Beranda / Romansa / SEBELUM BERPISAH / 100. I Love You 2

Share

100. I Love You 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 14:10:52

"Terima kasih ya, Mas." Elvira memandang Hendy dengan tatapan redup. Hendy tersenyum. Meraih dagu Elvira lantas dikecupnya.

Hendy menyentuh pipi Elvira, mengusapnya dengan pelan. Tatapannya dalam, seolah ingin menembus semua keraguan yang mungkin masih tersisa di hati istrinya. "El, malam ini kita merayakan kehamilanmu. Bukan hanya sebagai calon orang tua, tapi juga sebagai suami istri yang benar-benar saling memiliki."

Elvira merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Kalimat sederhana itu, diucapkan dengan nada rendah namun penuh keyakinan. Raganya mulai menghangat saat Hendy menciumnya lebih dalam.

Sebuah ciuman yang kian menuntut. Apa yang mereka kenakan sudah berpindah entah ke mana. Tangan besar Hendy melingkupi jemari mungilnya Elvira. Mereka menikmati malam itu disaat gerimis mulai turun di luar sana.

Meski jauh di dalam hati Hendy, masih merasakan sisa-sisa kekhawatiran yang tak bisa ia jelaskan. Apa hati Elvira sudah berpindah sepenuhnya pada dirinya? Ia yakin kalau belum. Men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
dengerin tuh nasihat dokter Zani.. jangan romantis pas minta jatah aja..
goodnovel comment avatar
Yanyan
masih misteri siapa orang yg membocorkan El kabur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SEBELUM BERPISAH   101. I Love You 3

    "Coba kalau dokter Hendy jahat, apa Mas nggak tambah nyesel misahin El sama Rizal. Rizal itu laki-laki yang tahu tanggungjawabnya sebagai lelaki. Dia bekerja keras agar bisa menafkahi dan memantaskan diri buat, El. Sayangnya kita nggak ngasih kesempatan ke dia."Semua sudah terjadi. Yang kusesali cuman cacian Mas pada mereka. Nggak habis pikir aku, Mas." Hasna bangkit dari kursi meja rias, hendak berbaring di ranjang. Namun Arman meraih dan memeluknya. "Maafkan aku, Ma.""Sudahlah, Mas. Aku mau tidur!" Hasna melepaskan tangan sang suami dengan paksa, kemudian berbaring di sisi ranjang yang lain.Arman diam membeku. Ya, dia sadar sudah keterlaluan selama ini. Terbayang jelas wajah Bu Salima yang teduh, tanpa kebencian dan dendam. Kemudian terbayang almarhumah ibunya juga. Arman menangis. Tubuhnya terguncang pelan. Hasna tahu, tapi dia memilih diam. Biar suaminya menyesal dan introspeksi diri.***L***Kabar kehamilan Elvira disambut suka cita oleh dua keluarga. Bu Putri meminta anak dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • SEBELUM BERPISAH   102. Menjaga Hati 1

    SEBELUM BERPISAH - Menjaga Hati Hendy berdiri di sisi meja operasi, menyiapkan alat-alat anestesi sambil memperhatikan monitor yang menampilkan tanda-tanda vital pasien. Di seberangnya, dokter Herlina tampak sibuk dengan persiapan terakhir sebagai dokter kandungan yang akan memimpin operasi caesar kali ini.Herlina jadi serba salah melihat Hendy bersikap tenang. Sekarang hubungan mereka terasa asing. Pria itu sudah tidak pernah berinteraksi dengan Herlina lagi selain masalah pekerjaan. Saat Herlina sibuk melakukan proses pembedahan, pikiran Hendy melayang ke Elvira. Delapan bulan lagi anaknya lahir. Caesar atau normal? Apa dia akan masuk ruangan ini sebagai tim medis sekaligus suami pasien? Atau hanya seorang suami yang menunggu istrinya melahirkan?Dia berdoa supaya Elvira nanti melahirkan secara normal saja. Mengingat sang istri susah minum obat.Belum apa-apa, pikiran Hendy sudah diliputi ketegangan. Dia sudah terbiasa menghadapi proses kelahiran di kamar operasi. Namun kelahir

