Share

BAB 7

Author: ANNI KARMAN
last update Last Updated: 2023-05-16 14:46:25

"Yang namanya judi itu ngga ada untungnya, Nak. Baik itu judi biasa atau judi online. Nama dan caranya saja yang berbeda tapi tetap tujuannya sama dan dampaknya juga sama."

"Lihat Ayah mu? Apa ada perubahan dalam hidupnya? Ngga ada, kan?"

"Itu karena Ayah sambil main perempuan, Bu," jawab Indah.

"Nah, itulah salah satu dampaknya. Uang yang didapat dari hasil judi itu panas. Makanya agama kita melarang judi dan minum-minuman keras."

"Ibu kok kuat dan masih bertahan hidup dengan ayah yang total?"

"Total? Maksudnya?"

"Iya, total main perempuan, total judi, total mabuk-mabukan belum lagi ringan tangan." Indah menekan suaranya.

"Itu sudah takdir Ibu, Nak. Yang penting nasibmu tidak seperti ibu."

"Andai dulu Ibu tak dibutakan oleh cinta mungkin kamu tak ikut susah. Jika suatu saat kamu dipertemukan lagi dengan laki-laki, yang harus kamu lihat adalah sholatnya karena itu akan menjadi pondasi dalam rumah tanggamu." Bu Aminah menatap Indah dan melanjutkan kembali obrolannya.

"Ibu semakin miris melihat kehidupan zaman sekarang. Tuh lihat keluarga Pak Kusnendar."

"Memangnya ada apa dengan keluarga Pak Kusnendar? Bukanya dia orang terkaya di kampung kita, Bu?"

"Sekarang mereka sudah bangkrut. Kasihan istrinya sampe masuk rumah sakit jiwa?" 

"Astagfirullah! Indah, kok, baru dengar, Bu?"

"Lihat saja rumah sama mobilnya sudah disita Bank. Yaa,  gara-gara Pak Kusnendar terlibat judi online yang tadi ibu bahas."

"Astaghfirullah ... Indah kira judi online itu  cuman permainan biasa."

"Judi kan salah satu perangkap setan. Awalnya sedikit. Menang, terus ketagihan eh ujung-ujungnya kecanduan."

"Betul juga, Bu, macam Bapak itu."

"Makanya, Ibu khawatir. Akhir-akhir ini bapakmu main handphone terus. Di tambah sekarang menghilang."

"Udah, ah, Indah mau mandi dulu. Nanti sehabis sarapan kita jalan-jalan." Indah berdiri sambil melilitkan handuk pada lehernya.

"Mau jalan-jalan ke mana?" Bu Aminah menatap anaknya yang menuju kamar mandi. 

"Hari ini Indah kan mau jual sapi sama kambing. Habis itu kita jalan-jalan sama belanja sekalian ke salon!"

Walau suara indah tenggelam begitu masuk kamar mandi tapi Bu Aminah masih bisa mendengar jelas ucapan anaknya. Sambil terus melanjutkan masak, wanita berusia 45 tahun itu  geleng-geleng kepala.

 ***

 "Masyaallah ... Ibu cantik sekali!" seru Indah menatap ibunya yang terlihat pangling. 

"Ahh, kamu bisa saja. Ibu malu. apa pantas umur Ibu yang sudah ngga muda lagi ini rambutnya dipotong  model begini?" Bu Aminah menatap pantulan wajahnya lewat cermin.

"Iihhh, sis Ami ini sangat cucok dengan potongan rambut seperti ini. Eyke aja pangling!" puji pegawai salon.

"Nanti ayahmu marah kalau lihat Ibu berpenampilan seperti ini?"  Wajah Bu Aminah mendadak sedih.

"Tenang saja, mulai saat ini ngga ada lagi orang yang bisa marahin Ibu. Pokoknya Ibu harus bahagia." Indah memeluk ibunya  dari belakang kursi salon. Terlihat dari pantulan cermin kalau wajah keduanya kini seperti kakak beradik.

"Habis ini kita makan-makan, ya, Bu. Terus kita ke toko perhiasan." Indah mengapit lengan ibunya keluar dari salon.

"Tapi, Nak, nanti uang kamu habis. Tadi kita sudah belanja sembako dan pakaian. Uangmu kan buat modal usaha."

