Share

Bab 379

Author: Kacang Merah
Riko dan Lyann juga bergegas datang.

Lyann yang buka mulut duluan, "Aduuh cucu kesayanganku, kamu dipukul di mana?"

Lyann sangat marah hingga napasnya menggebu-gebu.

Riko langsung melirik Riki.

Riki pun terpaksa bohong dan berkata, "Aku cuma bercanda."

"Bercanda ?" Lyann menatap Maxime.

Maxime langsung mengikuti permainan Riki. "Barusan Riki ngajak aku taruhan, katanya kalian pasti bakal percaya kalau aku mukul dia."

Riki terdiam.

Riko juga terdiam. Ayah bajingan mereka ini menang selangkah dari mereka.

Riki sangat menyesal karena kalah.

Lyann menghela napas lega, "Anak bodoh, kenapa taruhan begitu? Kita itu harus jujur, nggak boleh bohong ... ngerti ya?"

"Aku tahu, aku minta maaf, Nek." Riki langsung meminta maaf.

Reina juga agak marah, "Riki, nggak boleh bercanda kayak gini lagi ya? Nenek dan Mama khawatir."

Riki tidak pernah dirugikan separah ini.

Selama ini Riki adalah bintang keberuntungan keluarga, sekarang dia malah kalah di tangan ayah bajingannya. Dia tidak terima, pokoknya ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hidayati Nafi'ah
kq ceeitanya jdi muter2 ya...sdh gitu mwnghabiskan koin buanyak...ya sudahlah...sy mpe sini saja...terima kasih cukup menghibur...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 380

    Wajah kecil Reina langsung memerah dan tidak berani bergerak.Reina menatap ke sekeliling kamar Maxime.Sepertinya Maxime merenovasi kamar ini. Sekarang nuansa kamar ini terlihat lebih sejuk dan ruangannya tampak menjadi lebih besar, tidak lagi terasa seperti gudang.Gaya Maxime masih seperti dulu. Kamar ini dirapikan dengan begitu cermat, bahkan tempat pena diletakkan di sisi paling kanan tempat pena.Perlahan, Reina mengalihkan pandangannya pada tangan Maxime.Dari mana datangnya bekas luka ini?"Kok tanganmu bisa tergores kaca?" Reina akhirnya bertanya.Maxime sudah lama tidak memangku Reina seperti ini, wangi tubuh Reina membuat napasnya berat. "Aku nggak ingat."Hanya orang bodoh yang mau mengaku.Kalau Maxime mengaku, bukankah artinya Maxime mengungkapkan kalau ingatannya sudah kembali? Nanti dia diusir Reina lagi.Reina menghela napas. "Sayang sekali, kamu juga lupa dulu kerjaanmu apa?""Memangnya apa kerjaanku?" Maxime bertanya dengan polos."Nggak ada."Reina teringat beberapa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 381

    Reina membungkus rapat tubuhnya dengan selimut dan buru-buru menolak, "Nggak, nggak."Reina merangkak keluar dari pelukan Maxime, langsung memakai bajunya kembali dan diam-diam keluar dari kamar Maxime.Reina tidak sadar kalau dalam kegelapan, ada dua pasang mata anak kecil menatapnya.Riki berbisik, "Kok ayah bajingan bohong? Jelas-jelas Mama ada di kamarnya."Riko yang relatif dewasa sebelum waktunya pun terpikir sebuah kemungkinan."Sialan! Padahal aku sudah berjaga-jaga dari dulu, tetap aja kecolongan!""Maksudnya?" Riki tidak mengerti.Riko sebenarnya juga tidak banyak tahu, dia pun menjawab, "Makanya kamu nonton serial romantis di TV! Apa lagi yang akan dilakukan pria dan wanita kalau cuma berduaan? Ya ciuman!"Selama ini Riki selalu berada di rumah sakit. Sedangkan Riko tinggal bersama Lyann. Setiap berada di rumah, Lyann pasti akan nonton TV dan acara yang sering ditonton adalah serial drama romantis.Setiap menonton Lyann sangat tersentuh dan menangis. Meski Riko tidak suka ti

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 382

    "Teng! Teng!" Jam pendulum bergaya Eston di ruang tamu berdentang.Lyann menoleh dan bergumam, "Ya ampun sudah jam 12, aku tidur dulu.""Oke."Setelah Lyann pergi, Reina meletakkan tangannya di perutnya yang sedikit membuncit sambil merenungkan perkataan Lyann tadi. Segala macam emosi berkecamuk dalam hati Reina.Padahal jelas-jelas beberapa hari yang lalu Lyann masih sangat membenci Maxime. Kenapa sekarang berubah 180 derajat?Lyann juga bilang ... Reina boleh balikan sama Maxime?Reina menatap Maxime dan kedua anaknya di kejauhan, lalu menggeleng.Tidak, dia tidak boleh hidup seperti dulu.Setelah selesai menyingkirkan batang pohon yang menghalangi jalan, Maxime membawa kedua anak kecil itu kembali ke rumah dan Reina langsung pergi menyalakan perapian agar mereka tetap hangat."Cuci tangan dan kaki pakai air panas dulu, baru tidur ya."Kedua anak kecil itu mengangguk.Kedua anak itu hanya mengarahkan Maxime dan mereka tidak merasa kedinginan sama sekali.Tangan Maxime yang mulus dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 383

