Share

Menerka Debaran

Penulis: PutriNaysaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-16 14:50:44

“Hati-hati ya Sayang, Mama akan minta Galuh selalu pantau kamu selama di Singapura.” Mama memeluk Yudith saat sang putri hendak berangkat ke bandara dengan Galuh di sampingnya.

Galuh tertawa kecil. “Siap Tante, aku akan taruh Yudith di ketek aku biar selalu aman.”

Yudith daratkan cubitan pada lengan Galuh yang masih saja bercanda, mamanya memang selalu cemas berlebihan saat dia harus ke luar kota atau ke luar negeri untuk keperluan pekerjaan meskipun ada yang mendampingi. Namun mereka semua tahu jika Galuh akan menemani Yudith menemui klien namun tidak mengantarnya pulang ke Jakarta. Galuh akan terbang kembali menuju Kanada untuk memboyong keluarga calon istrinya.

“Mama jangan cemas, aku hanya sendirian sehari saja di sana. Enggak ada sehari malah, hanya setengah hari. Mama juga baik-baik ya selama aku di sana.” Yudith memeluk mamanya dengan senyuman lebar.

Yudith lebih banyak mempelajari perusahaan rekanan selama perjalanan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Kenyataan Mencengangkan

    “Memangnya enggak bisa di simpan sama asisten kamu? aku bukan orang senggang yang bisa antar jas dan menemui kamu di luar seperti ini.” Yudith meletakan paper bag di meja saat baru saja sampai di lokasi pertemuannya dengan Rajendra. “Kan aku juga sudah bilang enggak perlu dikembalikan buru-buru, atau enggak usah dikembalikan sama sekali juga enggak masalah,” kilah Rajendra. “Buat apa aku simpan, ini sudah kan? aku langsung pulang saja ya?” Yudith bahkan tidak mendudukkan dirinya di kursi. “Bukan hanya kamu yang sibuk, Yudith. Berhenti terus menanduk ... kamu terlihat memaksakan diri terus marah-marah sama aku. Duduklah sebentar,” pinta Rajendra dengan suara pelan. “Memangnya aku harus berbaik-baik sama kamu? aku duduk karena sebagai ucapan terima kasih saja,” dengus Yudith. “Iya baik ... baik ... begitu juga enggak apa-apa.” Rajendra menyingkirkan paper bag ke kursi sampingnya dengan senyuman

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Surat Yang Terlambat Dibaca

    Yudith menarik keluar map besar bertuliskan pengadilan agama, menutup laci tersebut tanpa merapikan terlebih dahulu. Membawa ke luar dari walk in closed dan duduk di tepi ranjangnya dengan satu kaki ia lipat ke atas ranjang sementara satu kaki lainnya menjuntai. “Ya Tuhan .... dia enggak bohong.” Yudith menutup mulutnya terkejut karena sertifikat yang di sebutkan Rajendra benar ada di sana. Yudith menghela nafas panjang, setidaknya tidak benar-benar hilang atau tidak sengaja terbuang. Walau bukan salahnya tapi jelas ia juga akan merasa bersalah dengan nominal sebesar itu. Yudith membuka perlahan, nama lengkapnya terpampang di sana sebagai pemilik tunggal, tidak ada nama lain di belakang namanya yang berarti hak mutlak miliknya. “Ibu ... kenapa sampai mengusulkan memberikan rumah ini sama aku, walau pakai uang anak ibu, tapi ibu tulus sekali sayang sama aku,” lirih Yudith. Yudith hendak menutup kembali sertif

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Sebuah Rahasia Terbuka

    “Bunuh diri?” beo Rajendra. “Iya bunuh diri karena simpanan kamu terus meneror Yudith dan kamu justru hilang di telan bumi. Yudith kurang apa sih, hah? dia jauh lebih cantik dan hebat dari pada simpanan kamu itu. Astaga, jangan ganggu Yudith kami lagi. Dia sangat menderita untuk bisa bangkit melanjutkan hidup kembali karena laki-laki berengsek seperti kamu,” seru Vanesa. “Beb sudah Beb sudah, jangan berteriak-teriak ya. Kamu bari dijahit.” Suami Vanesa membujuk sang istri agar berhenti emosi. “Sudah Nes sudah ya,” bujuk Yudith dengan ringis. “Dia harus tahu Yudh, dia harus tahu sehancur apa hidup kamu dibuatnya. Jika dia memohon maaf seumur hidupnya pun tidak akan bisa mengganti apa yang sudah kamu lewatkan itu.” Vanesa menggebu-gebu tidak memedulikan bujukan dua orang di sana. “Kamu keluar saja dulu.” Yudith menoleh pada Rajendra memintanya keluar dari dalam kamar rawat Vanesa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Kode Sesama Pria