"Sekali-kali, Bu. Kata pak Ustad, kalau kita memberi pada orang tua dan yang diberi bahagia maka Allah akan menambah rezeki kita berlipat. Lagi pula yang hasil penjualan dua sapi dan tiga kambing masih banyak. Pokoknya hari ini aku ingin lihat Ibu bahagia." Indah merengkuh bahu ibunya.

Hari itu, Indah benar-benar memanjakan ibunya. Dari makanan, pakaian bahkan perhiasan. Ia berjanji akan selalu membuat wanita yang bertahun-tahun menderita lahir dan batin itu selalu tersenyum. Walau di balik semua ini ada dosa besar yang harus ia tanggung.

Indah bangga memiliki Ibu secantik Bu Aminah. Hanya saja ia bersuamikan pria yang tidak tepat. Bukan dijadikan ratu tapi malah dijadikan babu. 

Orang tua almarhum suami Faiz menyerahkan semua harta milik anaknya pada Indah. Termasuk rumah yang sekarang ditinggali. Begitu juga dengan  dua sapi dan tiga kambing.  Mereka senang melihat menantunya sekarang terlihat lebih bersemangat.

Indah bersyukur memiliki mertua yang begitu baik dan perduli padanya. Walau mereka termasuk keluarga berada tapi tidak pernah membeda-bedakan. 

"Ayah sama Ibu tidak akan ikut campur dengan hasil penjualan sapi dan kambing. Yang penting dipergunakan dengan baik," ucap pak haji Tajudin.

"Iya, Nak. Ibu ngga tega melihatmu setiap hari mencari rumput. Rumahmu kan pinggir jalan raya. Sangat strategis. Pekarangan yang luas bisa di  bangun kedai. Kamu bisa mengajak ibumu juga. Bukan begitu, Pak?"

"Iya, Bu. Satu lagi pesan Bapak, jangan pernah tinggal Sholat yang lima waktu sesibuk apapun dan selalu tutup aurat. Selain wajib, menutup aurat juga bisa menghindarkan pandangan dari orang-orang yang bisa menimbulkan fitnah.  Apa lagi kamu wanita yang tak bersuami. Kalau bukan kamu yang menjaga diri siapa lagi. Bapak percaya sama kamu."

"Setiap hari usahakan bersedekah, ya, Nak. Agar usahamu lancar. Tak perlu banyak yang penting kamu ikhlas. Ibu juga tak akan menghalangi bila suatu saat ada pria yang datang. Asal dia pria baik." 

Indah yang sejak tadi menahan haru akhirnya tak bisa membendung air mata. Ia menagis sesegukkan di pelukkan Bu Ambar. Andai mereka tahu kalau menatunya itu pembunuh berdarah dingin apa mereka masih mau menerima?

***

"Heh! Kemana kalian sembunyikan Kang Danang?"

Indah yang sedang menyiapkan daging untuk membuat sate dikagetkan oleh suara cempreng wanita yang langsung menerobos ke dapur. 

"Siapa yang menyembunyikan suami Ceu Lilis. Sana geledah atau lihat ke rumah Ibu. Paling juga Ayah kawin lagi." Indah malah membuat istri muda ayahnya semakin terbakar api amarah.

"Terus kami punya uang dari mana bisa buka usaha sate segala? Pasti uang dari Kang Danang?"

"Ibuku tiriku sayang, kalau ngomong jangan seenak jidat. Bukannya uang Ayah sudah habis oleh istri mudanya yang matre ini?"

"Heh, anak ingusan. Sekali lagi kamu bilang aku matre, tamat sudah riwayatmu!" Lilis mengambil pisau yang biasa digunakan untuk memotong daging dari atas meja dan mengarahkan ke leher Indah.   

"Owww, sabar, sabar. Dua juta, tiga juta atau lima juta. Nanti aku kasih. Tapi bukan uang  Ayah. Ini uang hasil penjualan sapi. Sekarang tolong letakan pisau itu." Indah bicara dengan nada lembut.

Mendengar nominal uang yang disebutkan Indah jelas tekanan darah Lilis langsung turun. Bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala itu tersenyum. Apa lagi setelah melihat anak tirinya menyodorkan amplop berwana coklat.

"Terima kasih Ceu Lilis, dengan  sidik jari ini permainan akan lebih seru," batin Indah menatap pisau yang tadi di pegang Lilis.   

