Lexia membangunkan Swan dan gadis itu terbangun dengan tergagap.
“Bangun, Swan!” seru Lexia dengan suara keras.
Tubuhnya masih terasa lelah karena baru terlelap setelah berkemas untuk rencana kepulangan mereka siang nanti.
“Ini masih gelap dan baru jam tiga pagi!” protes Swan sembari menyibak selimutnya.
“Ayahmu mengadakan kudeta, Swan!” pekik Lexia dengan kalut.
Swan hampir tersandung sandalnya sendiri.
“Apa?!”
Swan mengejar Lexia yang sedang mengangkat koper ke atas mobil.
“Cepat ganti baju dan kita harus kembali ke Barner secepat mungkin!”
“O-ok!”
Dengan kalang kabut, keduanya membereskan semua dan berangkat dengan buru-buru. Tidak sempat berpamitan atau mengirim kabar pada Susan dan Hary. Situasinya sangat mencekam.
Rose menelepon Lexia dan mengabarkan jika Hector menyerang istana dan hampir mencelakakan bibinya, ratu Theodore.
Segalanya menjadi berubah untuk Swan. Dirinya tidak menyangka akan hidup dalam jadwal tersusun rapi yang telah Loreta canangkan untuknya.Anne, ibunya, memang mendampingi selama Loreta menjelaskan dan membimbingnya. Tapi Swan tidak bisa terus menerus meminta ibunya untuk berada di sampingnya. Anne memiliki pekerjaan dan tanggung jawab sendiri saat ini.Swan akhirnya mengandalkan Lexia untuk menemani dirinya.“Ini tidak cocok untukku, Lex.” Swan melepas blazer dan menghela napa dengan dengusan kesal.“Lelah?”“Melelahkan teramat sangat! Ini jauh lebih buruk dari berkebun dan tidak menyenangkan sama sekali!”Lexia tersenyum dan menarik tangan Swan untuk duduk bersamanya di sofa.“Aku menolak untuk hidup terkungkung di balik tembok kastil mawar, tapi sekarang terperangkap dalam situasi yang sama!”“Hei! Berhenti bicara dan lihat ini!”Swan mengalah dan menuruti per
Sebuah limosin hitam meluncur memasuki lobi restoran termahal di kota Barner. Seorang petugas parkir valet menyapa dengan ramah dan membuka pintu untuk mereka.Moses keluar, kemudian berjalan dengan tegap ke pintu samping dan mengulurkan tangan pada Lexia. Wanita itu menyambut dengan senyum tersipu.Penampilan Lexia malam itu sungguh mempesona.Dengan rambut pendek, Lexia justru sangat pas dengan gaun berwarna merah tua itu. Gaun dengan punggung terbuka ketat setinggi lutut, membalut tubuh Lexia dengan sempurna. Tubuhnya yang ramping dan fit tampak mempesona dan seksi.Moses menggandeng Lexia dengan bangga. Gadis yang selama ini menjadi pujaan hati, berhasil Moses dapatkan tanpa harus bersembunyi lagi. Sapaan ramah pelayan restoran yang mengantar mereka ke meja yang teah dipesan tampak kagum akan kedua tamunya.Sepasang tamu yang sangat ideal dan pas. Moses adalah salah satu dari beberapa pria tampan yang menjadi rebutan di kota Barner. Selama ini,
Berita pertunangan Moses dan Lexia menggemparkan keluarga mereka. Sahabat dan rekan Anne tampak turut gembira karena tidak menyangka jika pilot kerajaan yang terkenal dengan prestasinya memilih seseorang yang berasal dari rakyat jelata.Anne yang paling tampak bahagia di antara semuanya. Wanita itu terlihat tidak menyembunyikan bagaimana dirinya begitu bangga ketika memperkenalkan Lexia pada teman dan rekannya.Emily menarik tangan Anne ketika mereka sedang mengadakan pesta pertunangan yang hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat saja.“Kau tidak memberitahu Hector?” tanya Emily dengan wajah menyelidik.Anne meneguk sampanye dan menggelengkan kepala.“Mengunjungi penjara bukan hal yang aku sukai, Em. Moses yang akan memberitahu ayahnya sendiri,” sahut Anne tanpa beban.“Kau tidak bisa begitu, Anne! Kalian belum bercerai dan Hector masih suamimu!”“Oh, kau bicara sebagai wanita yang memili