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • SEBELUM BERPISAH   103. Menjaga Hati 2

    Sore itu hujan turun cukup deras. Elvira sudah mandi, salat asar, dan menyusun pakaian yang baru diambilnya dari laundry ke dalam lemari.Sekarang waktunya ke dapur. Ingin masak ca kangkung sama menggoreng ikan bawal. Namun baru selesai mencuci ikan, ponsel yang ditaruh di atas meja berdering. "Assalamu'alaikum, Mas.""Wa'alaikumsalam. Kamu sudah di rumah?""Iya. Ini mau masak.""Honey, mas minta maaf. Sepertinya mas akan pulang telat malam ini. Sebab ada operasi darurat. Mas usahakan, setelah selesai langsung pulang.""Oh ... iya. Nggak apa-apa, Mas.""Kalau mas pulang nanti, pengen dibawain apa?""Nggak ada. Aku lagi nggak pengen apa-apa.""Beneran?""Iya.""Ya sudah kalau begitu. Mas tutup dulu, ya. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Elvira memasukkan kembali sayuran ke dalam kulkas. Urung memasak daripada nanti tidak di makan. Hendy pasti pulang lewat dari jam sembilan malam. Nanti dirinya makan pakai sambal dan kerupuk saja.Sabar, El. Dia harus membiasakan diri seperti ini.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • SEBELUM BERPISAH   104. Menjaga Hati 3

    Rizal terharu. Dia mengangguk dan mengucapkan banyak terima kasih. Apa karena hal ini, Pak Bahtiar memintanya untuk menjemput di bandara?Pesanan di antar dan mereka langsung makan tanpa percakapan."Kamu kaget saya suruh jemput di bandara?" Pak Bahtiar bertanya seraya mengelap bibirnya menggunakan tisu."Jujur saja, iya Pak.""Ada hal yang ingin saya sampaikan ke kamu." Lelaki berkacamata itu mencondongkan tubuh agak ke depan. Terlihat sangat serius."Kamu punya pacar?" Pertanyaan yang sungguh mengagetkan bagi Rizal."Nggak, Pak.""Serius?""Iya." Pak Bahtiar manggut-manggut. Ia percaya pada Rizal. Dilihat dari wajahnya saja, dia laki-laki yang sangat jujur. "Saya ingin ngenalin kamu sama putri bungsu saya. Namanya Arsita."Rizal terkejut. Benarkah yang ia dengar? Lelaki kaya seperti Pak Bahtiar bilang terus terang, ingin mengenalkan sang anak padanya? Siapalah dirinya jika dibandingkan dengan Pak Bahtiar yang kaya raya. "Usia Arsita sama denganmu. Dua puluh enam tahun. Dia Sarjan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • SEBELUM BERPISAH   105. Dilema 1

    SEBELUM BERPISAH- DilemaUntuk apa Rizal mengirimkan fotonya dengan Elvira ke emailnya? Ini foto kapan? Terlihat foto saat mereka masih pacaran. Lalu saat mereka makan berdua di sebuah restoran. Kalau yang ini, jelas foto baru.Dada Hendy sempat bergemuruh hingga akhirnya dia menyadari sesuatu. Dahinya mengernyit tajam. Dia tidak percaya Rizal melakukan hal itu. Kalaupun mau mengambil Elvira kembali, pasti sudah dilakukan saat beberapa kali menolong istrinya kala itu. Bahkan dia merahasiakan darinya Elvira, saat Rizal membawanya ke klinik.Lagipula, foto saat di restoran diambil diam-diam dari tempat tersembunyi yang jaraknya lumayan. Baik Elvira atau pun Rizal tidak menyadarinya. Dari sini saja bisa ditebak, kalau bukan email asli lelaki itu.Lalu siapa yang menggunakan foto profil dan email dengan namanya rizal856@gmail.com. Hendy memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Kembali melangkah ke parkiran. Tidak perlu meladeni hal-hal begini. Hendy bisa menebak siapa yang melakukannya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • SEBELUM BERPISAH   106. Dilema 2