BERSAMBUNG

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dody haryadi
hmmm...mau deh disate sama indah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SATE DAGING AYAH   BAB 8

    "Nak, kenapa setiap kamu bikin sate buat Bu Lilis, dagingnya harus yang di dalam freezer?" Bu Aminah menatap Indah yang sedang meracik daging sate untuk istri muda ayahnya. "Sengaja, Bu. Daging sate untuk Ceu Lilis aku pisahkan. Ibu tahu sendiri dia itu bawel. Indah sengaja pilih dading yang empuk. Pokoknya spesial.""Ibu di depan saja, jangan cape-cape. Biar para pegawai yang ngerjain ini semua. Ibu tinggal duduk manis sambil berdoa, semoga kedai sate Indah semakin ramai pembeli." Indah menatap ibunya yang kini terlihat lebih muda."Setiap sujud, Ibu selalu berdoa agar semua cita-citamu tercapai." Bu Aminah balik menatap putrinya yang kini memakai hijab panjang."Teh, di depan kewalahan. Hari ini banyak sekali pembeli. Kasihan yang sudah antri berjam-jam," ucap seorang pegawai Indah."Ya, sudah. Biar saya bantu di depan." Indah bergegas ke depan.Indah sangat bersyukur, walau baru seminggu berjualan. Kedai satenya mulai banyak pembeli. Ada yang makan di tempat ada juga yang dibaw

    Last Updated : 2023-05-16
  • SATE DAGING AYAH   BAB 9

    Psikopat, sebutan orang yang tega menghabisi nyawa manusia seperti Indah apa lagi yang jadi korban ayahnya sendiri.Sadis, entah di mana hati wanita yang terlihat lugu ini saat tangannya memotong-motong tubuh ayah kandunya dan memasaknya dengan berbagai olahan untuk istri muda ayahnya.Indah selalu menjaga agar ibunya tak sampai makan daging yang ia masak khusus untuk Lilis. Bahkan Indah selalu mengunci kulkas tersebut dengan alasan daging mahal khusus untuk pesanan orang tertentu walau faktanya daging itu hanya di peruntukkan buat istri muda ayahnya.Seperti hari ini, Indah sengaja bikin sambal kentang goreng ati secara terpisah. Ia membuat dua macam sambal ati. Ati sapi biasa dan ati ayahnya. "Loh, kok, Ibu ngga boleh makan sambal kentang yang itu?" Bu Aminah menunjuk mangkok yang berisi sambal kentang. "Sambal yang buat Ceu Lilis pakai Pete. Ibu kan ngga suka makan Pete." Indah yang sedang memindahkan sambal kentang buat Lilis memberi penjelasan.Ini hari kesepuluh ayahnya mengh

    Last Updated : 2023-05-16
  • SATE DAGING AYAH   BAB10

    Bu Aminah yang merasa sudah lebih baik mengajak Indah untuk segera ke kantor polisi. Walaupun Indah males, apalagi ia tahu ayahnya tidak akan pernah kembali dalam keadaan hidup. Tapi demi membuat ibunya tenang, ia tak punya pilihan lain. "Sebentar, ya, Bu, seperti ada orang yang mengucap salam." Indah bergegas untuk melihat siapa yang bertamu ke rumahnya."Maaf, Ibu mau bertemu dengan siapa, ya?" Tiga orang wanita yang sedang berdiri di teras rumah saling pandang satu sama lain. "Maaf apa ini masih rumah Kang Danang?" jawab wanita paruh baya yang mungkin usianya tak beda jauh dengan Bu Aminah."Betul, Bu. Tapi pak Danang sedang tidak ada di rumah." Indah memperhatikan wanita yang seperti pernah ia kenal."Saya ke sini ingin bertemu dengan Bu Aminah.""Siapa, Nak? Loh, kenapa tamunya ngga diajak masuk?" Bu Aminah berdiri di samping Indah yang belum sempat pempersilahkan tamunya masuk."Teteh!""Ayi Asih!"Indah melongo saat melihat ibunya sudah saling kenal. Seperti saudara atau

