Ki Darma, pemilik sebuah perkebunan seluas 100 hektar, hasil perkebunan buah sudah merambahi seluruh supermarket di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya, pekerjanya sekitar 500 karyawan dan sebagian besar adalah penduduk sekitar perkebunan, sedangkan rumah mewah bernuansa alam berdiri dengan elok seratus meter dari perkebunan. Selain kaya raya Ki Darma juga di segani dan berkuasa. Pagi itu Ki Darma memanggil, Anah, Tarjo dan Doni di ruang kerjanya, dengan wajah tegang ketiga pegawai setianya menunggu Ki Darma, mereka bertiga duduk di sofa yang menghadap meja kerja Ki Darma suasana sunyi, hanya detak jam dinding yang berbunyi, pekerja yang lainnya belum datang. Dengan perasaan was-was mereka menunggu Ki Darma, selang beberapa menit akhirnya yang di tunggu datang. Ki Darma memasuki ruangan kemudian menutup rapat pintu. Ki Darma duduk di kursi kebesarannya sementara ketiga pegawainya duduk di sofa dengan kepala menunduk. Beberapa menit kemudian, Ki Darma berucap dengan suara yang t
Satu minggu setelah kecelakaan, polisi dan tim SAR menghentikan pencarian Clara. Dan Clara dinyatakan tewas jenazahnya dan hilang terbawa arus sungai. Sementara itu Bram masih gelisah, belum lagi mendapatkan kepastian bahwa Clara melahirkan anaknya kini malah Clara hilang dan dinyatakan tewas. Tapi Bram tidak menyerah dengan segala upaya ia mencari keberadaan Hanggoro dan Atik. Dan itu menyebabkan Elin marah. “Bram, lupakan Clara, dia sudah meninggal, Mama ingin mencarikan calon istri buat kamu.” “Mah, Clara kemungkinan melahirkan anakku, aku harus menemukan anak itu.” “Mama tidak ingin cucu dari Clara, kalau Mama menginginkannya sudah dari dulu Mama mengambilnya.’ Thomas dan Bram terkejut dengan ucapan Elin. Sementara Elin menutup mulutnya dengan tangannya, Dia tak menyangka akan keceplosan. Thomas yang mendengar hal itu berdiri dan menarik lengan Elin dengan kasar. Demikian juga dengan Bram ia sangat terkejut. “Jadi benar Clara hamil dan melahirkan anak Bram?” tanya Thomas. “
Hampir satu minggu Clara terbaring di tempat tidur, badannya masih terasa sakit dan kepalanya pusing, beberapa obat masih ia minum tiap hari. Sebenarnya rasa sakit di tubuhnya bukanlah yang ia pikirkan. Tetapi amnesianya yang ia pikirkan. Bagaimana bisa Clara menjalani hari-hari tanpa tahu masa lalunya. Pagi ini Clara mencoba bangun dari tempat tidur berjalan menuju jendela. Ini pertama kalinya ia membuka jendela kamar sendiri, sebelumnya Bi Anah membukan jendela kamar untuknya. Dengan berlahan Clara membuka jendela, matanya langsung di manjakan dengan pemandangan yang luar biasa, halaman rumah yang luas dengan rerumputan hijau dan di kelilingi bunga-bunga yang bermekaran serta pepohonan besar ada di setiap sudut halaman, hampir ia tak percaya, jika ia tinggal di rumah yang seindah ini. Belum lagi Clara puas menikmati pemandangan, ia di kejutkan oleh ketukan pintu kamar. Tok Tok.. “Permisi Non,” suara Bi Anah dari balik pintu. “Masuklah Bi.” Ceklek!... suara pintu dibuka dan terli
Dua bulan sudah Clara amnesia dan Ki Darma mengubah namanya menjadi Jihan. Tugas sebagai CEO Agro Darma Group sudah menanti. Jihan {Clara} mulai melakukan kegiatan di kantor, pertemuan dan rapat penting dengan klien pun dilakukan dengan bimbingan para senior, Pak Iwan dan tentunya Ki Darma sendiri, dan tak butuh waktu lama Jihan menguasai setiap pekerjaan yang di tugaskan pada dirinya. Sore itu sepulang dari kantor Jihan diberi kejutan oleh kakeknya Ki Darma. “Jihan, kemarilah Kakek mau bicara,” titah Ki Darma yang sudah menunggu kedatangan Jihan. “Ada apa Kek,” balas Jihan sambil duduk di samping Ki Darma di sebuah sofa panjang di ruang tengah. “Ini hadiah buat kamu,” Ki Darma menyerahkan sebuah kunci mobil ke tangan Jihan. “Karena kamu dua bulan ini sudah berhasil menjadi CEO seperti yang kakek harapkan.” Lanjut Ki Darma. Jihan sejenak terdiam, rasa bahagia menyelimuti dirinya dengan haru ia berucap,” terima kasih Kek, Jihan sangat beruntung mempunyai kakek yang baik hati.” Jih