    Hendy memeluk istrinya erat, seolah ingin memastikan bahwa Elvira sangat berharga. Kemudian mencium kening, lalu melanjutkan ke pipi, dan akhirnya bertemu dengan bibir Elvira. Ciuman yang lembut. Hendy melakukan dengan hati-hati, menyadari kondisi kehamilan Elvira yang perlu dijaga.Elvira memejamkan mata. Menikmati sentuhan sang suami yang membawanya kembali berkelana.Malam itu bukan hanya tentang keintiman, tetapi juga tentang cara untuk menguatkan hubungan antara mereka. Hendy merasa seluruh dunianya hanya berputar di sekitar perempuan ini saja sekarang.***L***Pagi itu gerimis turun. Akhir tahun selalunya seperti ini. Curah hujan sangat tinggi. Rizal masih duduk di bangku kayu setelah selesai membenahi motor bututnya. Motor yang penuh kenangan. Sang ibu membelikannya setelah menabung bertahun-tahun dan ditambahi uang upahnya menjadi kuli bangunan. Dengan motor itu, ia sering memboceng Elvira.Lelaki itu melamun memandang gerimis. "Semua sudah tak sama lagi," gumamnya dalam ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • SEBELUM BERPISAH   107. Dilema 3

    Hendy menurunkan kopernya dari bagasi mobil, sementara di kejauhan tampak kerlap kerlip lampu di permukaan bukit-bukit Pandaan. Udara dingin pegunungan menyusup, menyejukkan, mengusir penat dari hiruk pikuk kota yang baru saja mereka tinggalkan. Sengaja Hendy mengajak istrinya staycation. Berangkat malam itu juga, sepulangnya dia dari rumah sakit. Semoga malam ini sampai besok tidak ada panggilan darurat. Kalau pun ada, dokter Edy sudah standby."Honey, kita masuk."Elvira yang asyik menikmati pemandangan malam kota Pandaan tersenyum. Lantas menyambut tangan suaminya yang terulur."Mas sengaja pilih tempat ini. Supaya kita bisa istirahat dan refreshing," kata Hendy, menaruh kopernya di sudut ruangan kamar hotel.Elvira duduk di sofa. Ia mengusap perutnya pelan. "Mas, baik sekali. Terima kasih.""Baru sadar ya, kalau suamimu ini baik dan ganteng." Hendy mendekat, duduk di sebelahnya, dan menggenggam tangan Elvira dengan lembut. Lalu mengusap perut istrinya. Hendy tidak akan pernah me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • SEBELUM BERPISAH   108. Keputusan 1

    SEBELUM BERPISAH - Keputusan "El," panggil Ranty membuka pintu ruangan sahabatnya. Kosong. Elvira ke mana?Tas Elvira juga tidak ada. Ranty tergesa keluar dan bertanya pada staf di resepsionis. "Mbak, ngelihat Mbak Elvira, nggak?""Oh, Mbak El-nya pulang, Mbak. Tadi tergesa-gesa. Bilang kalau lagi nggak enak badan. Saya baru saja mau ke ruang meeting untuk ngasih tahu ke Mbak Ranty dan Pak Rizal."Dahi Ranty mengernyit heran. Kenapa Elvira tidak pamit padanya. Atau ke ruang meeting sejenak untuk menemui Rizal. Padahal tadi dia sudah tahu kalau Rizal mau datang. Dan waktu datang tadi Elvira tampak sehat-sehat saja dan sempat ngobrol dengannya.Ranty melangkah ke ruang meeting. Rizal heran melihatnya datang sendirian. "Mana El, Ran.""Bentar." Ranty meraih ponsel untuk menelepon sahabatnya. Ternyata sudah ada pesan masuk dari Elvira.[Ran, maafkan aku. Aku buru-buru pulang dan nggak sempat nemui kalian. Badanku lemas. Kamu saja yang nemui Rizal untuk membahas renovasi gedung di Sidoar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • SEBELUM BERPISAH   125. Suami yang Keren 3

