Share

30. Sinyal Rasa

Author: Li Na
last update Last Updated: 2021-09-07 15:36:01

Waktu makin cepat bergulir. Sejak makan bersama malam itu sikap Pak Calvin kembali dingin, maksudku lebih dingin. Ya, memang sifatnya begitu, tapi kurasa ada yang beda. Seperti menghindar melihatku, bicara seperlunya, dan … kotak makan tak pernah diingatkan untuk ambil di mejanya, tapi dia taruh di dekat monitor.

Saat ini, aku berdiri di dekat dinding kaca ruanganku, menatap kolam renang di bawah, tampak bayangan lampu pada air di dalam kolam. Sengaja kuhabiskan waktu berkutat dengan pekerjaan saja, daripada bengong di kamar sebelum ngantuk. Aku akan turun saat mata mulai berat, dan Pak Calvin tak melarang lembur selama aku masih mau kerja.

Entahlah, beberapa lama ini terasa ada sesak menggumpal di dalam dada, aku tak tahu apa tapi ini terasa sakit. Nyeri menyayat. Aku tahu bukan karena mendapat tatapan sinis dari dua saudara bos yang baru kukenal, tapi ada hal lain yang belum kutemukan jawabn

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   31. Sikapnya Aneh

    Berdeham, kutarik tangan, minum sedikit coba menguasai keadaan. Yandi tampak tak memaksa, dia menggigit burger’nya, aku pun melakukan sama. Kami menghabiskan makanan asing di lidahku itu dalam suasana mendadak kaku. Minum, aku mulai membuka suara menanyakan keadaan mamanya. Yandi bilang Tante Mel sudah operasi dan sekarang keadaannya membaik. “Mama kurusan, tapi ada yang bikin aku senang.” “Apa itu?” “Karena dilarang banyak berpikir ato tegang gitu, sekarang Mama lebih tenang. Kalau negur tuh lembut banget. Kayak Mama terlahir baru, beda jauh sama yang kemarin-kemarin.” Mata Yandi berbinar. “Alhamdulillah kalo gitu, aku ikut senang, Yan.” “Mama sudah pulang, Papa bilang bisa kerja tenang kalau ada M

    Last Updated : 2021-09-07
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   32. Dirinya

    “Oh, ya? Belum tau.” Kuseruput tanpa henti susu soya dingin sampai bunyi, karena isinya langsung kosong. Aku kembali ke lemari pendingin kaca, memngambil sebotol lagi. “Habis apa? Kok kehausan gitu?” Lintang menatapku curiga. “Tadi, naik-turun tangga, lumayan ‘kan?” dustaku sembari memaksakan senyum. “Sekar ...?” “Humm.” “Jadi kalian, maksudku kamu sama Pak Calvin beneran nggak ada apa-apa, ya?” Lintang mengaduk-aduk es teh di gelasnya dengan mulut manyun. “Kalau gitu aku dong yang kalah. Hari libur depan kita belanja? Aku traktir, tapi limit 300 ribu aja, ya. Aku lagi nabung buat married juga.” Aku menggeleng sambil tertawa. “Nggak usah, Lin. Kan aku nggak ada bilang setuju pake taruhan gitu.” “Aku udah janji, Sekar. Janj

    Last Updated : 2021-09-07
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   33. Kabar Pernikahan Batal

    Malam itu berlalu dengan tak satu pun pertanyaan yang berhasil kulontar, semua tersimpan hanya di lubuk hati. Tahu si Kulkas pulang dengan Grab membuatku menduga dia tak ingin orang lain tahu keberadaannya di sini. Ya, biarkan saja tanya-tanya itu mengendap, menjadi misteri, tanpa harus memaksa keadaan. Aku dan dia itu jauh berbeda, bagai singkong dengan keju. Eh, kok diumpamakan jadi makanan, sih? Plak! Waktu yang ditunggu-tunggu. Mengenakan stelan warna terang kumulai hari ini penuh semangat. Pak Madin yang menjemputku, sampai di ruko berlantai dua itu kujumpai keluarga Pak Calvin dalam formasi lengkap, Chacha—calon istrinya juga ada. Sampai di sini aku segera mengerti, kalau diri hanya sebagai pekerja. Kecewa? Sedikit. Namun, aku harus tahu diri untuk tak terbang atas segala perhatian si Kulkas, karena bisa saja diri langsung jatuh, remuk tak berbentuk. Itu

