Tiga mangkuk besar es krim dengan tiga warna berbeda sudah tersedia di atas meja, tepat di depan tiga orang cewek yang menatap mangkuk es krim dengan mata berbinar. Es krim itu mereka dapatkan secara percuma. Kak Sento yang baik memberikannya sebagai hadiah atas prestasi yang diperoleh Rin dan tim basketnya. Meskipun hanya berhasil meraih juara kedua, tapi itu adalah hasil yang sangat gemilang untuk tim yang baru pertama kali ikut pertandingan antar sekolah.
"Selamat menikmati!" Ruu tersenyum, duduk di samping Ry setelah mengatakan itu. Ia mengantarkan pesanan mereka, Kak Sento langsung yang memintanya. Kak Sento ingin memberikan pelayanan khusus pada Rin dan teman-temannya. Oleh karena itu, ia yang disuruh untuk melayani mereka. Hadiah yang sangat istimewa bagi pelanggan yang juga istimewa.
"Ruu, kok, tau kalo aku mau pesan es krim ini?" tanya Ry setelah menelan es krim yang tadi memenuhi mulutnya. Dia mengerjap beberapa kali merasakan dingin di pangkal li
Di bagian kanan kedai es krim dekat dengan meja bar, kegembiraan anak-anak Banzare Gakuen masih berlangsung. Mereka bercanda, dan melakukan kegembiraan lainnya. Begitu kontras dengan yang terjadi di bagian kiri kedai. Ikki duduk seorang diri di depan meja bar yang di jaga oleh Kao. Ia.merasa lebih nyaman duduk di depan Kao daripada di depan Ran. Sebagai mana cewek lainnya, Ran sangat cerewet. Dia lebih berisik dari cewek-cewek pada umumnya. Sangat suka menyuruh-nyuruh dan memerintah seenak jidatnya sendiri. Ran tidak peduli jika ia sedang ingin menenangkan diri. Dadanya bergemuruh melihat Ry tertawa bersama teman-temannya, terlebih Ruu juga bergabung bersama mereka.Jadi, Ruu juga berteman dengan sahabat-sahabat Ry. Tidak masalah Ruu mendapatkan poin lebih itu, meskipun sebenarnya hatinya meronta, tapi ia masih dapat menerima. Ia sudah mendapatkan kartu as yang akan menamatkan riwayat Ruu. Mungkin sekarang Ruu masih dapat tertawa bersama teman-teman Ry, besok atau beber
Senyum miring menghiasi wajah tampan Ikki. Saat Ruu sedang bersenang-senang bersama Ry dan teman-temannya, ia sudah menyusun rencana untuk memisahkan mereka. Maksudnya, merebut miliknya kembali. Bukan mengadukan hubungan backstreet Ry dan Ruu kepada orangtua Ry karena hal itu tidak mungkin ia lakukan. Tidak mungkin ia menemui orangtua Ry sekarang, mereka tidak akan percaya jika ia langsung mengatakan tentang kebenaran itu. Ia sudah memiliki rencana lain, yang tidak melibatkan para orang dewasa. Sebenarnya ide itu muncul dari perkataan Ran yang tidak sengaja didengarnya. Ruu seorang playboy yang takluk pada pesona seorang Ry Yamazuki. Itu adalah sesuatu yang sangat menarik. Bagaimana jika sifat playboy Ruu tidak benar-benar terkubur? Bagaimana jika dia kembali tergoda untuk memacari cewek lain selain Ry? Sesuatu yang sangat mungkin, bukan? Tak mungkin seseorang dapat menghilangkan sifat buruknya dalam sekejap. Itu yang diyakininya selama ini. Tak hanya sifat buruk, tetapi semuanya, te
"Jadi, aku nggak boleh nambah?""Nggak!"Mata bulat Ry melebar. Dia sangat mengenali suara yang terdengar sangat dekat dengan telinganya. Entah sejak kapan Ruu berada di dekatnya, dia tidak menyadari. Seingatnya tadi Ruu sedang sibuk melayani beberapa pelanggan yang tersebar di dua buah meja. Sekarang Ruu sudah berada di sini saja. Ry meringis. Jika Ruu yang sudah melarangnya maka dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti. Bukan karena dia takut Ruu akan memutuskan hubungan mereka, dia hanya tak ingin membantah dan tak ingin membuat Ruu marah. Dia baru tahu jika kemarahan Ruu sedikit berbahaya.Dua minggu yang lalu, dia memakan terlalu banyak es krim. Katanya ada yang mentraktirnya, entah siapa dia tak peduli. Yang penting dia dapat memakan es krim sepuasnya tanpa harus membayar. Saat itu Ruu sedang sibuk, dia kedapatan tugas sebagai pelayan sehingga tak dapat mengawasinya. Merasa bebas, dia memesan es krim se
Atap gedung sekolah kali ini tidak seramai hari biasanya. Bukan karena anginnya yang bertiup lebih kencang dari hari-hari sebelumnya, anak-anak Charlie's Angels sudah terbiasa dengan angin seperti itu. Apalagi sekarang musim semi, meskipun angin berembus kencang seperti sekarang cuacanya cerah dan hangat. Cuaca yang sangat disukai setiap orang yang tinggal di negara dengan empat musim.Hari ini anak-anak Banzare Gakuen banyak yang melakukan kegiatan ekstrakurikuler, termasuk Ry dan sahabat-sahabatnya. Keiya bahkan sudah berada di lapangan baseball sejak pagi, kelasnya dan Shoun sedang ada jam pelajaran olahraga sehingga mereka berada di luar kelas sampai sekarang. Ry sibuk bersama klub musiknya. Sementara Rin, Sie, dan Go berada di klub basket masing-masing. Tak heran jika di atap gedung sekolah mereka hanya ada Mina dan Shoun. Klub memasak dan klub drama yang diikuti Mina sedang tidak ada kegiatan, begitu juga dengan perkumpulan siswa. Semua kegiatan Shou