    Last Updated : 2023-05-22
  • SATE DAGING AYAH   BAB 11

    "Apa maksud Tante?" Indah menangkap kayu yang hampir mengenai tubuh Euis. Di depan Bu Aminah dan tiga tamunya, Indah dan Lilis saling tarik menarik kayu. Sampai pada satu kesempatan Indah berhasil merebut kayu di tangan Lilis. Wanita yang hanya mengenakan daster itu memegangi bokongnya saat jatuh ke lantai karena hilang keseimbangan. "Lilis, jangan bikin masalah di sini. Hargai tamu saya!" Bu Aminah membentak Lilis. "Kamu jangan ikut campur urusan saya dengan anak sialan ini!" Lilis mendelik ke arah Bu Aminah. "Jelas ini urusan saya, karena kamu bikin keributan di rumah saya!" Bu Aminah yang biasanya lemah lembut, hari ini tak bisa mengontrol suaranya. "Euis, ayo kita pulang!" Lilis berdiri, kembali tangannya berusaha menarik putrinya yang semakin ketakutan di belakang punggung Indah. "Sebentar, tadi Tante bilang kalau ..."Indah tidak meneruskan ucapannya. Reflex tangannya menyangga tubuh Euis yang hampir saja ambruk ke lantai. "Ya Allah, darah!" Indah yang memangku tubuh E

    Last Updated : 2023-05-22
  • SATE DAGING AYAH   BAB 12

    "Bu Indah tenang dulu. Kami akan melakukan yang terbaik buat saudari Euis." Bidan Ella mengangkat pundak Indah yang masih berlutut. "T-terima kasih, Dok. Kasihan anak ini, masa depannya masih panjang. Saya tidak perduli dengan apa yang telah menimpanya.""Satu lagi, Dok. Tolong jangan kasih izin siapapun selain saya yang menjaga Euis.""T-tapi ..." Bidan Ella menatap wajah Indah yang terlihat sangat kacau."Lihat, Dok, lihat! Bekas luka di tubuh anak malang itu. Hanya Ibu yang berhati binatang tega melakukan itu. Bahkan harimau sekalipun tak tega memakan anaknya sendiri." Indah menatap Euis yang terbaring dengan selang infus di tangan kiri dan selang kantong darah sebelah kanan."Itulah yang ingin saya tanyakan tadi. Selain menemukan luka di beberapa bagian tubuh saya juga melihat Euis mengalami trauma hebat. Beruntung cepat dibawa ke rumah sakit, telat sedikit saja," ucap Dokter Ella."Saya yakin penyebab Euis keguguran karena anak itu habis mendapatkan siksaan oleh ibunya. Dan buk

    Last Updated : 2023-05-22
  • SATE DAGING AYAH   BAB 13

    Indah menyisir hampir semua area kebun yang sengaja ditanami pohon pisang dan singkong. Namun hasilnya nihil. Sambil duduk di bawah saung penyimpanan kayu bakar, Indah mengusap peluh yang membasahi keningnya.Sekali lagi pandangan Indah tertuju pada bekas galian tanah. Indah terus berpikir dan menduga-duga kemana hilangnya bagian tubuh ayahnya yang dikubur sekitar dua minggu lalu. Rasanya tak mungkin digondol anjing atau binatang lain. Selain dalam bagian atasnya sengaja di tutupi bebatuan.Kesibukannya mengurus kedai sate membuat Indah tak pernah lagi ke belakang rumah. Ia benar-benar tak bisa memperkirakan kapan pelastik yang berisi kepala dan bagian tubuh ayahnya hilang. Indah merasa kepalanya berdenyut. Semalaman hampir tak memejamkan mata membuat rasa kantuk yang sangat berat. Dengan lesu Indah kembali ke dalam rumah. Memejamkan mata beberapa jam mungkin bisa membuat tubuhnya kembali vit.***"Ibu tenang dulu, ya." "Tapi, Nak, kalau apa yang dikatakan polisi itu benar? Bahwa A

    Last Updated : 2023-05-22
  • SATE DAGING AYAH   BAB 14

    "Sudahlah, Bu. Untuk apa terus menangisi Ayah!" Indah mencoba menghentikan tangis ibunya."Ibu heran, sepertinya kamu tak sedikitpun merasa sedih atas meninggalnya ayahmu?" "Ibu ingin tahu mengapa aku tidak sedih,? Tidak menangis? Pertama karena belum pasti apakah benar itu kepala Ayah atau kepala orang lain? Yang kedua, apa bedanya bagiku ada Ayah dan tak ada Ayah. Terus terang aku merasa lebih tenang seperti ini."Astaghfirullah, kamu ngomong apa. Ingat sejahat apapun dia adalah ayahmu!""Indah heran, terbuat dari apa hati ibu ini? Dari kecil Indah melihat Ibu selalu disiksa lahir batin. Sekarang setelah Ayah pergi begitu banyak masalah yang mencuat ke permukaan.""Terus Ibu harus bagaimana?" Bu Aminah terlihat frustasi. "Ibu cukup tenang dan buka mata hati ibu. Lihat Tante Asih dan keponakannya yang jadi korban ayah. Belum lagi nasib anak tiri Ayah dari istri-istrinya yang lain. Atau Euis yang sekarang berada di rumah sakit?'" "Maksudmu, Euis ...?" "Makanya tadi Indah menyuru