    Last Updated : 2021-09-07
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   34. Pernyataan Cintanya

    “Nah, kaget kan? Kamu pasti belum dengar berita terbaru, itulah juga tujuanku ke sini.” “Tau darimana batal? Bukannya mereka udah sewa gedung? Rancangan undangan itu?” Wajah Lintang tampak santai tuturkan apa yang dia tahu. “Kemarin, aku nggak sengaja nguping. Udah di depan pintu mau antar laporan, eh pas maminya marah perjodohan keempat ini kembali gatot, alias gagal total!” Aku berusaha bersikap biasa, meski rasa terkejut menguasai, tapi kemudian ada lega bersemai di salah satu sudut hati. “Kamu tau apa jawaban Pak Calvin saat maminya marah?” Wajah Lintang super antusias. Aku menggeleng. “Suaranya tegas, Sekar. Bilang gini, ‘Coba Mami bayangkan, kami nikah tapi untuk nyentuhnya aja Calv gak mau, gak ada rasa. Ini gak bisa d

    Last Updated : 2021-09-07
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   35. Semua Karena Pak Calvin

    Pak Calvin suka padaku …? Rasanya tak percaya. Sepeninggalnya, perlahan aku duduk. Semua keluhan mendadak tak membekas. Ajaib, berkat pernyataan cinta itu aku langsung segar bugar. “Sudah bangun?” Terkejut aku lihat dia kembali masuk, bawa cangkir yang mengepul asap dari permukaannya. “I-iya, Pak. Pusingnya sudah hilang, kayaknya tadi cuma masuk angin,” ujarku gugup. Dia terlihat ragu duduk. Terdiam. “Masih panas, Pak!” Batal minum, Pak Calvin melirikku, tampak salah tingkah. “Itu asapnya masih banyak, tunggu dingin dulu,” ujarku membuatnya menaruh lagi cangkir di meja. “Kamu sudah lama bangun?” tanyanya kaku tapi terdengar sangat berhati-hati. Belum kujawab seorang karyawati mengetuk.

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   36. Biarkan Aku Terbang Sendiri

    Ya Tuhan, ingin sekali kutanyakan lagi bagaimana perasaannya. Namun, aku takut semua akan berubah. “Baik. Terima kasih, Pak. Semoga Bapak tidak kecewa.” Lihat, senyumnya langsung terkembang. Kubalas dengan senyum lebar yang sama, meski mata ini berembun. Terasa hangat terus menjalar dalam hati. Senyum Pak Calvin tampak lepas. “Fight! Kamu pasti bisa!” Dikepalnya tangan memberiku semangat. Kubalas ikuti gayanya, sampai kemudian kami tergelak. Ah, akan kuingat, ini pertama kali aku dan si Kulkas yang sudah nggak dingin ini tertawa bersama. * Mobil hitam bergerak mengambil parkir di halaman Distro Calvin’s, aku yang akan keluar mencari obat anti mabok untuk perjalanan besok urung bergerak, merasa kendaraan itu sangat ku

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   37. Bos Kulkasku

    Done! Tujuh desain yang udah aku scanning dengan applikasi Photoshop berhasil dikirim ke email Pak Calvin, di minggu ketiga di sini aku bisa rutin selesaikan sejumlah sama. Di sela adaptasi dengan teman baru dan kegiatan pembelajaran yang mulai padat. Meski tak diminta bos, aku merasa puas saja bisa lakukan ini. Seperti sebuah tanggung jawab yang hatiku tuntut. Kuliah juga bekerja dalam jarak jauh. “Sudah, Dew?” “Sudah, makasih, ya, Kay. Minggu depan aku nebeng lagi.” “Santuy, kita ‘kan temen, jan segan sama gue.” Aku tersenyum melihat ketulusan sahabat baruku ini. Ponselku bunyi. “Bentar, ya, Kay.” “Hem, si Cool gak tahan juga enggak nelpon elo,” goda cewe

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   38. Yandi?!

    “Pak ini nomor baru saya.” “Ganti nomor? Kenapa?” “Nggak apa-apa, Pak. Mau nomor baru aja.” “Oh.” “Bapak … nggak nanya lagi?” “Nanya? Nanya apa?” Aih, ngomong sama kulkas kalau bukan masalah kerjaan nggak bakal nyambung! “Eh, enggak kok, Pak. Kalo aja Bapak mau nanya saya sudah makan apa belum.” Kutahan senyum sambil memegang pipi yang memanas. Biarin, dia juga nggak lihat. “Jam segini kamu belum makan?” Tuh, kan dia kaget. “Menurut Bapak?” Dehaman kecil tandanya tak mau jawab. Aku terdiam sambil membulatkan mata, menunggu. Hening di ujung telepon.

