Meski sudah menikah cukup lama namun Sarah tidak bisa mencegah wajahnya merasa panas terbakar ketika suaminya menunjukkan kejantanannya yang sudah menegak keras. Senyum nakal yang menghiasi wajah Adrian, membuat Sarah tahu apa yang sedang dipikirkan suaminya. Adrian jelas suka dengan apa yang dilihatnya di depannya.Wajah Sarah yang bersemu merah dengan tubuhnya yang seksi telanjang di ataa ranjang. Serta kedua stocking hitam yang membuat Sarah tampak semakin seksi membuat gairah Adrian meledak-ledak. Ide kencan di Penthouse barunya malam ini sungguh membuatnya merasa seperti baru pertama kali bercinta dengan Sarah di King's club malam itu. Ia tidak tahan lagi untuk menahan gairahnya sehingga dengan kedua tangannya ia melebarkan kedua kaki Sarah dan mengangkatnya. Adrian menekuk kedua kaki Sarah dan mengambil posisi di antara kedua kakinya."Fuck Sarah, you always make me so horny! Aku sangat menginginkanmu sayang!" Nafas Sarah seperti tertahan ketika Adrian membuka kakinya semakin le
Leo tiba tepat waktu di depan pintu beach house Rebecca. Dengan wajahnya yang tampan ia tersenyum menyambut gadis yang menjadi kekasihnya."Apa kamu sudah siap?" tanya Leo sambil melihat tas Rebecca yang berada di dekat pintu."Sebentar lagi, Reina masih mengecek apakah ada barangnya yang masih tertinggal di dalam kamarnya.Leo mengangguk lalu masuk ke dalam ketika Rebecca mempersilahkannya untuk menunggu di dalam."Okay, all set Becca. I check two times dan aku nggak menemukan ada barang kita yang tertinggal di sana." Reina berlari turun memberi kabar pada Rebecca yang sedang berada di ruang bawah."Kalau begitu biarkan aku membantu membawakan barang-barang kalian! Sepertinya tas kalian tampak berat, jadi aku tidak akan membiarkan kekasihku membawa tas-tas berat sementara aku berada di dekatnya!" Leo mulai mengangkat dua tas Rebecca dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Sementara tas Reina ia masukkan ke dalam mobil Reina. Mereka akan berkendara beriringan sampai ke rumah Reina lalu L
"Cek kembali Henri, mengapa kita bisa kehilangan lima tender besar dalam sebulan ini! Dan mengapa beberapa patner dari perusahaan lain berusaha melepaskan diri dari perusahaan kita. Cek apa ada saingan bisnis kita yang bermain kotor! Saya tunggu laporannya secepat mungkin!" Adrian menutup panggilannya pada Henri. Pria yang sudah menjadi tangannya sejak sebelum ia bertemu Sarah sampai ia memiliki putri yang beranjak dewasa.Rebecca yang tidak sengaja menguping pembicaraan papanya dengan seseorang di telepon bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Mengapa papanya terdengar tidak senang tadi. Ia pun jadi ragu untuk menceritakan apa yang telah terjadi selama ia berlibur di rumah pantai mereka. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Rebecca menyapa papanya dengan riang."I miss you so much daddy!" Rebecca menghambur ke pelukan papanya dan mencium kedua pipinya."I miss you too princess!" Adrian menepuk-nepuk kepala putri tersayangnya."Kamu pulang larut malam kemarin malam?" tanya Adrian
"Aku Leo, kekasih Rebecca." kata-kata Leo membuat Adrian menatapnya dengan seribu arti. Menilai dari atas ke bawah, mencoba mencari motif dari tujuannya mengatakan hal yang mengejutkan itu.Adrian melihat Leo berdiri penuh percaya diri, dengan senyuman samar dan anggukan kepala untuk menunjukkan kesopanan pada tuan rumah dan juga sekaligus menunjukkan betapa terpelajarnya ia. Meski bertamu malam-malam tanpa undangan ke mansion mereka namun Leo tidak lupa menunjukkan kesopanan pada tuan rumah mereka."Rebecca, dimana kesopananmu!" kata Adrian dengan penuh penekanan, "Mengapa kamu tidak menyuruh kekasihmu untuk bergabung dengan kita untuk makan malam." tanya Adrian tersenyum dengan wajah meminta jawaban pada putrinya. Rebecca yang masih syok dengan kedatangan Leo ke rumahnya menjawab dengan gugup, "I-iya dad, kenalkan ini Leo."Leo berjalan menuju Adrian dan mengulurkan tangannya. Adrian menatap tangan itu lalu menjabat tangannya dengan keras. Nyaris membuat Leo kesakitan jika saja iya