    Last Updated : 2023-05-22
  • SATE DAGING AYAH   BAB 15

    Bu Ajeng yang melihat kemarahan suaminya berusaha menjadi penengah. "Toling kendalikan emosi Ayah," ucap Bu Ajeng."Tidak, Bu. Ini sudah jadi keputusan Ayah yang tidak bisa lagi diganggu gugat sekalipun anak tak tau diri ini merangkak minta ampun.""Baik Ayah, Amie tidak akan minta hak apapun dari keluarga Wijaya. Cukup menikahkan Amie dengan Kang Danang!" Wajah Wijaya bersemu merah saat melihat putri kesayangannya saling menautkan jemari dengan pria yang sangat ia benci. Mata seorang ayah tak bisa di samarkan oleh penghalang apapun. Ia tahu betul seperti apa laki-laki yang sedang diperjuangkan oleh anaknya. Cinta memang buta, itulah yang sedang menutupi mata hati Amie Wijaya. Bukan tak beralasan Wijaya menolak pria yang akan menjadi menantunya. Tapi ia sudah lebih dulu tau banyak tentang sosok yang telah berhasil membius putrinya sampai tak mau lagi mendengarkan ia sebagai ayah yang telah membesar penuh cinta kasih.Selain pengangguran, Danang juga seorang pria plamboyan yang pi

    Last Updated : 2023-05-22

Latest chapter

  • SATE DAGING AYAH   BAB 38

    "Aku benci Ayah dan juga wanita kampung itu. Aku hanya minta kebahagiaan bersama Milan. Mengapa begitu sulit!" Vanya menatap wajah ayahnya dengan mata berapi-api."Cinta tidak bisa di paksakan. Dokter Milan tidak mencintaimu!" ucap Lukman lembut."Mengapa, Yah? Apa aku kurang cantik, kurang pintar atau karena aku anak seorang pembunuh?" Vanya menyapukan tangan pada meja rias hingga semua barang yang ada di atasnya berjatuhan ke lantai.Melihat putrinya tak bisa mengontrol diri, Lukman meninggalkan kamar dan menguncinya dari luar. Ini bukan kali pertama Vanya bertingkah dan menanyakan hal yang sama. Bukan tak punya jawaban tapi percumah menjelaskan alasan apapun pada putrinya.Lukman meraih foto dalam pigura yang ada di meja kecil dekat tempat tidurnya. "Ning, maafkan Abang yang tak bisa menjadi ibu yang baik bagi putri kita. Aku hanya seorang Ayah yang egois." Sambil merebahkan tubuh, Lukman menyadarkan kepala pada ujung tempat tidur dengan mengganjal menggunakan bantal.Sambil meng

  • SATE DAGING AYAH   BAB 37

    "Bang, diminum dulu kopinya." Ini kesekian kalinya Kemuning menawarkan kopi pada Lukman yang masih terlihat shock.Perlahan Lukman menatap wajah gadis ayu yang duduk di atas tikar pandan. Ada seulas senyum di bibir tipisnya yang mampu mengalihkan dunianya. Dunia yang baru saja ia lihat. Dunia mengerikan sepanjang hidupnya dan dunia itu ada di gudang belakang rumah Kemuning.Suara mesin listrik yang memisahkan kepala dari leher si preman dan suara kucuran darah yang jatuh pada tampung ember yang berada di bawah meja. Lukman seperti sedang menonton film triller. Tapi ini nyata di depan matanya. "Kemuning sedang membuatkan kopi untukmu. Pergilah. Kalau lehermu tak ingin seperti si gendut ini, jangan coba-coba sama putriku. Paham!" ucap Ki Codet sambil mencuci tangannya yang berlumur darah mengunakan air ember. Begitu Lukman masuk ke dalam rumah, tubuhnya terasa lemah perasaan mual berusaha ia tahan karena tak enak hati dengan Kemuning yang sedang menyeduh kopi. Dengan tangan yang ma

