Share

Bab 835

Author: Kacang Merah
Alana menghela napas. Dia sudah tahu kalau nanti saat berkemah akan ada pria tampan.

Sekarang kalau Jovan ikut, gimana dia bisa terang-terangan mendekati pria ganteng?

"Oke, nggak apa-apa. Makin banyak yang ikut, makin ramai."

Karena Kakek Jacob sendiri yang ingin menciptakan momen bagi Jovan dan Alana, Reina sebagai sahabat Alana pun tidak enak hati kalau harus merusak rencana itu.

"Kalau gitu nanti kalian naik mobil sendiri?"

"Ma, aku ikut sama Mama dan Riki," sahut Riko.

Riko tahu betul kalau dia ikut di mobil Alana dan Jovan, dia harus mendengar kedua insan itu bertengkar tanpa henti sepanjang jalan.

"Nana, aku juga ikut mobilmu."

Setelah itu, Alana berkata pada Jovan yang berdiri tidak jauh darinya, "Kamu nyetir sendiri ya, kami cewek-cewek satu mobil."

Jovan mengernyit, namun tetap menjawab, "Ya, ya."

Begitu Alana dan Riko masuk ke mobil, mereka langsung mengobrol dengan Riki dan Gaby. Tidak butuh waktu lama bagi mereka semua menjadi akrab satu sama lain.

Butuh waktu dua jam untu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Haahaha...... Jovan aja cemburu sm Ari......Gmana Maxim yaa, kalo ga buta......hahahahabs dikirim ke Afrika lg tuh ai Ari....
goodnovel comment avatar
Maulanie Arie Ishanti
cerita bagus & menarik, romantis, lucu.....menggemaskan
goodnovel comment avatar
Dessy Behuku Mades
update harus sampai selesai dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 836

    "Ari, aku sering dengerin lagumu, suaramu bagus banget! Aku boleh minta tanda tangan nggak?" Alana langsung kelepek-kelepek.Ari tersenyum, "Boleh dong, kita juga bisa tukeran nomor WhatsApp. Kamu 'kan teman Nana, artinya kamu temanku juga.""Wahhh, oke!"Kedua gadis itu lompat kegirangan.Melihat Gaby, Alana dan Ari sedang sibuk sendiri, Reina pun pergi memotret Riki dan Riko.Riko terlihat sangat kesal karena saat ini sedang mengenakan baju Crayon Shin-chan yang dibeli Reina."Riko, senyum! Ayo senyum!"Riki menarik gambar gajah yang terpampang jelas di baju Riko, lalu berkata, "Kak, ayo senyum!"Riko jadi makin jijik, dia tersenyum terpaksa, sangat kontras dengan Riki yang tersenyum cerah di sebelahnya."Oke, ganti gaya!"Reina sangat suka memotret kedua anaknya.Setelah mengambil beberapa foto, Reina memanggil Deron."Deron, sini foto sama Riki dan Riko."Di mata Reina, Deron lebih dari sekedar teman. Pria ini sudah menyelamatkannya beberapa kali dan kedua anaknya juga sudah memper

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 837

    "Kamu nggak apa-apa?" tanya Ari.Pipi Gaby memerah, lalu dia menggelengkan kepalanya, "Iya, nggak apa-apa."Semua wanita pasti akan tersipu saat berhadapan dengan pria tampan.Gaby menenangkan hatinya dan mengatakan pada diri sendiri kalau Ekki juga sangat tampan.Mereka semua tidak tahu kalau saat ini Ekki dan Maxime sudah sampai di Gunung Skandina juga.Keduanya masih ada di dalam mobil dan saat ini Ekki masih memberi penjelasan pada Maxime, "Ari itu artis pesolek. Belakangan ini banyak yang harus kuurus di kantor, aku terlalu sibuk jadi lupa sama dia. Eh, dia malah manfaatin kesempatan ini buat diam-diam pulang ke sini."Ekki masih tenang saat menceritakan hal ini, namun sesampainya di kaki gunung dan melihat tunangannya ditopang oleh seorang pria pesolek dan membuat wajah Gaby merona, Ekki seketika naik pitam."Orang ini!"Ekki bahkan tidak memedulikan Maxime, "Bos, aku harus turun mengurus sesuatu. Tunggu aku sebentar.""Ya."Ekki bergegas keluar dari mobil dan langsung berlari me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 838