    Last Updated : 2021-09-08

Latest chapter

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   65. Ingin Menua Bersama

    “Janji…jangan pindah. Buatlah rumah nenek ramai. Canda kalian, tawa anak-anakmu kelak, Sekar. Keluarga yang hangat satu sama lain … ah, nenek tua ini ingin melihatnya, ingin ikut bahagia, tapi sepertinya itu ndak mungkin ….” Kalimat panjang diiringi senyuman itu terlontar dari Nenek. Sangat kuingat saat itu, ketika hari kedua beliau dirawat, dalam kondisi membaik, dan besoknya sudah diperbolehkan pulang. Beliau berbicara sambil menggenggam tangan dan Calvin, yang baru beberapa hari pulang bulan madu.

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   64. PoV Yandi 2

    Mama tanya, dan aku langsung menoleh pada Najwa, sepertinya dia juga akan tanyakan hal sama. “Ada sih, tapi kangen-“ Ugh! Keceplosan. “Kangen suasana waktu kuliah, Ma.” Sial*n! Lupa! Sebut Surabaya di rumah ini seakan menyebut nama Sekar di mata mereka. Memangnya Surabaya milik Sekar? Ah, tapi mereka ada benarnya juga, aku penasaran mau lihat anak kembar Sekar. Kata Lintang makin besar cakepnya makin kelihatan. Kutahu Sekar lebih banyak mengurus usaha yang makin terkenal bran-nya, sementara Calvin masih dirahasiakan Lintang bagaimana kondisinya. Alasan tengah berobat di luar negeri. Agh! Kalau pikir itu aku memang menggebu mau bertemu. Biasalah, terkadang laki-laki move on lebih sulit. Itu terjadi padaku, walau tidak sekuat dulu menginginkannya lagi. Sekadar

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   63. PoV Yandi 1

    "Ayo bangun. Makanan sudah siap masih molor.” “Hmm, jam berapa?” Kukucek mata yang malas membuka. “Setengah enam.” Kutarik tangannya yang tengah melipat selimut, sampai badannya jatuh menimpaku. “Aww, Yan?!” “Diam bentar aja.” Kudekap erat, mencari getar yang kuharap ada. “Udah, yuk, kita siap-siap kerja.” “Bentar lagi, masih kepagian.” “Ya, kalau kamu belum mandi, belum juga sarapan nanti lambat. Awh, geli!” Najwa menggeliat, makin kurapatkan badan. Naluri sebagai lelaki muncul. Kasihan juga sudah seminggu jadi pengantin aku belum menyentuhnya. Alasan kami adaptasi dulu. Ya, perasaan harus ada untuk memulai. Aku suka Najwa, sifatnya periang, tapi hati belum se

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   62. Cappadocia

    Puas banget jalan di wisata sekitaran Istanbul. Selama di sini kami sudah kunjungi Istana Topkapi, jalan kaki menikmati suasana pasar malam,ke Taman Miniaturk juga lihat lebih dari ratusan miniatur wisata terkenal di wilayah Turki. Puas? Banget! Karena kita berdua ini menjalaninya santai. Kita juga sambil kerja dari kejauhan. Aku masih sempat buat desain gaun muslim cantik, terinspirasi dari apa yang terlihat selama jalan-jalan. “Siap terbang lagi?” Calvin selalu menanyakanku lebih dulu. “Siap dong, Sayang. O, ya kenapa Cappadocia harus pake pesawat lagi, memang jauh ke sana?” “Kamu bisa capek duduk berjam-jam di bus.” “Ohya? Kalau naik pesawat berapa lama?” “Satu jam setengah sudah sampai.” “Oh, gitu? Yasudah mana y

