Usai kepergian Adrian dari kamarnya, Sarah menangis semalaman. Ia merasa kecewa dengan perlakuan Adrian padanya. Esok paginya ketika ia hendak melihat suaminya, ternyata Adrian sudah pergi pagi-pagi sekali dari rumah.
Sarah termenung sendirian di meja makan yang penuh dengan sarapan pagi yang enak-enak. Melihat hidangan di meja bukannya berselera, Sarah malahan merasa mual. Ia tidak berselera makan sama sekali. Tapi Ella yang datang ke rumahnya memaksanya untuk makan sedikit saja untuk bayinya"Makan Sar, untuk bayimu kasihan jika ia harus menanggung lapar karena ibunya nggak nafsu makan." kata Ella menyuapkan satu buah softroll ke arah sahabatnya itu."Aku nggak lapar Ell, sungguh.""Sudah makan dulu, nanti lagi kamu mikirin Adriannya!" kata Ella lagi pada Sarah."Kok kamu tahu aku lagi ribut sama Adrian?" tanya Sarah menduga-duga."Ya tahulah dari wajah kamu yang kusut begitu. Kalau masalah gosip kan aku tahu kamu sering hadapin gosip yang lebih berat lagi"Hai Laura, apa kita bisa bertemu sore ini sepulang aku kerja?" kata Adrian mendahului menyapa Laura di telepon."Hai Adrian, of course dimana kita mau bertemu.""Aku akan memberikan sebuah alamat restoran dan kita bisa bertemu di sana, mengerti?""Okey, i will see you there. And Adrian...."Adrian diam tidak merespon kata-kata selanjutnya yang akan Laura utarakan padanya."I miss you!" kata Laura sebelum Adrian menutup teleponnya.Setelah Adrian menutup telepon Laura bersorak senang mengetahui Adrian mengajaknya berkencan. Ia bahkan mengabari Mike bahwa rencana Mike dan Laura berhasil memisahkan Sarah dengan Adrian karena sekarang Adrian mau menemuinya di sebuah restoran dengan inisiatifnya sendiri."Apa ini kencan? Atau ia akan langsung memintaku menggantikan Sarah sebagai istrinya! Oh my... oh my lord... Aku tidak sabar untuk bertemu dia malam ini hahaha...." Laura langsung berhalusinasi tingkat tinggi membayangkan Adrian melamarnya dengan bunga dan musik di
Perasaan gelisah dan cemburu membuat Sarah bergegas menuju kamar tamu. Tapi tepat di depan pintu ia enggan membuka pintu yang terbuat dari kayu tebal berharga puluhan juta itu. Sarah mondar mandir di depan pintu kamar tamu itu. Menimbang apa yang harus ia katakan jika ia masuk ke dalam kamar yang Adrian tempati itu.Dan ketika Sarah hendak mengetuk pintu kamar itu, Adrian membuka pintu kamarnya. "Masuk jika kamu ingin masuk. Jangan berjalan-jalan di depan kamarku tanpa tujuan seperti itu." kata Adrian dengan gayanya yang tenang. Gelisah semakin melanda Sarah melihat pembawaan Adrian yang tenang, ia tidak bisa membaca raut wajah Adrian saat ini. Apa yang ada di pikiran suaminya itu. "Duduklah Sarah." Adrian menawarkan Sarah untuk duduk di tepi ranjangnya. Sementara ia sendiri menuju mini bar di sudut kamar. Sarah melihat beberapa botol sudah kosong, rupanya selama menempati kamar ini, suaminya telah mengosongkan beberapa botol minuman keras di mini bar kamar tamu ini.
Sudah satu minggu sejak skandal itu dan untuk memperlihatkan rumah tangganya baik-baik saja, Adrian mengadakan pesta meriah di rumahnya. Ia akan mengundang tamu penting bagi keluarga Darmawan dan juga para wartawan. Adrian akan meminta Sarah untuk berakting sebagai istri yang baik. Pagi itu Adrian berniat menyampaikan niatnya pada Sarah. Adrian sudah menunggu Sarah di meja makan untuk makan pagi bersama. Sarah terkejut ketika melihat Adrian sudah menunggunya di meja makan. Tidak seperti biasanya mereka makan bersama. Sejak Adrian tidur di kamar terpisah, ia selalu berangkat kerja lebih pagi dan pulang lebih malam dari Sarah keluar dari kamarnya. Dan Sarah tidak pernah melihat berbicara dengan Adrian secara langsung kecuali untuk pagi ini. Adrian sengaja berangkat ke kantor lebih lambat untuk menyarap dengan istrinya."Duduklah Sarah, makanlah bersamaku. Ada yang perlu aku bicarakan."Pagi ini Adrian begitu tampan dengan kemeja biru langitnya dan dasi yang berwarna senad