Hari-hari berlalu cepat, sudah dua minggu ini Jihan tidak berkunjung ke Rainbow Coklat Cafe, karena banyak sekali pekerjaan, hatinya semakin galau dan gelisah seperti menahan rindu pada seseorang. Benarkah Jihan rindu pada sosok vokalis yang bernama Adrian?. Rasanya tidak mungkin Ia merindukan orang yang tidak ia kenal sama sekali, itulah yang terpikirkan Jihan. Siang itu Jihan merasa ingin melakukan sesuatu untuk para pekerja perkebunan, Ia ingin memberi nasi kotak kepada seluruh karyawan, segera Jihan melangkahkan kakinya menuju kantin dan memesan 200 nasi kotak, lalu Jihan menyuruh Mala untuk membagikannya. “Mala, tolong bagikan nasi kotak ini untuk para pegawai perkebunan!” peritah Jihan, pada Mala. “Baik Bu Jihan, segera saya lakukan perintah Bu Jihan,” jawab Mala, lalu bergegas keluar ruangan. Sekitar satu jam, Mala kembali, masuk ke ruangan Jihan. “Bu Jihan, para pekerja menyampaikan terimakasih kepada Ibu, kata mereka baru kali ini CEO Agro Darma Group peduli pada para p
Sejak hilangnya Clara pada peristiwa kecelakaan itu, separuh jiwa Adrian juga ikut menghilang. Clara seorang wanita yang telah mengubah dunia Adrian, dia dinyatakan tewas dan jenazah tidak ditemukan. Adrian begitu hancur, perasaan bersalah terus menghantuinya, apalagi sekarang Jose berada di tangan keluarga Bram. Dengan berjalannya waktu, akhirnya Adrian sadar bahwa hanya meratapi kesedihan adalah hal yang salah. Oleh karena itu Adrian memutuskan untuk mencari Clara, karena dalam lubuk hatinya, Clara masih hidup. Dan sejak satu bulan ini Adrian memutuskan setiap Sabtu malam ia berkunjung ke Rainbow Cokelat Cafe. Sebuah kafe yang terakhir di kunjungi bersama Clara. Satu kilo meter dari lokasi kecelakaan. Sebenarnya bukan hanya mencari Clara, tapi juga untuk melepaskan kerinduannya pada Clara. Kesukaan Clara pada cokelat membuat Adrian ingin mengingat setiap moment bersama Clara. Di kafe Rainbow, Andrian lampiaskan segala rindu melalui lagu-lagu yang ia nyanyikan. Kebetulan w
Mendengar ancaman, Adrian tidak sedikit pun membuat Bramastio gentar, ia tetap bersikukuh tidak mengizinkan Hanggoro dan Atik menemui Jose. Dan itu membuat Adrian marah, akhirnya ia tidak dapat mengendalikan dirinya, sebuah pukulan, menghantam wajah Bramastio. Bug!.. “Sial,” umpat Bram, kemudian membalas pukulan Adrian, Dag!.. keributan itu membuat Elin dan Thomas keluar rumah. “Apa-apaan ini, berhenti!” teriak Elin. Adrian dan Bramastio menghentikan pertengkaran mereka. Dan menoleh ke arah Elin. “Ma, mereka ingin menemui Jose,” seru Bram. “Sudah, berikan saja Jose, Mama nggak mau ada keributan lagi. Tapi ingat Hanggoro, kamu harus mengembalikan Jose sore nanti sebelum senja tiba!” perintah Elin. Hanggoro hanya mengangguk, lalu Elin masuk ke dalam, dan keluar membawa Jose. Dengan cepat Bi Atik meraih Jose dan memeluk bocah berusia dua tahun itu. Kemudian Hanggoro, Atik dan Adrian, segera menuju jeep dan masuk ke dalam, lalu jeep itupun bergerak pelan meninggalkan rumah Bramastio
Bagai di pucuk cinta ulam tiba, peri bahasa yang cocok untuk Adrian saat ini. Akhirnya Adrian mendapat jalan untuk mencari Clara dan mencari tahu tentang wanita yang bernama Jihan. Dengan adanya proyek Agro Wisata di Bandung, Adrian akan lebih banyak waktu berada di Bandung. Adrian segera memasuki ruangannya dan memanggil Mery. “Mery, kita akan ke Bandung untuk menghadiri rapat dengan Agro Darma Group. Siapkan berkas-berkasnya. Dan buat kesepakatan tempat dan jam rapat. Aku akan menunggumu besok di Bandung. Aku akan berangkat dulu hari ini!” Perintah Adrian pada Mery sekretaris yang usianya dua tahun di atas Adrian. Seharusnya di usia ini Mery sudah berumah tangga, tapi dia begitu ambisius pada kariernya. “Baik Pak Adrian,“ jawab wanita bertubuh sintal, dengan rambut sebahu, dan baju yang seksi. Adrian melajukan jeep menuju rumah, setelah mengemas beberapa pakaian ke dalam koper, ia kembali melajukan jeepnya menuju kota Bandung. Adrian sengaja pergi lebih awal supaya ia b