  • SATE DAGING AYAH   BAB 36

    Gudang yang di maksud oleh Ki Codet terletak di belakang rumah. Lukman merasa heran karena bangunan gudang terlihat lebih kokoh dari pada rumah utama.Ki Codet membuka gembok yang terkunci. Cahaya lampu lima Watt langsung menyambut kedatangan Lukman yang mendorong gerobak masuk ke dalam ruangan tersebut. Tak ada yang aneh saat Lukman mengedarkan pandangannya pada ruangan yang di sebut gudang oleh Ki Codet. Hanya beberapa karung yang isinya barang-barang bekas seperti botol bekas air mineral.Terlihat Ki Codet menggeser lemari kayu yang berada di sudut ruangan. Ternyata ada pintu lagi di belakang lemari itu. "Anak muda, apa kamu mau berdiri terus di sana. Ayo, bantu mengangkat daging besar ini sebelum dia sadar.""B-bukannya dia sudah mati?" Lukman tergagap."Kita lihat saja nanti." jawab Ki Codet sambil mendorong pintu yang tadi tertutup lemari. Begitu pintu terbuka, Lukman langsung menutup hidung. Bau amis bercampur bau busuk menyeruak terbawa udara dari dalam ruangan. Perut Lukma

  • SATE DAGING AYAH   BAB 35

    Lukman yang sejak tadi ketakutan sekarang merasa seluruh bulu kuduknya berdiri. Apa lagi saat mendengar suara burung hantu di antara rimbunnya pohon-pohon bakau. Gemuruh air sungai menambah suasana kian mencekam. "Mengapa kamu masih berdiri di sana? Ayo bantu aku mengangkat daging besar ini. Kita harus segara pergi sebelum hujan turun." Pria tersebut memandang gulungan awan hitam di langit yang seakan hendak menelan sang rembulan.Lukman yang sedang berpikir untuk kabur akhirnya tak punya pilihan lain. Setelah melinting celana jeans dan membuka jaket almamaternya ia pun menghampiri pria yang ternyata memiliki tanda codet di bagian pipinya. "Kamu anak kedokteran, toh?""I-iya." Lukman menjawab singkat. Ia bergidik saat beradu pandang dengan tatapan dingin pria tersebut."Berat juga tubuh codot yang kamu lumpuhkan. Kamu hebat. Biasanya aku mengambil korban si codot yang sering dilempar ke sungai ini. Tentunya setelah dipakai memuaskan nafsu syahwatnya. Tapi daging mereka tidak e

  • SATE DAGING AYAH   BAB 34

    Mendengar cerita sahabat masa kecilnya, Lukman merasa semakin bersalah karena tak bisa menjaganya. Bagaimana bisa Tuhan membiarkan orang sebaik Diah menderita seperti ini. Andai waktu bisa diputar kembali dirinya ingin seperti dulu lagi. "Begitu juga dengan aku. Sejak kalian pindah aku seperti anak ayam yang kehilangan induk. Sempat hampir menyerah namun aku ingat kata-kata mu. Jangan menyerah. Hingga akhirnya aku bisa seperti ini." Lukman menahan suaranya agar jangan sampai terdengar rapuh."Tapi aku salut padamu, Man." Diah mengusap bening haru di sudut matanya."Kalau boleh tahu, putrimu sakit apa? Yah, walau aku tahu masalah orang-orang yang datang ke psikiater...." Lukman bicara dengan hati-hati. "Aku tak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dari kamu, Man. Halnya dengan keadaan keluargaku. Baru saja aku merasakan kebahagiaan setelah bertahun-tahun hidup dengan orang-orang sakit jiwa." Diah menarik nafas dalam. "Maafkan aku. Tidak bermaksud membuka kisah lama mu. Aku turut