    Hendy mengerti dengan perasaan istrinya. Apalagi Elvira begitu dekat dengan Ranty. Diraihnya jemari sang istri untuk digenggam. "Tidak usah sedih. Lakukan apa yang membuatmu nyaman untuk sekarang ini. Mas selalu ada buatmu.""Ya. Makasih banyak, Mas." Elvira tersenyum di antara mata yang berkaca-kaca."Apa Rizal sekarang menjalin hubungan dengan putri Pak Bahtiar?""Aku nggak tahu. Aku nggak mencari tahu."Mereka saling pandang. "Hari jadwal periksa, kan?" Hendy mengalihkan pembicaraan. "Hu um. Mas, nanti pulang jam berapa? Kalau pulang terlalu malam, biar aku periksa di rumah sakit saja. Hari Kamis ini ada dokter Nely, kan?""Ada. Kamu nggak apa-apa ke rumah sakit?"Elvira menggeleng. Sudah waktunya ia melawan trauma terhadap rumah sakit. Selama bertahun-tahun, aroma obat dan suasana steril rumah sakit menjadi bayang-bayang menakutkan yang sulit ia hapus. Tentang ibunya, tentang ayahnya juga yang dirawat di tempat itu. Tetapi ia sadar, ini tidak bisa dibiarkan selamanya. Sebab sebe

  • SEBELUM BERPISAH   124. Suami yang Keren 2

    Pagi itu langit terlihat begitu cerah. Memasuki bulan Mei, hujan sudah mulai jarang. Sebentar lagi musim kemarau tiba.Elvira berdiri di depan meja dapur, tangannya sibuk memotong buah alpukat. Untuk dibuat jus kesukaan Hendy. Wajahnya terlihat ceria, seolah kenangan akan ayahnya telah tersimpan dengan damai di sudut hati. Kehilangan yang sempat merenggut warna hidupnya, kini tergantikan oleh kehangatan yang diberikan sang suami.Suara langkah kaki Hendy terdengar mendekat. Bersamaan dengan terciumnya aroma parfum maskulin yang menjadi favorit suaminya.Hendy sudah rapi dan siap berangkat ke rumah sakit. Tadi malam ada panggilan darurat jam dua pagi. Inilah yang membuatnya gelisah belakangan ini. Elvira sedang hamil sedangkan kesibukannya di rumah sakit membuatnya tidak tega meninggalkan sang istri sendirian di rumah.Memang Elvira tidak setiap hari sendirian. Mamanya sering mengunjungi dan menemani hingga Hendy pulang dari rumah sakit.Dipeluknya pinggang Elvira dari belakang. Sekara

  • SEBELUM BERPISAH   123. Suami yang Keren 1

    SEBELUM BERPISAH - Suami yang KerenSetelah beberapa kali mencoba memulihkan rekaman yang telah terhapus, akhirnya mereka menemukan rekaman tanggal 29 Desember.Rizal tampak tegang, jantung Ranty berdegup kencang. Layar menampilkan, Elvira melangkah menuju ruang meeting membawa map di tangannya. Ketika hendak masuk, wanita itu berhenti dan merapatkan telinga ke pintu yang sedikit terbuka. Beberapa lama berdiri dan menunduk di sana. Kemudian berbalik arah, kembali ke belakang. Tidak lama kemudian, Elvira pergi membawa tasnya.Ranty menahan napas melihat rekaman itu. Tangannya juga gemetar. Sedangkan Rizal menghela nafas pelan, seraya menyandarkan tubuh ke punggung kursi. Meski saat itu dia tidak ikut bicara, tapi Elvira pasti mendengar ucapan Ranty. "El mendengar semuanya, Ran. Saat kamu membandingkan sikap keluarganya dan keluarga Pak Bahtiar."Mata Ranty berkaca-kaca. Seolah dia diingatkan kembali dengan gamblang, apa yang diucapkan waktu itu. "Apa ini yang membuat El memutuskan un