    Yudith hendak menarik tangan Galuh untuk mengejar dua laki-laki yang mulai tidak tampak dari pandangan matanya. Akan tetapi lengan Yudith ditahan kuat oleh sang sepupu. “Abang kita harus kejar mereka, sepertinya Xande mau melarikan diri bawa koper masuk ke bagian keberangkatan,” geram Yudith. “Aku bilang jangan sekarang, Rajendra melarang kita mendekati mereka.” Galuh berkata dengan mata juga tertuju ke arah laki-laki nun jauh dari pandangan. “Hah? bagaimana?” seru Yudith tidak dapat memahaminya. “Kita ke hotel dulu ayo. Biarkan mereka mau ke mana juga,” tegas Galuh. “Abang!” Yudith menolak tentu saja karena merasa mereka akan kehilangan jejak. “Percaya sama Abang, ayo cepat.” Galuh kini bahkan menggandeng tangan Yudith yang masih saja menolehkan kepalanya ke arah berlawanan mereka melangkah. “Percaya bagaimana? bagaimana Abang tahu kalau Rajendra melarangnya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Pendekatan Berselimut Perhatian

    “Memang aku cantik, baru sadar memang? kebanyakan pingsan sih,” cibir Yudith menerima umpan. Rajendra mengangguk kecil dan kembali fokus pada tujuan awalnya mendatangi pesta pertunangan Galuh. Yudith mengangguk beberapa kali, posisi duduknya yang bersebelahan dengan Rajendra tidak menjadi masalah untuknya. Tidak ada setengah jam mendengarkan penuturan Rajendra, Yudith menghela nafas seraya menegakkan badannya. “Memang salah kita yang sangat jarang kunjungan ke sana, beberapa bulan ke belakang kita terima lumayan banyak proyek besar dan itu membuat kita fokus di sini. Thank you so much sudah banyak sekali membantu.” Yudith menoleh ke arah Rajendra dengan senyum tulusnya. Rajendra terpaku sejenak memandang wajah cantik jelita yang bisa di katakan mungkin senyuman itu untuk pertama kalinya ia dapatkan dengan tulus dari mantan istrinya. “Kebetulan saja aku enggak sengaja tahu kalau Xander adalah kepala area Jaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Buntut Kesalahpahaman

    “Heh bangs*t!” amuk Galuh. “Sudah Gal, sudah.” Rajendra menahan kedua tangan Galuh dari belakang saat Galuh hendak menerjang laki-laki yang kedua tangannya sudah diborgol dan baru dipertemukan dengan mereka setelah penangkapan, Xander. Xander hanya menunduk dalam di bawah pengawasan dua petugas polda. Galuh sangat menyeramkan jika sudah menyangkut tersangka penggelapan dana di kantornya. Ia tidak akan lagi memiliki belas kasihan sekalipun sang tersangka memohon ampunan di kakinya. Galuh mendengus kencang saat Rajendra melepaskannya, jika mereka tidak berada di dalam kantor kepolisian, Xander sudah pasti akan habis di tangannya. Rajendra menepati ucapannya untuk membantu mengumpulkan bukti yang ia miliki dengan tuntutan yang diberikan kantor mereka pada tersangka. Tidak membutuhkan waktu lama Xander diringkus dalam kamar hotel di Jakarta dengan sedikit drama mendebarkan jantung. “Kita balik saja, pengacara k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Terpesona

