Share

Buah Semangka

Nira menangis di luar rumah yang dibangun Arsa. Gadis itu mencoba melompat. Cukup tinggi yang bisa ia jangkau, tapi pada saat ingin terbang …

“Aduh, pantatku sakit!” ucapnya sambil memegang bagian tubuh itu. Arsa hanya tertawa saja.

“Sialan kau! Beraninya menertawakanku. Mana semua kesaktianku. Kenapa jadi hilang? Hu hu hu, kembalikan aku ke neraka!”

Arsa sampai bosan dan menyumpal dua telinganya, tapi tetap saja terdengar karena ia bukan manusia biasa.

“Kesaktiannya memang hilang, tapi cerewetnya tidak. Ya sudahlah, terima apa adanya saja,” gumam sang dewa perang.

Selain memusnahkan batu neraka di dalam dada Nira, lelaki itu juga meneteskan percik terakhir dari mata air surga. Lengkap sudah ilmu Nira hilang semua. Ditambah dengan sungai yang mengering dan pepohonan yang terbakar juga kembali seperti sedia kala.

“Kau bisa, ya, tidur santai?” Penjaga neraka itu berkacak pinggang.

“Kau ingin aku melakukan apa, ha?”

“Kembalikan pedang api milikku!”

Arsa mengabulkan permintaan pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status