Swan masih mencoba mengatasi debaran hatinya yang kian tidak menentu.Dusk berdiri dengan wujud yang sama seperti Swan melihat terakhir kali. Dia tetap tampan dan menarik meskipun di bawah lampu yang remang-remang. Tidak ada yang berubah, kecuali cara berpakaian yang jauh lebih rapi, dan itu membuat Swan makin sulit menentukan sikap.“Aku sudah kembali dari beberapa hari lalu,” sahut Swan dengan pelan.Ada kebimbangan yang tersirat dari matanya.“Aku mencarimu, tapi kau sepertinya tidak ingin menemuiku.”Dusk langsung mengajukan pernyataan yang membuat Swan tidak lagi bisa menahan gejolak hatinya.Dia masih mencintai Swan dengan kadar yang sama.“Kupikir aku belum mendengar permintaan maaf darimu secara langsung. Jadi, buat apa aku menemuimu?” Suara Swan terdengar ketus dan jengkel.Dusk tersenyum tipis dan akhirnya melangkah ke arahnya. Pria itu duduk dengan pelan di samping Swan.&ld
“Aku menemuinya, Lex.”Swan merebahkan tubuhnya di sofa sementara Lexia meletakkan dokumen yang harus dipelajari hari itu.“Dusk?” tanya Lexia.Swan mengangguk sementara meluruskan kaki. Kamar itu terasa dingin dan Lexia menaikkan suhu pemanas ruangan.“Apa yang kalian bicarakan? Kau tahu dengan posisimu saat ini, memilih pasangan bukan hanya keputusan sepihak saja bukan? Dusk akan diinvestigasi oleh pihak kerajaan. Latar belakangnya akan dikulik dengan seksama, pendidikan juga menjadi pertimbangan termasuk sejarah hidup Dusk. Setiap hal yang pernah dia lakukan.”Dengan cemas Swan menelan cairan di mulutnya.“Apakah aku harus khawatir? Dusk hanya berandalan yang mungkin catatan kriminalitasnya tidak begitu mencekam, bukan?”“Berandalan kecil maksudmu? Ayolah, Swan! Kau mungkin tidak tahu, tapi aku paham siapa dia!”Mendadak Swan bangkit dan menatap Lexia dengan menyeli
Semua sudah berkumpul dan ratu mereka memimpin pertemuan tersebut. Jajaran para menteri yang baru duduk dengan konsentrasi penuh mendengarkan arahan ratu mereka sebelum mengajukan rencana kerja selama periode pertama jabatan mereka.Ternyata masalah yang sekarang jadi pembahasan ratu mereka adalah bagaiman mengatasi beberapa hal yang menyangkut kudeta yang baru saja dilakukan oleh Hector Barnes Reinard.Setelah menyampaikan dengan terperinci, masing-masing diberi arahan untuk mengambil tindakan pengamanan.Selain itu, Theodore juga mengatakan dengan jelas bagaimana beberapa bekas menteri akan mendapat panggilan terkait kejahatan yang telah mereka lakukan secara tersembunyi.Berhubung posisi kepala penyelidikan khusus kerajaan masih kosong karena Jack Newton dicopot dengan tidak hormat.“Penyelidikan akan berada dalam pengawasan langsung oleh Railey Paxon sebagai kepala polisi tertinggi. Dan detektif yang akan menangani akan dipilih langsung o
Lexia masih ragu saat Swan mengutarakan tentang niatnya untuk mengunjungi ayahnya yang saat ini ada di penjara.“Kenapa, Lexi? Kau tidak melarangku untuk mengunjungi ayahku sendiri, bukan?” tanya Swan dengan wajah mulai kesal.“Mengunjungi Hector saat ini mungkin akan mengundang kontroversi di masyarakat yang mendukungmu, Swan. Dia terbukti telah melakukan kudeta dan memakan korban yang tidak sedikit!”“Tapi itu semua bukan hanya andil papa saja! Merson, Weston dan Newton juga terlibat!”“Kata siapa? Moses? Ada bukti yang bisa menjerat mereka? Tidak! Mereka hanya dicopot dari jabatan dengan tidak hormat dan masih dalam penyelidikan! Sidang pun ditunda, karena buktinya tidak cukup kuat!”Swan menghela napas jengkel dan mulai kehilangan kesabaran.“Aku akan bicara dengan Moses.” Swan meninggalkan Lexia dan segera meminta pada Kate, pengawal khusus kerajaan, untuk mendampinginya.
