Sarah terbangun ketika ponselnya yang berada di nakas bergetar. Ia membuka matanya dan lengan kekar Adrian sedang memeluknya dalam tidur.
Getaran ponsel terasa lagi membuat Sarah perlahan menaruh lengan kekar itu dan menyelinap turun dari tenpat tidur. Tubuhnya yang telanjang dingin tertiup pendingin ruangan. Ia segera menggunakan bath robe-nya dan mengangkat panggilan tengah malam itu.
"Hallo Sarah, ini aku Mike." Tangan Sarah gemetar ia tidak menyangka Mike akan berani menghubunginya ketika ia sedang bersama Adrian.
"Kau gila apa, Adrian ada di sini!" bisik Sarah kesal pada laki-laki yang meneleponnya.
"Tenang, aku tidak akan lama. Lagipula aku yakin kalau adikku yang tampan sedang terlelap di tengah malam seperti ini."
"Apa yang kau mau!" Sarah memutus cepat kata-kata Mike. Ia takut jika suaminya terbangun.
"Aku perlu kau menyalin isi laptop Adrian!" kata Mike dengan nada memerintah.
"Hah? Apa kamu gila? Bagaimana aku bisa menyalin
Sarah terbangun ketika matahari sudah tinggi. Ia menoleh ke samping sebelahnya. Adrian tidak ada di situ. Ia mendengarkan apa suaminya sedang berada di kamar mandi namun setelah beberapa saat suasana tetap hening tidak ada suara yang terdengar dari kamar mandi.Sarah bergeser dari ranjang tidur untuk bangun. Ia melihat dirinya di dalam cermin. Tubuhnya dipenuhi banyak ciuman dari Adrian di sana. membuat malam suaminya mengamuk dengan memberi banyak tanda di tubuhnya ketika sedang bercinta dengan Sarah.
"Oh Sarah, kamu basah sekali baby girl!" Adrian membuka celah basah itu dengan kedua jarinya. Membelai permukaannya yang licin dan basah."Ah Adrian, bagaimana jika ada orang?" kata Sarah takut-takut jika ada orang yang mengetuk ruangan Adrian."Jangan khawatir sayang, tidak akan ada yang berani menganggu kita di dalam kantorku ini. Bahkan jika kamu menjerit kencang-kencang sekarang tidak akan ada orang yang datang. Aku bosnya. Tidak ada yang akan berani mengecek ke sini." kata Adrian memasukan satu jarinya membelai kelembaban di sana. Membuat Sarah terkesiap. Mulutnya mengangga, desahan terlepas dari bibirnya. Melihat Sarah yang mulai terangsang Adrian lalu memasukkan dua jarinya. Mengitari titik tersensitif di tubuh Sarah dan membuat terdengar suara basah di bawah tubuh Sarah ketika jari Adrian menyentuh titik inti tubuhnya."Oh yeah good girl, apa gairah ini untukku?" bisik Adrian mencium telinga Sarah dan turun terus ke perutnya, lalu celah d
Untung saja malam sebelumnya Adrian mencuri dengar pembicaraan Sarah dengan Mike. Saat itu Adrian curiga Sarah sedang menelepon seseorang di tengah malam. Rupanya Mike lah si peneleponnya. Sayup-sayup ia mendengar Mike meminta Sarah meyalin isi laptopnya. Dan sebelum Sarah menyadari Adrian mendengarkannya laki-laki yang merasa geram Sarah hendak berkhianat segera pergi dari situ. Kembali berpura-pura tidur.Keesokan paginya sebelum Sarah menyalin isi laptopnya, ia meminta Hendri untuk menyimpan laptop aslinya, sementara ia menggunakan laptop baru yang ia isi dengan data yang ia palsukan. Ketika ia melihat Sarah menyalin isi laptop palsunya di kantornya, ia merasa tindakannya tepat. Di ruangan kontrol CCTV itu Adrian kembali kecewa Sarah berkhianat padanya. Dan ia akan membalas Sarah atas pengkhianatannya. Ia akan membuat Sarah jatuh cinta lalu mengkhianatinya dengan wanita lain. Itu tekadnya untuk membalas Sarah.Sekarang ia akan mulai melakukan rencananya dan sete
Hendri yang mengamati bosnya dari jauh segera bergerak maju ketika Adrian terhuyung ke depan. "Pak apa anda baik-baik saja.""Lepas! Aku baik-baik saja. Hanya saja gempa bumi yang baru saja terjadi di tempat ini membuatku limbung sedikit. Tapi sekarang aku baik-baik saja."Hendri mengangguk tapi ia tidak bergeser dari tempatnya. Ia takut jika atasannya yang mabuk ini membuat ricuh di klub. Dengan bersandar di konter bar, asisten Adrian diam mengawasi sekitarnya. Sesekali mengamati dan mengawasi bosnya juga."One more bottle! Cepat!" Adrian menyingkirkan botol kosong itu dari hadapannya lalu meminta satu lagi botol yang baru.Dengan sigap bartender segera membuka botol baru untuk tamu VIP nya itu. Hendri yang melihat Adrian terus menegak habis botol keduanya itu segera bergerak mendekat. Dengan memapah tubuh atasannya ia membawa Adrian keluar dari klub itu.Ketika mereka hampir sampai di mobil, Adrian memuntahkan hampir sebagian
Yes Sarah ooohh aaahh ini nikmat." Adrian mendorong pinggulnya dengan keras. Masuk semakin dalam ke celah kewanitaan Sarah. Ia tidak menunggu sampai Sarah siap menerima dirinya. Dan itu membuat Sarah kesakitan. Adrian tidak seperti biasanya, ia memperlakukan Sarah secara kasar. Adrian yang mabuk bermaksud menghukum Sarah, ia akan menunjukkan siapa yang berkuasa di ruangan ini.Tubuh Sarah berguncang setiap kali suaminya mendorong dirinya kuat-kuat ke dalam dirinya.Laki-laki yang sudah dikuasai nafsu dan kemarahan menarik dirinya keluar dari dalam tubuh Sarah. Ia meremas kuat-kuat kedua bokong Sarah. Menamparnya dengan keras, membuat kulit putih itu memerah dan terasa perih di permukaannya. Ia mengulanginya beberapa kali hingga ia mendengar Sarah mengaduh kesakitan.Lalu ketika Sarah menyatakan kesakitannya, dengan tindakan yang berlawanan, Adrian menciumi kulit mulus itu dengan sangat lembut. Membuat keluhan Sarah seketika menjadi desahan kelegaan.
