Seandainya dunia ini seperti kisah drama, mungkin akan jauh lebih mudah menjalaninya. Karena dalam setiap cerita, yang jahat selalu mendapat hukuman dan peran protagonist selalu menang.
Itu tidak terjadi dalam hidup Swan.
Pemberitaan yang semakin menyudutkan ayahnya, membuat Swan dalam dilemma terbesar. Gejolak perasaan membuatnya kadang lelah memikirkan semuanya.
Antara memaafkan semua perbuatan Hector dan kembali, atau membiarkan ayahnya tenggelam dalam kegagalan yang memalukan.
“Dia semakin terlihat kacau dan menyedihkan,” cetus Lexia seraya membersihkan senapan yang baru saja ia beli dua hari lalu.
“Jangan mengarahkan senjatamu ke arahku, Lex!” teriak Swan dengan kesal.
“Senapan ini kosong! Tidak akan meletupkan peluru!” bantah Lexia dengan geli.
Swan memberengut dan membuang muka seperti tidak percaya.
“Kau tidak mendengar koemntarku tentang ayahmu?” Lexia meraih remot dan me
Tidak pernah ada yang menduga jika akhirnya ratu Theodore memanggil Loreta dan mengatakan mengenai rencana yang akan ia lakukan dalam minggu ini.“Adakan sebuah rapat akbar yang akan dihadiri oleh seluruh perwakilan rakyat dari berbagai organisasi yang mewakili suara mereka, termasuk Polin, orang kepercayaanmu.”Loreta terkesima dan setiap kalimat yang ratunya katakan terekam dengan baik dan tersusun rapi dalam benaknya.Theodore kemudian mengatakan tanggal dan tempat pertemuan tersebut dan berjanji akan hadir sebagai kejutan yang tidak pernah akan ia katakan pada siapa pun.“Sudah waktunya aku melangkah keluar dari pagar yang dibangun oleh parlemen untuk membatasi gerak gerikku sebagai ratu. Kate telah menyusun dan mengurus semuanya, kau tidak perlu khawatir akan Weston karena Kate juga telah koordinasi dengan pria yang ia sebut sebagai kepala keamanan orgnisasi Polin. Dusk Garcia, jika aku tidak salah mengingat.”Loreta mu
Swan melihat ke berita yang baru saja berlangsung, dan ia memekik memanggil Lexia yang ada di depan teras, sedang memetik buah strawberry.“Revolusi sedang dimulai!” seru Swan dengan antusias.Lexia hampir menjatuhkan mangkuk yang penuh dengan buah strawberry di tangannya.Keduanya menatap dengan mata tidak berkedip ke layar kaca dan setiap perkataan pembawa berita membuat hati mereka mengembang, penuh dengan kebahagiaan.Saat yang ditunggu oleh seluruh rakyat Northery akhirnya tiba. Kebebasan wanita dan perombakan pemerintahan yang jauh lebih adil karena mendengarkan aspirasi rakyat akan menjadi harapan bagi semuanya.“Jika semuanya telah kembali seperti semula, mungkin kita harus kembali ke Barner,” ucap Swan. Lexia tersenyum dan tidak menanggapinya. Baginya, kembali ke kota tersebut tidak lagi menarik minatnya.“Entahlah, Swan. Mungkin kita harus memikirkan ulang. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan di sana
Hari yang ditunggu akhirnya tiba.Sedari pagi, seluruh petugas keamanan berjaga dan mengelilingi lokasi yang akan dijadikan pertemuan akbar tersebut. Dusk tidak berhenti memastikan semua anggotanya dalam koridor yang semestinya, sementara Lockey menunjukkan diri sebagai orang andalan yang bisa Dusk percayai sepenuhnya.Selama tiga jam lebih, pertemuan pun digelar.Ratu Theodore tampil dengan memukau dan kharismanya jelas terpancar. Ketika akhirnya mereka mendengar keputusan yang digaungkan dengan lantang oleh ratu mereka, gegap gempita terdengar memenuhi lapangan kota Barner.Dusk tersenyum dengan penuh kebanggaan dan ia melirik ke arah Rose yang juga menatapnya dengan tawa.Di balik senyum itu, Dusk berharap Swan bersamanya saat ini.Pernyataan ratu yang meniadakan beberapa peraturan yang memberatkan wanita seharusnya menjadi perayaan mereka berdua. Seandainya Swan ada di sampingnya, mungkin tawa bahagia ini akan jauh lebih sempurna.