Sarah terbangun ketika gelenyar nikmat merasuki tubuhnya. Bibirmya lebih dulu mengerang nikmat sebelum kedua matanya terbuka. "Kamu begitu cantik Sarah, aku bisa gila kalau menahan ini lebih lama lagi sayang!" Bibir Adrian begitu dekat hingga nyaris menyentuh bibir Sarah ketika ia berkata dengan parau menyuarakan penderitaannya. Tangan Adrian sedang meremas kedua gundukan indah milik Sarah. Jari-jarinya menggesek, memilin dan memeluntir kedua puncaknya yang sudah kaku dan menegang. Menantang mulut Adrian untuk melumatnya."Katakan Sarah apa kamu merasakan hal yang sama? Mendamba bercinta denganku?" Desahan Adrian begitu berat sehingga membuat Sarah begitu menginginkan Adrian menyentuhnya.Adrian tidak perlu menunggu Sarah menjawab, ketika ia melihat kilat gairah yang sama di mata Sarah, Adrian mengerang parau. Ia melumat bibir Sarah yang penuh. Dengan satu tangan ia membantu meloloskan underware lace Sarah yang berwarna hitam. Membelai celah sempit milik
"Ayah?" Mata Sarah melotot penuh kengerian ketika melihat ayahnya dalam berjalan terhuyung ke salam ruangan pesta. Baju ayahnya terlihat sangat kumal dan tidak rapi, begitu juga dengan keadaan ayahnya yang tampak sangat mabuk dengan tangan kanannya yang memegang sebotol alkohol dan sesekali meminumnya."Ayah? Ayahmu? Di mana?" tanya Adrian ketika Sarah melepaskan pelukannya dan berjalan menghampiri seorang laki-laki yang Adrian pikir adalah seorang gelandangan pemabuk yang masuk tanpa izin ke rumahnya.Mata Adrian berkeliling mencari Hendri, tapi ia tidak menemukan asisten sialannya itu di saat ia paling membutuhkannya saat itu.Adrian yang sangat pintar, sudah bisa menduga resiko atau dampak yang akan diterimanya ketika wartawan mengetahui ayah mertuanya datang tanpa diundang ke pesta ini. Ia tidak bisa mengambil resiko saat ini. Tidak dengan banyak orang penting dan wartawan berkumpul di pestanya."Sarah, sebaiknya kita ajak ayahmu ke ruangan kerjaku dulu. Jangan s
"Hahaha... Apa kau lihat tadj ekspresi wajah adik tiriku tersayang? Hahaha dia begitu pucat terpaku sehingga mirip patung-patung lilin di museum." kata Mike tertawa keras di dalam mobil.Tamu yang tidak diundang adalah ayah Sarah. Ternyata Mike mengabulkan rencana Laura dengan membawa ayah Sarah ke pesta yang diadakan di rumah Adrian. Ia yakin seketika wartawan akan segera membuat berita tentang Sarah dan ayahnya.Sebelum Adrian berhasil mengamankan ayahnya Sarah, anak buah Mike telah berhasil membawa pergi kembali ayahnya Sarah dan menyanderanya kembali ke dalam mobil. Dan mereka akan segera menuju tempat persembunyian mereka kembali."Hey pak tua, hari ini kerjamu bagus sekali. Aku akan membawakanmu berkardus-kardus minuman agar bisa kau nikmati nanti!" kata Mike menepuk bahu ayah Sarah yang tertidur karena mabuk."Sam, bawakan si tua ini banyak minuman kerasnya ke tempatnya bersembunyi. Tapi ingat tetap waspada ketika kau menuju tempat persembunyian. Jangan s
Mike membawa Sarah ke sebuah klinik pribadi yang dijalankan oleh temannya Mike. Di dalam klinik yang tidak terlalu besar, Sarah mendapatkan perawatan. "Ia hanya mengalami syok ringan Mike, karena kondisi kehamilannya yang masih rentan ini mungkin bisa berbahaya bagi janinya. Aku sarankan agar dia bed rest selama beberapa hari di sini."Mike mengangguk dan ia meminta seorang suster untuk membantu mengawasi selama Sarah tidur dan besok pagi ia akan kembali ke sini menjenguk Sarah."Semoga wanita itu baik-baik saja, aku masih membutuhkannya dan juga anak Adrian untuk membalas dendam. Aku harap dia baik-baik saja." Mike bergumam ketika menutup pintu kamar klinik itu.***"Sialan! Wanita sialan! Mike sialan!" Adrian menghancurkan bergelas-gelas di ruangan pesta yang sudah tidak ada pengunjungnya lagi. Tapi Adrian tidak tahu jika Laura masih menunggunya pulang dengan duduk di tepi pool yang ada di balik tirai tempat Adrian menghancurkan gelas-gelas itu ke lantai. Laur
Adrian mulai merasa pusing, pengaruh alkohol yang cukup kuat di tubuhnya. Tetapi ketika ia merasa tubuhnya seperti terbakar dan panas di dada dan semakin turun ke bawah, akhirnya Adrian tahu ada yang salah di dalam minumannya. Sama seperti waktu ia bersama Sarah di klub itu, seseorang telah menaruh sesuatu di minumannya.Adrian melihat seorang wanita di antara kedua pahanya."Sarah?" Ia memanggil wanita itu. Alkohol yang diminumnya mulai mengaburkan pandangannya dan penilaiannya. Yang ia rasakan adalah perasaan mendamba untuk Sarah yang sedang membelai tubuhnya dengan nikmat.Laura maju mendekat meraba pahanya Adrian terus turun dan memegang tepat di pusat ereksinya. "Ahh... Sarah" Adrian menahan desahannya."Aku tahu dari dulu kamu begitu jantan, buktinya sedikit sentuhanku dapat membangkitkan gairahmu. Lihatlah kejantananmu itu, begitu besar dan keras. Laura mengerang di telinga Adrian berusaha membangkitkan nafsu binatang laki-laki yang digilainya itu."O