    Maxime mengenakan jas pas badan, tubuhnya tinggi dan proporsional serta memancarkan aura yang menakjubkan.Ari melihat Maxime berjalan menghampiri. Maxime memang tidak bisa melihat, tapi entah mengapa dia bisa merasa aura penindasan."Kak Max!" panggil Jovan."Ya."Maxime menjawab.Entah kenapa begitu dia datang, tempat itu seketika jadi dingin dan semua orang jadi tidak bebas.Reina terkejut. Awalnya dia pikir Ekki datang karena mengkhawatirkan Gaby, tapi sekarang sepertinya tidak seperti itu?Di depan Ari, Reina tidak bisa langsung bertanya pada Maxime kenapa dia datang.Reina pun berkata, "Gimana kalau sekarang kita cari tempat tinggal dulu?"Ari menjawab duluan, "Di depan sana ada kayak penginapan gitu, aku sudah pesan kamar buat kalian, tapi aku nggak nyangka ternyata orangnya sebanyak ini, jadi kayaknya semuanya harus desak-desakkan deh.""Nggak masalah." Alana benar-benar tidak takut dan langsung berkata, "Jovan, Ekki, Maxime, kalian 'kan tamu nggak diundang, jadi kalian bertiga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 839

    "Semuanya, ayo makan dulu," kata bos.Mereka pun pergi ke ruang makan di lantai pertama. Di atas meja sudah tersaji beberapa masakan rumahan sederhana, tapi kelihatannya sangat menggugah selera.Ari berkata, "Hari ini kita makan di sini, besok kita akan mendaki gunung sambil mendirikan tenda untuk berkemah."Para wanita sangat puas dengan pengaturannya.Namun tidak lama kemudian, beberapa orang mengantar makanan lezat dari lereng gunung.Jovan berkata, "Ari, aku nggak enak kalau cuma kamu yang traktir. Jadi, aku pesan tambahan makanan."Ari mengangkat alisnya, lalu melepas masker dan memperlihatkan wajah ras campurannya yang terlihat sangat mencolok."Oke, kalau gitu aku nggak sungkan ya."Jovan tidak suka melihatnya seperti itu.Setelah makan, dia-diam Jovan berkata pada Maxime, "Kak Max, kamu harus berhati-hati. Ari ini kelihatannya benar-benar ...."Tidak tahu bagaimana menjelaskannya, Jovan pun membandingkan Ari dengan Revin."Dia lebih ganteng dari Revin dan poin pentingnya adalah

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 840

    Setelah mendengar ucapan Reina, Maxime menjawab dengan dingin, "Mereka itu anak-anakku. Tentu aku akan bersabar dan memperlakukan mereka dengan baik."Reina pun merasa lega dan kembali ke anak-anaknya.Malamnya ....Semua orang kembali ke kamar untuk beristirahat dan Riki memeluk paha Maxime, "Papa, kamu nggak boleh ke mana-mana ya malam ini. Kita berempat tidur bareng, oke?"Begitu Riki mengatakan hal ini, semua orang pun menoleh.Sebelum Maxime sempat menjawab, Riko menyahut dengan dingin, "Riki, memangnya kamu masih anak kecil?""Om Ari 'kan sudah pesan kamar sendiri buat kita, ayo kita tidur berdua."Entah kenapa, Alana tersenyum kecil saat Riko berkata Riki masih anak kecil, "Riko, kamu itu seumur Riki."Riko memutar bola matanya.Alana merasa makin lama Riko makin tidak imut.Riki pun mulai merengek, "Biarin! Aku mau tidur sama Papa Mama. Kalau Kakak sudah besar, kamu tidur aja sendiri."Amarah Riko hampir meledak."Sini!""Nggak mau!" Riki memeluk Maxime lebih erat, "Papa, tolon

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 841

    "Kamu mau kubantu?" tanya Reina balik.Dasar sombong, jelas-jelas butuh bantuan orang lain, tetap saja mulutnya tidak mau mengucapkan kata 'tolong'.Maxime mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan setelah terdiam lama dia pun membuka mulutnya dan menjawab, "Ya.""Mana ada orang minta tolong kayak kamu? Harusnya kamu bersikap sopan sedikit. Coba ulangin, kamu mau minta tolong apa?" Jarang-jarang Reina punya kesempatan mempersulit Maxime, kalau Reina melepaskan kesempatan ini begitu saja, bukankah artinya dia bersalah pada diri sendiri yang dulu selalu ditindas Maxime?Saat ini Maxime ingin sekali rasanya memotong gaji Ekki. Bisa-bisanya Ekki melemparnya ke Reina lalu menelantarkannya begitu saja.Maxime punya OCD, dia sudah pasti tidak bisa tidur kalau tidak mandi dulu, apalagi malam ini harus tidur di tempat asing.Lagian, meski tidak mandi pun, dia tetap harus ke toilet bukan?Reina memanfaatkan situasi ini."Tolong bantu aku mandi." Maxime langsung menyesal begitu ucapan ini terlontar da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 842