    "Jangan di pegang, sakit banget.” Yudith berseru saat Rajendra hendak memeriksa kakinya yang luar biasa sakit. “Kamu kenapa mengejar dia? dia akan tertangkap enggak lama lagi.” Rajendra mengeluarkan ponsel dari saku dan menghubungi Galuh.“Sory aku angkat, astaga kamu benar-benar.” Dengan suara cemasnya Rajendra mengangkat tubuh Yudith di bawah tatap begitu banyak orang dan tawaran mencarikan taksi yang segera ia tolak karena ia membawa mobilMenceritakan dengan singkat kejadian yang menimpa Yudith serta meminta Galuh segera menyusul ke rumah sakit sementara ia yang akan membawa Yudith secepatnya. Memasukkan Yudith ke UGD saat tidak lama Galuh dan Elana sampai sana dan memberondong Rajendra dengan pertanyaan kejadian lengkapnya.“Shit.” Galuh mengumpat dengan mengacak rambutnya.“Kenapa Yudith nekat sekali sih? memangnya elu enggak bisa tahan dia sebelum mengejar itu orang?” Pertanyaan menyudutkan Galuh dijawab Rajendra dengan hela nafas panjang.“Yudith tiba-tiba lari

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Pembuktian Yang Bagaimana

    “Susah ya pakai kruk?” Rajendra memberikan tas Yudith sebelum meninggalkan pelataran rumah sakit setelah selesai cek up. “Susah, setidaknya kaki aku enggak akan lupa fungsi dia untuk jalan. Aku enggak banyak gerak juga, mama akan teriak-teriak kalau lihat aku banyak jalan,” papar Yudith.Rajendra mengangguk. “Tentu saja memang harus di marahi kalau enggak menurut. Syukur enggak sampai patah. Bisa panjang urusannya.” “Panjang urusannya?” ekor Yudith. “Iya tentu saja, aku bukan hanya di marahi mama kamu tapi pasti digebuki,” ringis Rajendra. “Tunggu ... kapan mama marah sama kamu?” Yudith mengerutkan kening dalam. “Iya ... di depan ruang UGD saat dihubungi Galuh kalau kamu cidera. Mama kamu saat melihat aku di sana langsung memarahi aku, beliau pikir kamu cidera karena aku. Setelah Galuh ceritakan baru enggak marah,” ringis Rajendra. “Oh ya? kok mama enggak bilang sama aku? aba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16

Bab terbaru

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Paripurna Sempurna

    “Ada acara dansanya,” bisik Rajendra usai menemui pemilik acara dan mengucapkan selamat, mereka duduk di salah satu kursi tamu-tamu. “Oh ya?” tanya Yudith.Rajendra mengangguk. “Mau turun nanti?” Yudith memicingkan mata dengan mengulum senyum, mengendus maksud tersembunyi laki-laki di sebelahnya. “Aku enggak mau terjadi tragedi gaun atau kaki terinjak dan jatuh di atas pasir.” Yudith menjawab dengan masih menahan senyum pada bibir merahnya.Rajendra berdecap. “Kamu pikir aku seamatir itu? jadi mau ya, indah sekali sunsetnya pasti romantis deh. Ini semacam acara pernikahan dari pada acara peresmian perusahaan ekspor.” “Antimainstream pemiliknya,” jawab Yudith lugas. “Rajendra .... “ “Iya.” Rajendra menoleh ke arah wanitanya ketika mendengar panggilan. “Aku yang enggak bisa dance,” kekeh Yudith. Rajendra meraih tangan Yudith, menggenggam lembut

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Gaun Merah

    “Besok kita belanja saja kebutuhan mandi kamu, menumpang mandi kok setiap hari. Harum badan kamu jadi kaya aku karena pakai sabun aku.” Yudith membawa hair dryer karena melihat rambut basah dengan harum sampo miliknya yang dipakai Rajendra. Rajendra melepas tawa, pindah duduk ke bawah sofa bersandar kaki sofa. Membiarkan rambutnya dikeringkan oleh Yudith yang duduk di sofa. “Aku seperti cium diri sendiri,” canda Yudith. “Sabun sampo kamu enak segar harumnya, jadi enggak masalah aku wangi sabun kamu. Besok pulang kerja saja ya beli sabunnya, eh tapi besok aku ada tender di Senopati pasti sampai malam. Kamu belikan saja bagaimana?” Rajendra memejamkan mata saat bisingnya hair dryer menyeruak di antara mereka. “Mana uangnya?” tanya Yudith iseng. Rajendra membalikkan badan, kembali memejamkan mata dengan melingkarkan kedua lengan pada kaki Yudith sementara sang wanita mengeringkan rambut depann

