Adrian mengejar Mike ke rumah sakit jiwa bersama polisi. Mereka tiba di rumah sakit jiwa itu dengan tepat waktu ketika Mike sedang duduk bersimpuh di bawah lutut ibunya. Polisi hendak menangkap Mike namun Adrian menahan komandan polisi itu dan memintanya untuk bersabar ketika Mike mengajukan pertanyaan pada ibunya. "Mom, please cerita yang sesungguhnya tentang dad? Bukankah hidup mom hancur karena dad dan perempuan jalangnya?" Mike mengenggam kedua tangan perempuan setengah baya yang rambutnya sudah dipenuhi uban.Mata wanita itu terlihat kosong, seperti ucapan putranya barusan hanyalah angin lalu yang mengusap daun telinganya. Ia duduk bergeming di depan Mike."Mom please! Tell me, bilang kalau laki-laki itu adalah anak haram penyebab mom seperti ini!" Mike menunjuk ke arah Adrian dengan tatapan penuh dendam. Ia ingin sekali membunuh adik tirinya yang sedang diam mengamati dia dan ibunya."Kau! Kau!" Ibu Mike yang tadunya hanya diam seperti patung mulai bereaksi ketika melihat Adri
Adrian menggendong Sarah masuk ke dalam bathub. Ia menyalakan air dan membuat suhunya menjadi hangat dengan kucuran air panas di bathub. Selama menunggu air penuh, ia memandangi tubuh Sarah yang telanjang dengan lapar. Setelah akhirnya urusan air selesai, ia segera masuk dan menarik tubuh Sarah mendekat. Adrian Menunduk dan mencium lehernya. Aroma tubuh Sarah terhirup oleh Adrian. Harum sekali. Dan itu menambah kuat denyut kasar di pangkal pahanya yang sudah terbakar gairah.Tangan Adrian megusap celah sensitif Sarah dan membuat wanita itu melenguh erotis. Terasa kelembaban di sana. Adrian melingkari titik sensitif Sarah dan satu tangannya yang bebas membelai payudara Sarah yang sintal.Ibu jarinya menggesek puting yang mencuat itu. Mempermainkannya dengan menggesek, memilin dan menarik-nariknya dengan kuat. Kedua sentuhan Adrian di dua titik tubuh tersensitif Sarah membuat Sarah terus terusan mengerang panjang. Adrian mempercepat gerakannya, memutar dan melingkari celah lembut mil
Mendengar kata-kata erotis itu, Sarah kembali merasa bergairah. Mereka saling berpangutan penuh gairah sementara tangan Adrian memilin kedua puting Sarah yang kembali menonjol. Fantasinya terwujud sempurna ketika ia melihat tubuh Sarah begitu indah dengan titik-titik peluh di kulitnya yang mulus. Apalagi ujung payudaranya yang menegang seolah meminta perhatiannya yang lebih.Adrian mengecupi gundukan indah istrinya. Mulutnya melumat dan menyesap. Menyapukan lidahnya pada puncaknya dan menarik-narik ujungnya dengan mulut basahnya. Sarah mendesah hebat menikmati sentuhan suaminya di titik-titik sensitif tubuhnya.Adrian tidak pernah puas menyentuh tubuh Sarah. Membuat Sarah makin menekankan tubuhnya pada suaminya. Adrian begitu menikmati sampai ia dengan secepat kilat memutar tubuh Sarah. Sarah membelakanginya. Mengusap pinggulnya lalu meremas kedua bokong sintal milik Sarah. Di bawah cengkraman tangannya, Adrian merendahkan posisi tubuh istrinya sehingga tubuh Sarah melekuk dengan sek
Adrian membangunkan Sarah di pagi hari mereka dengan serangan lidahnya di antara kedua paha Sarah. Lidah Adrian melesak begitu dalam, menjelajahi seluruh permukaan licin itu. Ia lalu keluar dengan lincahnya dan menggoda seluruh bibir bawah Sarah yang ternyata sudah sangat basah karena decakan lidah Adrian dan juga hasrat Sarah. Sarah mengerang begitu kencang, menahan kepala Adrian agar tetap berada di posisinya. Memberinya kenikmatan terindah di pagi itu. Usai mencicipi kemanisan istrinya di bawah sana. Adrian yang sudah sejak tadi terbakar gairah segera menarik tubuh telanjang Sarah ke pangkuannya. Dengan satu kali hentakan Adrian sudah terbenam di tubuh Sarah. Mengguncang-guncang tubuhnya dan menyatukan dirinya dengan hujaman-hujaman kuat. Tubuh Sarah yang berguncang di atasnya membuat gairah Adrian semakin mendesak. Sepasang payudara yang berguncang dengan kedua lingkaran cokelat terang yang menantang membuat Adrian tidak sabar untuk melumatnya bergantian. Adrian membiarkan posi