  • SATE DAGING AYAH   BAB 33

    Milan mengambil foto yang bolong di bagian wajahnya. Mengamati dengan seksama mencari jejak si pengirim namun tak menemukan apa pun yang bisa dijadikan petunjuk. Yang membuat ia heran, di dalam kotak tersebut ada beberapa foto saat sedang di tempat wisata kampung bambu bersama Indah. Sambil mengatur nafas, Milan menyandarkan kepalanya ke belakang sandaran kursi. Ia tak habis pikir apa maksud orang yang mengirim teror tersebut. Selama ini dia tak pernah merasa punya musuh. Sambil memijit pelipis yang terasa sakit, Milan meraih ponsel yang berada di atas meja. Sebuah pesan masuk dari pak Indra membuat pria yang masih memakai seragam kerja itu terlonjak dan langsung keluar dari kamarnya."Baru saja sampe rumah sudah mau pergi lagi!" Bu Dian menegur putranya yang meraih kunci mobil dari atas meja. "Ian mau ke rumah Indah dulu, Bu." "Kalau mau ke rumah Indah Ibu setuju banget. Nginep juga ngga apa-apa!" Wajah Bu Dian berubah sumringah."Nanti nginep nya kalau sudah halal." Milan men

  • SATE DAGING AYAH   BAB 32

    "Cieee .... yang dilamar Ayang!" Euis menggoda Indah yang memperlihatkan cincin di jari manisnya."Ini cincin dapat dari makanan tadi waktu di kampung bambu," jawab Indah sambil mencubit pipi adiknya."Mana ada cincin di makanan?" Euis mengeringkan matanya."Beneran, Is. Kalau ngga percaya tanya saja sama Kang Milan!""Euis ngga percaya. Teteh itu di kerjain sama Kang Milan!""Yee, Euis ngga percaya. Kata Kang Milan, ada temanya yang makan di sana terus dapat hadiah cincin.""Coba Euis lihat cincinnya." Euis menatap Indah yang langsung melepaskan cincin dari jari manisnya.Dengan seksama Euis memperhatikan cincin milik kakaknya. "Tuh, kan, Teteh ngga percaya sama Euis!""Maksud Euis?" Indah, Bu Diah dan Pak Indra menatap Euis yang sedang senyum-senyum."Tuh, masa iya cincin hadiah ada namanya." Euis memperlihatkan tulisan yang berada di bagian dalam cincin."Iya, Sayang. Tuh ada tulisan Indah & Milan." Bu Diah mendekatkan cincin pada Indah."Berarti Indah dikerjain Kang Milan, ya, Bu

  • SATE DAGING AYAH   BAB 31

    Begitulah awal mula kedekatan Vanya dan Milan. Seorang ayah tentu saja ingin melihat putrinya menikah dengan orang yang baik dan itu ada pada diri Milan. Namun pada akhirnya ia tidak bisa memaksakan kehendak. Masalah pun datang dan semakin rumit ketika bisnisnya mulai tercium pihak kepolisian karena salah satu anak buahnya yang bernama Danang ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa di belakang rumah istri mudanya. Satu-satunya orang yang memegang rahasiahnya adalah Lilis yang berhasil ditangkap polisi. Sekali saja wanita itu membuka mulut maka semua kejahatannya akan terbongkar. Lukman beberapa kali mengunjungi Lilis di penjara. Namun hanya ancaman yang ia dapatkan."Sumpah! Bukan saya pelakunya. Tolong keluarkan saya dari sini atau kejahatan Bapak akan terbongkar di persidangan nanti!" Lilis menatap tajam wajah Lukman."Kamu jangan coba-coba mengancam saya tanpa bukti!" Lukman menekan suaranya."Justru bukti kuatnya ada pada wanita penjual sate itu. Dialah yang telah memut

  • SATE DAGING AYAH   BAB 30

    "Maksud Akang, yes kita makan," jawab Milan sambil menatap tangan Indah yang melingkar di pinggangnya.Indah mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran yang terletak di pinggir danau. Saung-saung kecil yang unik mengelilingi danau kecil sehingga sangat indah. "Kamu ternyata romantis juga, ya. Pinter memilih tempat," ucap Milan begitu mereka duduk sambil menunggu pesanan datang."Sssttt, makanan sudah datang. Ngegombalnya nanti lagi." Indah menyilang kan telunjuk di bibirnya."Bener, ya, nanti lagi." Milan tersenyum jail.Gurame bakar, ulukutek leunca, sambal terasi, lalapan, nasi liwet dan beberapa makan khas kuliner sunda begitu menggugah selera. Namun saat Indah sedang asik menikmati makan ...."Kenapa, Ndah?" Milan menatap Indah yang sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya."Kok, di makanan Indah ada cincinnya?" Indah mengamati benda mengkilap berupa cincin."Wahh, kamu beruntung." Milan seolah tak perduli dengan keheranan Indah. Ia asik dengan makanannya."Jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status