    Dulu, Reina harus menemani Maxime pulang ke kediaman utama setiap hari libur.Jadi tentu tahun baru adalah hari wajib untuk mereka pulang.Tapi kali ini, Reina tidak mau pergi."Aku sibuk, nggak punya waktu. Kalau Maxime mau, bawa aja dia." Setelah itu, Reina langsung menutup telepon.Di sisi lain, Joanna marah saat teleponnya ditutup. "Dia makin sulit diatur. Kalau Max nggak kehilangan ingatannya, mana mungkin dia jadi liar begini!"Sekretaris di samping Joanna pun bertanya, "Jadi apa kita masih perlu menjemput Pak Max?""Ya. Biarin aja kalau Reina nggak mau datang. Tapi Max wajib datang, dia cucu tertua Keluarga Sunandar."Joanna sebenarnya tidak mau Maxime muncul di acara malam ini. Joanna takut akan mendapat malu karena Maxime buta dan amnesia.Namun Tuan Besar Latief sendiri yang meminta Maxime pulang menemuinya.Selama ini Tuan Besar Latief memang tidak ikut campur dalam urusan bisnis, tetapi dia memiliki banyak orang kepercayaan di perusahaan, Joanna dan Morgan tidak dapat menya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 384

    Tahun Baru tahun ini, Keluarga Sunandar hanya mengadakan makan malam keluarga dengan para kerabat dekat, tidak ada tamu lain.Meski begitu, kediaman utama tetap ramai.Tuan Besar Latief sedang duduk di ruang makan, mengupas lengkeng untuk Tommy cicitnya yang bersikap manja dan arogan.Tommy terlihat sombong dan tidak menganggap orang lain yang hadir sebagai manusia."Kakek buyut, aku mau itu." Tommy menunjuk gelang manik-manik di tangan seorang pria paruh baya dan memintanya.Pria paruh baya itu adalah putra dari adik Tuan Besar Latief. Dia terlihat tidak senang saat Tommy meminta gelang manik-manik yang dipakainya. "Tommy, ini bukan mainan. Kalau kamu suka, besok aku kasih yang lebih bagus."Dia telah memakai gelang ini selama delapan tahun, mana mungkin rela memberikannya pada anak kecil?"Nggak! Nggak mau, aku mau yang itu, Kakek buyut ...."Setelah itu Tuan Besar Latief menepuk tangan kecil Tommy. "Oke, oke."Tuan Besar Latief pun melirik keponakannya.Pria paruh baya itu hanya bis

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 385

    Penghinaan?Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Ekki, ekspresi Reina tetap tenang."Apa hubungannya sama aku?"Dulu saat Reina mengalami segala macam penghinaan di Keluarga Sunandar, Maxime juga tidak membantunya.Ekki tercekat.Dia merendahkan suaranya, "Tolong bantu Bos kali ini, dia 'kan pernah menyelamatkanmu."Reina jadi ingat, waktu di luar negeri Maxime memang pernah menolongnya saat berhadapan dengan Tuan Draco.Dia terdiam lama sebelum menjawab, "Lagian kalau aku pergi ke sana, aku bisa apa? Maxime nggak bisa lihat, aku nggak bisa mendengar, aku bisa bantu apa?"Yang dikatakan Reina bukan alasan semata. Dia tahu keluarga kaya seperti Keluarga Sunandar tidak akan pernah menganggapnya ada."Ini ...." Ekki ragu-ragu.Reina kira kalimat ini akan membuat Ekki menyerah, jadi Reina pun berdiri dan hendak pergi.Namun, Ekki menyahut, "Alasan utamanya karena aku merasa lebih tenang kalau Nyonya ada di sana."Ekki tahu Reina adalah wanita yang sangat tangguh. Kalau Reina menemani Ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 386

    Kediaman utama Keluarga Sunandar.Suasana hati Joanna jadi sangat baik setelah mendapat telepon dari Riko.Riko berinisiatif untuk menemuinya, padahal dulu Riko selalu berusaha menghindarinya.Saat ini Maxime belum kunjung datang sehingga kerabat lain mulai bergunjing."Jangan-jangan si Maxime beneran nggak mau datang?""Maxime sudah janji akan datang, dia nggak pernah ingkar janji.""Kamu belum dengar beritanya? Maxime itu sekarang buta. Ckck, apa dia datang ke sini untuk mempermalukan diri sendiri?""Hah? Masa?"Semua orang penasaran Maxime itu benar-benar buta atau hanya pura-pura saja. Kalau benar buta, maka malam ini pasti ada pertunjukkan menarik.Akhirnya, Maxime sampai dan pelayan menuntunnya masuk.Semua orang menoleh ke pintu dan melihat seorang pria berpenampilan rapi dan terlihat berwibawa, tetapi mata yang dulu terlihat tajam tidak lagi bersinar dan pria itu perlu dituntun kepala pelayan untuk sampai di aula.Setibanya Maxime di aula pertemuan, dia tidak memanggil siapapun

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 387

    Rendy masih tidak mau melepaskan Maxime saat melihat pria itu duduk sendirian di pojokan.Dia masih ingat betapa sombongnya Maxime saat dulu dia baik-baik saja.Rendy melirik ke arah Morgan dan mendapati pria itu tidak melakukan apa pun untuk melindungi kakaknya. Jadi, Rendy pun berani menghampiri Maxime sambil membawa segelas anggur."Max, kalau sekarang kamu minum anggur di tanganku dan minta maaf, aku nggak akan buat perhitungan denganmu." Rendy menggoyangkan gelas anggur di tangannya, lalu meludah dan memberikan gelas itu pada Maxime.Maxime bahkan tidak mengangkat kepalanya.Rendy jadi geram saat melihat Maxime mengabaikannya. Dia membungkuk dan merendahkan suaranya, "Kamu pikir kamu masih sama seperti Max yang dulu? Bagiku, meremasmu sampai mati sama gampangnya seperti menginjak semut! Kuberitahu ya, sebaiknya kamu sadar diri."Kerabat lain menoleh, tetapi tidak ada yang berani maju untuk membantu.Tangan Maxime mulai menegang dan mengepal, dia hendak menghajar Rendy saat tiba-ti

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status