  • SEBELUM BERPISAH   122. Hari yang Berat 3

    Hari keenam langit mendung seakan mencerminkan apa yang akan terjadi. Hendy baru saja selesai operasi dan ingin menemui istrinya di ruang ICU. Saat mendekati tempat itu, ia mendengar tangisan dari arah depan ruang ICU. Pria itu segera berlari cepat saat melihat Elvira terjatuh di lantai, menangis histeris."Ayah!" jerit Elvira. Suaranya penuh dengan kesedihan yang tidak bisa dilukiskan. Hendy meraih tubuh Elvira yang ditahan oleh Hasna. Dipeluknya tubuh sang istri yang menggigil dan terguncang. Ia tahu tidak ada kata-kata yang bisa menghapus rasa sakit itu. Yang bisa ia lakukan hanyalah menjadi pelindung bagi Elvira dalam momen kehilangan ini.Sejak tadi malam, Hendy sebenarnya sudah tahu kalau kondisi mertuanya semakin menurun. Namun ia hanya bicara pada Arman dan Amar.***L***Rumah Pak Azman dipenuhi para pelayat. Mulai dari kerabat, tetangga perumahan, hingga rekan bisnis, dan para pelanggan. Para dosen rekan Amar, rekan kerja Isti juga. Ranty dan Angel juga datang. Ranty hanya

  • SEBELUM BERPISAH   121. Hari yang Berat 2

    Elvira menepis ketakutan yang teramat sangat. Sedangkan Hendy lebih khawatir lagi karena istrinya sedang hamil. Lelaki itu mengusap pelan perut yang membulat disaat Elvira sibuk menghapus air mata dengan tisu. Semoga bayi mereka selalu baik-baik saja. Sejak awal kehamilan, Elvira mengalami banyak tekanan."Ayo, Mas. Kita pergi sekarang." Elvira tidak ingin terlambat."Oke." Hendy bangkit dari duduknya. Meraih ponselnya di nakas. Elvira mengambil tas dan mengenakan masker dobel. Dalam perjalanan, Elvira hanya diam. Rasa khawatir membuncah tidak bisa dibendung meski Hendy mengatakan kalau ayahnya pasti baik-baik saja.Sampai di rumah sakit, Elvira disambut oleh dua kakak lelaki dan juga iparnya. "Ayah bagaimana, Mas?" tanya Elvira pada Arman."Ayah masih di pantau oleh dokter," jawab Arman."Kita doakan ayah segera sadar." Amar mengusap bahu sang adik."Mas, aku ingin bertemu ayah!" Elvira memandang suaminya. Hendy mengangguk, lalu merangkul bahu sang istri dan membawanya masuk ruang

  • SEBELUM BERPISAH   120. Hari yang Berat 1

    SEBELUM BERPISAH - Hari yang BeratUsai mandi, Hendy tidak langsung keluar. Dia mengirimkan pesan pada asistennya yang masih di rumah sakit untuk menanyakan kondisi sang mertua. Ketika sudah mendapatkan balasan, Hendy baru keluar menemui istrinya."Sudah selesai?" Hendy menghampiri Elvira yang baru mematikan kompor."Hu um. Mas, mau makan sekarang?""Kita makan sama-sama.""Aku belum mandi.""Makan dulu baru mandi. Karena mas mau ngajak kamu ke luar.""Ke mana?" Elvira heran."Makan dulu, mandi, baru mas kasih tahu." Hendy tersenyum seraya mengambil dua piring di rak. Elvira yang bingung manut saja. Mau diajak ke mana? Biasanya sang suami langsung saja bicara tanpa berteka-teki.Dikarenakan dirinya juga lapar, Elvira pun duduk dan makan. Tapi entah kenapa perasaannya tidak enak. Namun ia tidak banyak bertanya. "Mau tambah lagi nasinya?""Nggak, Mas. Aku dah kenyang. Oh ya, kita mau ke mana?" Tidak sabar juga, akhirnya Elvira bertanya lagi. Perasaannya pun tak enak.Hendy tersenyum,

