Hannah sangat senang sekali bertemu Adrian. Dia mencium dan memeluk Adrian terus.
"Aku kangen kamu sayang, maafin aku yang lupa sama kamu." kata Hannah membelai pipi Adrian di pelukannya. Adrian yang termenung, tergagap ia tidak siap menghadapi Hannah yang kembali mengingat dirinya. Apalagi karena itu Sarah pergi dari rumah mereka."Iya Hannah aku senang kamu kembali mengingat semuanya." kata Adrian berusaha terlihat senang."Tapi suara dan raut wajahmu tidak tampak seperti itu Adrian? Aku mengenalmu seperti aku mengenal diriku sendiri. Ada apa? Apa kamu tidak senang aku kembali? Apa kamu lebih baik aku hilang ingatan selamanya demi istri aktrismu itu?" kata Hannah marah-marah. "Jika begitu mengapa kamu membawaku ke Penthouse? Kenapa kamu tidak mengabaikan saja aku di Bali dan hidup dengan tidak mengingatmu. Sebenarnya apa mau dan tujuanmu Adrian? Aku merasa tidak mengenalmu lagi. Padahal ketika tadi malam aku ingat semuanya, aku ingin segera berlari menemuimu. MenciummDi Penthouse-nya Sarah sedih Adrian tidak bisa menjawab pertanyaan yang ia suruh Ella tanyakan."Mengapa Adrian belum bisa memilih, padahal Sarah sudah pergi dari rumahnya. Apa suaminya itu tidak merindukannya sama sekali. Apa jangan-jangan cinta Adrian lebih banyak untuk Hannah dibandingkan untuk dirinya yang terpaksa dinikahi karena hamil duluan?" Pemikiran-pemikiran buruk tentang Sarah terus saja mendatanginya dan membuat kepalanya pusing.Saat Sarah sedang berpikir keras, Ella baru saja datang ke Penthouse-nya dengan membawa beberapa baju dan barang miliknya dari rumah Adrian. Ia keluar begitu saja waktu itu sehingga banyak barang keperluannya yang masih tertinggal di kamarnya. Ia mengutus Ella untuk pergi ke rumah Adrian dan mengambil itu semua. Dan betapa terkejutnya Sarah ketika Ella menyampaikan kabar bahwa Hannah sekarang tinggal bersama Adrian di rumah itu. Dan Adrian sedang membangun bisnis untuk Hannah lagi. Adrian begitu sibuk membantu Hannah sehingga merek
"Aku tidak percaya!" Hannah lalu melumat bibir Adrian dengan bergairah mencoba membangkitkan gairah Adrian kembali namun ia tidak berhasil. Adrian malahan mendorong Hannah dengan pelan, untuk menjauh.Adrian mengenakan bath robe pada dirinya sendiri dan memakaikan bath robe Sarah pada tubuh Hannah yang telanjang."Look Hannah, dengarkan aku dulu ya!" kata Adrian sambil mengusap rambut Hannah dengan sayang. Ia berusaha menenangkan Hannah dulu sebelum mulai berbicara pada Hannah tentang perasaannya saat ini pada Hannah dan Sarah."Hannah, aku sangat bahagia dan senang sekali menemukan kamu yang hidup kembali dan mengingat segalanya. Aku bahkan berterima kasih atas perasaanmu yang tidak pernah berubah untukku Hannah!" kata Adrian mengusap bibir Hannah yang masih basah akan cairan percintaan mereka tadi. "Tapi aku minta maaf yang sedalam-dalamnya jika perasaanku tidak bisa menerima kembali cintamu padaku Hannah. Maafkan aku Hannah, kamu boleh memukulku, memakiku tapi ak
Adrian membelikan Hannah rumah termewah lengkap dengan semua keperluan Hannah. Memberi sebuah perusahaan pada Hannah agar ia bisa mandiri dan hidup berkecukupan. Setidaknya itu yang bisa Adrian berikan pada cinta masa lalunya. Setelah urusan dengan Hannah selesai. Adrian meminta Ella menyampaikan keinginannya untuk bertemu Sarah."Hallo Ella, bisakah kamu memberitahu Sarah jika aku ingin bertemu dengannya hari ini di rumah?" tanya Adrian menyapa Ella di telepon."Okey aku akan memberitahumu nanti, Sarah sedang melanjutkan pemotretan yang waktu itu tertunda. Aku akan menyampaikannya pda Sarah setelah ia selesai nanti." kata Ella menjawab panggilan Adrian.Adrian mengulum senyumnya, ia tahu dari nada suara Ella kalau pemotretan yang sedang berlangsunh adalah pemotretan yang tertunda karena ulahnya. Karena Adrian mengajak Sarah untuk bercinta seharian saat itu.Setelah menanyakan kabar istrinya dan mendapatkan jawaban bahwa Sarah baik-baik saja, Adrian pamit pada Ella u
Seprai di ranjang mereka sudah basah kuyup, sama seperti tubuh kedua pasangan itu yang basah karena keringat. Padahal suhu di kamar itu sudah sangat dingin sekali, tapi karena gairah mereka yang membakar membuat suhu di ruangan itu menjadi panas membara.Setelah memuaskan istrinya di atas meja makan, Adrian membopong Sarah menuju kamar mereka.Dress midi Sarah dan pakaian Adrian telah menumpuk berantakan di lantai, sama dengan tubuh mereka yang sedang menyatu di atas seprai yang berantakan itu."Aku menginginkanmu!" suara Adrian begitu serak karena ia sudah sangat terangsang. Mulutnya mengisap keras puting payudara Sarah dan menarik-nariknya gemas dengan mulut dan lidahnya.Sarah merasakan puncak payudaranya semakin kaku meruncing ketika Adrian menjilati kedua ujungnya secara bergantian. Sarah tersentak mulut Adrian mengisap puncaknya, menyesapnya dan menggigitnya. Membuat seluruh tubuh Sarah bergetar karena gairah.Adrian menaruh tangannya turun ke bawah, meraba