Sepanjang makan malam Adrian diam tanpa kata, hanya Sarah yang mencoba mencairkan suasana. Ia bertanya pada Rebecca apa yang ia ingin lakukan esok hari. Rebecca yang tahu mamanya sedang meredakan suasana yang canggung menjawab dengan nada yang ceria."Belum tahu mom, mungkin aku akan melihat-lihat program studi yang ditawarkan beberapa Universitas secara online. How about you? Apa besok ada jadwal syuting lagi mom?" balas Rebecca bertanya."Besok tidak ada jadwal syuting sayang, kita bisa berbelanja bersama jika kamu ingin. Maksud mom tentu saja setelah kamu selesai menyelesaikan urusanmu.""That's sound good mom, ada beberapa hal yang harus aku beli juga besok. Senang sekali jika mom bisa menemaniku." lanjut Rebecca kembali melihat papanya yang selesai meneguk wine-nya dan berdiri dengan cepat."Well maaf aku duluan, ada pekerjaan yang harus selesaikan sayang." Adrian mencium pipi istrinya san berjalan menuju ruang kerjanya.Sementara Rebecca langsung menghela nafasnya panjang. "Mom,
Rebecca turun sebelum papanya duduk di meja makan. Ia memasak tomato omelette kesukaan papanya dan meminta para pelayan mempercepat menaruh hidangan lain untuk makan pagi ini. Setelah selesai menyiapkan semua hidangan di meja makan. Ia melihat mom dan juga dad nya datang bersama. "You wake up early sayang?" Sarah mencium pipi putrinya ketika ia berdiri dan menyambut kedatangan kedua orangtuanya."Good morning dad, aku sudah masakin mom dan dad tomato omelette. Kita breakfast bareng ya!" Adrian mencium pipi putrinya dan ikut duduk di meja makan.Rebecca menaruh hidangan untuk papanya dulu lalu mamanya dan meminta mereka untuk merasakannya."Enak sekali sayang, semakin pintar kamu memasak ya, benar kan sayang?" tanya Sarah pada suaminya sekaligus memberi pujian pada Rebecca ketika mencicipi masakannya.Adrian mengangguk tanpa suara, ia makan dalam keheningan. Membuat suasana makan pagi sedikit canggung bagi Rebecca.Setelah makan pagi selesai, Adrian berdiri dan pamit pergi ke kantor p
Sarah mempersilahkan Leo masuk sebagai sopan santun karena telah diantar pulang olehnya. Menyuruh Leo duduk sementara ia memanggil pelayan untuk membuatkan minuman. Ia ikut duduk di samping Rebecca untuk menemani mereka mengobrol."Apa tidak masalah aku main ke sini Tante?" Leo bertanya karena ia yakin sang Miliarder tidak akan mengizinkan ia menginjakkan kakinya di mansion ini sebelum ia mengajak Leo berbicara secara pribadi."Tentu tidak akan ada masalah Leo, kamu adalah tamu kami tentu harus kita jamu." ucap Sarah dengan sikap yang sopan dan sangat ramah.Leo mengangguk lalu ia menatap ke arah Rebecca. "Are you having a great time today?" tanya Leo pada Rebecca hang sedikit canggung di depannya. Ia tahu Rebecca merasa khawatir papanya akan pulang kapan saja dan ia takut akan reaksi papanya pada Leo.Sebenarnya bukan suatu kebetulan Leo berada di pusat perbelanjaan itu, ia telah menyuruh seseorang membuntuti Rebecca, ia juga sengaja mengantar Rebecca pulang agar bisa bertemu dengan
Ini adalah hari pernikahannya. Rebecca selalu membayangkan hari pernikahannya dengan berbagai versi dan ini lebih dari seperti yang dibayangkannya karena hari ini ia merasa sangat luar biasa bahagia. Setelah satu bulan yang terasa lambat, akhirnya mereka berhasil menyelesaikan persiapan untuk menikah dan di sinilah ia berada di samping pria yang akan menghabiskan hidup bersamanya selamanya. Berjanji setia sehidup semati dan juga membagi bahagia dan kesedihan bersama.Rebecca memandang Leo, pria yang sangat dicintainya tampak sangat tampan saat ini. Ia memakai tuxedo putih serasi dengan gaun putih Rebecca membuat mereka seperti pangeran dan putri di negeri dongeng "Are you nervous?" tanya Leo meraih tangan Becca di sampingnya.Rebecca menoleh dan melihat Leo sedang menatapnya. Ia menggeleng dan tersenyum pada suaminya. Ya mereka baru saja menikah beberapa menit yang lalu dan resmi menjadi sepasang suami istri. "I'm not nervous, i'm very happy." Rebecca mengenggam jalinan jari tangan