rumah sakit karena diminta untuk menemui Dr. Kevin. Dr. Kevin mengatakan bahwa ia mencari Gebbie karena Gebbie sempat menemuinya setelah CEO Jackson dirawat dan menyatakan ingin menjadi donor. Namun hasilnya sama saja karena ia juga tidak cocok. Rey lantas menunggui CEO Jackson di kamarnya, saat seorang suster mengabarkan bahwa pihak restoran menelpon dan memberitahu ada barang milik CEO Jackson yang tertinggal di sana. Dengan heran Rey mengiyakan.Saat mengambil barang yang dimaksud, sebuah ponsel, Rey mendapat fakta bahwa saat CEO Jackson jatuh pingsan, sekretaris Warren dan nyonya Melly sedang berada di restoran. Rey yang mulai curiga lalu mendatangi kantor dan mendapat info bahwa saat itu sekretaris Warren tidak masuk karena hendak pergi ke rumah sakit bersa
Lilis sendiri tengah melakukan kencan buta untuk yang kesekian kalinya karena sudah merasa lelah dengan kesendirianya.Ia mencoba mencari pelampiasan dari kesepian yang ia rasakan dan pada akhirnya tergoda untuk melakukan kencan buta lagi.Setelah kencan buta nya, Keesokan paginya, tepat jam sembilan, di Kedai Kopi Barat...Memang ini bukan kencan buta pertama bagi Lilis, tetapi ini pertama kalinya dia menganggapnya serius. Pasangan kencan butanya, Tirto Husein, yang kini duduk di hadapannya berusia 36 tahun, dan terlihat cukup baik. Dia baru saja kembali dari luar negeri, dan sekarang bekerja sebagai insinyur senior di sebuah perusahaan elektronik. Dia tipe pria yang pendiam dan menahan diri, kemungkinan besar karena pekerjaannya. Sepanjang kencan tersebut, Lilis yang memimpin percakapan. Dia bercerita tentang mahar, rumah masa depan mereka, mobil keluarga, lebih tepatnya segala sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya oleh
Sedangkan Rahel tengah berada di suatu tempat dengan seorang pria. Hal itu ia lakukan karena ia merasa seperti wanita yang kini sudah tidak ada harga lagi dan hak itu membuatnya stres hingga mabuk berat. Tanpa ia sadari ia di awasi oleh seorang pria dan mengetahui Rahel tengah mabuk berat, pria itu lalu menghampirinya dan menambahkan beberapa bubuk obat di kedalam minuman Rahel hingga membuatnya makin hilang kendali. Dan disaat itu pula, sang pria mengambil kesempatan kali membawa Rahel pergi ke apartemennya. "Sudah kehabisan tenaga?" goda pria itu dengan suara seraknya. Mereka di tengah ronde keempat mereka. Pria yang sedang menikmati tubuh rahel jelas sedang melampiaskan semua gairah terpendam yang menumpuk dalam dirinya."Apa kau menyukai hal ini?" Rahel berbalik dan memeluk leher sang pria. Hasrat di dalam matanya terlihat jelas. Dimata dan penglihatan Rahel, orang yang sedang memadu kasih dengannya adalah Rey."Hmm." Rahel menanggapi dengan gumam pel
Di jalan, CEO Jackson tanpa sengaja melihat Jimmie dan Gebbie yang sedang asyik berkencan. Ia menjadi geram melihatnya. Saat keduanya tiba di mansion dan berpelukan sebelum masuk ke dalam, giliran Joy yang tidak sengaja melihatnya. Tiba-tiba sekretaris Warren datang menghampiri Joy. Tidak ingin mereka ketahuan, Joy berpura-pura sakit bahu dan meminta sekretaris Warren untuk memijatnya.Setelah itu Joy kembali ke kamarnya. Di kamar, Joy mencoba menulis sesuatu sambil mengingat kembali kata-kata CEO Jackson tentang kontrak Gebbie. Tak lama ia pun pergi ke ruang makan untuk membuat teh. Tidak sengaja ia bertemu Gebbie di sana dan keduanya pun minum teh bersama. Gebbie lantas bercerita tentang temannya yang ingin membelikan hadiah untuk pacarnya. Ia menanyakan apa kado yang kira-kira cocok. Joy sadar bahwa sebenarnya Gebbie ingin membelikan hadiah bagi Jimmie.“Pria tidak membutuhkan hadiah-hadiah seperti itu,” jawabnya. “Selalulah bersama dengan dia dan tersenyum bers