Sarah menangis diam-diam semalaman. Adrian yang tidur terlelap tidak mengetahuinya.Sarah merasa heran mengapa Adrian bilang mencintainya tapi menidurinya dengan sangat kasar. "Apakah cinta Adrian seperti itu? Kasar dan menyakitinya atau itu bukanlah cinta tapi hanya nafsu semata. Apa Adrian hanya menganggap Sarah sebagai obyek untuk pelampiasan saja.Padahal Sarah sudah mulai mencintainya dan ia merasa Adrian juga tulus padanya. Tapi setela kejadian tadi malam, Sarah tidak tahu apa yang sebenarnya Adrian rasakan sekarang.Sarah terbangun dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia berbalik ke sisi Adrian tidur tapi ia tidak melihat Adrian di sana. "Apa Adrian sudah berangkat kerja? Atau ia masih berada di kamar mandi?" Sarah mencoba mendengar suara air di dalam kamar mandi namun sepertinya Adrian sudah berangkat.Lagi-lagi Sarah merasa aneh, mengapa keesokan harinya Adrian sudah pergi tanpa pamit pada Sarah. Tidak biasanya ia melakukan itu, biasanya den
Mike baru saja tiba di kantor Gilbert. Ia hendak mengambil cek yang dijanjikan Gilbert karena telah berhasil mendapatkan file Adrian. Dengan bersenandung kecil, ia masuk ke dalam ruangan Gilbert."Hai Gilbert, aku datang untuk mengambil cek yang kau janjikan!" Mike tersenyum lebar dan duduk dengan begitu santai di sofa kantor Gilbert.Bukannya disambut dengan ramah, Gilbert malahan memakinya kasar. "Dasar kau bajingan, masih kau berani datang kemari?" Gilbert yang melihat kedatangan Mike langsung saja mendorongnya ke pojok ruangan dan mencekal kerah kemeja Mike."Hey chill ada apa Gil?" kata Mike berusaha menenangkan Gilbert yang hendak menghantam wajahnya."Kau! Apa kau sengaja memberiku file yang salah Mike? Jangan-jangan kau bersekongkol dengan Adrian untuk menjatuhkan perusahaanku?" kata Gilbert menonjok dinding di samping wajah Mike."Me? bersekongkol dengan Adrian? Bajingan itu! Tidak akan, tidak jika dia adalah orang terakhir di dunia ini yang ha
Selesai memarahi Sarah. Mike langsung menghubungi Laura untuk menjalankan aksi balas dendamnya pada Sarah dan Adrian. "Selamat malam nona Laura." sapa Mike dengan ramah pada Laura di telepon."Maaf dengan siapa saya bicara?" bukannya balik menyapa, Laura malahan balik bertanya pada laki-laki penyapanya di seberang sana."Ini aku Mike! Apa kamu ingat kita bertemu di pernikahan Adrian. Aku kakak tiri Adrian, apa kau lupa? Janji kita untuk saling mendukung!""Ah Mike, maaf ternyata aku belum menyimpan nomermu. Sekali lagi maaf ya." kata Laura berpura-pura lupa. Padahal ia malas berhubungan dengan orang semacam Mike, jika saja bukan untuk Adrian tentu ia tidak akan berhubungan dengan Mike."Yeah, well. Aku hanya ingin bertanya apa kau masih berminat dengan adik tiriku yang sombong itu!" tanya Mike tanpa basa basi."Wah tentu saja, bukannya aku sudah bilang jika aku ingin menikahinya." kata Laura juga menjawab tanpa basa basi."Well aku punya cara untukmu agar b