Kedua ayah dan anak itu saling memeluk dengan erat, sementara menangis.Kate bisa mendengar dari jarak yang tidak cukup, sedu sedan keduanya.Hector kemudian menarik Swan untuk duduk bersamanya di pembaringan.“Maafkan, papa,” ucap Hector.Swan mencium tangan Hector dan menggelengkan kepalanya.“Aku tahu. Ini sudah terjadi dan kita harus fokus menyelesaikan semua masalah yang harus diungkap sepenuhnya, Papa.”Hector tampak tua dan rapuh. Rambutnya berantakan dan kumis serta jenggotnya tumbuh lebat tanpa dicukur.“Siapa saja yang terlibat denganmu, Papa? Kau harus memberikan kesaksian yang cukup jelas,” pinta Swan pada ayahnya.“Aku sudah mengatakan semua pada mereka. Tapi semua bukti telah mereka musnahkan dan kini ayahmu ini hanya dianggap mencari pengalihan saja. Tuduhan palsu adalah pernyataan yang mereka simpulkan sejauh ini.”Swan tampak kecewa dan tidak mampu menemuka
Dusk meletakkan lasagna ke dalam oven, lalu melepas sarung tangan tahan panas.Rose baru selesai menidurkan Leon dan kini waktunya menikmati masa santai dengan segelas wine. Sementara menunggu Dusk memasak untuk makan malam, Rose menyalakan televisi dan duduk dengan segelas wine di tangan.Tidak lama, tayangan berita mulai muncul dan Rose mengeraskan volume. Reporter memberitahu mengenai pengumuman penobatan ratu yang akan dilaksanakan dalam waktu tiga bulan dari sekarang.Dusk yang tadinya ada di dapur, berjalan dengan langkah pelan menuju ke ruang tengah. Sikapnya terlihat tertegun, begitu melihat Swan yang berada di layar televisi saat ini. Gadis yang tampak mulai menjadi seorang wanita sepenuhnya, mengenakan setelan jas celana panjang berwarna biru muda. Topi kecil yang menghiasi kepala, melengkapi penampilan penuh gaya Swan.Dusk menatap sepuasnya sosok tersebut. Rose menyadari jika tatapan mata itu masih menyimpan rasa yang sama. Kini dengan pandang
Lorong istana pagi itu sibuk dengan para pelayan dan pegawai istana. Hari senin pada minggu pertama tiap bulannya, adalah waktunya mengganti semua dekorasi. Dari tirai, taplak hingga pernak pernik terkecil.Swan melangkah dengan ayunan kaki mantap, menuju ke ruang neneknya. Meski riasan wajahnya menutupi kesan sembab yang disebabkan kejadian kemarin, tapi mata Swan tidak bisa disembunyikan.Semua menyapa Swan yang tidak peduli membalas sedikit pun. Gadis itu lurus berjalan tanpa menoleh atau melontarkan sapaan kembali.Kate baru saja keluar dari kantor Theodore ketika melihat Swan datang. Dengan tatapan mata nanar, Kate memandang Swan.Calon ratu Northery hanya melihatnya sekilas, tanpa menyapa, Swan segera mendorong pintu. Gadis itu melewati Kate tanpa sepatah kata pun terucap.“Putri Swan, tunggu!” tahan Kate menahan Swan untuk masuk.Sebagai pengawal pribadi ratu, Kate berhak menahan Swan untuk bertanya kepentingan bertemu The