Sarah terbangun dengan berada di pelukan Adrian, ia membuka matanya dan melihat suaminya sedang memandanginya dengan tersenyum"Good morning, apa tidurmu nyenyak?" kata Adrian sambil merapatkan pelukannya. Sarah mendusel ke arah dada Adtian, ia menikmati harum tubuh Adrian yang maskulin."Jadi apakah kamu masih ingin bercerai denganku? Bahkan setelah kita bercinta hampir enam kali tadi malam?" kata Adrian menjauhkan wajah Sarah dan tersenyum jahil padanya."Jangan menggodamu terus Adrian! Atau aku akan segera bangun dari tempat tidur ini!" kata Sarah berpura-pura mengancam Adrian."Hahaha... Apa kamu lupa janjiku tadi malam! Bahwa sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikanmu!"kata Adrian mendekatkan wajah mereka."Aku akan mencarimu ke ujung dunia jika kamu pergi dariku!" kata Adrian lalu mengecup bibir Sarah. Mereka kembali berpangutan di atas ranjang."Sekarang sebaiknya kita lanjutkan apa yang tadi malam belum tuntas!" kata Adrian memerangkap Sarah
Sarah kembali pindah ke Penthouse-nya ketika Laura menyampaikan dirinya hamil anaknya Adrian. Ia menelepon Ella untuk membawa semua barang-barangnya pindah ke Penthouse detik itu juga. Adrian yang mendengar Sarah memindahkan semua barang-barangnya ke Penthouse segera berlari menemui Sarah di Penthouse-nya."Sarah ini aku izinkan aku berbicara sebengar denganmu, aku janji ini tidak akan lama!""Adrian terus menekan bel di depan Penthouse istrinya. Ia tahu melihatnya dari cctv yang ada di depan pintu Penthouse-nya tapi Adrian tahu Sarah begitu marah sampai-sampai melakukan ini semua. Tapi ia tidak tahubaoa yang menjadi landasan kemarahan Sarah. Yang ia tahu dari pelayan di rumahnya Laura datang ke rumah mereka dan berbicara dengan Nyonya mereka. Setelah itu Nyonya mereka menangis terus-terusan dan memerintahkan untuk mengepak semua barangnya untuk keluar dari rumah Adrian."Sayang, ayo kita bicara aku ingin mendengarnya darimu dan bukan dari wanita lain, apa yang kalian bi
"Bagaimana? Kapan hasil tes DNA nya keluar?" tanya Adrian tidak sabar pada Hendri."Sepertinya dua hari dari sekarang Pak!" kata Hendri melihat pesan singkatnya pada dokter Rendi. "Lama sekali, apa tidak bisa lebih cepat! Telepon dokternya, mungkin ia bisa membantu mempercepat semua prosesnya!" kata Adrian lagi dengan tidak sabar."Baik Pak, akan saya coba hubungi kembali dan segera melaporkannya pada Bapak!" Hendri melirik ke arah spion di belakang."Oh ya Hendri bagaimana hasil penyelidikan tentang keberadaan ayahnya Sarah. Apa kau sudah menemukan di mana Mike menyekap ayah Sarah? Apa sudah ada kemajuan? tanya Adrian beruntun yang tiba-tiba teringat kabar ayah istrinya."Aku ingin memberi kabar baik pada Sarah jika kita telah menemukan keberadaan ayahnya." kata Adrian lirih. Saat ini ia sangat merindukan istrinya itu. Memang benar jika wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki karena tanpa kehadiran wanita itu di sisinya membuat Adrian merasa dirinya tidak lengkap. Ada sesuatu
"Selamat malam Pak Hendri." sapa suruhannya di telepon."Iya malam, ada apa? Apa kamu punya kabar bagus?" tanya Hendri dengan nada tegas."Tentu saja Pak, Saya punya kabar yang akan membuat Pak Hendri dan Pak Adrian senang." kata pemuda suruhannya itu dengan tersenyum."Ayo cepat katakan, jangan berteka-teki. Sudah malam dan saya tidak mood untuk bermain teka teki!" kata Hendri dengan gusar pada bawahannya."Baik, saya akan katakan sekarang!" kata pemuda suruhannya itu di telepon."Cepat!" kata Hendri memerintah dengan tidak sabar."Sata berhasil menemukan di mana ayah istri Pak Adrian berada!" katanya lagi dengan senyum yang lebih lebar***"Hati-hati jangan sampai ada yang mendengar kita!" kata Hendri memerintah pelan pada pasukan bersenjata yang ia sewa untuk membebaskan ayah mertua bosnya.Satu pasukan yang berisi 50 tentara bayaran mengendap-endap dengan sunyi di gudang kosong yang disinyalir adalah tempat penyekapan ayah Sarah.Dengan senyap mereka berhasil menumbangkan beberapa