Sarah terbangun di ranjang yang kosong, ia meraih bed sheet putih yang sudah acak-acakan untuk menutupi tubuh polosnya. Selesai merenggangkan tubuhnya yang penat akibat pergumulan panas tadi malam, Sarah turun dari tempat tidur dan mencari keberadaan Adrian. Saat langkahnya terhenti di cermin, ia melihat di bahunya terdapat bekas merah keunguan bekas sesapan dan ciuman suaminya. Sarah membuka sedikit bed sheet itu dan mendapati bekas merah keunguan itu juga di payudaranya. Sarah menyentuh bekas merah keunguan itu sambil memejamkan matanya. Ia kembali membayangkan percintaan mereka tadi malam. Bagaimana Adrian tidak pernah gagal untuk memuaskannya. Bahkan setelah berkali-kali mengosongkan cairannya, suaminya itu tetap bergairah untuk menyetubuhinya. Sambil memejamkan matanya, Sarah membayangkan bagaimana Adrian tadi malam menyentuhnya dengan maskulin di seluruh tubuhnya. Rasa terangsang mulai menghinggapinya sehingga ia segera menggelengkan kepalanya cepat-cepat dan segera mencari keb
Sarah terbangun sendiri lagi keesokan harinya, ia melihat di sebelahnya dan tidak mendapati Adrian berada di sisinya. "Adrian... apa kamu di kamar mandi?" Sarah merenggangkan tubuhnya melihat ke arah pintu kamar ketika Adrian masuk sudah berpakaian rapi dengan jas dan setelan kantornya."Kamu sudah bangun babe?" Adrian masuk dengan membawa nampan berisi sarapan pagi. Sarah mengangguk dan membantu Adrian menaruh nampan sarapan itu di antara sisi tubuhnya.Adrian mengecup puncak kepala Sarah dan mencium pipi kanannya."Kamu sudah mau berangkat?" tanya Sarah dengan tatapan sedikit kecewa. Adrian mengangguk perlahan dan mengucapkan kata-kata maafnya."Maaf ya tapi aku janji akan pulang lebih awal malam ini. Please forgive me babe!" Adrian mengenggam tangan Sarah dengan lembut."Ya, tapi aku baru saja bertemu dengan kamu. Aku saja nggak tahu kapan kamu pulang tadi malam!" Sarah mengerucutkan bibirnya kesal persis seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan es krim."Aku tidak mau m
Selesai menata rambutnya di salon yang merogoh jutaan rupiah, Sarah berkeliling pusat perbelanjaan. Ia memasuki beberapa high couture boutique sampai ke outlet store milik brand-brand terkenal. Setiap store yang Sarah masuki semua pegawai di sana menyambutnya dengan ramah. Pertama karena ia adalah aktris terkenal kedua karena ia adalah istri Adrian, Miliarder yang memiliki pusat perbelanjaan yang sedang ia kelilingi itu. “Silahkan Nyonya Adrian... Ini adalah keluaran terbaru dan tas-tas limited edition yang hanya kami jual kepada selebriti dan sosialita yang datang ke store kami.” Pegawai perempuan yang bernama May memperlihatkan koleksi tas-tas dan pakaian yang harganya mencapai ratusan juta bahkan Milyaran. Dengan teliti Sarah melihat-lihat beberapa pakaian yang sedang mengikuti mode terkini, sebagai public figure tentu dia tidak boleh salah berpakaian apalagi ia juga mewakili beberapa brand ternama tentu saja ia tidak boleh mengecewakan brand yang ia wakili itu. "Aku ambil baju
Sementara di kantor pusat Adrian, laki-laki berpakaian jas itu sedang duduk dengan dikelilingi banyak orang legalnya dan juga penasehat keuangan di perusahannya."Kita memiliki sedikit masalah Pak dengan dewan Komisaris, berita tentang Mike yang telah menyabotase anda dan membuat anda terpaksa menikahi istri anda telah tersebar luas menjadi skandal. Dan itu membuat Dewan Komisaris meminta anda untuk diturunkan sebagai CEO dari grup kita.""Terpaksa? Saya tidak pernah merasa terpaksa untuk menikahi siapapun, apalagi Sarah. Memang saya sendiri yang memilih menikahinya karena saya sudah jatuh cinta pada istrinya di pandangan pertama. Dan apa kata kalian Dewan Komisaris meminta saya turun? Tidak akan, ini adalah perusahaan ayahku lalu diwariskan padaku. Satu kata untuk mereka jika mereka ingin saya turun dari posisi ini, Never!!!" kata Adrian dengan kesal. Pagi ini ia sudah dibuat jengkel dengan deretan orang legal dan juga penasehat keuangan perusahan yang berbondong-bondong menunggunya