Tempat duduk yang berbentuk ayunan di teras tersebut baru selesai diperbaiki oleh Dusk. Mereka menempati rumah bergaya country di sebuah desa yang jauh dari kota Barner. Menempuh sekitar sepuluh jam dengan menggunakan mobil.Di kota kecil inilah Dusk memilih tempat tinggal bersama Leon, putranya, dan Rose, yang ternyata bersedia menemani dirinya.Alasan Rose karena tidak ada hal lain yang ia lakukan di Barner, maka pilihannya adalah menempuh petualangan bersama Dusk. Mereka menyewa rumah yang tadinya hampir bobrok tersebut. Dusk tidak ingin menghamburkan banyak uang untuk tempat tinggal.Ia harus berhemat demi masa depan Leon nanti. Rose muncul dengan dua gelas wine dan sepiring pie hangat yang baru ia keluarkan dari oven. Dusk tersenyum samar dan menepuk ayunan untuk memastikan kokoh.“Pie yang memiliki rasa standar namun terbaik untuk saat ini,” goda Dusk sementara tangannya mencomot salah satu pie tersebut.Rose tertawa kecil dan men
Polin menatap Swan yang melesat dengan mobil porsche hitamnya, meninggalkan halaman losmen. Tidak ada yang bisa menebak kebahagian dalam hidup. Siapa pun yang berada dalam situasi Swan, pasti akan merasakan kehancuran yang mengubah segala pola pikir juga mental.Swan memacu mobil mahalnya melewati jalanan yang mulai sepi, di tengah guyuran hujan bulan September. Musim gugur baru saja dimulai dan angin bertiup cukup kencang, dengan suhu udara yang dingin dan kering. Air mata menguburkan pandangannya. Swan melihat jembatan di depan dan entah kenapa, mendadak ia menekan pedal rem.Gadis itu menepikan mobil dan untuk sesaat ia terdiam dengan pandangan ke luar. Hanya lampu jalanan yang menerangi sisi jalan. Trotoar yang biasa digunakan oleh pemakai sepeda juga pejalan kaki tampak sepi.Tidak ada satu orang pun yang ingin berkeliaran di malam musim gugur yang cukup dingin tersebut.Swan keluar dari mobil, melangkah menuju ke tempat ia hampir melompat turun untu
Gaun berwarna biru pastel selutut itu membalut tubuh Swan dengan sempurna. Pagi ini, ia baru saja selesai melakukan pertemuan resmi pertamanya dengan para anggota dewan kerajaan dengan menteri baru yang terpilih.Selama rapat berlangsung, Theodore, neneknya, menunjukkan bagaimana kiprah seorang ratu dalam memimpin rapat dan memutuskan beberapa hal penting yang mendesak.Sudah hampir seminggu lebih, Dusk tidak menemuinya lagi. Sempat Swan mendengar jika kini Dusk juga merawat bayi yang diadopsinya.Tidak banyak pembicaraan yang mereka lakukan sejauh ini. Minimnya waktu dan tuntutan pekerjaan juga tanggung jawabnya, menghalangi Swan untuk melakukan keperluan pribadi.Sementara mengganti baju dengan celana panjang dan kaos, Swan melihat Lexia masuk dan menyapanya dengan buru-buru. Rentetan kalimat yang meminta Swan membaca beberapa tugas dari Theodore, tidak ia indahkan.“Aku mau libur hari ini, Lexia!” tukas Swan dengan cepat memakai jake
Dusk memeluk Leon dengan dekapan erat penuh kerinduan. Bayinya tertawa senang seakan tahu jika pria yang ia selalu lihat dan dekat dengannya selama ini telah kembali.Leon membasahi seluruh wajah Dusk dengan ciuman penuh liur. Dusk terbahak geli sementara Leon memekik senang saat mendengar tawa ayahnya.“Kau benar-benar pencium yang buruk, Leon! Saat besar nanti, papa akan mengajari yang benar!” seru Dusk di antara derai tawa yang terlontar.Rose yang mendengar semua kelakar, tersenyum diam-diam. Siapa pun menginginkan untuk menjadi pendamping pria tampan yang ternyata bisa berperan sebagai ayah yang luar biasa penyayang.“Dia sempat rewel tidak mau tidur pada hari pertama. Aku sempat dibuat kalang kabut hingga menjelang dini hari. Ternyata Leon suka sekali tidur dengan memeluk salah satu kemejamu. Untung aku menemukannya di lemari,” tutur Rose dengan geli.Dusk terenyuh saat mendengar cerita Rose mengenai Leon sementara dir