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   61. Umroh dan Honeymoon

    Masyaallah, tak henti syukur atas aliran nikmat-Nya. “Labbaikallahumma umratan.” (Ya Allah aku penuhi panggilanmu untuk berumroh) Kami langsung bersiap tawaf, kami berkumpul di lobi. Suami dan jamaah umroh laki-laki sudah mengenakan pakaian ihram, aku mengenakan gamis putih, jilbab panjang seperti mukena warna sama. Sesekali kulirik suami, kadar ketampanannya bertambah dua kali lipat dengan penampilan ini. Dia hanya membalas menatapku teduh, sepertinya wajah itu tengah serius menyiapkan diri untuk khusyuk ibadah. Agh! Aku saja yang kadang berlebihan mengaguminya. Segera kualihkan perhatian pada panduan Ustaz yang akan memimpin rombongan, kami kemudian dibagikan earphone u

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   60. Persiapan Honeymoon

    “Ke rumah Mami? Kapan?” “Tadi, habis kita makan siang.” Makan siang kami tadi di ruang kantor, aku bawa hasil masakanku dan Nenek sebelum berangkat. Dia menatap wajahku serius. “Mami bilang apa?” Senyumku melebar. “Mmm, boleh nanya, gak?” Alisnya terangkat. “Tanya aja.” Aku tengkurap, dia membaringkan wajah tepat di depan mukaku. Kebiasaan kami sebelum tidur ngobrol ringan tentang apa yang terjadi seharian. Kumainkan pucuk hidungnya. “Sejak kapan suka sama aku?” Mata kami bertatapan lekat. “Mungkin … waktu kamu melamar kerja malam itu.” “Pas aku baru ngelamar kerja?” Mataku membulat penuh. “Kok bisa?” “Mungkin.” Dia bilang aku lucu. G

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   59. Keluarga Baruku

    “Kenapa nyimpan bola dunia? Kayak di sekolahan aja.” “Jangan salah. Ini untuk menumbuhkan mimpi.” Kami sama-sama menggerakkan perlahan bola itu. melihat semua bagiannya. “Iya ya, makin dilihat jadi mau ke keliling dunia.” “Hem, itu awalnya.” “Kok bisa? Bukannya dari kecil orangtua sudah mampu? Kamu kan bisa minta ke mana aja. Tinggal urus ini itu berangkat.” Calvin menarikku ke dekapan. “Beda rasa dengan kita merencanakan dan membayar sendiri.” “Oh ….” Aku mengangguk-angguk. “Setelah umroh, mau ke Turki nggak? Aku penasaran sama kotanya.” “Boleh, Sayang. Hadiah dari Mami Papi kita pilih Turki. Umroh hadiah dari aku.” “Makasih, Sayang.” Kubalas dekapannya seerat mungkin. Ini hadiah luarbiasa se

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   58. Kamu Istimewa, Sayang

    Ini hari kedua kembali ngantor. Suasana sudah biasa, beda dengan hari pertama yang disambut meriah, karena kabar pernikahan kami memang sudah menyebar ke mereka.Lintang kutelepon sebelum hari akad waktu itu, dia girang dan minta traktiran lagi. Aku menjanjikannya setelah kembali. Sekarang kami sempatkan ke sebuah pusat perbelanjaan saat jam istirahat, kebetulan suami sedang ke garmen, jadi juga sudah izin tadi.“Aku sebenarnya jadi segan manggil nama, Sekar. Manggil Ibu nggak apa, ya?”“Nggak. Kita itu teman. Pokoknya panggil Sekar aja!”Habis belanja tas pilihan Lintang kami duduk berhadapan menikmati es krim.“Ih, kayak mimpi deh. Aku ikut senang. Nggak habis-habis senangnya dari waktu kamu ngabarin itu.”“Aku juga nggak nyan

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   57. Pria-ku

    “Apa … menurutmu aku … sudah laki-laki?” Mataku sontak membuka, tadi tengah terpejam, menghayati hangat rangkulannya dari belakang. Kami berdiri melihat view kota dari atas di sore ini. Mengerjap-ngerjap, aku masih kaget atas pertanyaannya barusan di dekat telinga. Nada yang terdengar meragukan dirinya sendiri. “Tentu. Kamu laki-laki, Calv,” sahutku kemudian. Dipereratnya lingkaran kedua tangan membuatku sedikit sesak. Terdiam, kutunggu apa yang akan dikatakan, dari berat tarikan napasnya seperti ada sesuatu terpendam. Dagunya menempel penuh pada pipiku, sesekali menghirup dalam aroma bunga sisa sampo yang kupakai tadi. “… aku takut kamu kecewa.” Kalimatnya lemah terasa mengiris hati. Aku bisa merasakan ada luka yang tersimpan. Perlahan kulonggarkan tangannya, ber

DMCA.com Protection Status