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Kemesraan Hangat

    “Yudith ... sudah jam satu, aku pulang ya.” Rajendra membelai kepala Yudith dalam pelukan, keduanya meringkuk dalam kamar sang wanita yang sudah berubah warna menjadi coklat muda. Yudith tidak menjawab namun mengeratkan pelukannya, berhimpitan meringkuk di balik selimut tebal. “Besok Subuh saja pulangnya,” lirih Yudith. “Boleh memangnya menginap di sini?” Pertanyaan Rajendra dijawab anggukan dengan mata terpejamnya. “Nanti digerebek enggak? aku takut dipenggal Galuh,” tukas Rajendra. “Enggak akan, diamlah ... aku mengantuk.” Yudith menggesekkan hidung pada dada bidang Rajendra. “Baiklah ... mari tidur, benar-benar tidur.” Rajendra daratkan kecupan pada kepala Yudith sebelum turut memejamkan matanya. Yudith terlelap dengan cepat, setelah beberapa hari ia mengalami kesulitan tidur, malam ini ia benar-benar pulas bahkan tidak terbangun sekalipun hingga pagi tiba

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Kilat Cemburu

    “Berhenti melihat aku begitu, Sayang. Nanti kamu menyesal,” kekeh Rajendra.Yudith melepas tawa kecil. “Ok ... aku memilih mengizinkan kamu memanggil sayang dari pada aku nanti menyesal.” “Kenapa sih enggak mau sekali dipanggil sayang? maunya apa memang? baby? Honey? Sweety?” tanya Rajendra. “Entahlah enggak ada alasan spesifik.” Yudith menaikkan kedua bahunya acuh. “Teringat aku memanggil wanita lain ya?” terka Rajendra. Yudith menarik kedua sudut bibirnya samar, namun dapat tertangkap indra mata Rajendra dari balik kemudi. “Ya sudah aku panggil Yudith saja biar kamu enggak ingat-ingat lagi.“ Rajendra memanjangkan tangannya membelai pipi kanan Yudith dengan punggung tangannya. Yudith menahan tangan hangat tersebut, mengaitkannya sesaat sebelum ia tepuk punggung tangan Rajendra dua kali. “Ke rumah?” Tawaran Yudith yang sangat amat jarang terlepas dari bibirny

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Angker

    “Masa iya Bu Yudith mau ya sama laki-laki doyan sama banyak wanita begitu? cantikan juga ibu Yudith, sudah pasti kaya tujuh turunan juga.” Ucap seorang wanita berpakaian rapi dengan sepatu merah pada sudut lobi kantor. “Mungkin sudah cinta mati? Atau jangan-jangan bu Yudith kena guna-guna?” timpal wanita lainnya di depan si sepatu merah. “Ah jaman seperti sekarang masih ada guna-guna? Enggak mempan ah, apa mungkin alasan mereka dulu bercerai karena suaminya banyak wanita lain ya? tapi kalau iya, masa mau diulang sama laki-laki seperti itu?” jawab wanita sepatu merah. Yudith berdehem sekali, kedua wanita di sana langsung menoleh ke belakang punggung mereka. Mata mereka melebar sempurna dan keduanya langsung menganggukkan kepala dengan wajah pucat pasi melihat wajah dingin atasan yang mereka gunjingkan sedari tadi. “Eh selamat siang Ibu Yudith,” sapa si sepatu merah terbata-bata. “Kalian suda