Tiga hari berturut-turut Dusk melakukan penyelidikan dengan teliti dan cermat. Satu persatu ia bongkar dan selidiki. Segala kiprah Weston dan Newton tidak ada yang lepas dari pengamatannya.Data-data yang diberikan oleh Remmy, ahli teknologi kerjaan Northery yang notabene anak buah Kate, mampu memudahkan semua urusan yang Dusk tangani.Bahkan sector impor dan ekspor ternyata juga melibatkan mereka berdua. sejumlah kejahatan memang berhasil Dusk dapatkan melalui oknum yang ia bayar dengan mahal. Uang memang mampu menyelesaikan segala permasalahan saat ini.Orang yang pernah kedua penjahat itu tugaskan, ternyata tidak sepenuhnya melenyapkan barang bukti yang akan meringankan hukuman Hector.Secara teknis, Hector tetap saja akan menerima ganjaran atas keterlibatannya dalam aksi yang dilakukan oleh dua bekas pejabat negara tersebut.Namun tidak seperti ancaman yang akan ditimpakan pada Hector dengan tudingan makar.Sejauh ini, Kate cukup puas da
Life ChoicesLucu permainan orang dalam dunia ini. Ada yang beralasan demi kenyamanan hidup, seseorang sanggup melakukan hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya juga merugikan orang lain. Ambisi mengalahkan segalanya. Itulah yang terjadi pada sebagian manusia.Ambisi.Bagi Dusk sendiri, mendengar kisah Anne yang meninggalkan Hector adalah sesuatu yang sebenarnya tidak mengejutkan. Wanita itu berhak bahagia dan mencari tujuan hidupnya sendiri, setelah sekian lama mengalah dan mundur demi suami tercinta.Tapi Hector, seorang pahlawan negeri ini yang salah mengambil langkah, juga patut mendapat kesempatan kedua. Dia tidak pantas ditinggalkan oleh istrinya, walau Hector telah memperlakukan begitu buruk, juga tidak sepatutnya dihukum karena begitu banyak jasa untuk Northery tercinta.Hector melupakan semua urusan keluarga, mengorbankan hal-hal penting dalam hidupnya, demi negeri yang ia banggakan.Kil
Anne masih duduk dengan piring makan malam yang belum tersentuh sedikit pun. Moses duduk di seberangnya dengan raut prihatin.Ibunya masih belum mau mengunjungi ayahnya hingga detik ini.Alasan Anne cukup membuat Moses naik pitam tadinya, tapi kini ia hanya melihat seorang wanita kesepian yang masih ragu memaafkan.Hector adalah pria yang Anne cintai hampir seluruh hidupnya. Tapi kekecewaan terus Hector berikan selama dua tahun belakangan. Rasanya kembali pada pria yang membuat hidupnya berantakan adalah sulit. Bukan hanya rasa tidak percaya, tapi ada ketakutan jika masa itu akan terulang kembali.“Aku tahu, Ma. Tidak nyaman rasanya kembali pada titik yang kita tinggalkan. Tapi siapa tahu, kita bisa memulai ulang dan memperbaiki eror tersebut?”Mata Anne bergerak dan kini menatap Moses.“Kau tidak tahu, Nak. Mama terlanjur meletakkan harapan untuk kembali pada hari pergi dari rumah. Cinta dan keinginan menjalani hidup denga