Ry mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian tersenyum lebar. Mina dan Shoun melangkah ke arah mereka dengan bergandengan tangan. Kegiatan klub mereka sudah berakhir sekitar lima belas menit yang lalu. Mereka menghabiskan waktu istirahat mereka di taman samping sekolah. Rin dan Go duduk di bangku taman, sementara yang lain lebih memilih untuk duduk di atas rumput dengan berselonjor kaki.Kedatangan Mina dan Shoun dengan tangan yang saling bertaut menarik perhatian mereka. Bukan rahasia lagi di antara mereka semua jika hubungan kedua manusia pandai itu tengah renggang. Namun, sepertinya sekarang sudah tidak lagi. Mina dan Shoun sudah berbaikan."Ada yang udah baikan kayaknya, nih." Sie yang paling usil dan dikenal sebagai ember bocor alias tidak bisa menyimpan rahasia, bersiul menggoda keduanya. Jika kau ingin rahasia pribadimu menjadi rahasia umum, beritahu saja pada Sie. Tidak sampai satu minggu rahasiamu sudah jadi bukan rah
Sepasang alis Ry berkerut. Ada sebuah pesan dari nomor tak dikenal memasuki ponselnya. Rasanya tak ingin membuka pesan itu, tetapi dia penasaran. Apalagi pesan menyertakan beberapa buah foto. Ry menelengkan kepala, telunjuknya mengetuk-ngetuk dagu, berpikir. Namun, akhirnya dia kalah oleh rasa penasarannya sendiri. Ry menyentuh pesan itu untuk mengetahui dan membaca isi pesan secara keseluruhan.Alisnya semakin berkerut tajam. Kata-kata pada pesan membuat dadanya bergemuruh, rasanya ingat n meledak. Tak mungkin Ruu mengkhianatinya lagi, 'kan? Meskipun foto-foto itu menunjukkan kebersamaan Ruu bersama Ran –rekan kerja Ruu, tapi dia tidak memercayainya. Ini semua hanya perbuatan orang iseng. Iya, dia harus yakin, pasti seperti itu. Ruu sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang dulu lagi jika dia memberikannya kesempatan sekali lagi, dan dia sudah memberikannya. Jika apa yang tertulis di pesan dan foto ini adalah sebuah kebenaran maka Ruu sudah melanggar
Ini hari yang buruk bagi Ry. Di sekolah dia selalu menjat kesalahan. Mulai dari tidak memperhatikan pelajaran sampai bertengkar dengan temann sekelasnya. Pertengkaran konyol yang disebabkan oleh sebuah kesalahpahaman. Dalam kasus ini, dia yang salah paham. Mari Sizuna hanya bertanya dan dia menjawabnya dengan ketus. Astaga, begitu memalukan! Semua itu hanya karena pesan yang didapatkannya kemarin. Dia terlalu memikirkannya sehingga terus saja salah dalam melakukan semua hal. Sungguh, semua informasi sangat tidak menyenangkan. Dia harus melupakannya, ingin melupakannya. Seandainya saja bisa. Sayangnya, dia tidak bisa. Pesan dan foto-foto itu terus terbayang di kepalanya. "Ry, jadi ke Mobieus nggak pulang sekolah ntar?"Pertanyaan Rin hanya dijawab dengan gelengan kepala. Ry tak ingin mengeluarkan suara, dia takut akan membentak adiknya. "Masa nggak jadi?" tanya Rin lagi. Dia penasaran. Kemarin Ry masih menjadi yang paling bersemangat bila mendengar Mobieus disebut. "Udah nggak ditra
Mina diam, dia sedang memikirkan kata-kata Ruu. Apa yang dikatakan cowok itu memang benar, Ry terlihat sangat bersemangat seperti biasanya kemarin. Tak terlihat sedikit pun mendung di wajahnya seperti hari ini. Sebagai seorang sahabat, dan persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama, tentu saja dia merasakannya. Ry sedang ada masalah hanya saja dia tak ingin berbagi. "Tapi, hari ini Ry beda." Rin menoleh pada Keiya yang duduk di meja di belakangnya. "Iya, 'kan, Keiya? Ry diam terus, 'kan, ya, seharian ini?" Keiya mengangguk, kemudian berdiri, dan ikut-ikutan Rin duduk di depan Ruu. Ia menarik kursi yang tadi didudukinya, membawanya ke depan meja kasir yang dijaga Ruu. Kedai es krim sedang tidak terlalu ramai, sehingga tidak masalah mereka duduk mengerubungi meja kasir, tok, tak ada orang yang ingin membayar. Para pengunjung kedai es krim biasanya akan berlama-lama di kedai jika keadaan sepi seperti sekarang. Biasanya mereka akan memandangi Ruu. Dari hasil pengamatannya selama ingi