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Serangan Lanjutan

    “Dek ikut aku.” Galuh menarik tangan Yudith saat berpapasan di depan resepsionis untuk segera menaiki lift khusus pemilik perusahaan. “Ada apa astaga pelan-pelan Abang, sepatu aku hari ini tujuh senti,” gerundel Yudith. Galuh tetap menarik Yudith hingga pintu lift tertutup, membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah gambar pada sang adik sepupu. Mata Yudith melebar saat melihat sebuah foto. Foto Rajendra tengah berbaring dengan badan atas tanpa pakaian dan selimut hanya menutupi sampai pinggang. Bukan perkara tidurnya yang menjadi masalah melainkan siapa wanita di samping Rajendra, Clara. Bukan hanya satu foto itu, melainkan ada satu lagi foto lainnya. Posisi duduk namun Rajendra tengah memeluk leher wanita di sampingnya dengan pipi di cium, Reina. “Kok bisa ada foto itu di hp Abang?” desah Yudith. “Ini dari grup kantor, Dek,” geram Galuh. “Hah? bagaimana? grup kantor yang mana? siapa yang

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Isyarat Terima Kasih

    “Maksud kamu?” tergagap Reina bertanya dengan posisi sudah berdiri tegak di balik gaun membalut lekuk tubuhnya. “Bukankah kalian sudah bercerai? Tidak mungkin informan aku salah memberikan laporan.” Reina masih menyerukan ketidakpercayaannya. “Benar kok, informan kamu enggak salah kasih informasi. Hanya kurang lengkap saja yang dia cari tahu. Saya menemui kamu untuk bilang satu hal, kamu dan saya tidak ada hubungan apa pun lagi sejak bertahun silam. Jadi saya tegaskan jangan melakukan kebodohan berulang. Kami akan segera menikah, kamu salah memilih lawah jika masih mengusik Yudith.” Rajendra berkata dengan tatap tertuju pada wanita berambut panjang tergerai indah. “Kamu hanya bercanda seperti tahun-tahun lalu, right? Aku sangat mengenal kamu, Rajendra. Kamu hanya sedang bermain-main saja seperti sebelumnya.” Reina bersikukuh bahwa apa yang ia lihat bukanlah kebenaran.Yudith menghela nafas panjang. “Kamu selesaikan saja s

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Mati Kutu

    Yudith menunjukkan layar ponsel Rajendra kepada pemiliknya, sang pemilik mengerutkan kening membaca deretan pesan di sana. “Aku enggak tahu dia dapat nomor aku dari mana, blokir saja sudah.” Rajendra mengambil ponsel dari tangan Yudith akan tetapi Yudith mengelak justru meminta Rajendra membuka ponselnya. “Paswordnya tanggal lahir kamu. Balas apa saja terserah kamu,” tukas Rajendra tidak ingin repot-repot membalas sendiri. “Kamu enggak ada keinginan bilang sama dia? jelaskan sampai dia berhenti?” tanya Yudith lengkap dengan senyum tipis.Rajendra membalas tatap Yudith sesaat. “Sini, aku telepon balik.” Yudith berdiri di hadapan Rajendra dengan tatap tenang namun dalam, menunggu apa yang hendak laki-lakinya ucapan pada perempuan kegenitan bernama Reina. “Hallo Rei ... kabar baik, dapat nomor dari mana? oh ... bertemu? Boleh, besok siang ya di PIK jam makan siang. Ok.” Rajendra memutuskan pan

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Centil

    “Aurora cantik .... aunty datang.” Yudith berseru lantang memasuki rumah Galuh di minggu pagi pukul sembilan. “Hai aunty, aku sedang sarapan.” Mama Aurora balas menyapa hangat penuh senyuman, duduk berhadapan dengan si cantik Aurora yang duduk di babychair mengenakan bib silikon dan mulut celemotan. Aurora berseru Aunty lengkap kaki dan tangannya bergerak-gerak semangat meminta diangkat dari kursi tingginya. Yudith melepas tawa, meletakan tentengan di meja makan depan keponakan dan mamanya untuk menunduk mencium pipi gembil Aurora sebelum duduk. “Nanti ya gendongnya, makan dulu sampai habis. Nanti kita main, Aurora sama mama sehat?” Yudith mendaratkan tempel pipi pada mama si cantik seraya bertanya. “Sehat Aunty, hanya Aurora sedang tumbuh gigi sekali dua. Jadi makannya agak susah. Mamanya juga sehat, Aunty sehat? kok enggak sama om Jendra?” Mama Aurora membiarkan Yudith mengambil alih menyuapi si kecil yang masih tidak sabar ingin bangun dari baby chair. “Oh ya? geraham?” Yudith

DMCA.com Protection Status