    "Mmm, nggak juga sih. Kamu memang perlu waktu di tempat baru, tapi kalau tempat lama bisa langsung ingat kok. Biasanya aku cuma perlu bimbing kamu selama tiga hari, terus abis itu kamu bisa ingat sendiri. Bisa dibilang, sebenarnya kamu nggak butuh bantuanku." Setelah Reina selesai bicara, dia meletakkan sikat gigi ke tangan Maxime dan berkata, "Ayo sikat gigi, abis itu kita tidur."Maxime tidak berkata apa-apa dan mulai mandi.Dia cuci muka, lalu gosok gigi."Kamu keluar sebentar."Reina bingung, "Kenapa?""Aku mau mandi."Reina pun menggumam, "Orang udah pernah lihat juga."Maxime menahan lengan Reina dan berkata, "Apa katamu?""Bukan apa-apa," sangkal Reina.Karena Maxime kira dia salah dengar, Maxime pun melepaskan tangan Reina dan tiba-tiba mendengar suara aneh di tengah pancuran air."Ekki, bajingan! Keluar dari sini!"Itu adalah suara Gaby. Meski suaranya tidak terlalu keras, namun tetap samar-samar terdengar.Karena semua adalah orang dewasa, tentu mereka mengerti apa yang terja

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 843

    Jovan terbatuk, membuat kamar itu hening seketika.Lalu, Jovan langsung menarik Alana ke kamarnya.Alana langsung panik, "Jovan bajingan! Kamu mau ngapain? Aku panggil polisi lho."Jovan mengernyit, melepaskan Alana, lalu menutup pintu dengan punggung tangannya, "Aku nggak minat sama kamu."Alana menghela napas lega.Lagian Jovan tidak pernah tertarik padanya, pria itu pasti tidak berniat melakukan sesuatu padanya."Terus ngapain kamu narik aku ke kamarmu?"Jovan duduk dan menatap Alana dengan serius, "Alana, bagaimanapun juga di mata orang luar itu kita tunangan. Aku nggak mau dipermalukan sama kelakuanmu.""Kalau kamu memang suka sama si artis pesolek itu, kamu langsung bilang aja ke kakek."Alana pun sadar kalau Jovan sudah salah paham."Kamu gila ya? Di kamarku nggak ada cerek, aku tanya sama pemilik penginapan katanya di kamar Ari ada banyak.""Terus mana cereknya?"Jovan tidak memercayai omong kosong Alana, kalau dia butuh pemanas air, ngapain keluar mengendap-ngendap begitu?Ala

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2222

    Maxime menginstruksikan pengawalnya, "Jangan biarkan dia tidur malam ini. Tentu saja, kalian harus bersikap lembut padanya, jangan lupa panggil dokter buat periksa keadaannya. Aku nggak mau dia sampai mati."Maxime mengatakan bahwa dia akan membuat hidup Morgan lebih buruk daripada kematian, dia akan memastikan bahwa Morgan tetap hidup.Kematian akan terlalu murah untuk Morgan. Selain itu, dia kembaran Maxime sendiri, jadi dia tidak akan membiarkan Morgan mati begitu saja....Keesokan harinya, Reina terbangun oleh dering telepon.Dia tidak membuka matanya, mengusap-usap telepon dengan lelah.Maxime mengulurkan tangannya yang panjang dan mengambilnya terlebih dahulu sambil berkata, "Ini ponselku, Ibu telepon.""Oh."Maxime mengangkat telepon dan mendengar suara cemas Joanna di sisi lain telepon, "Max, adikmu hilang. Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Suara ini tidak pelan dan Reina bisa mendengar apa yang dikatakan Joanna. Dia langsung menatap Maxime.Dia tahu ini pasti ulah Maxime.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2221

    "Ayo pulang." Reina berdiri.Maxime meraih tangan Reina. "Aku mau lihat lukamu."Reina membeku.Berpikir bahwa Maxime sudah tahu, dia tidak mengelak dan memperlihatkan luka di lehernya.Karena dibungkus kain kasa, Maxime tidak melihat bagian dalamnya."Aku nggak apa-apa," kata Reina."Ayo ke rumah sakit." Maxime sedikit khawatir dan dia tidak berani membuka kain kasa Reina dengan asal.Reina tidak ingin pergi, tetapi sikap Maxime begitu memaksa, jadi dia tetap mengikutinya ke rumah sakit.Di dalam rumah sakit, dokter membuka kain kasa Reina, memperlihatkan luka sepanjang jari di sana.Lukanya sangat dalam, seharusnya itu bukan luka ringan.Mata Maxime sedikit menyipit. "Dalam sekali lukanya. Kenapa menyembunyikannya dariku?""Ini sudah nggak apa-apa kok," jawab Reina.Jemari Maxime sedikit gemetar saat menyentuh leher Reina. "Jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku, ya?"Suaranya sedikit serak.Reina mengangguk lagi. "Ya, aku mengerti."Lagi-lagi dia menjawab dengan ekspresi tidak pe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2220