  • SEBELUM BERPISAH   119. Ketahuan 3

    Lima belas menit kemudian, Herlina baru menyusul. Hendy langsung memesan minum dan mix plater yang berisi kentang goreng dan nugget."Jadi Rizal itu akunmu?" tanpa basa-basi, Hendy langsung bertanya setelah Herlina duduk."Ya. Akhirnya kamu tahu." Tidak ada pilihan selain mengakui. Dia sudah tertangkap basah."Kenapa membuat email dengan nama pria itu? Dia lelaki yang baik. Tega kamu memfitnahnya. Aku kenal Rizal lebih dari yang kamu tahu."Dahi Herlina mengernyit heran. "Dia mantan kekasih istrimu yang sekarang masih terikat hubungan pekerjaan atau bisa juga lebih dari itu."Hendy tidak menanggapi. Sepertinya Herlina belum tahu kalau sudah tiga hari ini Elvira berhenti kerja. "Dari mana kamu mendapatkan foto-foto mereka?""Apa susahnya mendapatkan semua itu. Akun lama Facebook Rizal selalu mengunggah kebersamaan mereka." Herlina kembali penuh percaya diri untuk menutupi ketakutan karena sudah kepergok tadi."Siapa yang kamu bayar untuk mengambil video pertemuan mereka tiga hari yang

  • SEBELUM BERPISAH   118. Ketahuan 2

    Sudah tiga hari ini Elvira menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga. Ada yang aneh dan ia merasa kesepian. Biasa aktif dengan pekerjaan, sekarang menjadi pengangguran. Ah, tidak juga. Di rumah dia masih mendesain setelah Hendy berangkat ke rumah sakit dan selesai beres-beres.Elvira memasak pagi dan sore. Siang sambil mendesain ia menonton televisi. Tidak lagi sibuk dengan media sosialnya. Sudah tiga hari ini ia tidak melihat acara 'live' akunnya Nirvana Elegance. Sebab jujur saja hatinya masih sedih dan merasa kehilangan.[Sepi tanpamu, El.] Ranty mengirimkan pesan. Mungkin meluangkan waktu di sela jam kerjanya. Saat itu baru menunjukkan pukul 10.00.[Nanti kamu akan terbiasa juga, Ran. Tetap semangat, ya. Raih mimpimu.][Bagaimana denganmu?][Aku sedang bahagia menikmati hari-hariku. Awalnya sepi. Tapi kalau ingat calon bayiku, aku kembali bersemangat. Ini keputusanku dan aku nggak akan menyesalinya.][Semua kehilangan karena kamu resign.][Hanya beberapa hari saja dan setelah i

  • SEBELUM BERPISAH   117. Ketahuan 1

    SEBELUM BERPISAH- Ketahuan Hendy menghubungi seseorang usai menerima email, yang mengirim video pertemuan Elvira, Rizal, dan Ranty di sebuah kafe. Ini tidak bisa dibiarkan. Siapa sebenarnya pemilik akun dengan atas nama Rizal itu. Sampai bisa mengambil video saat mereka melakukan pertemuan sore tadi di kafe."Kasih saya waktu dua hari sampai seminggu, Dok. Saya akan menemukan pemiliknya," jawab Ndaru di seberang."Oke, Pak Ndaru. Saya tunggu."Untuk melakukan pencarian seperti ini, Hendy tidak punya waktu untuk mengerjakannya. Dia membayar kembali Ndaru. Sebenarnya ia pun tahu, kalau untuk mengetahui identitas seseorang dari hanya dari email saja, belum tentu akan berhasil. Tapi ia yakin, Ndaru yang sudah berpengalaman mungkin punya cara untuk menemukan siapa pemilik akun itu.Lelaki itu menghela nafas panjang. Elvira memang sudah meminta izin menemui Rizal, Ranty, dan Angel untuk perpisahan mereka. Tapi di video itu Angel tidak ada. Apa yang ditampilkan di video mengusik jiwa Hend

DMCA.com Protection Status