Leon baru saja tertidur kembali. Dusk akhirnya bisa merebahkan diri di samping bayi mungil yang tampak terlelap dengan sesekali senyum.Meski lelah mendera tubuhnya, Dusk tidak memejamkan mata. Ia menikmati pemandangan yang ada di depannya saat ini.Leon. Bayi yang menjadi tanggung jawabnya tersebut mengisi hari-hari Dusk dengan cara yang dirinya sendiri tidak pernah bayangkan sebelumnya.Apakah dia siap akan hal ini?Keraguan itu sempat membuat Dusk hampir menarik diri dari janji yang terlanjur ia ucapkan pada Crane. Tapi Rose selalu mengingatkan dirinya akan hal tersebut dan Dusk kembali memperoleh kekuatan untuk berjuang mengatasi gejolak dalam dirinya.Bagaimana reaksi Swan nanti? Dusk tidak bisa membayangkan dan ia memilih untuk melupakan semua rasa khawatir dalam-dalam. Seandainya Swan tidak bisa menerima kondisinya sekarang, mungkin dia bukan perempuan yang menjadi pilihan tepat.Ponselnya bergetar dan pesan dari Polin yang mengabarka
Pukul sembilan pagi, ratu Theodore mengumumkan susunan parlemen yang baru setelah mengadakan rapat selama tiga hari penuh.Dari lima belas menteri, lima di antaranya adalah wanita. Loreta menjadi penasehat utama kerajaan dan Kate menjadi menteri pertahanan yang akan membawahi semua anggota polisi dan tentara.Sementara itu, Anne mendapat posisi sebagai menteri luar negeri. Koneksi ayah Anne yang bagus, bisa memperlancar hubungan dengan negara lain dan Theodore memilih orang yang tepat untuk itu.Polin mendapat tempat sebagai menteri pemberdayaan wanita dan pelayanan masyarakat, sementara Markus, kakak sulung Anne, menjadi Jaksa Agung tertinggi.Fabrice menggantikan Markus sebagai kepala imigrasi.Semua mendapat porsi dan bagian yang tepat juga adil.Swan masih menelusuri nama yang ada di layar kaca televisi, namun tidak menemukan nama ayahnya.“Tidak ada nama Hector Barnes Reinard,” gumam Swan dengan kecewa.Lexia b
Lexia membangunkan Swan dan gadis itu terbangun dengan tergagap.“Bangun, Swan!” seru Lexia dengan suara keras.Tubuhnya masih terasa lelah karena baru terlelap setelah berkemas untuk rencana kepulangan mereka siang nanti.“Ini masih gelap dan baru jam tiga pagi!” protes Swan sembari menyibak selimutnya.“Ayahmu mengadakan kudeta, Swan!” pekik Lexia dengan kalut.Swan hampir tersandung sandalnya sendiri.“Apa?!”Swan mengejar Lexia yang sedang mengangkat koper ke atas mobil.“Cepat ganti baju dan kita harus kembali ke Barner secepat mungkin!”“O-ok!”Dengan kalang kabut, keduanya membereskan semua dan berangkat dengan buru-buru. Tidak sempat berpamitan atau mengirim kabar pada Susan dan Hary. Situasinya sangat mencekam.Rose menelepon Lexia dan mengabarkan jika Hector menyerang istana dan hampir mencelakakan bibinya, ratu Theodore.
Segalanya menjadi berubah untuk Swan. Dirinya tidak menyangka akan hidup dalam jadwal tersusun rapi yang telah Loreta canangkan untuknya.Anne, ibunya, memang mendampingi selama Loreta menjelaskan dan membimbingnya. Tapi Swan tidak bisa terus menerus meminta ibunya untuk berada di sampingnya. Anne memiliki pekerjaan dan tanggung jawab sendiri saat ini.Swan akhirnya mengandalkan Lexia untuk menemani dirinya.“Ini tidak cocok untukku, Lex.” Swan melepas blazer dan menghela napa dengan dengusan kesal.“Lelah?”“Melelahkan teramat sangat! Ini jauh lebih buruk dari berkebun dan tidak menyenangkan sama sekali!”Lexia tersenyum dan menarik tangan Swan untuk duduk bersamanya di sofa.“Aku menolak untuk hidup terkungkung di balik tembok kastil mawar, tapi sekarang terperangkap dalam situasi yang sama!”“Hei! Berhenti bicara dan lihat ini!”Swan mengalah dan menuruti per
Sebuah limosin hitam meluncur memasuki lobi restoran termahal di kota Barner. Seorang petugas parkir valet menyapa dengan ramah dan membuka pintu untuk mereka.Moses keluar, kemudian berjalan dengan tegap ke pintu samping dan mengulurkan tangan pada Lexia. Wanita itu menyambut dengan senyum tersipu.Penampilan Lexia malam itu sungguh mempesona.Dengan rambut pendek, Lexia justru sangat pas dengan gaun berwarna merah tua itu. Gaun dengan punggung terbuka ketat setinggi lutut, membalut tubuh Lexia dengan sempurna. Tubuhnya yang ramping dan fit tampak mempesona dan seksi.Moses menggandeng Lexia dengan bangga. Gadis yang selama ini menjadi pujaan hati, berhasil Moses dapatkan tanpa harus bersembunyi lagi. Sapaan ramah pelayan restoran yang mengantar mereka ke meja yang teah dipesan tampak kagum akan kedua tamunya.Sepasang tamu yang sangat ideal dan pas. Moses adalah salah satu dari beberapa pria tampan yang menjadi rebutan di kota Barner. Selama ini,