    Maxime keras kepala, membuat Reina sedikit tidak berdaya. "Nggak perlu, sungguh. Kalau kamu di sini, gimana aku bisa kerja?""Bagaimana kalau aku kerja sama kamu?" Maxime menambahkan.Reina tidak tahu harus berkata apa lagi saat Maxime begitu serius, tidak terlihat seperti berbohong."Kalau begitu kamu bisa tetap di sini hari ini." Pada akhirnya, Reina terpaksa harus berkompromi.Maxime menyuruh seseorang untuk membawa dokumen-dokumen yang harus dikerjakan.Asisten Reina sedikit ragu. Bagaimanapun juga, Maxime adalah orang luar.Reina berkata kepadanya, "Nggak apa-apa, suamiku nggak sejahat itu sampai ingin mengambil alih properti keluargaku."Perusahaan Maxime sendiri tidak kalah dengan perusahaannya.Keduanya juga punya empat anak laki-laki. Ketika mereka meninggal kelak, bukankah harta mereka akan menjadi milik anak-anak mereka?Keempat anak itu adalah putra Maxime, jadi dia tidak perlu sampai berbuat seperti itu.Selain itu, Maxime orang yang sangat berprinsip, mana mungkin dia men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2219

    Entah sudah berapa lama, Maxime meminta sopir mengemudikan mobilnya ke Grup Yinandar.Jika benar seperti yang dikatakan Morgan, bahwa hal seperti itu menimpa Reina, apa yang harus dia lakukan agar bisa menghiburnya?Tidak lama kemudian, mobil tiba di lantai bawah Grup Yinandar.Maxime keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian dalam perusahaan.Orang-orang di Grup Yinandar tentu saja mengenal Maxime. Ketika melihatnya, mereka langsung mengantarnya ke kantor Reina.Kantor presdir.Reina sedang bekerja ketika asistennya mengetuk pintu. "Bu Reina, Pak Maxime datang."Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.Maxime mengenakan setelan jas dan memiliki bentuk tubuh yang tegap. Namun, saat ini wajahnya terlihat sedikit lelah."Kenapa kamu ke sini?" Reina agak terkejut, di jam-jam seperti ini, bukankah seharusnya dia berada di tempat kerja?Setelah asisten pergi dan menutup pintu, Maxime berjalan lurus ke arah Reina."Nana." Matanya dalam, ada emosi kompleks yang tersembunyi di da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2218

    Maxime menopang dagunya dengan satu tangan dan menatapnya dengan tatapan dingin. "Reina nggak bilang apa-apa, karena itulah aku bawa kamu ke sini. Katakan, apa yang kamu lakukan padanya kemarin malam?"Ekspresi Morgan langsung berubah ketika mendengar ini."Aku tahu kalau Nana bukan orang yang suka menyebarkan berita."Dia menarik napas dalam-dalam. "Apa aku boleh bicara sambil duduk?"Maxime menoleh ke pengawalnya, yang dengan cepat memindahkan kursi untuk Morgan.Morgan duduk dengan pandangan tajam."Tadi malam aku sama Nana melakukan sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu."Sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu?Maxime mengerutkan kening. "Terus terang saja, apa yang terjadi sebenarnya."Dia tidak suka dengan pernyataan bodoh itu."Hal-hal yang berhubungan dengan suami istri!" kata Morgan.Detik berikutnya, Maxime bangkit dan menendang tepat di jantungnya."Braak!" Dengan gebrakan keras, Morgan jatuh tersungkur ke lantai. Tangannya menutupi dadanya, napasnya terengah-engah.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2217

    Detik berikutnya, Reina membuka matanya dan bertemu dengan tatapan Maxime yang penuh perhatian.Dia buru-buru meraih tangan Maxime. "Kenapa belum tidur?""Nggak bisa tidur, jadi nggak tidur lagi," jawab Maxime."Ya, tutup matamu dan tidur lagi. Besok kamu masih harus kerja," kata Reina.Maxime mengangguk, tetapi tidak melepaskan pelukannya.Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Sepertinya kamu belum nyenyak sejak kembali dari tempat Sisil. Apa terjadi sesuatu di sana?"Reina membeku, tetapi kembali tenang dengan cepat."Memangnya apa yang bisa terjadi? Aku cuma nggak bisa tidur kalau bukan di kamar sendiri, jadi kurang tidur."Melihat Reina terus berbohong dan tidak mau mengatakannya, Maxime memutuskan untuk tidak melanjutkan masalah ini.Besok dia akan menemui Morgan dan menanyakan langsung kepada Morgan apa yang terjadi.Keesokan harinya.Reina terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik dan sudah tidak terlalu mengantuk lagi.Mungkin karena dipeluk oleh Maxime, jadi dia t

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2216

    Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2215

    Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2214

    "Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status